Anda di halaman 1dari 14

Pancasila

Ideologi Politik resmi Indonesia

Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini t erdiri dari dua kat a dari Sanskert a:
प च "pañca" berart i lima dan शीला "śīla" berart i prinsip at au asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Penggambaran Garuda Pancasila pada poster; setiap sila-sila Pancasila ditulis di samping atau bawah
lambangnya.
Berikut adalah lima ideologi ut ama penyusun Pancasila adalah 5 sila Pancasila, yang t ercant um
pada alinea ke-4 dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:

Nomor Sila Lambang

1. Ketuhanan yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


4.
permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sekalipun t erjadi perubahan isi dan urut an lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa
t ahap selama masa perumusan Pancasila pada t ahun 1945, t anggal 1 Juni diperingat i bersama
sebagai hari lahirnya Pancasila.

Sejarah perumusan dan lahirnya Pancasila

Perisai Pancasila yang menampilkan lima lambang Pancasila.


Pidato pertama Ir. Soekarno mengenai Pancasila pada 1 Juni 1945

Pada t anggal 1 Maret 1945 dibent uk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, yang diket uai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat .
Dalam pidat o pembukaannya, dr. Radjiman ant ara lain mengajukan pert anyaan kepada anggot a-
anggot a Sidang, "Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?"[1]

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, t erdapat usulan-usulan
pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
yait u:

Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidat o pada t anggal 29 Mei 1945. Yamin
merumuskan lima dasar sebagai berikut :
Perikebangsaan

Perikemanusiaan

Periket uhanan

Perikerakyat an

Kesejaht eraan rakyat


Dia menyat akan bahwa kelima sila yang dirumuskan it u berakar pada sejarah, peradaban, agama,
dan hidup ket at anegaraan yang t elah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hat t a dalam
memoarnya meragukan pidat o Yamin t ersebut .[2]

Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada t anggal 1 Juni 1945 dalam pidat o
spont annya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila".[3] Soekarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut : Kebangsaan Indonesia at au nasionalisme,
Kemanusiaan at au int ernasionalisme, Mufakat at au Demokrasi, Kesejaht eraan Sosial,
Ket uhanan yang berkebudayaan. Nama Pancasila it u diucapkan oleh Soekarno dalam
pidat onya pada t anggal 1 Juni it u, kat anya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,
dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan
ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila
artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara
Indonesia, kekal dan abadi.

Sebelum sidang pert ama it u berakhir, dibent uk suat u Panit ia Kecil unt uk:

Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidat o yang diucapkan
Soekarno pada t anggal 1 Juni 1945.

Menjadikan dokumen it u sebagai t eks unt uk memproklamasikan Indonesia Merdeka.

Dari Panit ia Kecil it u dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panit ia Sembilan, unt uk
menyelenggarakan t ugas it u. Rencana mereka it u diset ujui pada t anggal 22 Juni 1945 yang
kemudian diberi nama Piagam Jakart a.

Set elah Rumusan Pancasila dit erima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penet apannya ialah:

Rumusan Pert ama: Piagam Jakart a (Jakarta Charter) - t anggal 22 Juni 1945

Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 - t anggal 18 Agust us 1945

Rumusan Ket iga: Mukaddimah Konst it usi Republik Indonesia Serikat - t anggal 27 Desember
1949

Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sement ara - t anggal 15 Agust us


1950

Rumusan Kelima: Rumusan Pert ama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suat u
rangkaian kesat uan dengan Konst it usi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)

Presiden Joko Widodo pada t anggal 1 Juni 2016 t elah menandat angani Keput usan Presiden
(Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 t ent ang Hari Lahir Pancasila sekaligus menet apkannya
sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai t ahun 2017.[4]
Hari Kesaktian Pancasila

Pada t anggal 30 Sept ember 1965, t erjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 Sept ember
(G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebat an di t engah lingkungan akademisi mengenai
siapa penggiat nya dan apa mot if di belakangnya. Akan t et api, ot orit as milit er dan kelompok
keagamaan t erbesar saat it u menyebarkan kabar bahwa insiden t ersebut merupakan usaha PKI
mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, unt uk membubarkan Part ai Komunis
Indonesia, dan membenarkan perist iwa Pembant aian di Indonesia 1965–1966.

Pada hari it u, enam jenderal dan sat u kapt en sert a berberapa orang lainnya dibunuh oleh
oknum-oknum yang digambarkan pemerint ah sebagai upaya kudet a. Gejolak yang t imbul akibat
G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh ot orit as milit er Indonesia. Pemerint ah Orde
Baru kemudian menet apkan 30 Sept ember sebagai Hari Peringat an Gerakan 30 Sept ember
G30S dan t anggal 1 Okt ober dit et apkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Fungsi dan kedudukan Pancasila

Berikut ini adalah beberapa fungsi dan kedudukan Pancasila bagi negara kesat uan Republik
Indonesia.[5]

1. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia: sebagai nilai-nilai kehidupan dalam


masyarakat bangsa Indonesia melalui penjabaran inst rument al sebagai acuan hidup yang
merupakan cit a-cit a yang ingin dicapai sert a sesuai dengan napas jiwa bangsa Indonesia
dan karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia.

2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia: merupakan bent uk peran dalam


menunjukan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang dapat di bedakan dengan bangsa
lain, yait u sikap ment al, t ingkah laku, dan amal perbuat an bangsa Indonesia

3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia: merupakan krist alisasi


pengalaman hidup dalam sejarah bangsa Indonesia yang t elah membent uk sikap, wat ak,
perilaku, t at a nilai norma, dan et ika yang t elah melahirkan pandangan hidup.

4. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia: unt uk mengat ur t at anan kehidupan bangsa
Indonesia dan negara Indonesia, yang mengat ur semua pelaksanaan sist em
ket at anegaraan Indonesia sesuai Pancasila.

5. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bagi negara Republik
Indonesia:[6] sebagai segala sumber hukum di negara Indonesia karena segala kehidupan
negara Indonesia berdasarkan Pancasila, it u juga harus berlandaskan hukum. Semua
t indakan kekuasaan dalam masyarakat harus berlandaskan hukum.
. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan
negara: karena pada wakt u mendirikan negara Pancasila adalah perjanjian luhur yang
disepakat i oleh para pendiri negara unt uk dilaksanakan, pelihara, dan dilest arikan.

7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia: karena dalam Pancasila,
mengandung cit a-cit a dan t ujuan negara Indonesia adalah menjadikan Pancasila sebagai
pat okan at au landasan pemersat u bangsa.

Butir-butir pengamalan Pancasila

Berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978[7]


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Percaya dan t akwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Hormat menghormat i dan bekerja sama ant ar pemeluk agama dan penganut -penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga t erbina kerukunan hidup.

3. Saling menghormat i kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan


kepercayaan masing-masing.

4. Tidak memaksakan suat u agama at au kepercayaan kepada orang lain.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban ant ara sesama
manusia.

2. Saling mencint ai sesama manusia.

3. Mengembangkan sikap t enggang rasa.

4. Tidak semena-mena t erhadap orang lain.

5. Menjunjung t inggi nilai kemanusiaan.

. Gemar melakukan kegiat an kemanusiaan.

7. Berani membela kebenaran dan keadilan.

. Mengembangkan sikap menghormat i dan bekerja sama dengan bangsa lain, karena bangsa
Indonesia adalah bagian dari seluruh umat manusia.
3. Persatuan Indonesia
1. Menempat kan kesat uan, persat uan, kepent ingan, dan keselamat an bangsa dan negara di
at as kepent ingan pribadi at au golongan.

2. Rela berkorban unt uk kepent ingan bangsa dan negara.


3. Cint a t anah air dan bangsa.

4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bert anah air Indonesia.

5. Memajukan pergaulan demi persat uan dan kesat uan bangsa yang ber- Bhinneka Tunggal
Ika.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan
1. Mengut amakan kepent ingan negara dan masyarakat .

2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Mengut amakan musyawarah dalam mengambil keput usan unt uk kepent ingan bersama.

4. Meliput i semangat kekeluargaan unt uk mencapai mufakat dalam musyawarah.

5. Menerima dan melaksanakan hasil musyawarah dengan ikt ikad yang baik dan lapang dada.

. Melakukan musyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan hat i nurani yang luhur.

7. Keput usan yang diambil harus dapat dipert anggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung t inggi harkat dan mart abat manusia sert a nilai-nilai kebenaran
dan keadilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuat an-perbuat an yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan got ong-royong.

2. Bersikap adil.

3. Menjaga keseimbangan ant ara hak dan kewajiban.

4. Menghormat i hak-hak orang lain.

5. Suka menolong kepada orang lain.

. Menjauhi sikap pemerasan t erhadap orang lain.

7. Tidak bersifat boros.

. Tidak bergaya hidup mewah dan berfoya-foya.

9. Tidak melakukan perbuat an yang merugikan kepent ingan umum.

10. Suka bekerja keras.

11. Menghargai dan mengapresiasi hasil karya orang lain.

12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merat a dan berkeadilan sosial.

Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003


Sila pertama
Bintang

1. Bangsa Indonesia menyat akan kepercayaannya dan ket akwaannya t erhadap Tuhan Yang
Maha Esa.

2. Percaya dan bert akwa t erhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Menghargai dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain dengan kepercayaan yang
berbeda-beda t erhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4. Membina kerukunan hidup di ant ara sesama umat beragama t erhadap Tuhan Yang Maha
Esa.

5. Agama dan kepercayaan t erhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

. Mengembangkan sikap saling menghormat i kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan


agama dan kepercayaan masing-masing.

7. Tidak memaksakan suat u agama dan kepercayaan t erhadap orang lain.


Sila kedua

Rantai

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan mart abat nya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengakui persamaan derajat , kewajiban, dan hak asasibset iap manusiat anpa membeda-
bedakan suku, ket urunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit ,
dan sebagainya.

3. Mengembangkan sikap saling mencint ai sesama manusia.

4. Mengembangkan sikap saling t enggang rasa dan t epa selira.

5. Tidak bersikap semena-mena t erhadap orang lain.

. Menjunjung t inggi nilai-nilai kemanusiaan.

7. Gemar melakukan kegiat an kemanusiaan.

. Berani membela kebenaran dan keadilan.

9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10. Mengembangkan sikap hormat menghormat i dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Sila ketiga

Pohon Beringin

1. Mampu menempat kan persat uan dan kesat uan, sert a kepent ingan dan keselamat an
bangsa dan negara sebagai kepent ingan bersama di at as kepent ingan pribadi dan
golongan.

2. Sanggup rela berkorban demi kepent ingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cint a t anah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bert anah air Indonesia.

5. Memelihara ket ert iban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

. Mengembangkan persat uan Indonesia at as dasar Bhinneka Tunggal Ika

7. Memajukan pergaulan demi persat uan dan kesat uan bangsa.


Sila keempat
Kepala Banteng

1. Sebagai warga dan masyarakat negara Indonesia, set iap manusia memiliki kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama.

2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Mengut amakan musyawarah dalam mengambil keput usan unt uk kepent ingan bersama.

4. Menjalankan musyawarah dengan semangat kekeluargaan.

5. Menghormat i dan menjunjung t inggi set iap keput usan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.

. Menerima dan melaksanakan hasil keput usan musyawarah dengan ikt ikad baik dan rasa
t anggung jawab.

7. Mengut amakan kepent ingan bersama di at as kepent ingan pribadi dan golongan dalam
musyawarah.

. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hat i nurani yang luhur.

9. Keput usan yang diambil dapat dipert anggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung t inggi harkat dan mart abat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengut amakan persat uan dan kesat uan demi kepent ingan bersama.

10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dapat dipercayai unt uk melaksanakan
pemusyawarat an.
Sila kelima

Padi dan Kapas


1. Mengembangkan sikap perbuat an yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan got ong-royong.

2. Mengembangkan sikap adil t erhadap sesama.

3. Menjaga keseimbangan ant ara hak dan kewajiban.

4. Menghormat i hak orang lain.

5. Suka memberi pert olongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

. Tidak menggunakan hak milik unt uk usaha-usaha yang bersifat pemerasan t erhadap orang
lain.

7. Tidak menggunakan hak milik unt uk hal-hal yang bersifat pemborosan, gaya hidup mewah,
dan berfoya-foya.

. Tidak menggunakan hak milik unt uk bert ent angan dengan at au merugikan kepent ingan
dan pihak umum.

9. Gemar bekerja keras.

10. Mengapresiasi hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejaht eraan
bersama.

11. Gemar melakukan kegiat an dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merat a dan
berkeadilan sosial.

Penafsiran

Seorang Panglima Kodam I/Bukit Barisan menggambarkan Pancasila sebagai bent uk


sosialisme religius.[8]

Kritikan

Int ernat ional Humanist t elah mengkrit ik sila pert ama karena t idak mendefinisikan hak unt uk
at heisme.[9]

Krit ik t erhadap Pancasila dilarang oleh Kit ab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), sebab
Pancasila t erdapat dalam lambang negara Indonesia. Menurut UU no. 24 t ahun 2009 pasal
68,[10] penghinaan t erhadap Pancasila dapat diberikan sanksi maksimal 5 t ahun penjara at au
denda maksimal 500 jut a rupiah.

Pada t ahun 2018, Muhammad Rizieq Shihab didakwa berdasarkan 154a dan 320 KUHP at as
penghinaan t erhadap ideologi dan fit nah negara.[11][12]
Psikologi Pancasila

Sikap dan perilaku ber-Pancasila diharapkan dari set iap warga negara Indonesia. Psikologi
sebagai ilmu jiwa dan t ingkah laku berperan dalam menjelaskan dan meramalkan sikap dan
perilaku ini melalui riset empiris. Sejumlah st udi t ent ang psikologi Pancasila t elah dilakukan di
Indonesia. St udi paling awal t ent ang uji psikomet ris validit as konkuren keber-Pancasila-an
menghasilkan bukt i bahwa pengukuran perilaku unt uk Sila pert ama hingga Sila kelima Pancasila
bersesuaian masing-masing dengan pengukuran (1) sikap t erhadap Tuhan, (2) ident ifikasi
dengan kemanusiaan, (3) pat riot isme, (4) dukungan t erhadap prinsip-prinsip demokrasi, dan (5)
humanit arianisme.[13] Pengukuran keber-Pancasila-an juga sejalan dengan keut amaan karakt er
berupa t ransendensi, kemanusiaan, keberanian, kendali diri, dan keadilan.[14] Hasil st udi
psikologis juga menunjukkan bahwa ident it as religius bukan melunt urkan melainkan menguat kan
keber-Pancasila-an remaja Indonesia.[15]

Lihat pula

Indonesia

Rumusan-rumusan Pancasila

Garuda Pancasila sebagai Lambang Indonesia

Tiga Prinsip Rakyat

Enam Anak Panah

Rukun Negara

Wikisource memiliki naskah sumber yang berkait an dengan art ikel ini: Pancasila

Referensi

1. Hatta, Mohammad (2015). Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-1977). Jakarta: Kompas. hlm. 309.
ISBN 9789797099671.

2. Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. hlm. 12.

3. Schindehuette, Matti Justus (2006). Zivilreligion als Verantwortung der Gesellschaft. Religion als
politischer Faktor innerhalb der Entwicklung der Pancasila Indonesiens (http://ediss.sub.uni-hamb
urg.de/volltexte/2006/2915/) . Hamburg: Universitas. hlm. 151.
4. "Jadi Hari Libur Nasional, Inilah Keppres Penetapan 1 Juni Sebagai Hari Lahir Pancasila" (http://set
kab.go.id/jadi-hari-libur-nasional-inilah-keppres-penetapan-1-juni-sebagai-hari-lahir-pancasila/)
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/20171022032405/http://setkab.go.id/jadi-hari-libur-nasio
nal-inilah-keppres-penetapan-1-juni-sebagai-hari-lahir-pancasila/) 2017-10-22 di Wayback
Machine., Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, (diakses pada 01 Oktober 2016)

5. Salikun & Lukman Surya (2014). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,. jakarta: Pusat
Kurikulum dan Penerbitan, Balitbang, Kemendikbud. hlm. 36.

. Pemerintah Pusat Republik Indonesia (12 Agustus, 2011). "undang-undang Republik Indonesia
tentang peraturan perundang-undangan no 12 tahun 2011 pasal 2" (https://web.archive.org/web/2
0190214191224/http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU-12-Tahun-
2011.pdf) (PDF). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39188/uu-no-12-tahun-2011 .
Diarsipkan dari versi asli (https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU-
12-Tahun-2011.pdf) (PDF) tanggal 2019-02-14. Diakses tanggal 22 januari 2020. Hapus pranala
luar di parameter |website= (bantuan)

7. Bagian ini sudah tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 telah dicabut dengan
Ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah
bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan MPR No.I/MPR/2003

. "Communist teachings do not recognize religious socialism" (https://books.google.com/books?id=


4_EVAQAAMAAJ&pg=PA3) . Angkatan Bersendjata. Medan. 3 January 1966.

9. "https://jakartaglobe.id/archive" (https://web.archive.org/web/20200712113022/https://jakartaglo
be.id/archive) . Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi asli (https://jakartaglobe.id/archive)
tanggal 2020-07-12. Diakses tanggal 2020-07-12. Hapus pranala luar di parameter |title=
(bantuan)

10. "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 - Wikisource bahasa Indonesia" (http
s://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_24_Tahun_2009) .
id.wikisource.org. Diakses tanggal 2020-07-12.

11. Post, The Jakarta. "West Java Police drop defamation charges against FPI leader" (https://www.th
ejakartapost.com/news/2018/05/04/west-java-police-drop-defamation-charges-against-fpi-lead
er.html) . The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-12.

12. Post, The Jakarta. "Police declare FPI leader Rizieq Shihab suspect for alleged Pancasila
defamation" (https://www.thejakartapost.com/news/2017/01/30/police-declare-fpi-leader-rizieq-s
hihab-suspect-for-alleged-pancasila-defamation.html) . The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris).
Diakses tanggal 2020-07-12.

13. "Journal Unair" (https://journal.unair.ac.id/INSAN@concurrent-validity-of-identification-with-pancas


ila-scales-among-adolescents-in-jakarta-article-4313-media-8-category-10.html) .
journal.unair.ac.id. Diakses tanggal 2021-09-13.

14. "KOMPATIBILITAS KEUTAMAAN KARAKTER DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA: PERSPEKTIF


KONTRAK PSIKOLOGIS DAN KONTRAK SOSIAL". Prosiding SNaPP. 3 (1). 2012.
15. "Semakin Kental Identitas Religius Semakin Lunturkah Identitas Nasional? Peran Keberpancasilaan
Pada Remaja Indonesia" (https://osf.io/preprints/inarxiv/wpx56/) . osf.io. Diakses tanggal
2021-09-13.

Pranala luar

(Inggris) Daft ar Isi Pancasila (ht t p://count ryst udies.us/indonesia/86.ht m)

(Inggris) The Pancasila (ht t p://count ryst udies.us/indonesia/24.ht m)

(Inggris) Pancasila (ht t p://www.gimonca.com/sejarah/pancasila.ht ml)

(Indonesia) Pusat St udi Pancasila UGM (ht t p://psp.ugm.ac.id)

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Pancasila&oldid=19108573"

Terakhir disunting 2 hari yang lalu oleh RianHS

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai