Dosen pengampu :
Disusun Oleh :
Puput Amelia
20923297
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Hak asasi manusia (HAM) sebagai gagasan serta kerangka konseptual tidak
lahir secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam Universal Declaration of Human
Right 10 Desember 1948, namun melalui suatu proses yang cukup panjang dalam
Magna Charta (1215), oleh Raja Jhon Lacklaand. kemudian juga penandatanganan
Petition of Right pada tahun 1628 oleh Raja Charles I. Dalam hubungan inilah
maka perkembangan hak asasi manusia ini sangat erat hubungannya dengan
dalam negara hukum selalu ada pengakuan dan perlindungan terhadap hak
asasi manusia. Semua manusia akan mendapat perlakuan yang sama kedudukannya
dalam hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Termasuk juga hak seorang anak
ini semua telah di atur di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 pada Pasal 28B ayat 2 yang berbunyi “Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekersan dan diskriminasi”. Dapat terlihat jelas bahwa di negara Republik Indonesia
Didi Nazmi. Konsepsi Negara Hukum. Angkasa Raya: Padang. 1992. hal 50.
Di Indonesia sendiri hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat di pisahkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD NKRI 1945)
Indonesia 1945 “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Dalam pernyataan ini
terkandung jelas pengakuan secara yuridis hak asasi manuia tentang kemerdekaan
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberdaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
setiap orang demi kehormatan serta perlindung an harkat dan martab at man usia.
Jadi, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia yang
dibawanya sejak lahir yang berkaitan dengan martabat dan harkatnya sebagai
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang tidak boleh dilanggar, dilenyapkan oleh siapa
pun juga.
manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, maka perlu dipahami
bahwa hak asasi manusia tersebut tidaklah bersumber dari Negara dan hukum,tetapi semata-mata
bersumber dari Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya,
sehingga hak asasi manusia itu tidak bisa dikurangi (non derogable rights).3
. Tidak terkecuali seorang anak yang masih dibawah tanggung jawab oarang tuanya.Maraknya
terjadi pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia misalnya
yang sangat memberatkan. Dapat terlihat jelas bahwa kurangnya perlindungan hak
asasi manusia terhadap anak pelaku tindak pidana. Tidak hanya itu di dalam penjara
sendiri perlindungan hak asasi terhadap anak pun menjadi lolos pantauan ini
terbukti dengan di temukannya kakak beradik yang gantung diri di dalam rumah
tahanan itu sendiri.Bukan hanya anak sebagai pelaku tindak pidana yang menjadi perhatian
untuk diberikan hak asasi manusianya tapi juga anak sebagai objek dari pelanggran
hak asasi manusia itu sendiri. Misalnya saja memperkerjakan anak menjadi
pembantu rumah tangga dan tidak sedikit diantaranya menjadi korban kekerasan
atau aktif secara ekonomi di luar rumah karena kemiskinan atau urbanisasi4
Pusat Statistik (BPS), diperkirakan sejumlah 2,4 juta anak-anak usia 10 samapai
dengan 14 tahun aktif secara ekonomi. Belum lagi anak yang berada di bawah usia
10 tahun. Angka yang di kelurkan oleh BPS konservatif, artinya masih kecil jika
diperkirkan berjumlah 6,5 juta, bahkan peneliti dari berbagai lembaga yang peduli
dengan masalah pekerja anak menyebut angka yang lebih besar. Dr. Irwanto
mengungkap angka 6 juta anak bekerja, dan penelitian lain memperkirakan sekitar
10 juta manusia.
Permasalahan hak asasi manusia bagi anak ini tidak luput menjadi perhatian
anak dimulai dengan usaha perumusan draf hak-hak anak yang dilakukan oleh Mrs.
Eglantynee Jebb, yaitu seorang pendiri Save the Children Fund. Setelah melakukan
Pertama, Jebb membuat draf “Piagam Anak” pada tahun 1923 beliau menulis:
“Saya percaya bahwa kita harus menuntut hak-hak tertentu bagi anak-anak
dan diikuti oleh negara di dunia. Indonesia sendiri meratifikasi konvensi hak anak
tersebut pada tahun 1990 dan kemudian dilanjutkan pada saat peringatan Hari Anak
Nasional tanggal 23 Juli 1997 yang mana pada saat itu Presiden Republik Indonesia
Penegakan hak-hak anak sebagai manusia dan anak sebagai anak ternyata
masih memprihatinkan. Ini terbukti dengan kasus yang baru-baru ini di bicarakan
I r w a n t o. “ P e k e r j a A n a k d i T i g a K o t a B e s a r : J a k a r t a, S u r a b a y a, M e d a n” , 1 9 9 5 .
6 Muhammad Joni, dkk. Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Prespektif Konvensi Hak
Anak. Citra Aditya Bakti. Bandung. 1999. hal 30.7)
Sampai saat ini, problematika anak belum menarik para pihak untuk membelanya.
Padahal permasalahan anak ini sudah termasuk dalam pelanggaran hak asasi
man usia dimana seharusnya pemerintah lebih berperan aktif dalam memberikan
tetapi juga harus diperhatikan bagi anak yang berada didalam lembaga
cara untuk memperoleh hak dan perlindungan hukum terhadap anak yang menjalani
dan memperhatikan hak-hak anak serta hak asasi manusia. Dilakukannya penelitian
i n i d i le m ba ga pe m a sya r a kat a n an ak T a n j u n g P at i Ka b u p a t en L i m a P u l u h K o ta
Dari uraian Latar Belakang Masalah di atas, maka dapat dapat dirumuskan
Permasyarakatan?
Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota dan bentuk perlindungan terhadap hak anak
tersebut?
Sesuai dengan masalah pokok di atas, maka yang menjadi tujuan dalam
1. Untuk mengetahui apa saja hak-hak yang diberikan terhadap anak selama
PEMBAHASAN
2.1Pengertian HAM
Manusia yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa ini mempunyai tugas untuk
memelihara dan menjaga kedamaian serta kesejahteraan bagi sesama manusia. Hal ini perlu
dilakukan agar keharmonisan lingkungan dapat terjaga, sehingga kehidupan manusia menjadi
lebih sejahtera dan lebih layak. Maka dari itu, sudah sejak lahir jika setiap manusia memiliki hak
-hak dasar yang sudah melekat di dalam dirinya. Hak-hak dasar itu harus dihormati, dihargai,
dipertahankan, dan tidak boleh dirampas atau direbut paksa oleh orang lain agar hubungan
sesama manusia bisa menjadi lebih harmonis.
Hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia itu lebih dikenal sebagai Hak Asasi Manusia
(HAM). Meskipun setiap manusia sudah memiliki HAM, tetapi antara manusia yang satu dengan
manusia lainnya harus menjaga kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hak-hak dasar manusia yang sudah dilindungi secara hukum dan secara universal ini bisa
membuat sesama manusia harus saling menghormati dan menghargai. Senada dengan pengertian
HAM berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia yang
berbunyi “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia .”
Hak Asasi Manusia bukan hanya berlaku bagi masyarakat yang ada di beberapa negara saja,
tetapi juga berlaku pada masyarakat di seluruh dunia karena HAM sudah diakui dan dilindungi
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Senada dengan pengertian Hak Asasi Manusia
berdasarkan KBBI yaitu hak yang dilindungi secara internasional (yaitu deklarasi PBB
Declaration of Human Rights), seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki,
hak untuk mengeluarkan pendapat.Maka dari itu, HAM ini bisa melindungi manusia dari
berbagai macam penyiksaan yang dilakukan dengan sengaja. Namun, HAM tidak akan berjalan
dengan baik atau tidak bisa ditegakkan, jika manusia tidak menjalankan kewajibannya yaitu
menjaga dan melindungi sesama manusia dengan semestinya.
Beberapa ahli juga menyatakan pengertian tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
Pengertian HAM menurut beberapa ahli sebagai berikut:
1. Peter R. Baehr
Dalam buku dengan judul Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Politik Luar Negeri, Peter R. Baehr
mengungkapkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar yang sudah ada di dalam diri
setiap manusia yang digunakan untuk perkembangan dirinya, hak-hak dasar itu memiliki sifat
mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
2. John Locke
Berbicara tentang Hak Asasi Manusia (HAM) tidak bisa dilepaskan dari seorang ahli yang
bernama John Locke. Dikutip dari buku The Second Treatise of Civil Government and a Letter
Concerning Toleration, John Locke menyatakan bahwa hak asasi merupakan suatu hak-hal yang
diberikan Tuhan untuk manusia yang terdiri dari hak persamaan dan kebebasan serta hak untuk
mempertahankan hidup dan untuk melindungi harta benda yang dimilikinya.
3. A.J.M. Milne
Menurut A. J. M. Milne, Hak Asasi Manusia adalah suatu hak yang sudah dimiliki oleh setiap
manusia yang ada di seluruh dunia tanpa melihat latar belakang manusia itu sendiri, seperti
a g a m a , k e ba ngs aa n , j e nis ke l am i n e tn i s , so si al d a n b u d a y a , s er t a st a tu s s o si a l .
4. G.J Wolhoff
Dikutip dari buku Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Republik Indonesia, G.J Wolhoff
menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang sudah ada di dalam diri manusia
dan sudah melekat pada manusia sejak lahir. Hak-hak tersebut harus selalu ada pada manusia
serta tidak boleh dirampas karena bisa menyebabkan manusia kehilangan derajatnya.
5. Austin Ranney
Menurut Austin Ranney, Hak Asasi Manusia adalah sebuah ruang kebebasan yang dimiliki
individu yang sudah diatur atau dirumuskan di dalam konstitusi hukum serta pelaksanaannya
sudah dijamin oleh pemerintah atau negara.
2.2 CIRI CIRI HAK ASASI MANUSIA (HAM)
Ciri pertama dari HAM adalah bersifat hakiki yang berarti Hak Asasi Manusia adalah hak yang
diberikan kepada semua manusia sejak lahir. Oleh sebab itu, setiap manusia harus menjunjung
tinggi hak-hak dasar yang sudah dimiliki oleh manusia lainnya. Apabila sesama manusia bisa
saling menghormati dan menjunjung tinggi satu sama lain, maka kemungkinan besar
keharmonisan antar manusia dapat terjalin dengan baik.
Ciri kedua dari HAM adalah bersifat universal yang berarti Hak Asasi Manusia berlaku untuk
setiap manusia yang ada di seluruh dunia tanpa melihat latar belakang dari manusia itu sendiri.
Dalam hal ini, latar belakang yang dimaksud adalah jenis kelamin, agama, status sosial, ras, suku
bangsa, dan sebagainya. Dengan kata lain, adanya HAM bisa mengurangi terjadinya konflik
yang terjadi karena adanya perbedaan.
Ciri ketiga dari HAM adalah bersifat tidak bisa dicabut. Ciri Hak Asasi Manusia yang satu ini
dapat diartikan bahwa hak-hak dasar yang sudah ada di dalam diri manusia sejak lahir tidak bisa
diserahkan kepada orang lain atau tidak bisa dirampas oleh orang lain. Apabila hak-hak dasar
manusia dirampas oleh orang lain, maka sesama manusia sangat mudah terjadi konflik yang bisa
membahayakan individu itu sendiri dan lingkungannya.
Ciri keempat dari HAM adalah bersifat tidak bisa dibagi yang berarti setiap manusia berhak
untuk memperoleh semua hak yang sama, seperti hak sipil dan hak politik, hak ekonomi, serta
hak sosial dan budaya. Jika, HAM dibagi-bagi, maka akan ada manusia yang merasa dirinya
diperlakukan tidak adil karena tidak mendapatkan hak yang sama dengan individu-individu
lainnya
2.3 Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM) dan Contoh-Contohnya
Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Hak Asasi
Manusia terdiri dari beberapa macam di antaranya:
Contoh dari hak asasi untuk hidup, seperti setiap manusia berhak untuk hidup, setiap manusia
berhak untuk mempertahankan hidupnya, dan setiap manusia berhak meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Contoh lainnya dari hak asasi untuk hidup, yaitu setiap manusia berhak
untuk mendapatkan lingkungan yang sehat dan bersih dan berhak memperoleh rasa aman, damai,
tenteram, serta sejahtera lahir batin.
Terdapat beberapa contoh dari hak asasi berkeluarga dan melanjutkan keturunan, yaitu setiap
manusia atau individu berhak untuk membangun sebuah keluarga tanpa harus ada tekanan serta
berhak untuk memiliki keturunan lewat suatu perkawinan yang sah. Dalam hal ini, perkawinan
dinyatakan sah, jika calon suami dan calon istri sudah memenuhi ketentuan-ketentuan hukum
yang berlaku, baik itu hukum agama atau hukum negara.
Setiap manusia berhak untuk mengembangkan dirinya secara layak. Oleh sebab itu, muncullah
hak asasi untuk mengembangkan diri. Adapun contoh dari hak ini yaitu setiap manusia berhak
untuk berkomunikasi serta mendapatkan informasi sesuai kebutuhannya, setiap manusia berhak
untuk merasakan manfaat dari pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Contoh terakhir dari
hak mengembangkan diri adalah setiap manusia berhak memperjuangkan dirinya agar bisa terus
berkembang, baik itu secara individu atau kelompok.
Setiap manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang sama di mata hukum, sehingga tidak
ada diskriminasi terhadap individu atau kelompok tertentu. Hak memperoleh keadilan memiliki
beberapa contoh, seperti adanya asas praduga tidak bersalah atau seseorang berhak untuk tidak
dinyatakan bersalah, jika belum ada keputusan hukum yang sah dari sidang pengadilan. Selain
itu, setiap manusia berhak memiliki bantuan hukum saat dimulainya suatu penyidikan hingga
putusan pengadilan.
Setiap orang berhak untuk mendapatkan rasa aman, sehingga dalam menjalani kehidupan akan
lebih tenang. Hak atas rasa aman mempunyai beberapa contoh, yaitu setiap orang berhak untuk
mendapatkan perlindungan diri dan keluarga, setiap orang berhak bebas dari perbuatan buruk
(penyiksaan, kekerasan, dan lain-lain), dan setiap orang tidak boleh ditangkap, ditahan, dipaksa,
dan dibuang dengan sewenang-wenang.
7. Hak Kesejahteraan
Adanya hak asasi manusia ini memberikan manusia untuk mendapatkan hak kesejahteraan.
Manusia yang dapat hidup sejahtera, maka kehidupannya bisa berjalan dengan baik. Dengan
adanya hak kesejahteraan ini, maka setiap orang tidak boleh mengambil secara paksa atau
merampas hak-hak dasar orang lain. Contoh dari hak kesejahteraan, yaitu setiap orang (laki-laki
atau wanita) berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan martabat kemanusiaan,
setiap orang berhak untuk memilih pekerjaan sesuai bidang yang disukainya.
9. Hak Wanita
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 ini, terdapat hak wanita. beberapa contoh
dari hak wanita, seperti wanita berhak untuk memperoleh perlindungan khusus dalam
melaksanakan pekerjaannya, wanita berhak untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, wanita berhak menentukan kewarganegaraannya (setelah
m e n i k a h d e n g a n p r i a b e r k e w a r g a n e g a r a a n a s i n g .
Setiap anak yang lahir di dunia ini mempunyai hak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, dan negara. Contoh dari hak anak, seperti setiap anak berhak untuk mendapatkan
sebuah nama dan status kewarganegaraan, setiap anak berhak beribadah, berpikir, dan
berekspresi dengan bimbingan orang tua atau wali, dan setiap anak berhak untuk memperoleh
suatu perlindungan hukum dari segala macam tindak kekerasan, baik itu secara fisik atau mental.
Itulah 10 macam Hak Asasi Manusia berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia yang dapat kita ketahui. Dengan mengetahui macam-macam HAM,
maka kita akan mudah mengategorikan HAM.
Menurut Deklarasi Universal Ham (DUHAM), macam-macam Hak Asasi Manusia terdiri dari
lima jenis, yaitu:
3. Hak sipil dan politik (yang berkaitan dengan kebebasan menentukan pilihan politik)
4. Hak subsistensi (yang berkaitan dengan sumber daya untuk menunjang kehidupan)
Pada dasarnya, Hak Asasi Manusia ini sudah ada sejak manusia itu sendiri lahir, sehingga
dapat dikatakan bahwa sejak kecil manusia sudah memiliki hak-hak dasar untuk perkembangan
hidupnya. Dengan Deklarasi Umum Hak-Hak Asasi Manusia (The Universal Declaration of
Human Rights), maka masyarakat di seluruh dunia sudah semestinya untuk saling menjaga dan
menjunjung tinggi HAM. Hal ini perlu dilakukan agar sesama manusia dapat menjalani
kehidupan yang lebih tenang, damai, dan layak.
Di Indonesia, Hak Asasi Manusia (HAM) sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 yang di mana di dalam UU tersebut banyak sekali pasal-pasal yang berhubungan dengan
HAM dan lembaga perlindungan HAM. Maka dari itu, sebagai warga negara Indonesia yang
baik kita perlu menjunjung tinggi HAM.
Daftar pustaka
•Didi Nazmi. Konsepsi Negara Hukum. Angkasa Raya: Padang. 1992. hal 50.
•Irwanto. “Pekerja Anak di Tiga Kota Besar: Jakarta, Surabaya, Medan”, 1995.
Muhammad Joni, dkk. Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Prespektif Konvensi Hak
Restu www.gramedia.com