Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HAK ASASI MANUSIA


Makalah ini diususn untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Meili Bugis S.E.M.M

Diusun Oleh :

Azizah Isnia (231090500564)


Firmansyah (231090500486)
Najwa Maghfira (231090500631)
Putri Handayani (231090500518)
Rivaldy Restiady (231090500595)
Rosita (231090500494)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS PAMULANG SERANG


2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
anugerahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah HAK
ASASI MANUSIA. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini
selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk
lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan
baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan
kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan
oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam
pengetahuan kita bersama. Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian.

Serang, 08 November 2023

i
DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar...................................................................................................i

Daftar Pustaka...................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan...........................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II Pembahasan .........................................................................................3
A. Landasan Hukum HAM di Indonesia......................................................3
B. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia............................................5
C. Bentuk – Bentuk Hak Asasi Manusia......................................................8
D. Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia.............................11
BAB III Penutup..............................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................13
B. Saran......................................................................................................13
Daftar Pustaka ................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan
dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam hidup
masyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa membedakan bangsa, ras, agama,
golongan, jenis kelamin, karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar dari
semua hak asasi adalah bahwa semua orang harus memperoleh kesempatan
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.(Mariam Budiardjo, 1982,
120). Sejalan dengan pembukuan dari hasil Universal Declaration of Human
Right yang menyatakan bahwasannya hak asasi manusia adalah hak kodrati
yang diperoleh oleh setiap manusia berkat pemberian Tuhan Seru Sekalian
Alam, sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari hakekat manusia. Oleh
karena itu setiap manusia berhak memperoleh kehidupan yang layak,
kebebasan, keselamatan dan kebahagiaan pribadi. (Majalah What is
Democracy, 20).
Setelah 25 tahun dari Reformasi 1998, jaminan hak asasi manusia (HAM) di
Indonesia dalam tataran normatif semakin maju. Amandemen Kedua UUD
1945, telah memperkuat perlindungan HAM di Indonesia yang memastikan
bahwa sejumlah hak-hak asasi yang diatur merupakan hak konstitusional.3
Sebelumnya, Indonesia telah menyusun kebijakan HAM yang dituangkan
dalam Ketetapan MPR No. XVII tahun 1998 tentang Hak asasi Manusia.4
Pada tahun 1999, terbentuk UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, yang juga menjamin berbagai hak-hak asasi warga negara. Setelah
reformasi, berbagai UU terbentuk dan semakin memperkuat jaminan
perlindungan HAM di Indonesia, termasuk melakukan ratifikasi/aksesi
sejumlah instrumen HAM internasional, diantaranya “the International
Covenant on Civil and Political Rights” (ICCPR) dan “the International
Covenant on Economic, Social and Cultural Rights” (ICESCR).

1
UUD 1945 menjamin perlindungan HAM, misalnya pengakuan dan jaminan
hak atas persamaan hukum, jaminan hak untuk bebas dari tindakan
diskriminasi dalam berbagai bentuknya, hak untuk bebas dari penyiksaan, dan
lain sebagainya. UU No. 39 tahun 1999, selain mengatur tentang berbagai hak
yang dijamin, juga menjelaskan tentang tanggung jawab pemerintah dalam
penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM, serta mengatur tentang
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Tapi melihat dari berjalannya waktu dan berkembangan nya konstitusi terjadi
banyak peristiwa yang merenggut Hak Asasi Manusia dan juga peraturan yang
tidak mencitrakan HAM. Selain itu banyak juga pelanggaran – pelanggaran
HAM yang dilakukan oleh negara terhadap masyarakatnya dan juga
pelanggaran antara manusia dengan manusia yang sama – sama mempunyai
Hak Asasi Manusia.
Hak Asasi Manusia merupakan salah satu hal yang melekat dari manusia sejak
lahir dimana hak perlindugan untuk hidup dengan adanya lindungan dari
negara atau organisasi terkait. Maka kami ingin menjelaskan beberapa point
tentang Hak Asasi Manusia dan implementasinya di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hukum di Indonesia yang mangatur Hak Asasi Manusia ?
2. Bagaimana pristiwa sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia?
3. Bagaiaman Bentuk – Bentuk Hak Asasi Manusia?
4. Bagaimana upaya perlindungan dan penegakan di Indonesia atas Hak
Asasi Manusia ?

C. Tujuan
1. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan Yang diampu oleh (Dosen) sebagai bahan
presentasi
2. Sebagai bahan baca dan literasi mahasiswa prodi dalam mengetahui Hak
Asasi Manusia di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Hukum HAM di Indonesia

Menurut UU. No 39 Tahun 1999 menjelaskan bahwa Hak asasi manusia


adalah separangkat hak dasar yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.

Kemajuan dalam perlindungan HAM telah menjadi salah satu program


pemerintah sejalan dengan proses reformasi dan pemantapan
kehidupan berdemokrasi yang sedang berlangsung, upaya perlindungan
terhadap HAM di Indonesia di antaranya adanya bentuk hukum tertulis
yang memuat aturan -aturan tentang HAM yaitu pada Konstitusi, Ketetapan
MPR, Undang – Undang dan peraturan pelaksanaan Undang Undang seperti
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan pelaksana lainnya.

Kelebihan Pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang


sangat erat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam
konstitusi seperti dalam ketatanegaraan Indonesia mengalami proses yang
sangat berat dan panjang antara lain melalui amandemen dan referendum.
Sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat
aturan-aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM yang
termuat dalam ketentuan- ketentuan UUD RI 1945 yang masih bersifat
global.Upaya perlindungan HAM penekanannya pada berbagai
tindakan penegakan terhadap terjadinya pelanggaran HAM. Perlindungan
HAM terutama melalui pembentukan instrumen-instrumen dan
kelembagaan HAM. Juga dapat melalui berbagai faktor yang berkaitan

3
dengan upaya pencegahan HAM yang dilakukan individu maupun
masyarakat dan negara. Masyarakat yang memiliki tugas utama untuk
melindungi warga negaranya termasuk hak-hak asasinya sebagaimana hal ini
dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945, yang pada intinya tujuan NKRI
adalah:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Di dalam UUD RI 1945 yang sudah diamandemen yang mengatur


tentang HAM tercantum di dalam pasal 28 a sampai dengan pasal 28 j,
untuk selanjutnya rakyat Indonesia melalui wakil-wakilnya di MPR telah
mengambil sikap yang lebih tegas dalam rangka kemajuan dan
perlindungan HAM dengan mengesahkan Ketetapan Nomor
XVII/MPR/1998 mengenai HAM. Untuk lebih melindungi dan
memajukan HAM, pemerintah telah mengesahkan Undang Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang Undang
Nomor 26 Tahun 2000 tentang Peradilan HAM. Selain itu juga dijelaskan
pada UUD 1945 yaitu :
a. Pasal 27 ayat 1.Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam
hokum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya.
b. Pasal 28.Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang
undang.
c. Pasal 29 ayat 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadah menurut agama
dan kepercayaannya itu.

4
d. Pasal 30 ayat 1. Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan Negara.
e. Pasal 31 ayat 1. Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.

Dalam konstitusi Indonesia, Bivitri menjelaskan bahwa hal tersebut sangat


jelas dalam perihal pertanggungjawaban negara dalam penegakan HAM.
“Ketentuan Pasal 28I ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi, “Perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah.” Sehingga negara Indonesia memiliki
tanggungjawab konstitusional untuk ikut menegakan perlindungan HAM
termasuk dalam perkara di Myanmar. Meskipun di dalam Konstitusi UUD
1945 terdapat perlindungan yang terang-benderang terhadap HAM setiap
orang, namun dalam peraturan perundang-undangan terdapat ketentuan-
ketentuan teknis yang menghambat penegakan nilai-nilai konstitusional
perlindungan HAM.
Setidaknya terdapat dua undang-undang yang menjadi landasan perlindungan
dan penegakan HAM di Indonesia, yaitu UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia. Kedua undang-undang tersebut mengatur perlindungan yang
sangat luas terkait HAM. Bahkan dalam Pasal 5 ayat (1) UU HAM, setiap
orang yang mengalami pelanggaran HAM berhak untuk menuntut secara
hukum dan memperoleh perlindungan yang sama sesuai dengan martabat
kemanusiaannya di depan hukum. Ketentuan ini diberikan kepada setiap
orang, artinya kepada siapa pun tanpa memedulikan status
kewarganegaraannya,” tandasnya.
Dan pada Pasal 5 ayat (2) UU HAM memastikan bahwa setiap orang berhak
mendapat bantuan dan perlindungan yang adil dari pengadilan yang objektif
dan tidak berpihak. Ketentuan perlindungan HAM itu menjadi masalah dalam
proses penegakannya sebab terdapat berbagai pembatasan yang ditentukan UU
Pengadilan HAM. Pasal 5 UU Pengadilan HAM menentukan pembatasan

5
bahwa proses pengadilan hanya diperuntukkan untuk warga negara Indonesia
termasuk terhadap kejahatan yang dilakukan di luar teritorial Indonesia.
B. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia
Latar belakang sejarah hak asasi manusia pada hakikatnya muncul karena
adanya keinsyafan manusia terhadap harga diri, harkat dan martabat
kemanusiaan sebagai akibat tindakan sewenang-wenang dari penguasa,
penjajahan, perbudakan, ketidakadilan dan kezaliman yang hampir melanda
seluruh umat manusia. Sejarah perkembangan hak asasi manusia sebagai
berikut :
1. Tahun 2500 SM-1000 SM
Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namruds. Nabi Musa
memerdekan bangsa Yahudi dari perbudakan raja Fir’un agar bebas dari
kesewenangan hukum hamurabi pada masyarakat Babilonia yang
menentapkan ketentuan hukum yang menjamin keadilan bagi warga
negaranya.
2. Tahun 600 SM di Athena ( Yunani )
Solon yang telah menyusun Undang- undang yang menjamin keadilan
bagi setiap warganya untuk itu ia membentuk hekiaea, yaitu mehkamah
keadilan untuk melindungi orang- orang miskin dan majelis rakyat atau
eklesia.
3. Tahun 527 SM-322 SM
Kaisar Romawi Flanvius Anacius, justianu, melakukan peraturan hukum
modern yang termodifikasi yaitu Corpus Iuris sebagai jaminan kedilan
dan hak asasi manusia.
4. Socrates (469-399 SM), Plato (429-374 SM), dan Aristoteles (384-322
SM) sebagai filsuf Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi manuisa.
Mereka mengajarkan untuk mengkritik pemerintah yang tidak
berdasarkan keadilan, cita-cita, dan kebijaksanaan.
5. Tahun 30 SM

6
Kitab injil di bawa Nabi Isa Al Masih sebagai peletak dasar tingkah laku
manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau
sesama manusia.
6. Tahun 600
Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanita
dari penindasan bangsa Quraisy. Kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW banyak mengajarkan tentang
toleransi,berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih
sayang dan sebagainya.
7. Tahun 1215 abad 17-19
Gerakan rasionalisme dan humanisme di Eropa bergolak secara
revolusioner dibidang hukum, hak asasi dan ketatanegaraan ditandai
lahirnya Magna Charta di Inggris yang berisi pembatsan kekuasaan raja
dan hak asasi manusia, pelopornya John Locke dan Thomas Aquino.
8. Tahun 1679
Lahir piagam HAM, yaitu Hobeas corpus Act yang isinya jaminan
kebebasan warga negara dan mencegah penjarahan sewenang-wenang
terhadap rakyat.
9. Tahun 1689
Lahir piagam Bill of Rights di Britania Raya, yaitu berisi tetntang
undang- undang tentang hak-hak asasi kebebasan warga negara. Adapun
pengaturan HAM yang terdapat dalam piagam tersebut yaitu :
- Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen
- Kebebasan berbicara dan mengeluarkan perndapat
- Pajak, undang-undang, dan pembentukan tentara tetap harus seizin
parlemen
- Hak warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-
masing
- Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja
10. Tahun 1776

7
Declaration on Independence di Amerika, yaitu deklarsi kemerdekaan
yang di umumkan secara aklamasi oleh 13 Negara bagian lainnya.
Deklarasi ini merupakan piagam hak asasi manusia karena mengandung
pernyataan “Bahwa semua bangsa di ciptakan sama derajat oleh Tuhan
Yang Maha Pencipta”.
11. Tahun 1789
Lahir piagam Declarasi des droid de L’homme et du Citoyem yaitu
piagam pernyataan hak asasi manusia dan warga negara hasil revolusi
Prancis di bawah kepemimpinan Jendral Laffayette dengan semboyan
Liberte (kemerdekaan),egalite (Persamaan), Fraternite (persaudaraan).
Diprakarsai oleh JJ. Rousseau, Voltaire. Montesque.
12. Tahun 1941
Atlantik Charter yang lahir pada saat berkobarnya perang dunia II dengan
pelopor FD. Roosevelt, mengusulkan empat kebebasan (The Four
Freedoms) sebagai penyangga hak asasi manusia yang pling pokok dan
mendasar yang isinya : Kebebasan untuk berbicara dan mengemukanan
pendapat, Kebebasan untuk beragama, Kebebasan dari rasa takut,
Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan
13. Tahun 1948
Lahirnya piagam hak asasi manusia sedunia atau Universal Declaration
of Human Right.
C. Bentuk – Bentuk Hak Asasi Manusia
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Pasca-dicetuskannya deklarasi
bersejarah itu, tiap negara berusaha mencanangkan HAM masing-masing.
Mereka dilindungi secara hukum akan kebebasannya pada sebuah negara.
Dalam deklarasi tersebut, setidaknya terdapat 30 Hak Asasi Manusia yang
tertulis dan disepakati. Berikut ulasannya:
1. Terlahir bebas dan mendapat perlakuan sama. Kita semua dilahirkan
bebas. Kita semua memiliki pemikiran dan gagasan kita sendiri. Kita
semua harus diperlakukan dengan cara yang sama.

8
2. Hak tanpa ada diskriminasi. Setiap orang berhak atas semua hak dan
kebebasan tanpa pembedaan apa pun, seperti ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama, opini politik atau lainnya, asal kebangsaan atau
sosial, properti, kelahiran, atau status lainnya.
3. Hak untuk Hidup. Kita semua memiliki hak untuk hidup, dan hidup dalam
kebebasan dan keamanan.
4. Hak tanpa perbudakan. Tidak ada yang akan ditahan dalam perbudakan
atau praktik perbudakan; perbudakan dan perdagangan budak dilarang
dalam segala bentuk.
5. Bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan. Tidak seorang
pun akan mengalami penyiksaan atau perlakuan atau hukuman yang
kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat.
6. Hak untuk pengakuan sebagai pribadi di depan hukum. Setiap orang
berhak untuk diakui di mana pun sebagai orang di hadapan hukum.
7. Hak atas kesetaraan di hadapan hukum. Semua sama di hadapan hukum
dan berhak tanpa diskriminasi terhadap perlindungan hukum yang setara.
Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap diskriminasi apa pun
yang melanggar deklarasi ini dan terhadap segala hasutan untuk
melakukan diskriminasi semacam itu.
8. Kebeasan dilindungi hukum. Setiap orang berhak atas pemulihan yang
efektif oleh pengadilan nasional yang kompeten untuk tindakan yang
melanggar hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh konstitusi atau
oleh hukum.
9. Kebebasan dari penangkapan sewenang-wenang dan pengasingan. Tidak
ada yang berhak untuk memasukkan seseorang ke penjara tanpa alasan
yang kuat atau mengirim seseorang pergi dari dari suatu negara tanpa
alasan.
10. Hak untuk audiensi publik. Setiap orang berhak mendapatkan kesetaraan
yang penuh ketika berada di depan publik. Ketika seseorang tersandung
masalah hukum, dirinya berhak mendapatkan perlindungan dari publik.

9
11. Hak untuk dianggap tidak bersalah, sampai terbukti bersalah. Tidak ada
yang harus disalahkan karena melakukan sesuatu sampai terbukti bersalah.
Ketika orang mengatakan seseorang melakukan hal buruk, dirinya
memiliki hak untuk menunjukkan bahwa itu tidak benar (pembelaan)
12. Hak privasi. Setiap orang berhak atas perlindungan hukum terhadap
gangguan atau serangan terhadap dirinya. Mereka akan mendapatkan
perlindungan privasinya.
13. Hak untuk kebebasan bergerak. Setiap orang memiliki kebebasan untuk
pergi ke wilayah lain, menetap maupun melakukan perjalanan ke mana
pun.
14. Hak untuk mencari tempat yang aman untuk hidup. Setiap orang berhak
untuk mencari dan menikmati kebebasan di negara lain agar terbebas dari
penganiayaan.
15. Hak berkebangsaan. Setiap orang berhak atas suatu kewarganegaraan dan
tak seorang pun dapat kehilangan kewarganegaraannya tanpa ada
sebabnya.
16. Hak menikah dan berkeluarga. Setiap orang dewasa memiliki hak untuk
menikah dan memiliki keluarga jika mereka mau. Pria dan wanita
memiliki hak yang sama ketika mereka menikah, dan ketika mereka
dipisahkan.
17. Hak memiliki properti. Setiap orang berhak memiliki sesuatu atau
membaginya. Tidak ada yang harus mengambil barang seseorang tanpa
alasan yang kuat.
18. Kebebasan beragama dan berpikir. Setiap orang berhak atas kebebasan
berpikir, hati nurani dan memilih agama. Hak ini termasuk kebebasan
untuk mengubah agama atau keyakinannya, dan kebebasan, baik sendiri
atau dalam komunitas dengan orang lain dan di depan umum atau pribadi,
untuk mewujudkan agama atau keyakinannya dalam mengajar, berlatih,
beribadah dan bertakwa.
19. Kebebasan berekspresi. Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat
dan berekspresi. Hak ini termasuk kebebasan untuk menahan pendapat

10
tanpa gangguan dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan
informasi dan ide melalui media apa saja dan tanpa batasan apa pun.
20. Hak untuk majelis umum. Kita semua berhak untuk bertemu teman-teman
kita dan bekerja bersama dengan damai untuk membela hak-hak kita. Tak
ada kebebasan seseorang untuk memaksa hak orang lain untuk
mengikutinya dalam pertemuan terten
21. Hak untuk berdemokrasi. Kita semua berhak untuk mengambil bagian
dalam pemerintahan negara kita. Setiap orang dewasa diizinkan untuk
memilih pemimpin mereka sendiri.
22. Hak jaminan sosial. Setiap orang sebagai anggota masyarakat,
memiliki hak atas jaminan sosial dan berhak atas realisasi, melalui
upaya nasional dan kerjasama internasional dan sesuai dengan
organisasi dan sumber daya masing-masing.
23. Hak untuk bekerja dan sebagai pekerja. Setiap orang dewasa memiliki
hak untuk melakukan pekerjaan, dengan upah yang adil untuk
pekerjaan mereka, dan untuk bergabung dengan serikat pekerja.
24. Hak untuk istirahat dan bersantai. Setiap orang berhak untuk
beristirahat dan bersantai, termasuk pembatasan jam kerja yang wajar
dan liburan berkala dengan bayaran.
25. Makanan dan tempat tinggal. Setiap orang memiliki hak untuk hidup
yang baik. Ibu dan anak-anak, orang tua, pengangguran atau sakit, dan
semua orang berhak untuk dirawat ketika sakit. Seseorang juga
memiliki kebebasan untuk memilih makanan.
26. Hak atas pendidikan. Seseorang memiliki kebebasan atas pendidikan
yang ditempuh.
27. Hak berpartisipasi dalam kehidupan budaya masyarakat. Setiap orang
berhak bebas untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya
masyarakat, untuk menikmati seni dan untuk berbagi dalam kemajuan
ilmu pengetahuan dan manfaatnya. Setiap orang berhak atas
perlindungan terhadap kepentingan moral

11
D. Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Berikut beberapa langkah penegakan dan perjuangan HAM bagi
masyarakat, bangsa dan negara indonesia adalah :
1) Sosialisai hak asasi manusia
Adalah memasyarakatkan hak asasi manusia di tengah-tengah
masyarakat dengan tujuan adalah:
 Agar manusia respek terhadap hak asasi manusia dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
 Tumbuhnya kesadaran rakyat tentang hak asasi manusia
 Mempercepat proses demokratisasi sehingga dapat mencegah
munculnya kekuasaan sewenang-wenang
2) Pendidikan HAM
Dalam rangka internalisasi nilai-nilai hak asasi manusia perlu
dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari manusia sejak dini, pada
sekolah, kampus, dan media massa.
3) Advokasi HAM
Adalah dukungan, pembelaan, atau upaya, dan tindakan yang
terorganisir dengan menggunakan peralatan demokrasi untuk
menegakkan dan melaksanakan hukum dan kebijakan yang dapat
menciptakan masyarakat yang adil dan sederajat
4) Kelembagaan
Dalam rangka menegakkan hak asasi manusia, maka pemerintah
membentuk komisi nasional hak asasi manusia (KOMNASHAM).
Komisi ini dimaksudkan untuk membantu pengembangan kondisi
yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia guna mendukung
terwujudnya pembangunan nasional.
5) Pelestarian budaya (tradisi lama)
Keberhasilan penguasaan dan pemberdayaan hak asasi manusia suatu
bangsa sangat ditentukan oleh pemantapan budaya hak-hak asasi
manusia dan bangsa tersebut melalui usaha-usaha secara sadar
kepada seluruh masyarakat.

12
6) Pemberdayaan hukum
Untuk menegakkan hak asasi manusia harus ada kesiapan struktural
dan kultur politik yang lebih demokratis.
7) Rekonsiilasi nasional
Cara lain yang di tempuh untuk menegakkan hak asasi manusia adalah
membentuk komisi kebendaharaan dan rekonsiliasi yang di bentuk
berdasarkan undang-undang. Komisi ini berfungsi lembaga ekstra
yuridis untuk menegakkan kebenaran mengungkap penyalahgunaan
kekerasan dan pelanggaran HAM dimasa lampau demi kepentingan
bangsa dan negara

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi,
tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau
menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan
dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran
HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau
bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara
peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan
HAM. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang harus
dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu.

13
B. SARAN

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan


dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga
harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain, jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM dan jangan sampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita
harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan
HAM orang lain. Kita sebagai warga negara yang baik, bila
melihat dan mendengar terjadinyapelanggaran HAM, harus memiliki
kepedulian, pelanggaran itu tak mengenai pada diri kita atau keluarga
kita Sebagai sesama anak bangsa harus peduli terhadap korban
pelanggaran HAM atas sesamanya. Kepedulian kita semua sebagai warga
negara Indonesia terhadap penegakan HAM merupakan amanat dari
nilainilai Pancasila yakni kemanusiaan yang adil dan beradab yang sama
sama kita junjung tinggi, karena akan dapat menghantarkan sebagai
bangsa yang beradab.

DAFTAR PUSTAKA

A.Bazar Harapan, Nawangsih Sutardi, Hak Asasi Manusia dan Hukumnya, CV.
Yani’s, Jakarta, 2006.
Diskominfo mojokerto. 2019. Macam hak asasi manusia menurut pbb.
https://mojokertokab.go.id/detail-artikel?slug=ini-30-macam-hak-asasi-
manusia-menurut-pbb-1680060108. Diakses pada 08 November 2023.
El-Muhtaj, M. (2017). Hak asasi manusia dalam konstitusi Indonesia. Prenada
Media.
Mariam Budiharjo. (1985). Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia
Majalah, What is Democracy, United State Information Agency, 1991.
ROSANA, Ellya. Negara demokrasi dan hak asasi manusia. Jurnal Tapis: Jurnal
Teropong Aspirasi Politik Islam, 2016, 12.1: 37-53.

14
Triwahyuningsih, S. (2018). Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia
(ham) di indonesia. Legal Standing: Jurnal Ilmu Hukum, 2(2), 113-121.
Ubaedillah, Abdul Rozak. 2003. Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic
Education). Pancasila, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat
Madani, (Edisi Revisi). ICCE UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Undang-undang RI Nomor 39 Tahun 2000, Hak Asasi Manusia, Jakarta: Sinar
Grafika

15

Anda mungkin juga menyukai