Anda di halaman 1dari 6

TUGAS HUKUM TATA NEGARA

Analisis Pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 “Lahirnya Pancasila” dan kaitannya
dengan isu-isu kekinian.

Oleh :

Nama : Nathasya Salsabilla


Nim : 21150089
Kelas : B1 Hukum

Dosen Pengampu :
Dr. Wendra Yunaldi, S.H, M.H

Jurusan Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyyah Sumatera Barat
Analisis Pidato Soekarno 1 Juni 1945

PENDAHULUAN

Pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 memaparkan tentang dasar Indonesia merdeka atau
Philosofiche Grondslag. Pada awalnya Soekarno memamparkan tentang apa itu merdeka dan
bagaimana kemerdekaan yang diraih oleh negara-negara lain dan Soekarno juga menjelaskan
kenapa Indonesia ini harus merdeka. Selain itu Soekarno sendiri juga memaparkan apa yang
akan diterapkan di Indonesia.

Soekarno menjelaskan bahwa Indonesia harus merdeka secepatnya karena ini adalah
waktu yang tepat, Soekarno menjelaskan bagaimana kondisi negara-negara lain seperti Arab
Saudi dan Rusia, Inggris dan Amerika saat merdeka. Soekarno menjelaskan bahwa negara
yang merdeka adalah dimana sesuatu bangsa telah sanggup mempertahankan negaranya
sendiri telah sanggup mempertahankan dengan darahnya sendiri. Soekarno juga menjelaskan
bahwa merdeka itu dapat dilakukan jika kita sendiri sebagai bangsa Indonesia berani untuk
merdeka tidak menunggu semua orang merdeka hatinya yang mana maksudnya adalah
menunggu semua rakyat Indonesia benar-benar sudah siap.

Setelah menjelaskan tentang kemerdekaan itu sendiri, Soekarno juga menjelaskan


bahwa Indonesia memerlukan dasar negara untuk membentuk negara itu sendiri. Beliau
menjelaskan bahwa negara-negara lain sudah memiliki dasar atau sebuah faham yang
dianutnya. Contohnya adalah Adolf Hitler yang mendirikan Jerman atas paham sosialisme.
Contoh lain adalah Lenin yang mendirikan Rusia atas paham marxisme dan Arab Saudi
dimana Ibn Saud membangun Arab Saudi atas landasan Islam.

Isi Pidato Ir. Soekarno dan Kaitannya dengan Isu-Isu Saat Ini

Setelah menyampaikan pendahuluan,Ir.Soekarno menyampaikan isi pokok dari pidatonya


yang mana mencakup 5 prinsip dasar negara Indonesia.

Berikut ini uraian isi pidato Ir. Soekarno dan kaitannya dengan isu saat ini:
1. Prinsip pertama (Kebangsaan)

Dasar pertama, yang baik dijadikan dasar buat negara Indonesia, ialah dasar Kebangsaan.
Kita mendirikan satu Negara Kebangsaan Indonesia,” kata Bung Karno. Kebangsaan yang
dimaksud, kata Bung Karno, bukan dalam artian sempit. “Di atas satu kebangsaan
Indonesia, dalam arti yang dimaksudkan oleh Saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo itulah,
kita dasarkan negara Indonesia,” papar Bung Karno.

Kaitannya dengan isu saat ini:

Berdasarkan uraian diatas yang mana kebangsaan merupakan prinsip yang paling utama
dan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan agar dengan prinsip ini diharapkan
tidak ada perpecahan sesama bangsa Indonesia. Namun kondisi saat ini dimana adanya
gerakan-gerakan yang dilakukan dan dapat menimbulkan perpecahan bangsa Indonesia
seperti GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang sudah diatasi dan OPM (Operasi Papua
Merdeka) yang masih berlangsung sampai saat ini.

2. Prinsip kedua (Internasionalisme atau Perikemanusiaan)

Tetapi Tanah Air kita Indonesia hanya satu bahagian kecil saja dari pada dunia.Ingatlah
akan hal ini! Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus
menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa. Justru inilah prinsip saya yang kedua.
Inilah filosofisch principe yang nomor dua, yang saya usulkan kepada Tuan-tuan, yang
boleh saya namakan “internasionalime”.Tetapi jikalau saya katakan internasionalisme,
bukanlah saya bermaksud kosmopolitisme, yang tidak mau adanya kebangsaan, yang
mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggris,
tidak ada Amerika, dan lain-lainnya.Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak
berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak
hidup dalam taman-sarinya internasionalisme.

Kaitannya dengan isu saat ini:

Dengan prinsip Internasionalisme kita bangsa Indonesia harus menjalin hubungan baik
dengan negara lain, kita harus menghargai negara lain agar tidak adanya perpecahan antar
negara. Seperti adanya beberapa perpecahan yang terjadi diantaranya negara Palestina
dengan negara Israel yang sampai saat ini masih belum ada kesepakatan damai antar dua
negara. Dan yang baru-baru ini perang yang terjadi antara negara Rusia dan negara Ukraina.
3. Prinsip ketiga (Mufakat atau Demokrasi)

Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu
golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara semua buat semua satu
buat semua, semua buat satu. Saya yakin, bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara
Indonesia ialah permusyawaratan, perwakilan,” kata Ir. Soekarno.

Kaitannya dengan isu saat ini:

Mufakat dan demokrasi masih menjadi tolak ukur bangsa Indonesia dalam hal ini
pemerintah untuk menentukan suatu keputusan yang akan diambil. Contohnya saja dalam
perancangan undang-undang dan kegiatan pemilu untuk menentukan kepala pemerintahan.
Namun belakangan ini masyarakat sudah mulai tidak percaya dengan wakil-wakil rakyat
yang memegang kekuasaan di pemerintahan hal ini karena banyaknya keputusan
pemerintah yang merugikan rakyat dan menguntungkan segelintir pihak. Salah satu
contohnya UU Cipta Kerja yang merugikan para buruh dan menguntungkan para
pengusaha.

4. Prinsip keempat (Kesejahteraan)

Ir.Soekarno berkata bahwa tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka. Saya
katakan tadi: prinsipnya San Min Chu I ialah Mintsu, Min Chuan, Min Sheng: nationalism,
democracy, sosialism. Maka prinsip kita harus: Apakah kita mau Indonesia Merdeka, yang
kaum kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyat sejahtera, yang semua orang cukup
makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang
cukup memberi sandang-pangan kepadanya.

Kaitannya dengan isu saat ini:

Pada saat ini tingkat kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi hal ini dapat dilihat dari
data jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang Jumlah
penduduk miskin pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang (sumber: Badan Statistik
Indonesia).Artinya prinsip kesejahteraan belum dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

5. Prinsip kelima (Ketuhanan)

Ir. Soekarno mengatakan bahwa prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan,
tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen
menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk
Nabi Muhammad s.a.w., orang Buddha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang
ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah
negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa.

Kaitannya dengan isu saat ini:

Dengan prinsip ini diharapkan bahwa penduduk Indonesia taat dalam menyembah
tuhannya sesuai dengan keyakinan yang dianutnya tanpa mengganggu keyakinan orang
lain. Namun pada kenyataannya,saat ini masih banyak perselisihan antar umat beragama di
Indonesia,hal ini dapat dilihat dari adanya peristiwa penghancuran rumah ibadah dan
adanya penistaan agama yang dilakukan oleh beberapa oknum.
Referensi :

1. https://www.krjogja.com/angkringan/historia/pidato-lengkap-bung-karno-1-juni-1945-
tentang-pancasila-i/

2. https://id.scribd.com/doc/285937032/Analisis-Pidato-Soekarno-1-Juni-1945

3. https://barometernews.co.id/news/254.html#:~:text=Dalam%20pidatonya%20Bung%20Ka
rno%20mengatakan,negara%20Indonesia%2C%20ialah%20dasar%20Kebangsaan.

4. https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/01/17/1929/persentase-penduduk-miskin-
september-2021-turun-menjadi-9-71
persen.html#:~:text=Jumlah%20penduduk%20miskin%20pada%20September,60%20perse
n%20pada%20September%202021.

Anda mungkin juga menyukai