Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN HAM”

Oleh :
SARAH NIKMATUL HIKMA (BIO221005)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CORDOVA
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah atas segala karunia yang telah diberikan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Negara Hukum
Dan HAM”. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Allah Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman kejahiliya menuju ke zaman yang
penuh ilmu pengetahuan.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen Pengampuh yang telah
berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai dengan
tepat waktu. Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dan
bermanfaat bagi pembaca dalam menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh
pembaca.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Wassalammualaikum Wr. Wb.

Taliwang, 15 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
1.Konsepsi Hubungan Negara Hukum Dan HAM....................................................3
BAB III PENUTUP..............................................................................................................6
A.Kesimpulan............................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Doktrin hak asasi manusia sekarang diterima secara umum sebagai
kerangka etika, politik dan hukum dan sebagai panduan untuk membangun dunia
yang lebih damai bebas dari rasa takut, penindasan dan ketidakadilan. Oleh
karena itu, dalam pemahaman negara hukum, jaminan perlindungan hak asasi
manusia dianggap sebagai ciri yang mutlak diperlukan setiap negara yang dapat
disebut sebagai negara hukum (Assiddiqie, 2012). Dalam konteks negara hukum,
melalui UUD 1945 Politik hukum nasional telah menetapkan bahwa Indonesia
adalah negara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (Marbun, 2014).
Dalam konteks negara hukum, melalui Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Politik Hukum Nasional menetapkan bahwa
Indonesia adalah hukum nasional, Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (Mabang: 2014) . Oleh karena itu, Indonesia
adalah negara hukum, dan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, upaya pembelaan dan perlindungan hak
asasi manusia adalah menjadikan hak asasi manusia tersebut sebagai bagian dari
hukum nasional (Yuliartha, 2009).
Secara harafiah, HAM adalah hak dasar atau hak dasar yang dilahirkan
manusia, yang melekat dan tidak dapat ditolak oleh setiap orang, karena
merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, atau dapat dikatakan bahwa
HAM adalah martabat manusia yang dihormati. dan status, yang merupakan
pengakuan sejati manusia sebagai manusia. Hamidi et al., 2012). Dalam
perkembangan selanjutnya, selain berkaitan dengan bentuk kelembagaan dan
ketentuan konstitusional lainnya, perlindungan HAM juga harus diatur secara
jelas dalam konstitusi atau konstitusi tertulis demokrasi konstitusional, dan
dianggap sebagai materi terpenting yang harus dituliskan. ke dalam konstitusi.
Pembagian kekuasaan negara dan mekanisme hubungan antar lembaga negara.
(Assiddiqie, 2012).

1
Bagi Indonesia, menjaga hak asasi manusia adalah prinsip yang konsisten.
Sebagai bangsa yang pernah mengalami penjajahan, para pendiri republik kita
sangat menyadari pentingnya hak asasi manusia dalam kegiatan berbangsa. Hal
ini dapat dilihat dari penempatan prinsip dan hak yang paling fundamental dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang sebenarnya mendahului
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Selain itu, gagasan negara hukum yang
demokratis sebagai hak asasi manusia untuk mengakui, menghormati, dan
melindungi (HAM) dikembangkan oleh para pelopor kemerdekaan Republik
Indonesia. Gagasan dan konsep negara hukum dan demokrasi yang memajukan
dan melindungi hak asasi manusia terus hidup dan berkobar di benak dan hati
para pendiri bangsa. Hal ini terlihat dalam penyusunan konstitusi Indonesia saat
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep hubungan Negara Hukum dan HAM di Indonesia ?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memahami konsepsi hubungan
Negara Hukum dan HAM yang berlaku di Negara Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsepsi Negara Hukum dan HAM di Indonesia
Konsep negara hukum yang dianut dalam Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah negara hukum yang aktif dan dinamis. Model negara
hukum seperti ini menjadikan sebagai pihak yang aktif berorientasi pada pemenuhan
dan perwujudan kesejahteraan rakyat sesuai dengan prinsip welvaar staat (Ridlwan,
2012). Sebagai negara hukum, segala tindakan penyelenggara negara dan warga
negara harus sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Hukum dalam hal ini adalah
hierarki tatanan norma yang berpuncak pada konstitusi, yaitu Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Disamping itu, hukum yang diterapkan dan ditegakkan harus mencerminkan
kehendak rakyat, sehingga harus menjamin adanya peran serta warga Negara dalam
proses pengambilan keputusan kenegaraan dan Undang-Undang. Kedua, negara yang
mengatur mekanisme pertanggung jawaban atas setiap kebijakan dan tindakan yang
dilakukan oleh penguasa. Ketiga, Negara yang menjamin kemerdekaan kekuasaan
kehakiman serta adanya peradilan administrasi negara; dan keempat, Negara yang
melindungi hak asasi manusia (Simamora, 2014). Dari argument yang diberikan oleh
Hans Kelsen tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep hak asasi manusia tidak dapat
dipisahkan dengan keberadaan Negara hukum yang tentunya mengedepankan dan
melindungi hak asasi manusia. Oleh karena itu berbicara Negara hukum tentunya
tidaklah mungkin terlewatkan pembahasan tentang HAM.Jika berdasarkan Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 1 ayat (1)
dinyatakan bahwa: hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia. Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi manusia, merupakan bagian dari prinsip perlindungan hukum. Istilah hak asasi
manusia di Indonesia, sering disejajarkan dengan istilah hak-hak kodrat, hak-hak
dasar manusia.
3
Natural rights, human rights, fundamental rights, gronrechten, mensenrechten,
rechtenvan den mens dan fundamental rechten. Menurut Philipus M Hadjon, di dalam
hak (rights), terkandung adanya suatu tuntutan (claim) (Khairazi, 2015). Pilihan
kebijakan hukum (legal policy) bahwa Indonesia adalah merupakan Negara hukum
telah dianut selama 60 tahun. Sebagai konsekuensi, terlepas dari konsep acuan yang
dianut, apakah konsep Rechts staat dari tradisi Eropa Kontinental (Civil Law), atau
konsep Rule of Law tradisi Anglo Saxon (Common Law), masalah penegakan
supremasi hukum dan penghormatan (Respect), perlindungan (protect), serta
pemenuhan (fulfill), hak asasi manusia (HAM) haruslah menjadi pilar utama
penyelenggaraan negara, disamping adanya pembagian kekuasaan dalam mekanisme
checks and balances dengan dijaminnya independensi yudisial (Soehino, 2011).
Indonesia adalah Negara hukum termuat dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Tahir Azhari (1995: 19), mengemukakan
bahwa meskipun dalam penjelasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945 digunakan istilah recht staat, namun yang dianut oleh negara Indonesia
bukanlah konsep rechts staat maupun rule of law (Qamar, 2010). Alasannya, Konsep
negara hukum sebenarnya bukanlah konsep yang lahir dari kebudayaan Indonesia
melainkan dari dunia barat, sebagaimana diutarakan oleh Satjipto Rahardjo yang di
kutip oleh Yance Arizona yang menyatakan bahwa: “Negara hukum adalah konsep
modern yang tidak tumbuh dari dalam masyarakat Indonesia sendiri, tetapi barang
import. Proses menjadi Negara hukum bukanlah merupakan bagian dari sejarah
sosial-politik bangsa Indonesia di masa lalu, seperti terjadi di Eropa. Negara hukum
merupakan bangunan yang dipaksakan dari luar (imposed from outside). Dengan
demikian, membangun Negara hukum adalah membangun perilaku bernegara hukum,
membangun suatu peradaban baru (Wijaya, 2015).
Dalam suatu negara kekeluargaan terdapat pengakuaan terhadap hak-hak
individual (termasuk pula hak milik ataupun hak asasi tetapi dengan tetap
mengutamakan kepentingan nasional (kepentingan bersama) diatas kepentingan
individu. Disamping karakter, konsep Negara hukum pancasila juga memiliki
beberapa prinsip yang salah satunya, adanya perlindungan HAM dengan jaminan
hukum bagi tuntutan penegakannya melalui proses yang adil. Perlindungan terhadap
HAM ini dimasyarakatkan secara luas untuk mempromosikan penghormatan
4
perlindungan terhadap HAM sebagai ciri yang penting suatu Negara hukum yang
demokratis (Kiemas, 2013).

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia adalah Negara hukum termuat dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Meskipun dalam penjelasan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 digunakan istilah rechts
staat, namun yang dianut oleh Negara Indonesia bukanlah konsep rechts staat
maupun rule of law. Alasannya, Konsep Negara hukum sebenarnya bukanlah
konsep yang lahir dari kebudayaan Indonesia melainkan dari dunia barat.
Sebagai Negara yang berlandaskan pancasila. Konsep Negara hukum Indonesia
merupakan konsep Negara hukum pancasila. Berbicara mengenai perlindungan
HAM dalam konsep Negara hukum, baik rechts staat, rule of law maupun Negara
hukum pancasila sama-sama mengakui adanya jaminan dan perlindungan
terhadap HAM. Dalam konteks Negara hukum pancasila. HAM telah termuat di
dalam pancasila itu sendiri. Dalam sila pertama misalnya, Ketuhanan Yang Maha
Esa, dalam sila ini pada prinsipnya telah menegaskan adanya kebebasan bagi
setiap warga Negara untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya, namun tetap dalam arti yang positif.

6
DAFTAR PUSTAKA

Assiddiqie, J. 2012. Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Ed. 2, Cet. 2.

Jakarta: Sinar Grafika.

Bisri, I. 2014. Sistem Hukum Indonesia Prinsip-Prinsip dan Implementasi Hukum di

Indonesia, Ed. 1, Cet. 9. Jakarta: Rajawali Pers.

Friedman, Lawrence. M. 2011. Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, Cet. IV.

Terjemahan oleh M. Khozim. Bandung: Nusa Media.

Gaffar, Janedjri. M. 2012. Demokrasi Konstitusional Praktik Ketatanegaraan Indonesia

Setelah Perubahan UUD 1945, Cet-1. Jakarta: Konstitusi Press.

Hamidi, J. et. All. 2012. Teori Hukum Tata Negara: A Turning Point of The State.

Jakarta: Salemba Humanika.

Huda, N. 2014. Hukum Tata Negara Indonesia, Ed-Revisi, Ce-9. Jakarta: Rajawali Pers.

Kiemas, T. 2013. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Sebagai Sumber

Moralitas dan Hukum Nasional. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.

Kurnia, Titon. S. 2015. Interpretasi Hak-Hak Asasi Manusia Oleh Mahkama Konstitusi

Republik Indonesia. Bandung: CV. Mandar Maju.

Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009 – 2014. 2014. Empat Pilar

Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jendral MPR RI.

Qamar, N. 2010. Negara Hukum atau Negara Undang-Undang, Cet. 1. Makassar:

Pustaka Refleksi Books.

Qamar, M. 2014. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Ed. 1-6. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai