Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum
pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam
beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati
sebagai hari lahirnya Pancasila.
I.1 Pengertian Pancasila secara etimologis
Secara etimologis istilah Pancasila berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana)
adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa
sansekerta perkataan Pancasila memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :
panca artinya lima
syila vokal I pendek artinya batu sendi, alas, atau dasar
syiila vokal i pendek artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan susila
yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis kata Pancasila yang
dimaksudkan adalah adalah istilah Panca Syilla dengan vokal i pendek yang memilki makna
leksikal berbatu sendi lima atau secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. Adapun istilah
Panca Syiila dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
I.2 Pengertian Pancasila secara Historis
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman
Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut.
Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk.
Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo
dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks)
mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama Pancasila
yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu
seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan
harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan
UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu
dasar negara yang diberi nama Pancasila.
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum.
Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah Pancasila, namun yang
dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah Pancasila. Hal ini
didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar
negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.
I.3 Pengertian Pancasila secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik Indonesia.
Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang
merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan
sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara
Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu
Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan
yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan
Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang secara
konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI
yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.
I.4 Pengertian Pancasila menurut para tokoh
1. Notonegoro
Menurut notonegoro pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang
persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara indonesia
2. Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, asas, dasar
atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. dengan demikian pancasila merupakan
lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.
3. I.R Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa indonesia yang turun temurun yang sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan barat. dengan demikian, pancasila tidak saja falsafah
negara. tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa indonesia
4.Panitia Lima
Pancasila adala lima asas yang merupakan ideologi negara. Kelima sila itu merupakan kesatuan
yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Hubungan antara lima asa erat sekali, berangkaian, dan tidak berdiri
sendiri.
1. Pancasila sebagai Ideologi
Sebagai suatu bangsa dan negara yang telah merdeka dengan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 sudah selayaknya kalau kita sebagai bagian didalamnya turut mempertahankan dan
mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga
sudah bukan pada tempatnya di era saat ini masih ada segolongan atau sekelompok orang yang
mempersoalkan keberadaan Pancasila sebagai dasar dan Ideologi negara. Maka pada kesempatan
ini sebagai suatu bangsa yang besar perlu merenungkan, memahami dan mengkaji secara
mendalam sehingga dapat menerima dan mengamalkan ideologi Pancasila secara utuh.
Untuk itu berikut ini akan dibahas tentang Pancasila sebagai ideology, Pancasila sebagai sumber
nilai, Pancasila sebagai paradigma pembangunan, sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila akan
dibahas pula tahap-tahap amandemen UUD 1945 serta perilaku konstitusional dalam hidup
berbangsa dan bernegara. Dengan ini diharapkan semua warga negara Indonesia memiliki
pemahaman yang benar mengenai Pancasila dan UUD 1945.
II.1 Pengertian Ideologi Negara
Istilah ideologi berasal dari kata idea yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide
atau ajaran. Secara umum ideologi dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide
atau keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut dan mengatur
tingkah laku manusia dalam berbagai bidang kehidupan (politik, sosial, budaya bahkan keagamaan).
Beberapa pengertian ideologi menurut beberapa ahli:
1. Notonagoro
Ideologi adalah cita-cita yang menjadi basis suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat
dan bangsa yang bersangkutan.
1. Soejono Soemargono
Ideologi adalah kumpulan gagasan atau ide-ide, keyakinan-keyakinan, dan juga kepercayaan yang
menyeluruh dan sistematis yang meliputi bidang politik, sosial, kebudayaan, dan keagamaan.
1. A.S. Horonby
Ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landassan teori ekonomi dan politik atau
yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang.
1. Louis Althusser
Ideologi adalah pandangan hidup dimana manusia menjalankan hidupnya.
1. Moerdiono
Ideologi adalah kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan
bagi seseorang (masyarakat) untuk memahami jagad raya dan seisinya serta menentukan sikap
dasar untuk mengelolanya.
1. Karl Marx
Ideologi adalah pandangan hidup segala ajaran tentang masyarakat dan negara yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas tertentu dalam bidang politik atau
sosial.
1. Prof. Padmo Wahyono, S.H.
Ideologi adalah pandangan hidup bangsa, falsafah hidup bangsa yang berupa seperangkat tata nilai
yang dicita-citakan dan akan direalisasikan dalam kehidupan berkelompok.
dan akhirat. Selanjutnya sebagai bahan pemikiran untuk diketahui bersama bahwa di dunia ini
terdapat tiga ideologi yaitu liberalis, komunis dan Pancasila.
1. Ideologi Liberalis
Suatu ajaran yang diyakini kebenarannya untuk mengatur tingkah laku yang menonjolkan
kebebasan individu. Ciri-cirinya antara lain menerapkan sistem ekonomi kapitalis, perekonomian
diserahkan kepada perseorangan, di bidang politik dikenal adanya partai oposisi. Dalam bidang
sosial budaya anggota masyarakat cenderung mementingkan diri pribadi. Dalam ideologi ini
diterapkan paham sekuler.
1. Ideologi Komunis
Suatu ajaran yang didasarkan atas paham sama rata, sama rasa dan telah diyakini kebenarannya.
Ciri ideologi komunis antara lain sistem ekonomi yang diterapkan sistem ekonomi etatisme, dalam
bidang politik bersifat tertutup hanya ada satu partai yang berkuasa yaitu partai komunis, rakyat
hanya sebagai objek negara, tidak percaya adanya Tuhan, masyarakat hanya mengenal satu kelas
sosial.
1. Ideologi Pancasila
Suatu ajaran yang tersusun sistematis, diyakini kebenarannya yang didasarkan atas nilai-nilai
Pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara RI merupakan ideologi yang terbuka. Ideologi terbuka
merupakan sistem pemikiran terbuka yang memiliki ciri bahwa nilai-nilai dan ciri-ciri yang akan
diwujudkan tidak bisa dipaksakan dari luar, tetapi digali dan diambil dari moral maupun tata nilai
budaya masyarakat itu sendiri. Dasarnya bukan dari keyakinan sekelompok orang, melainkan hasil
kesepakatan masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, Ideologi terbuka bukan ciptaan oleh negara,
melainkan digali dan ditemukan masyarakat atau bangsa itu sendiri. Dengan demikian ideologi
terbuka milik semua rakyat.
Sejalan dengan gagasan para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dinamika
perkembangan dunia. Dikatakan bahwa Pancasila merupakan ideologi terbuka artinya mengandung
dinamika internal yang memungkinkan untuk memperbaharui diri atau maknanya dari waktu ke
waktu. Dengan demikian, isinya tetap relevan sesuai dengan perkembangan jaman, tetapi dengan
tetap tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila. Jadi Pancasila
bukan merupakan ideologi tertutup atau kaku. Sekali lagi terbuka yang dimaksud adalah bersifat
aktual, dinamis, antisipatif, dan senantiasa mampu menyesuaikan perkembangan jaman, iptek dan
dinamika perkembangan masyarakat. Untuk menegaskan kembali bahwa Pancasila sebagai
ideologi terbuka, dasar negara dan pandangan hidup bangsa, maka oleh para pemikir pendiri
negara kita tahun 1945 merupakan kebutuhan konseptual untuk merespon perkembangan dunia
yang cepat berubah. Namun hal ini tidak berarti harus mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung
di dalam sila-sila Pancasila akan tetapi mengeksplisitkan wawasannya secara komplit, sehingga
mampu memecahkan masalah baru yang aktual kemudian berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman.
III. Makna Pancasila sebagai Dasar Negara
Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara tentu harus dipahami karena pancasila merupakan salah
satu elemen paling penting dalam negara kita ini. Pancasila adalah suatu idoelogi yang dipegang
erat bangsa Indonesia. istilah Pancasila diperkenalkan oleh sosok Bung Karno saat sidang BPUPKI
I . Pancasila kemudian menjadi sebuah landasan berdirinya negara Indonesia.
Sebelum belejar lebih jauh sekilas adalah isi dari Pancasila yang merupakan ideologi bangsa kita
Indonesia
Isi Pancasila
1.
2.
3.
Persatuan Indonesia
4.
5.
yang punya Tuhan yang Esa punya rasa kemanusiaan yang tinggi, bersatu serta solid,
selalu bermusyawarah dan juga munculnya keadilan social
1. Pengertian Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup, dimana
dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di cita citakan. Pancasila sebagai
pandangan hidup merupakan sarana ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan memberi
petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat kita
yang beraneka ragam sifatnya.
Manfaat Pandangan Hidup
1 . Kekokohan dan tujuan, setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui jelas kearah
mana tujuan yang ingin dicapai memerlukan pandangan hidup
2 . Pemecahan masalah, dengan pandangan hidup suatu bangsa akan memandang persoalan yang
dihadapi dan menentukan cara bagaimana memecahkan persoalan
3 . Pembangunan diri, dengan pandangan hidup suatu bangsa akan memiliki pegangan dan
pedoman bagaiman memecahkan masalah politik, ekonomi, social dan budaya dalam gerak
masyarakat yang makin maju dan akan membangun dirinya
Isi Pandangan Hidup
1 . Konsep dasar, dalam pandangan hidup terkandung konsep dasar ialah pikiran pikiran yang di
dalamnya terkandung gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik yang dicita citakan
suatu bangsa
2 . Pikiran dan gagasan, dalam pandangan hidup terkandung pula pikiran yang terdalam dan
gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik
3 . Kristalisasi dan nilai, pandangan hidup adalah kristalisasi nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri,
yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk mewujudkannya
IV.1 Aktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan
Aktualisasi berasal dari kata actual, yang berarti betul betul ada, terjadi, atau sesungguhnya.
Aktualisasi pancasila adalah bagaimana nilai nilai pancasila benar-benar dapat tercermin dalam
sikap dan prilaku seluruh warga Negara, mulai dari aparatur dan pimpinan nasional samapi kepada
rakyat biasa. Aktualisasi pancasila dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul Lahirnya Pancasila. Sukarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar
perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu
diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar,
dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya ialah:
Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujukDekrit
Presiden 5 Juli 1959)
Persatuan Indonesia
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila ketiga (Pohon Beringin)
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat (Kepala Banteng)
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Sila kelima (Padi Dan Kapas)
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :
a. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan
sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana
dan sebagainya;
b. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah- NYA dan
menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di
sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus
dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk
Tuhan yang lain.
Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
misalnya menyayangi binatang; menyayangi tumbuhtumbuhan dan merawatnya; selalu menjaga
kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orangorang yang membuat kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang
selalu bertakwa dan selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan
Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-NYA yang
wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainya demi kelangsungan
dan peningkatan kualitas Hidup itu sendiri.
2.
Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikemanusiaan yang harus
diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara lain sebagai berikut :
-Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan kewajiban asasinya;
-Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap
Tuhan;
-Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan
keyakinan.
Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari yaitu:
dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh lingkungan
hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan
dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuanketentuan hukum yang
berlaku dan sebagainya (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 558). Dalam hal ini banyak yang bisa
dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat
polusi udara agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan
yang ada di lingkungan sekitar; mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya. Nilai-nilai Sila
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini ternyata mendapat penjabaran dalam Undang-Undang No.
23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal 5 ayat (1) sampai ayat (3); Pasal 6 ayat (1) sampai
ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) sampai ayat (2). Dalam Pasal 5 ayat (1) dinyatakan, bahwa setiap
orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat; dalam ayat (2)
dikatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan
dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (3) dinyatakan, bahwa setiap orang
mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap
orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan dalam ayat (2) ditegaskan,
bahwa setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi
yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Pasal 7 ayat (1) ditegaskan,
bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa ketentuan pada ayat (1) di atas
dilakukan dengan cara :
1.
2.
3.
4.
5.
3.
Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal
Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan terkandung nilainilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dicermati,
yakni:
-Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat;
-Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat;
-Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama;
-Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakilwakil rakyat.
Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain (Koesnadi
Hardjasoemantri, 2000 : 560 ) :
Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial.
Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain :
a. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik, ekonomi dan sosial
budaya;
b. Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;
c. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak milik orang lain;
-Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi seluruh rakyat
Indonesia;
-Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
Penerapan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah lingkungan
hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang mengatur aspekaspek pengelolaan lingkungan hidup dan
pemanfaatan sumber daya alam. Dalam ketetapan MPR ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur
Ilmu, 1999 : 40) :
Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi;
Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan
konservasi, rehabilitasi dan penghematan pengunaan dengan menerapkan teknologi ramah
lingkungan;
Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam
pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan ling-kungan hidup,
sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang diatur dengan undangundang;
Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan
memperhatikan kelestarian fungsi dan keseim-bangan lingkungan hidup, pembangunan yang
berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta penataan ruang yang
pengaturannya diatur dengan undang-undang