220402090019
Pendidikan Bahasa Inggris
Panitia merumuskan naskah Mukaddimah UUD yang juga dikenal dengan istilah
Piagam Jakarta (Yamin, 2009: 472) dan (Anshari, 1986: 32)
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh
sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
telah sampailah kepada
saat yang berbahagia, dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia
ke depan pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu untuk membentuk
suatu Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya, menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Jakarta, 22 Juni 1945
Ir. Soekarno
Drs. Moh. Hatta
Mr. A. A. Maramis
Abikoesno Tjokrosoejoso
Abdoel Kahar Moezakkir
H. Agoes Salim
Mr. Achmad Soebardjo
K.H. Wachid Hasjim
Mr. Moh. Yamin
Pada 9 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
beranggotakan 21 orang dan menunjuk Soekarno sebagai ketua serta Moh. Hatta sebagai wakil
ketua
kepada Sekutu karena pada hari itu kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh
Amerika Serikat. Kekalahan Jepang itu tentu saja membuat janji kemerdekaan yang telah
diberikan Jepang kepada bangsa Indonesia menjadi sesuatu yang tidak pasti.
Seiring dengan dihapusnya tujuh kata dalam Piagam Jakarta, istilah
Mukaddimah diubah menjadi Pembukaan. Adapun naskah lengkap Pembukaan
sebagai berikut. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setiap lapisan masyarakat wajib menegakkan HAM dan mengutaman etika dalam melakukan
kegiatannya sehari-hari dengan begitu sebagai mansyarakat Indonesia tercermin jiwa
Pancasila. Dengan demikian implementasi Pancasila bisa terwujud dengan benar. Dalam
menggapai sila ke 2 ini keadilan dan keberadaban terdengar seirama namun menurut saya
ini adalah 2 hal yang berbeda karena manusia yang adil adalah manusia yang harus
mengutamakan kesetaraan namun lebih tepatnya terpenuhinya hak-hak masyarakat jangan
sampai ada hak masyarakat yang tidak terpenuhi sehingga mengakibatkan ketikdakadilan.
3. Persatuan Indonesia
Poin ke tiga dari Pancasila ini belum sepenuhnya stabil hingga saat ini, persatuan Indonesia
saat ini sedang mengalami kekendoran akibat terjadinya pergolakan di Provinsi Papua.
Mereka menginginkan lepas dari Indonesia dengan dalih Indonesia tidak menghargai mereka
dan tidak melaksanakan sila ke tiga Pancasila. Alasan mereka lebih di bumbui lagi dengan
propaganda dari luar agat sesegera mungkin melepas diri. Gerakan mereka tidak main-main
karena sudah terjadi banyak korban. Hal ini perlu diberikan konsentrasi oleh pemerintah
karena karena ini menyangkut pengamalan sila ke 3.