Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HAK ASASI MANUSIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan

Dosen pengampu :

Dr.Subagyo Sri Utomo, S.H, M.H, CLI,CPL.

Disusun Oleh :

Puput Amelia

20923297

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BISNIS

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

INTERNASIONAL WOMAN UNIVERSITY


2023
Kata pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 16 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................................1

1.3 Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................3

2.1 Pengertian HAM.............................................. ............................................4

2.2 Ciri - ciri Hak Asasi Manusia.......................................................................5

2.3Macam-Macam Hak Asasi Manusia Dan Contohnya....................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................7

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak asasi manusia (HAM) sebagai gagasan serta kerangka konseptual tidak

lahir secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam Universal Declaration of Human

Right 10 Desember 1948, namun melalui suatu proses yang cukup panjang dalam

sejarah peradaban manusia. Awal perkembangan HAM dimulai ketika ditandatangani

Magna Charta (1215), oleh Raja Jhon Lacklaand. kemudian juga penandatanganan

Petition of Right pada tahun 1628 oleh Raja Charles I. Dalam hubungan inilah

maka perkembangan hak asasi manusia ini sangat erat hubungannya dengan

perkembangan demokrasi.Indonesia merupakan negara hukum yang mana di

dalam negara hukum selalu ada pengakuan dan perlindungan terhadap hak

asasi manusia. Semua manusia akan mendapat perlakuan yang sama kedudukannya

dalam hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Termasuk juga hak seorang anak

ini semua telah di atur di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 pada Pasal 28B ayat 2 yang berbunyi “Setiap anak berhak atas

kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari

kekersan dan diskriminasi”. Dapat terlihat jelas bahwa di negara Republik Indonesia

dijamin adanya perlindungan hak asasi manusia berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum

d a n b u k a n ke m aua n s es eor ang a t au golongan y an g menjadi dasar keku asaan .1

Didi Nazmi. Konsepsi Negara Hukum. Angkasa Raya: Padang. 1992. hal 50.
Di Indonesia sendiri hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat di pisahkan

dengan pandangan filsafat Indonesia yang terkandung dalam Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD NKRI 1945)

yang dinyatakan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945 “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Dalam pernyataan ini

terkandung jelas pengakuan secara yuridis hak asasi manuia tentang kemerdekaan

sebagaimana yang terkandung dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Pasal 1 .

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Hak Asasi Manusia

adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberdaan manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

d i h o r m a ti , di j unj ung t i nggi da n d i j u n j u n g o l e h n e g ar a , h u k u m , p em e r i n ta h d a n

setiap orang demi kehormatan serta perlindung an harkat dan martab at man usia.

Jadi, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia yang

dibawanya sejak lahir yang berkaitan dengan martabat dan harkatnya sebagai

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang tidak boleh dilanggar, dilenyapkan oleh siapa

pun juga.

Berhubung hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dibawa

manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, maka perlu dipahami

bahwa hak asasi manusia tersebut tidaklah bersumber dari Negara dan hukum,tetapi semata-mata
bersumber dari Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya,

sehingga hak asasi manusia itu tidak bisa dikurangi (non derogable rights).3

. Tidak terkecuali seorang anak yang masih dibawah tanggung jawab oarang tuanya.Maraknya
terjadi pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia misalnya

kasus yang sedang hangat-hangatnya di bicarakan yaitu tentang pencurian sendal


jepit yang dilakukan oleh anak dibawah umur dan diadili dengan ancaman pidana

yang sangat memberatkan. Dapat terlihat jelas bahwa kurangnya perlindungan hak

asasi manusia terhadap anak pelaku tindak pidana. Tidak hanya itu di dalam penjara

sendiri perlindungan hak asasi terhadap anak pun menjadi lolos pantauan ini

terbukti dengan di temukannya kakak beradik yang gantung diri di dalam rumah

tahanan itu sendiri.Bukan hanya anak sebagai pelaku tindak pidana yang menjadi perhatian

untuk diberikan hak asasi manusianya tapi juga anak sebagai objek dari pelanggran

hak asasi manusia itu sendiri. Misalnya saja memperkerjakan anak menjadi

pembantu rumah tangga dan tidak sedikit diantaranya menjadi korban kekerasan

oleh majikannya sendiri. Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (

Internasional Labor Organization ), terdapat sekitar 200 juta anak-anak bekerja

atau aktif secara ekonomi di luar rumah karena kemiskinan atau urbanisasi4

Sementara di Indonesia sendiri menurut data yang di kelurkan oleh Biro

Pusat Statistik (BPS), diperkirakan sejumlah 2,4 juta anak-anak usia 10 samapai

dengan 14 tahun aktif secara ekonomi. Belum lagi anak yang berada di bawah usia

10 tahun. Angka yang di kelurkan oleh BPS konservatif, artinya masih kecil jika

Rozali Abdullah. Perkembangan HAM dan keberadaan Peradilan HAM di Indonesia.

Rozali Abdullah. Perkembangan HAM dan keberadaan Peradilan HAM di Indonesia.

Ghalia Indonesia. Jakarta. 2001. hal 104

ILO, “IPEC Programme Document”, 1993, hal. 4.


dibandingkan dengan realitas anak-anak usia belajar yang putus sekolah yang

diperkirkan berjumlah 6,5 juta, bahkan peneliti dari berbagai lembaga yang peduli

dengan masalah pekerja anak menyebut angka yang lebih besar. Dr. Irwanto

mengungkap angka 6 juta anak bekerja, dan penelitian lain memperkirakan sekitar

10 juta manusia.

Permasalahan hak asasi manusia bagi anak ini tidak luput menjadi perhatian

negara di dunia termasuk Indonesia. Berbicara tentang sejarah perkembangan hak

anak dimulai dengan usaha perumusan draf hak-hak anak yang dilakukan oleh Mrs.

Eglantynee Jebb, yaitu seorang pendiri Save the Children Fund. Setelah melakukan

programnya merawat par a pengung si an ak-anak di Balk an setelah Peran g Dunia

Pertama, Jebb membuat draf “Piagam Anak” pada tahun 1923 beliau menulis:

“Saya percaya bahwa kita harus menuntut hak-hak tertentu bagi anak-anak

dan memperjuangkannya untuk mendapat pengakuan universal”.6

PBB sendiri mengesahkan Konvensi Anak pada tanggal 20 November 1989

dan diikuti oleh negara di dunia. Indonesia sendiri meratifikasi konvensi hak anak

tersebut pada tahun 1990 dan kemudian dilanjutkan pada saat peringatan Hari Anak

Nasional tanggal 23 Juli 1997 yang mana pada saat itu Presiden Republik Indonesia

mencanangkan “Gerakan Nasional Perlindungan Anak” dan sejak saat itu

perlindungan anak menjadi bagian dari proses dinamika pembangunan, khususnya

pembangunan sumberdaya manusia.

Penegakan hak-hak anak sebagai manusia dan anak sebagai anak ternyata

masih memprihatinkan. Ini terbukti dengan kasus yang baru-baru ini di bicarakan

I r w a n t o. “ P e k e r j a A n a k d i T i g a K o t a B e s a r : J a k a r t a, S u r a b a y a, M e d a n” , 1 9 9 5 .

6 Muhammad Joni, dkk. Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Prespektif Konvensi Hak
Anak. Citra Aditya Bakti. Bandung. 1999. hal 30.7)

Ibid. hal. 33..

Sampai saat ini, problematika anak belum menarik para pihak untuk membelanya.

Padahal permasalahan anak ini sudah termasuk dalam pelanggaran hak asasi

man usia dimana seharusnya pemerintah lebih berperan aktif dalam memberikan

jaminan perlindungan hak asasi manusia terhadap anak.

Jaminan perlindungan hak asasi manusia terhadap anak tidak hanya

diberikan bagi anak -ana k ya ng berada dilingkung an masyarakat pada u m u m n ya

tetapi juga harus diperhatikan bagi anak yang berada didalam lembaga

pemasyrakatan (LAPAS). Dalam penulisan ini permasalahan yang dibahas adalah

cara untuk memperoleh hak dan perlindungan hukum terhadap anak yang menjalani

hukumannya di lembaga pemasyarakatan apak ah sudah sesu ai dengan ketentuan

dan memperhatikan hak-hak anak serta hak asasi manusia. Dilakukannya penelitian

i n i d i le m ba ga pe m a sya r a kat a n an ak T a n j u n g P at i Ka b u p a t en L i m a P u l u h K o ta

karena merupakan satu-satunya lembaga pemasyarakatan anak di Sumatera Barat.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dan membuat karya tulis atau skripsi dengan judul :

“PERLINDUNGAN HAK ANAK DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN ANAK TANJUNG PATI KABUPATEN 50 KOTA

MENURUT KAJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999

TENTANG HAK ASASI MANUSIA”.

1.2 Perumusan masalah

Dari uraian Latar Belakang Masalah di atas, maka dapat dapat dirumuskan

beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :


1. Apa bentuk hak-hak yang diperoleh anak selama berada di Lembaga

Permasyarakatan?

2. Bagaiman bentuk pelaksanaan hak anak selama d i Lembaga Permasyarakatan

Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota dan bentuk perlindungan terhadap hak anak

tersebut?

3 . Apa k enda l a dal a m m e n e r apk an p e r l i n d u n g a n h a k t er h ad a p a n ak d i Lembag a

Pemasyarakatan Tanjung Pati serta upaya untuk mengatasinya?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah pokok di atas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa saja hak-hak yang diberikan terhadap anak selama

berada di Lembaga Permasyarakatan.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan terhadap pemberian hak anak selama

menjalani pidana di Lembaga Permasyarakatan Tanjung Pati Kabupaten 50

Kota dan bentuk perlindungan terhadap hak anak tersebut.

3. Untuk mengetahui apa saja kendala dalam menerapkan perlindungan

terhadap anak di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Pati Kabupaten 50 kota

dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengertian HAM

Manusia yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa ini mempunyai tugas untuk
memelihara dan menjaga kedamaian serta kesejahteraan bagi sesama manusia. Hal ini perlu
dilakukan agar keharmonisan lingkungan dapat terjaga, sehingga kehidupan manusia menjadi
lebih sejahtera dan lebih layak. Maka dari itu, sudah sejak lahir jika setiap manusia memiliki hak
-hak dasar yang sudah melekat di dalam dirinya. Hak-hak dasar itu harus dihormati, dihargai,
dipertahankan, dan tidak boleh dirampas atau direbut paksa oleh orang lain agar hubungan
sesama manusia bisa menjadi lebih harmonis.

Hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia itu lebih dikenal sebagai Hak Asasi Manusia
(HAM). Meskipun setiap manusia sudah memiliki HAM, tetapi antara manusia yang satu dengan
manusia lainnya harus menjaga kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Hak-hak dasar manusia yang sudah dilindungi secara hukum dan secara universal ini bisa
membuat sesama manusia harus saling menghormati dan menghargai. Senada dengan pengertian
HAM berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia yang
berbunyi “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia .”

Hak Asasi Manusia bukan hanya berlaku bagi masyarakat yang ada di beberapa negara saja,
tetapi juga berlaku pada masyarakat di seluruh dunia karena HAM sudah diakui dan dilindungi
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Senada dengan pengertian Hak Asasi Manusia
berdasarkan KBBI yaitu hak yang dilindungi secara internasional (yaitu deklarasi PBB
Declaration of Human Rights), seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki,
hak untuk mengeluarkan pendapat.Maka dari itu, HAM ini bisa melindungi manusia dari
berbagai macam penyiksaan yang dilakukan dengan sengaja. Namun, HAM tidak akan berjalan
dengan baik atau tidak bisa ditegakkan, jika manusia tidak menjalankan kewajibannya yaitu
menjaga dan melindungi sesama manusia dengan semestinya.

Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut Para Ahli

Beberapa ahli juga menyatakan pengertian tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
Pengertian HAM menurut beberapa ahli sebagai berikut:
1. Peter R. Baehr

Dalam buku dengan judul Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Politik Luar Negeri, Peter R. Baehr
mengungkapkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar yang sudah ada di dalam diri
setiap manusia yang digunakan untuk perkembangan dirinya, hak-hak dasar itu memiliki sifat
mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.

2. John Locke

Berbicara tentang Hak Asasi Manusia (HAM) tidak bisa dilepaskan dari seorang ahli yang
bernama John Locke. Dikutip dari buku The Second Treatise of Civil Government and a Letter
Concerning Toleration, John Locke menyatakan bahwa hak asasi merupakan suatu hak-hal yang
diberikan Tuhan untuk manusia yang terdiri dari hak persamaan dan kebebasan serta hak untuk
mempertahankan hidup dan untuk melindungi harta benda yang dimilikinya.

3. A.J.M. Milne

Menurut A. J. M. Milne, Hak Asasi Manusia adalah suatu hak yang sudah dimiliki oleh setiap
manusia yang ada di seluruh dunia tanpa melihat latar belakang manusia itu sendiri, seperti
a g a m a , k e ba ngs aa n , j e nis ke l am i n e tn i s , so si al d a n b u d a y a , s er t a st a tu s s o si a l .

4. G.J Wolhoff

Dikutip dari buku Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Republik Indonesia, G.J Wolhoff
menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang sudah ada di dalam diri manusia
dan sudah melekat pada manusia sejak lahir. Hak-hak tersebut harus selalu ada pada manusia
serta tidak boleh dirampas karena bisa menyebabkan manusia kehilangan derajatnya.

5. Austin Ranney

Menurut Austin Ranney, Hak Asasi Manusia adalah sebuah ruang kebebasan yang dimiliki
individu yang sudah diatur atau dirumuskan di dalam konstitusi hukum serta pelaksanaannya
sudah dijamin oleh pemerintah atau negara.
2.2 CIRI CIRI HAK ASASI MANUSIA (HAM)

1. HAM Bersifat Hakiki

Ciri pertama dari HAM adalah bersifat hakiki yang berarti Hak Asasi Manusia adalah hak yang
diberikan kepada semua manusia sejak lahir. Oleh sebab itu, setiap manusia harus menjunjung
tinggi hak-hak dasar yang sudah dimiliki oleh manusia lainnya. Apabila sesama manusia bisa
saling menghormati dan menjunjung tinggi satu sama lain, maka kemungkinan besar
keharmonisan antar manusia dapat terjalin dengan baik.

2. HAM Bersifat Universal

Ciri kedua dari HAM adalah bersifat universal yang berarti Hak Asasi Manusia berlaku untuk
setiap manusia yang ada di seluruh dunia tanpa melihat latar belakang dari manusia itu sendiri.
Dalam hal ini, latar belakang yang dimaksud adalah jenis kelamin, agama, status sosial, ras, suku
bangsa, dan sebagainya. Dengan kata lain, adanya HAM bisa mengurangi terjadinya konflik
yang terjadi karena adanya perbedaan.

3. HAM Bersifat Tidak Bisa Dicabut

Ciri ketiga dari HAM adalah bersifat tidak bisa dicabut. Ciri Hak Asasi Manusia yang satu ini
dapat diartikan bahwa hak-hak dasar yang sudah ada di dalam diri manusia sejak lahir tidak bisa
diserahkan kepada orang lain atau tidak bisa dirampas oleh orang lain. Apabila hak-hak dasar
manusia dirampas oleh orang lain, maka sesama manusia sangat mudah terjadi konflik yang bisa
membahayakan individu itu sendiri dan lingkungannya.

4. HAM Bersifat Tidak Bisa Dibagi

Ciri keempat dari HAM adalah bersifat tidak bisa dibagi yang berarti setiap manusia berhak
untuk memperoleh semua hak yang sama, seperti hak sipil dan hak politik, hak ekonomi, serta
hak sosial dan budaya. Jika, HAM dibagi-bagi, maka akan ada manusia yang merasa dirinya
diperlakukan tidak adil karena tidak mendapatkan hak yang sama dengan individu-individu
lainnya
2.3 Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM) dan Contoh-Contohnya

Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Hak Asasi
Manusia terdiri dari beberapa macam di antaranya:

1. Hak Asasi untuk Hidup

Contoh dari hak asasi untuk hidup, seperti setiap manusia berhak untuk hidup, setiap manusia
berhak untuk mempertahankan hidupnya, dan setiap manusia berhak meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Contoh lainnya dari hak asasi untuk hidup, yaitu setiap manusia berhak
untuk mendapatkan lingkungan yang sehat dan bersih dan berhak memperoleh rasa aman, damai,
tenteram, serta sejahtera lahir batin.

2. Hak Asasi Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan

Terdapat beberapa contoh dari hak asasi berkeluarga dan melanjutkan keturunan, yaitu setiap
manusia atau individu berhak untuk membangun sebuah keluarga tanpa harus ada tekanan serta
berhak untuk memiliki keturunan lewat suatu perkawinan yang sah. Dalam hal ini, perkawinan
dinyatakan sah, jika calon suami dan calon istri sudah memenuhi ketentuan-ketentuan hukum
yang berlaku, baik itu hukum agama atau hukum negara.

3. Hak Mengembangkan Diri

Setiap manusia berhak untuk mengembangkan dirinya secara layak. Oleh sebab itu, muncullah
hak asasi untuk mengembangkan diri. Adapun contoh dari hak ini yaitu setiap manusia berhak
untuk berkomunikasi serta mendapatkan informasi sesuai kebutuhannya, setiap manusia berhak
untuk merasakan manfaat dari pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Contoh terakhir dari
hak mengembangkan diri adalah setiap manusia berhak memperjuangkan dirinya agar bisa terus
berkembang, baik itu secara individu atau kelompok.

4. Hak Memperoleh Keadilan

Setiap manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang sama di mata hukum, sehingga tidak
ada diskriminasi terhadap individu atau kelompok tertentu. Hak memperoleh keadilan memiliki
beberapa contoh, seperti adanya asas praduga tidak bersalah atau seseorang berhak untuk tidak
dinyatakan bersalah, jika belum ada keputusan hukum yang sah dari sidang pengadilan. Selain
itu, setiap manusia berhak memiliki bantuan hukum saat dimulainya suatu penyidikan hingga
putusan pengadilan.

5. Hak Atas Kebebasan Pribadi


Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia berhak untuk menentukan kebebasan yang akan
dipilihnya. Kebebasan itu masih akan diperbolehkan selama tidak merugikan atau
membahayakan orang lain. Contoh dari hak atas kebebasan pribadi, yaitu setiap orang bebas
menentukan agama yang akan dianutnya, setiap orang bebas untuk menentukan pilihan
politiknya, setiap orang bebas mengeluarkan pendapat, setiap orang bebas untuk menentukan
kewarganegaraannya, dan sebagainya.

6. Hak Atas Rasa Aman

Setiap orang berhak untuk mendapatkan rasa aman, sehingga dalam menjalani kehidupan akan
lebih tenang. Hak atas rasa aman mempunyai beberapa contoh, yaitu setiap orang berhak untuk
mendapatkan perlindungan diri dan keluarga, setiap orang berhak bebas dari perbuatan buruk
(penyiksaan, kekerasan, dan lain-lain), dan setiap orang tidak boleh ditangkap, ditahan, dipaksa,
dan dibuang dengan sewenang-wenang.

7. Hak Kesejahteraan

Adanya hak asasi manusia ini memberikan manusia untuk mendapatkan hak kesejahteraan.
Manusia yang dapat hidup sejahtera, maka kehidupannya bisa berjalan dengan baik. Dengan
adanya hak kesejahteraan ini, maka setiap orang tidak boleh mengambil secara paksa atau
merampas hak-hak dasar orang lain. Contoh dari hak kesejahteraan, yaitu setiap orang (laki-laki
atau wanita) berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan martabat kemanusiaan,
setiap orang berhak untuk memilih pekerjaan sesuai bidang yang disukainya.

8. Hak Untuk Ikut Serta dalam Pemerintahan

Indonesia yang menganut sistem pemerintahan demokrasi ini memberikan kebebasan


berpendapat untuk masyarakatnya dan memberikan kebebasan dalam memilih pilihan politiknya.
Oleh sebab itu, hadirlah hak untuk ikut serta dalam pemerintahan yang di mana contoh-
contohnya, seperti setiap orang berhak untuk diangkat menjadi pejabat atau memiliki jabatan di
pemerintahan, setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapatnya terhadap sistem
pemerintahan, dan setiap warga negara berhak untuk ikut Pemilu.

9. Hak Wanita

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 ini, terdapat hak wanita. beberapa contoh
dari hak wanita, seperti wanita berhak untuk memperoleh perlindungan khusus dalam
melaksanakan pekerjaannya, wanita berhak untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, wanita berhak menentukan kewarganegaraannya (setelah
m e n i k a h d e n g a n p r i a b e r k e w a r g a n e g a r a a n a s i n g .

10. Hak Anak

Setiap anak yang lahir di dunia ini mempunyai hak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, dan negara. Contoh dari hak anak, seperti setiap anak berhak untuk mendapatkan
sebuah nama dan status kewarganegaraan, setiap anak berhak beribadah, berpikir, dan
berekspresi dengan bimbingan orang tua atau wali, dan setiap anak berhak untuk memperoleh
suatu perlindungan hukum dari segala macam tindak kekerasan, baik itu secara fisik atau mental.

Itulah 10 macam Hak Asasi Manusia berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia yang dapat kita ketahui. Dengan mengetahui macam-macam HAM,
maka kita akan mudah mengategorikan HAM.

Macam-Macam HAM Menurut Deklarasi Universal Ham (DUHAM)

Menurut Deklarasi Universal Ham (DUHAM), macam-macam Hak Asasi Manusia terdiri dari
lima jenis, yaitu:

1. Hak personal (yang berkaitan dengan kebutuhan individu)

2. Hak legal (yang berkaitan dengan perlindungan hukum)

3. Hak sipil dan politik (yang berkaitan dengan kebebasan menentukan pilihan politik)

4. Hak subsistensi (yang berkaitan dengan sumber daya untuk menunjang kehidupan)

5. Hak ekonomi, sosial dan budaya.


3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya, Hak Asasi Manusia ini sudah ada sejak manusia itu sendiri lahir, sehingga
dapat dikatakan bahwa sejak kecil manusia sudah memiliki hak-hak dasar untuk perkembangan
hidupnya. Dengan Deklarasi Umum Hak-Hak Asasi Manusia (The Universal Declaration of
Human Rights), maka masyarakat di seluruh dunia sudah semestinya untuk saling menjaga dan
menjunjung tinggi HAM. Hal ini perlu dilakukan agar sesama manusia dapat menjalani
kehidupan yang lebih tenang, damai, dan layak.

Di Indonesia, Hak Asasi Manusia (HAM) sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 yang di mana di dalam UU tersebut banyak sekali pasal-pasal yang berhubungan dengan
HAM dan lembaga perlindungan HAM. Maka dari itu, sebagai warga negara Indonesia yang
baik kita perlu menjunjung tinggi HAM.
Daftar pustaka

•Didi Nazmi. Konsepsi Negara Hukum. Angkasa Raya: Padang. 1992. hal 50.

•Rozali Abdullah. Perkembangan HAM dan keberadaan Peradilan HAM di Indonesia.

Ghalia Indonesia. Jakarta. 2001. hal 10 4

ILO, “IPEC Programme Document”, 1993, hal. 4

•Irwanto. “Pekerja Anak di Tiga Kota Besar: Jakarta, Surabaya, Medan”, 1995.

Muhammad Joni, dkk. Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Prespektif Konvensi Hak

Anak. Citra Aditya Bakti. Bandung. 1999. hal 30.

Ibid. hal. 33.

Restu www.gramedia.com

Anda mungkin juga menyukai