Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“NEGARA HUKUM DAN HAM”

DOSEN PEMBIMBING
VERY KUSNADI, SH, MH

DISUSUN OLEH :
BRAMUDIA SAKRA PUTRA
190602029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Segala  puji penulis panjatkan kepada Allah SWT. Shalawat  serta  salam 


selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Dan Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penulis  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan dapat  dikaji 
melalui  berbagai  sudut  pandang.  Pendidikan kewarganegaraan bermanfaat sebagai 
acuan untuk mengetahui bagaimana hidup berbangsa dan bernegara serta mengetahui
apakah itu negara hukum, hak asasi manusia, adat istiadat, dan karakter bangsa dan
sebagainya.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Penulis
menyadari dalam bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang mendukung sangat penulis harapkan demi 
perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang.

Pekanbaru, 20 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………......…………………………………...........................i

DAFTAR ISI ……………….…………...……………………………………........................ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………........................1

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….................2

A. Makna Negara Indonesia Sebagai Negara Hukum………………………….................2


B. Hubungan Negara Hukum dan HAM ………………………………………................3
C. Prinsip Negara Hukum dalam Kehidupan Sebagai Warga Negara …….....................10
D. Upaya Penegakkan HAM di Indonesia ………………………………………...........11
E. Contoh Kasus yang Melanggar HAM ……………………………………….............13

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………...........15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
 A.   LATAR BELAKANG

Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di


seluruh dunia, meskipun dengan  berbagai macam istilah atau nama. Dengan adanya
penyempurnaan kurikulum mata kuliah pengembangan kepribadian tersebut maka
pendidikan kewarganegaraan memiliki paradigma baru, yaitu pendidikan
kewarganegaraan berbasis Pancasila. Sehingga seluruh penerus bangsa Indonesia bisa
memahami arti dari Negara yang memiliki hukum dan arti dari hak asasi manusia
sehingga bisa saling menghargai satu sama lainnya.

B.   RUMUSAN MASALAH

1. Apakah makna Indonesia sebagai Negara Hukum ?


2. Bagaimanakah hubungan Negara Hukum dengan HAM ?
3. Bagaimana menerapkan Prinsip Negara Hukum dalam kehidupannya  sebagai
warga negara ?
4. Bagaimana mendukung Penegakkan HAM di Indonesia ?

C.   TUJUAN 

Berdasarkan latar belakang, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan


makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari pada Hak Asasi Manusia dan
seperti apa praktek pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia. Serta hukuman apa
yang diberlakukan untuk orang yang melanggar Hak Asasi Manusia.

 D.   MANFAAT

Agar para intelektual khusus nya para mahasiswa bisa lebih memahami lagi
tentang sistem Negara hukum di Indonesia dan prinsip-prinsip Negara hukum dan
juga mengerti tentang paradigma hak asasi manusia yang tercantum dalam Undang-
Undang Dasar 1945.

 
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. MAKNA NEGARA INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM

Bukti yuridis atas keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti material
tersebut harus dimaknai bahwa negara Indonesia adalah negara hukum dinamis, atau
negara kesejahteraan (welfare state), yang membawa implikasi bagi para
penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara luas dan
komprehensif dilandasi ide-ide kreatif dan inovatif.

Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah


hukum nasional Indonesia  harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif.
Akomodatif artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang
dinamis. Makna hukum seperti ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom,
pelindung masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika
perkembangan jaman, sehingga tidak pernah usang. Progresif, artinya selalu
berorientasi kemajuan, perspektif masa depan. Makna hukum seperti ini
menggambarkan kemampuan hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya
mencairkan kebekuan-kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan kebenaran
yang berkeadilan bagi setiap anggota masyarakat.

Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah
Negara Hukum”. Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945
menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa
negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum. Sebelumnya, landasan
negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian Penjelasan Umum UUD 1945
tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut :

a. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia
berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka
(Machtsstaat).

2
b. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar),
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah
negara hukum yakni pada Bab XIV tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan
Sosial Pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan
bertanggung jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.

Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip


sebagai berikut :

1. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional.


2. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi.
3. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi.
4. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1)
UUD 1945).
5. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR).
6. Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil.
7. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif);
8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J
UUD 1945).

B. HUBUNGAN NEGARA HUKUM DENGAN HAM


a. PENGERTIAN NEGARA HUKUM

Negara dalam pandangan teori klasik diartikan sebagai suatu masyarakat yang
sempurna (a perfect society). Negara pada hakikatnya adalah suatu masyarakat 
sempurna yang para anggotanya mentaati aturan yang sudah berlaku.

3
Suatu masyarakat dikatakan sempurna jika memiliki sejumlah kelengkapan
yakni internal dan eksternal.

Kelengkapan secara internal, yaitu adanya penghargaan nilai-nilai


kemanusiaan di dalam kehidupan masyarakat itu. Saling menghargai hak sesama
anggotamasyarakat. Kelengkapan secara eksternal, jika keberadaan suatu masyarakat
dapat memahami dirinya sebagai bagian dari organisasi masyarakat yang lebih luas.
Dalam konteks ini pengertian negara seperti halnya masyarakat yang memiliki kedua
kelengkapan internal dan eksternal, there exists onlyone perfect society in the
natural order, namely  the state (Henry J. Koren(1995:24).

Dalam perkembangannya, teori klasik tentang negara ini tampil dalam ragam
formulasinya, misalnya menurut tokoh; Socrates, Plato dan Aristoteles. Munculnya
keragam konsep teori tentang negara hanya karena perbedaan cara-cara pendekatan
saja. Pada dasarnya negara harus merepresentasikan suatu bentuk masyarakat yang
sempurnya. Teori klasik menginspirasikan lahirnya teori modern tentang negara,
kemudian dikenal istilah negara hukum. Istilah negara hukum secara terminologis
terjemahan dari kata Rechtsstaat atau Rule of law. Para ahli hukum di daratan Eropa
Barat lazim menggunakan istilah Rechtsstaat, sementara tradisi Anglo–Saxon
menggunakan istilah Rule of Law. Di Indonesia, istilah  Rechtsstaat dan Rule of law
biasa diterjemahkan dengan istilah “Negara Hukum” (Winarno, 2007). Gagasan
negara hukum di Indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para pendiri
negara Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-kawan) sejak
hampir satu abad yang lalu.

Walaupun pembicaraan pada waktu itu masih dalam konteks hubungan


Indonesia (Hindia Belanda) dengan Netherland. Misalnya melalui gagasan Indonesia
(Hindia Belanda) berparlemen, berpemerintahan sendiri, dimana hak politik rakyatnya
diakui dan dihormati. Jadi, cita-cita negara hukum yang demokratis telah lama
bersemi dan berkembang dalam pikiran dan hati para perintis kemerdekaan bangsa
Indonesia. Apabila ada pendapat yang mengatakan cita negara hukum yang
demokratis pertama kali dikemukakan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha

4
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah tidak memiliki dasar
historis dan bisa menyesatkan.

Para pendiri negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan negara hukum.
Ketika para pendiri negara bersidang dalam BPUPKI tanggal   28 Mei –1 Juni 1945
dan tanggal 10-17 Juli 1945 gagasan dan konsep Konstitusi Indonesia dibicarakan
oleh para anggota BPUPKI. Melalui sidang-sidang tersebut dikemukakan istilah
rechsstaat (Negara Hukum) oleh Mr. Muhammad Yamin (Abdul Hakim G Nusant ara,
2010:2). Dalam sidang–sidang tersebut muncul berbagai gagasan dan konsep
alternatif tentang ketatanegaraan sepert i: negara sosialis, negara serikat dikemukakan
oleh para pendiri negara.

Perdebatan pun dalam sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad bersama
untuk merdeka, jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari para
pendiri negara, menjunjung tinggi azas kepentingan bangsa, secara umum menerima
konsep negara hukum dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).Semangat cita negara hukum para pendiri negara secara formal
dapatditemukan dalam setiap penyusunan konstitusi, yaitu Konstitusi RIS 1949
danUUDS 1950. Dalam konstitusi – konstitusi tersebut dimasukkan Pasal-pasalyang
termuat  dalam Deklarasi Umum HAM PBB tahun 1948. Hal itumenunjukkan bahwa
ketentuan-ketentuan tentang penghormatan, danperlindungan HAM perlu dan penting
unt uk dimasukkan ke dalam konstitusinegara (Abdul Hakim G Nusantara, 2010:2)
Pengertian negara hukum selalu menggambarkan adanyapenyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan negara yang didasarkan atas hukum. Pemerintah dan unsur unsur
lembaga di dalamnya dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum
yang berlaku. Menurut Mustafa Kamal (2003), dalam negara hukum, kekuasaan
menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasihukum) dan
bertujuan untuk menyelenggarakan ketert iban hukum. Dasar yuridis bagi negara
Indonesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara RI 1945
(amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” Konsep negara
hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi hak
azasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan.

5
Menurut Winarno (2010), konsepsi negara hukum Indonesia dapat di
masukkan dalam konsep negara hukum dalam arti material atau negara hukum dalam
arti luas.

Pembuktiannya dapat kita lihat dari perumusan mengenai t ujuan bernegara


sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD Negara RI 1945 Alenia IV.
Bahwasannya, negara bertugas dan bertanggungjawab tidak hanya melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia tetapi juga memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut  melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.Bukti lain yang menjadi dasar yuridis bagi keberadaan negara hukumIndonesia
dalam arti material, yaitu pada: Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34UUD Negara RI 1945,
bahwa negara turut aktif dan bertanggungjawab atasperekonomian negara dan
kesejahteraan rakyat.

C. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat
siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak
azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain
sebagainya. Apabila melanggar HAM maka seseorang akan bertentangan dengan
hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang
mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM.

Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum


terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia
dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah
Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia.

a. Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia:


1. Hak Asasi Pribadi / Personal Right:
1) Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat.
2) Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
6
3) Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.
4) Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama
dankepercayaan yang diyakini masing-masing.
2. Hak Asasi Politik / Political Right:
1) Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
2) Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
3) Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasipolitik
lainnya.
4) Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
3. Hak Asasi Hukum / Legal Equality Right:
1) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
2) Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns.
3) Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.
4. Hak Asasi Ekonomi / Property Rigths:
1) Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
2) Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
3) Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll.
4) Hak kebebasan untuk memiliki susuatu.
5) Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights:
1) Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
2) Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan   dan
penyelidikan di mata hukum.
6. Hak Asasi Sosial Budaya / Social Culture Right:
1) Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.
2) Hak mendapatkan pengajaran.
3) Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

7
b. Jenis-Jenis HAM

Isi UUD 1945 sebelum dilakukan perubahan (amandemen) mengatur hak asasi
manusia dalam 7 pasal antara lain adalah pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34. Namun
setelah UUD 1945 dilakukan perubahan (amandemen) maka ada bagian khusus
tentang hak asasi manusia yaitu dengan rincian sebagai berikut:

1. Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
2. Pasal 28 B
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
3. Pasal 28 C
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan dasarnya,
berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

4. Pasal 28 D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

8
5. Pasal 28 E
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3) Setiap orang berhak atas kebebasab berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
6. Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
7. Pasal 28 G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik
dari negara lain.
8. Pasal 28 H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
9
9. Pasal 28 I
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun.
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
4) Perlindungan, kemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
10. Pasal 28 J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang dijalankan.

Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak
azasi manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan
suatu negara hukum menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan
kehidupan demokratis. Dasar filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak
azasi manusia adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar kodrati setiap orang
yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai pemberian
Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak azasi manusia di Indonesia
secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.

10
D. PRINSIP NEGARA HUKUM DALAM KEHIDUPAN SEBAGAI WARGA
NEGARA

Prinsip Negara Hukum yang berkembang pada abad 19 cenderungmengarah


pada konsep negara hukum formal, yaitu pengertian negara hukumdalam arti sempit.
Dalam Prinsip ini negara hukum diposisikan ke dalamruang gerak dan peran yang
kecil atau sempit. Seperti dalam uraian terdahulu negara hukum dikonsepsikan
sebagai sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan atas
hukum. Pemerintah dan unsur - unsur lembaganya dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku. Peran pemerintah sangat kecil dan
pasif. Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan
negara hukum dalam arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah
terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman. Prinsip Negara Hukum
material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang
melekat pada negara hukum atau Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut :

1. HAM terjamin oleh undang-undang.


2. Supremasi hukum.
3. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum.
4. Kesamaan kedudukan di depan hukum.
5. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
6. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi.
7. Pemilihan umum yang bebas.
8. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

E. UPAYA PENEGAKKAN HAM DI INDONESIA

Upaya penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan politik.
Maksudnya terhadap berbagai pelanggaran HAM maka upaya menindak para pelaku
pelanggaran diselesaikan melalui Pengadilan HAM bagi pelanggaran HAM berat dan
melalui KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi). 

Upaya penegakan HAM melalui jalur Pengadilan HAM, mengikuti ketentuan-


ketentuan antara lain, sebagai berikut:
11
1. Kewenangan memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat tersebut di atas oleh Pengadilan HAM tidak berlaku bagi pelaku yang berumur
di bawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan. 
2. Terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum
diundangkan UURI No.26 Tahun 2000, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan HAM
adhoc. Pembentukan Pengadilan HAM ad hoc diusulkan oleh DPR berdasarkan pada
dugaan telah terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dibatasi pada
tempat dan waktu perbuatan tertentu (locus dan tempos delicti ) yang terjadi sebelum
diundangkannya UURI No. 26 Tahun 2000. 
3. Agar pelaksanaan Pengadilan HAM bersifat jujur, maka pemeriksaan perkaranya
dilakukan majelis hakim Pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang. Lima orang
tersebut, terdiri atas 2 orang hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan dan 3
orang hakim ad hoc (diangkat di luar hakim karir). Sedang penegakan HAM melalui
KKR penyelesaian pelanggaran HAM dengan cara para pelaku mengungkapkan
pengakuan atas kebenaran bahwa ia telah melakukan pelanggaran HAM terhadap
korban atau keluarganya, kemudian dilakukan perdamaian. Jadi KKR berfungsi
sebagai mediator antara pelaku pelanggaran dan korban atau keluarganya untuk
melakukan penyelesaian lewat perdamaian bukan lewat jalur Pengadilan HAM.

Beberapa contoh kegiatan yang dapat dimasukan menghargai upaya penegakan HAM,
antara lain :

1. Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM; 


2. Mendukung para korban untuk memperoleh restitusi maupun kompensasi serta
rehabilitasi; 
3. Tidak mengganggu jalannya persidangan HAM di Pengadilan HAM; 
4. Memberikan informasi kepada aparat penegak hokum dan lembaga – lembaga HAM
bila terjadi pelanggaran HAM; 
5. Mendorong untuk dapat menerima cara rekonsiliasi melalui KKR kalau lewat jalan
Peradilan HAM mengalami jalan buntu, demi menghapus dendam yang
berkepanjangan yang dapat menghambat kehidupan yang damai dan harmonis dalam
bermasyarakat.

12
Sebagai negara hukum, maka dalam upaya menegakan HAM diatur pelaksanaannya
an perundang-undangan, yaitu sebagai berikut:

1. UUD 1945
UUD 1945 Pasal 31, menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak mendapat
pengajaran. Maka untuk mencapainya Pemerintah membangun gedung-gedung
sekolah, mengangkat guru, memberikan bea siswa pada anak berprestasi tetapi dari
segi ekonomi kurang mampu, dan lain-lain.
2. Ketetapan MPR
TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998, menugaskan Presiden dan DPR untuk
membentuk lembaga yang melakukan penyuluhan, pengkajian, pemantauan,
penelitian, dan mediasi tentang HAM. Maka dibentuklah KOMNAS HAM melalu
Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993.
3. Undang-Undang
UU Nomor 39 tahun 1999 Pasal 9, menegaskan tentang hak untuk hidup. Maka
manakala terjadi pelanggaran terhadap hak ini, maka pemerintah menggelar peradilan
HAM.

F. CONTOH KASUS YANG MELANGGAR  HAM

Awal tahun 1993, Gubernur KDH TK I Jawa Timur mengeluarkan surat


edaran No. 50/Th. 1992 yang berisi himbauan kepada pengusaha agar menaikkan
kesejahteraan karyawannya dengan memberikan kenaikan gaji sebesar 20% gaji
pokok. Himbauan tersebut tentunya disambut dengan senang hati oleh karyawan,
namun di sisi pengusaha berarti tambahnya beban pengeluaran perusahaan. Pada
pertengahan April 1993, Karyawan PT. Catur Putera Surya (PT. CPS) Porong
membahas Surat Edaran tersebut dengan resah. Akhirnya, karyawan PT. CPS
memutuskan untuk unjuk rasa tanggal 3 dan 4 Mei 1993 menuntut kenaikan upah dari
Rp1700 menjadi Rp2250.

Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Surya yang aktif
dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut
antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2
Mei 1993 di Tanggulangin,
13
Sidoarjo.3 Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya bekerja.
Komando Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh. 4
Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan, termasuk
perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp1.700 per hari menjadi Rp2.250.
Tunjangan tetap Rp550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima, termasuk oleh
buruh yang absen.

Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-


rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan. Marsinah menjadi
salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan
dengan pihak perusahaan. Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang
dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim)
Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh
telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah bahkan
sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya
yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam,
Marsinah lenyap. Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh
rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 8
Mei 1993.

Marsinah adalah salah satu korban pelanggaran HAM di negeri ini. Marsinah
memperjuangkan haknya sebagai buruh untuk meningkatkan kesejahteraan seperti
tertera dalam surat edaran gubernur. Namun demikian perusahaan kiranya memiliki
pandangan berseberangan dengan kaum buruh tersebut. Perusahaan cenderung untuk
tetap tidak memberikan hak buruh berupa kenaikan gaji. Atas keadaan tersebut buruh
bereaksi dengan berdemonstrasi beberapa kali. Demonstrasi buruh tersebut direaksi
dengan aksi represif oleh pihak perusahaan. Dengan menggandeng pihak militer
mereka memaksa kaum buruh untuk menghentikan aksinya. Tekanan-tekanan dari
pihak perusahaan kiranya tidak menyurutkan langkah mereka, hingga akhirnya
perusahaan memutuskan untuk membunuh para pimpinan yang dianggap sebagai
penggerak demonstrasi tersebut.

14
Sepertinya kasus ini adalah suatu hasil konspirasi tingkat tinggi, karena
penyelidikan polisi seolah membentur tembok. Hingga saat ini, kasus pembunuhan
Marsinah menjadi satu kasus misterius tak terpecahkan. Padahal sebenarnya boleh
jadi cukup mudah untuk mengungkap kebenaran kasus ini, akan tetapi adanya pihak-
pihak yang tidak menginginkan kasus ini terungkap berusaha serapat mungkin
menutupi kasus ini. 

  

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pengertian Negara hukum  yang berbeda beda memiliki makna yang sama
yaitu Negara yang menjamin keamanan warga Negara nya dan Negara yang
menjadikan hukum sebagai kekuasaan tertinggi. Hukum itu ada yang di sebut dengan
hukum Formil dan hukum Materil,hukum formil dapat di sebut juga dengan hukum
dasar tertulis (UUD) yang diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang brita cara
mengajukan perkara baik gugatan maupun permohonan,memeriksa perkara dan
memberikan putusan dengan tujuan untuk mempertahankan hukum materil sedangkan
hukum Materil dan di sebut juga dengan hukum dasar yang tidak terulis (Convensi)
memiliki arti aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.Negara hukum memiliki
ciri-ciri yaitu percaya akan adanya tuhan dan pengakuan dari perlindungan hak-hak
asasi manusia yang mengandung persamaan di bidang politik,sosial,ekonomi dan
kebudayaan serta peradilan yang bebas dan tidak memihak dan tidak terpengaruhi
sesuatu kekuasaan apapun.

Negara hukum dan HAM adalah satu kesatuan yang tidah di pisahkan satu
sama lainnya, karena kalau salah satunya tidak ada maka tidak akan berjalan dengan
semestinya sebab itu yang dapat membuat warga Negara Indonesia mendapat suatu
keadialan,perlindungan dan  pengakuan secara sah dan sebagai pembentuk suatu
Negara yang adil makmur dan sejahtera.

B. SARAN

Walau masih bangsa muda dibandingkan dengan Negara-negara barat, namun


waktu seperti itu bukanlah sempit bagi pemerintah kita untuk mewujudkannya.
Namun mari kembali lagi pada kenyataannya. Bangsa Indonesia belum menjamin
HAM warganya. Di butuhkan keseriusan pemerintah untuk mempelopori penegakkan
HAM di Indonesia. Tentu saja itu tidak cukup, hanya pemerintah namun,partisipasi
dan kerja sama warga nemasih sangat dibutuhkan kerjasama warna Negara Indonesia
yang semoga baik-baik saja.
16
Kita sebagai mahasiswa dan generasi penerus bangsa, sudah semestinya
membantu pemerintah untuk terus menegakkan HAM di Indonesia. Kondisi HAM di
Indonesia sudah saatnya dibenahi dan ditata ulang agar terbentuk good goverment.
Segala jenis hambatan dan tantangan yang dapat mengganggu terwujudnya
pelaksanaan HAM harus segera dihilangkan.

Demikinlah makalah yang dapat kami sampaikan , kami sadar kalau dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami mohon maaf .
atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih

17
DAFTAR PUSTAKA

Adib. MOHAMMAD. DKK. 2014. PENDIDIKAN PANCASILA &


KEWARGANEGARAAN.

Asshiddiqie, Prof. Dr. Jimly, S.H. Negara Hukum dan HAM. Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia.

Kansil, CST.1983. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: balai Pustaka.

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-undang Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

18

Anda mungkin juga menyukai