Anda di halaman 1dari 19

Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia

Dosen Pengampu: Elviandi RS.,S.E., M.Hum., Ph.D & Tuti Ningrum S.H.I, M.H
Anggota Kelompok

R. Djoko Anung H. 022020029


Yochanan Meisandro 022020030
Fausan Pratama 022020014
Latar Belakang Sejarah

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang mengatur


pemerintahan negara. Pancasila dalam arus sejarah bangsa
Indonesia menyingkapkan banyak sekali perjuangan, mulai
dari rumusan – rumusan, dan tantangan – tantangan yang
ada di dalamnya. Sejarah bangsa Indonesia dalam
menggapai cita – cita kemerdekaaan berlangsung secara
berabad – abad.
Perumusan Pancasila sangat berkaitan erat dengan
sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang terjadi.
Pancasila memiliki sejarah yang panjang di berbagai
masa sebelum pancasila dibentuk menjadi Ideologi
bangsa Indonesia.
‘‘Menurut Sunoto ( 1984) beberapa
unsur Pancasila berasal dari bangsa
Indonesia sendiri, walaupun secara
formal Pancasila baru menjadi dasar
Negara Republik Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 1945, namun jauh
sebelum itu terjadi, bangsa
Indonesia telah memiliki beberapa
unsur Pancasila dalam melaksanakan
kehidupan mereka.’’
A. Pengertian Pancasila

► Pancasila ialah pilar ideologis banga negara Indonesia. Sebutan Panasila


tercipta dari asal kata sanskerta yang terdiri dari dua kata: panca yang
berarti lima dan sila yang memiliki makna asas atau prinsip. Pancasila inipun
merupakan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam bersikap, bertindak, berfikir dan mengaplikasikan
perbuatan- perbuatan, sehingga lahirnya suatu tindakan berdasarkan pemikiran
ideologi pancasila, dan terciptanya Negara yang bersatu, berdaulat, berhikmat,
sejahtera, adil, dan makmur.
► Lima ideologi utama dalam susuanan Pancasila ialah sila pertama hingga
kelima, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule atau Pembukaan Undang-undang 1945
B. Nilai – nilai Pancasila Sudah Ada Sebelum
Dirumuskan

► Menurut Sunoto (1984) melalui sebuah surat kajiannya, menyatakan


jika nilai-nilai dalam pancasila tercipta oleh bangsa Indonesia itu
sendiri, meskipun pancasila diresmikan sebagai dasar Negara
(secara formal) pada tanggal 18 bulan agustus tahun 1945, Namun
jauh sebelumnya bangsa Indonesia sudah memiliki nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila. Sejarah bangsa Indonesia telah
memberikan bukti yang sangat kuat, bahwa bangsa Indonesia
memiliki nilai-nilai pancasila, bahkan jauh sebelum bangsa Indonesia
meresmikan pancasila. Bukti – bukti tersebut bisa kita dapatkan
dalam berbagai adat istiadat, kesenian, kepercayaan, agama,
kebudayaan dan tulisan.
Nilai Pancasila Sudah Ada Sebelum
Dirumuskan (2)
► Fakta historis nilai pancasila yang sudah ada sejak zaman nenek moyang
(jauh sebelum pancasila diresmikan dengan formal) adalah sebagai berikut
ini:
○ Ketuhanan Yang Maha Esa: bahwa bangsa Indonesia tidak pernah
berhentinya percaya kepada Tuhan
○ Kemanusiaan yang adil dan beradab: bahwa bangsa Indonesia terkenal sejak
dahulu sebagai bangsa yang ramah, lemah lembut, sopan santun dengan
sesama manusia.
○ Persatuan Indonesia: bahwa bangsa Indonesia memiliki ciri rukun, bersatu,
dan kekeluargaan
○ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan : bahwa banyak unsur demokrasi yang sudah
ada dalam masyarakat Indonesia.
○ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: bahwa bangsa Indonesia
Nilai Pancasila Sudah Ada Sebelum
Dirumuskan (3)

► Dari semuanya ini, kita dapat menyimpulkan bahwa pada


kenyataannya nilai –nilai pancasila sudah dipraktekan oleh
nenek moyang bangsa Indonesia sejak dahulu, yaitu sebelum
pancasila diresmikan. Hal ini berarti jika semua dari nilai
yang terkandung dalam pancasila telah ada dalam kehidupan
bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala.
C. Arus Sejarah Pancasila

► Perjalanan sejarah pancasila dimulai dari perumusan pancasila, yang diawali


ketika Perdana Menteri Jepang memberikan janji kemerdekaan bagi rakyat
Indonesia pada tanggal 7 September tahun 1944. Kemudian tanggal 1 Maret
1945 pemerintahan Jepang mendirikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dibuat untuk mempelajari
beberapa hal mengenai tata pemerintahan untuk Indonesia Merdeka. BPUPKI
berisikan 74 orang, yang terdiri dari 67 warga Indonesia, dan 7 warga
Jepang. Lalu, BPUPKI mengadakan sidang pertama yaitu pada tanggal 29
bulan Mei 1945 hingga tanggal 1 Juni tahun 1945 dengan tujuan untuk
merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Dan terdapat
tokoh penting Indonesia yaitu Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno
dalam memberikan suatu gagasan bagi dasar negara Indonesia.
• MR. Mohammad Yamin
► Mohammad Yamin ialah seorang budayawan, sejarawan, sastrawan, ahli
hukum, dan politikus. Dalam pembuatan rumusan Pancasila,
Mohammad Yamin mengusulkan lima hal untuk bisa dijadikan dasar
negara. Dalam pidato pada tanggal 29 Mei 1945 dihari pertama,
Muhammad Yamin menyampaikan asas untuk Indonesia, isi tersebut
yakni: Kemudian asas ini berubah saat Mohammad Yamin
menyampaikan rumusan dasar negara yang diajukan secara
1. Peri kebangsaan tertulis, yaitu:
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
4. Peri kerakyatan
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
5. Kesejahteraan rakyat
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
• Prof. Dr. Soepomo
► Soepomo ialah seorang ahli hukum, seorang pahlawan Indonesia yang
juga dikenal sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama
dengan Mohammad Yamin dan Soekarno. Butir-butir Pengamalan
Pancasila untuk rumusan Pancasila diungkapkan Soepomo dalam
pidatonya di sidang BPUPKI yang digelar pada 31 Mei 1945. Soepomo
memberikan rumusan untuk dijadikan sebagai dasar negara, yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
• Ir. Soekarno
► Presiden pertama Indonesia, Soekarno juga ikut serta untuk
merumuskan Pancasila. Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno
menyampaikan gagasannya melalui pidato mengenai dasar Negara.
Gagasan tersebut adalah:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Soekarno juga mengusulkan tiga dasar negara yang dikenal dengan sebutan
Trisila, Ekasila, dan Pancasila. Dan pada akhirnya Pancasila dipilih sebagai
dasar negara. Sehingga tepat pada tanggal 1 Juni 1945 diperingati sebagai
hari lahirnya pancasila.
D. Sejarah Pancasila dalam
Piagam Djakarta
► Selama 2 Juni – 9 Juli 1945, ada 8 orang anggota BPUPKI yang telah ditunjuk
untuk membangung panitia kecil dengan tujuan menampung sekaligus
menyelaraskan beberapa usul anggota BPUPKI yang telah masuk. Tanpa
sepengetahuan jepang, Soekarno menambahkan satu anggota lagi. Panitia kecil
tersebut dikenal dengan pantia sembilan. Dalam menentukan hubungan antara
negara dan agama, anggota BPUPKI terbagi menjadi dua kubu. Yang satu
golongan Islam yang ingin membentuk teokrasi Islam, dan yang satunya adalah
kubu yang ingin membentuk suatu hal yang tidak terikat atas satu agama.
Kemudian, persetujuan antara dua kubu tersebut dituliskan dalam suatu
dokumen dengan judul “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar”. Dokumen tersebut
juga diikenal dengan sebutan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter oleh Moh.
Yamin. Sementara, rumusan dari dasar negara juga termuat dalam akhir
paragraf keempat dari dokumen yang disebut “Rancangan Pembukaan Hukum
Dasar”.
Sejarah Pancasila dalam Piagam
Djakarta (2) Rumusan Utuh Dengan Penomoran:
1.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
► Dari paragraf 1 hingga 3 yang berisi syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
rancangan pernyataan kemerdekaan atau 2.Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
proklamasi atau declaration of beradab
independence. Rumusan tersebut 3.Persatuan Indonesia
4.Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
merupakan rumusan pertama sebagai hasil
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dari kesepakatan para “Pendiri Bangsa”.
perwakilan
Bunyi dari rumusan tersebut yakni: 5.Serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
“dengan berdasar kepada: ke- Tuhanan, seluruh rakyat Indonesia
dengan kewajiban menjalankan syari’at
Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut Rumusan yang beredar di masyarakat,
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, isi rumusannya:
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang 6.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Islam bagi pemeluk-pemeluknya
permusyawaratan perwakilan serta 7.Kemanusiaan yang adil dan beradab
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial 8.Persatuan Indonesia
bagi seluruh rakyat Indonesia.” 9.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
E. Kaitan Sejarah Pancasila dengan Rumusan BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)

► Dokumen yang disebut “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” atau Piagam Jakarta
dibahas secara resmi dalam rapat pleno di tanggal 10 dan 14 Juli 1945. “Rancangan
Pembukaan Hukum Dasar” tersebut lalu dipecah dan diperluas sehingga menjadi dua
dokumen berbeda yakni Declaration of Independence (berasal dari paragraf 1-3
yang dipecah dan diperluas sehingga menjadi 12 paragraf) dan Pembukaan (berasal
dari paragraf 4 tanpa adanya perluasan). lalu, rumusan tersebut diterima dalam
rapat pleno BPUPKI pada tanggal 14 Juli 1945. Hanya ada sedikit perbedaan dengan
rumusan Piagam Jakarta yakni dengan meniadakan kata “serta” dalam sub anak
kalimat terakhir. Rumusan rancangan dasar negara dari hasil sidang BPUPKI adalah
rumusan resmi pertama, dan jarang dikenal oleh masyarakat. Rumusan kalimat :
“dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam
bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.”
F. Kaitan Sejarah Pancasila dengan Rumusan PPKI
(Pantia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
► Sejarah ketika menyerahnya kekaisaran Jepang yang diiringi dengan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan secara mandiri oleh Bangsa
Indonesia. Tanggal 17 Agustus 1945 wakil dari Indonesia daerah kaigun
menemui Ir. Soekarno serta menyampaikan ketidakterimanya mereka dengan
rumusan yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk pemeluknya” yang akan disahkan menjadi bagian dari dasar negara.
Dalam menjaga keintegritasan bangsa Indonesia yang baru diproklamasikan,
Soekarno langsung menghubungi rekannnya yakni, Moh. Hatta, dan mereka
menemui wakil dari gologan islam. Wakil dari golongan islam yaitu, Mr. Kasman
Singodimedjo, Ki Bagus Hadikusumo dan Teuku Moh Hasan atas usulan
pengubahan rancangan tersebut. dan setelah berunding, akhirnya mereka
setuju penggantian rumusan tersebut yang semula berbunyi “Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti
“Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai jalan keluar yang demi keutuhan
Indonesia.
G. Lahirnya Pancasila
► Pada tanggal 18 Agustus 1945, usulan peniadaan kalimat “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dikemukakan dalam
sebuah rapat pleno PPKI. Tak hanya itu, Ki Bagus Hadikusumo juga
mengusul untuk menghilangkan frasa “menurut dasar”. Dasar negara yang
ada dalam paragraf keempat Pembukaan UUD ini ialah rumusan resmi
kedua yang akan di gunakan sampai saat ini. Inilah hasil dari rancangan
yang kita kenal dengan UUD 1945. Rumusan Kalimat : “dengan berdasar
kepada: ke- Tuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Rumusan
yang sah berdasarkan sistematis yang benar terdapat pada UUD 1945 dan
di sahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Rumusan dasar negara
terdapat dalam pembukaan UUD 1945 yang terletak pada alinea ke empat.
Dalam instruksi tersebut ditegaskan bahwa tata urutan dan
rumusan Pancasila sah sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan/perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
THANK

Anda mungkin juga menyukai