33 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Lihat sumber
Lihat riwayat
Indonesia
Pancasila (filsafat bangsa)
UUD 1945
tampil
Eksekutif
tampil
Legislatif
tampil
Yudikatif
tampil
Pemilu
tampil
Pembagian administratif
Negara lainnya
Atlas
l
b
s
Penggambaran Garuda Pancasila pada poster; setiap sila-sila Pancasila ditulis di samping atau bawah
lambangnya.
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
bahasa Sanskerta: पञ्च "pañca" berarti lima dan शीला "śīla" berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima ideologi utama penyusun Pancasila merupakan lima sila Pancasila. Ideologi
utama tersebut tercantum pada alinea keempat dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945:
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan
hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Rantai
Kepala Banteng
Penafsiran
Seorang Panglima[siapa?] Kodam I/Bukit Barisan menggambarkan Pancasila sebagai
bentuk sosialisme religius.[11]
Kritikan
International Humanist telah mengkritik sila pertama karena tidak mendefinisikan hak
untuk atheisme.[12]
Kritik terhadap Pancasila dilarang oleh Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP), sebab Pancasila terdapat dalam lambang negara Indonesia. Menurut UU
no. 24 tahun 2009 pasal 68,[13] penghinaan terhadap Pancasila dapat diberikan
sanksi maksimal 5 tahun penjara atau denda maksimal 500 juta rupiah.
Pada tahun 2018, Muhammad Rizieq Shihab didakwa berdasarkan 154a dan 320
KUHP atas penghinaan terhadap ideologi dan fitnah negara. [14][15]
Psikologi Pancasila
Sikap dan perilaku ber-Pancasila diharapkan dari setiap warga negara Indonesia.
Psikologi sebagai ilmu jiwa dan tingkah laku berperan dalam menjelaskan dan
meramalkan sikap dan perilaku ini melalui riset empiris. Sejumlah studi tentang
psikologi Pancasila telah dilakukan di Indonesia. Studi paling awal tentang uji
psikometris validitas konkuren keber-Pancasila-an menghasilkan bukti bahwa
pengukuran perilaku untuk Sila pertama hingga Sila kelima Pancasila bersesuaian
masing-masing dengan pengukuran (1) sikap terhadap Tuhan, (2) identifikasi
dengan kemanusiaan, (3) patriotisme, (4) dukungan terhadap prinsip-prinsip
demokrasi, dan (5) humanitarianisme.[16] Pengukuran keber-Pancasila-an juga
sejalan dengan keutamaan karakter berupa transendensi, kemanusiaan, keberanian,
kendali diri, dan keadilan.[17] Hasil studi psikologis juga menunjukkan bahwa identitas
religius bukan melunturkan melainkan menguatkan keber-Pancasila-an remaja
Indonesia.[18]