Anda di halaman 1dari 8

Pancasila dan Ideologi

Dunia
OLEH :

KELOMPOK 1

MUHAMMAD FEBBY FADILLAH 181134014

MUHAMMAD HILMY ZULFIKAR 181134017

SANIA AFIFAH JULIANA 181134029

SHAFIRA DIVA ALIFAH 181134031


Ideologi

 Dalam ilmuu sosial, ideologi, khususnya ideology politik, adalah kumpulan


prinsip-prisnip, doktrin, institusi yang menjelaskan bagaimana suatu masyarakat
harus berjalan dan menawarkan beberapa “cetak biru” budaya dan politik untuk
menggapai suatu keteraturan masyarakat.
 Ideologi politik mempunyai dua dimensi, yaitu tujuan, dan metode. Tujuan dalam
ideologi adalah bagaimana seharusnya suatu masyarakat diatur dan metode adalah
cara yang paling pantas dalam menggapai tujuan tersebut. Kadang, suatu ideologi
menafsirkan dirinya sebagai posisi dalam spektrum politik, seperti “kiri”,
“tengah”, dan “kanan”.
Pancasila

 Pancasila merupakan teori filosofis yang menjadi fondasi Republik Indonesia. Pancasila terdiri
dari dari dua kata yang berasal dari bahasa sansekerta. “Panca” berarti lima, dan “sila” berarti
dasar. Lima dasar tersebut adalah :
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
 Perumusan Pancasila dimulai pada pertengahan abad ke-20, menjelang akhir Perang Dunia II.
Lantas ideologi tersebut mencerminkan kondisi sosial-politik pada waktu akhir masa kolonial.
Konsep tersebut diambil dari ide-ide dan ideal para pahlawan negara, terutama Soekarno.
Komunisme

 Komunisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia.
sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin
sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
 Dalam komunisme, perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui
peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih
dikenal dengan proletar namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui
perjuangan partai.
 Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil
alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu. pada prinsipnya
semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi
harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme memperkenalkan
penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu
sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis
karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham
liberalisme.
Liberalisme

 Liberalisme merupakan ideologi yang berkembang dari rasa rasionalisme serta memberikan
kebebasan yang seluas-luasnya kepada individu serta seluruh bidang kehidupannya.
 Liberalisme juga merupakan ideologi yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan
adalah nilai fundamental yang utama, liberalisme merupakan paham yang memberikan
penekanan kebebeasan individu sehingga negara bertanggung jawab terhadap rakyatnya untuk
melindungi hak-hak individu mereka.
 Pada awalnya paham ini berkembang di Eropa pada abad pertengahan, Negara Inggris
memulai timbulnya liberalisme. Liberalisme memandang manusia sebagai mahluk bebas yang
kebebasannya melalui unsur rasionalisme , materialism dan individualisme merupakan hak yang
sangat berharga.
 Ajaran liberalisme juga memiliki titik acuan pada hak asasi manusia yang dimiliki sejak lahir
dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. setiap individu memiliki kesempatan dan
kebebasan dalam mengejar kebahagiaan lahir dalam melimpahnya kekayaan material. Urusan
agama dipisahkan dari negara sedangkan segenap permasalahan , ketentuan hukum , dan
perundangan menjadi kewenangan serta kesepakatan individu.
Unsur Ideologi Dunia dalam Pancasila dan Kebijakan Pemerintah
 Pada sila ke-5, yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, kita dapat melihat unsur
komunisme yang menjunjung tinggi kepemilikan bersama untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Implementasinya pun dapat dilihat dari UUD 1945 pasal 33 dimana sumber daya alam Indonesia harus
dikuasai oleh negara, yang berbunyi,
 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan
 2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup banyak orang banyak
dikuasai Negara
 3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar besar kemakmuran rakyat
 4) Perekonimian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip, kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Ayat 2 dan ayat 3
pada UUD 1945 pasal 33 merupakan contoh dari implementasi komunisme yang mengedepankan
kepimilikan negara dan menolak privatisasi demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Penguasaan
sumber daya alam Indonesia oleh negara diwujudkan dengan adanya BUMN, atau Badan Usaha Milik
Negara, yang mengusai cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat hidup banyak orang, seperti PLN
yang mengelola pasokan listrik Indonesia, dan Pertamina yang meproduksi bahan bakar untuk kendaraan.
BUMN diatur dalam UU Nomor 19 tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
 Konsep “civil society”, atau masyarakat yang beradab, merupakan konsep yang juga selaras dengan sila ke-2
Pancasila yang berbunyi “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Namun, konsep civil society yang diterapkan di
Barat menekankan adanya kebebasan yang seluas-luasnya bagi warga masyarakatnya. Kebebasan untuk mengatur
kehidupannya sendiri, tanpa ada intervensi sedikit pun dengan pemerintah. Sedangkan di Indonesia, kebebasan juga
diakui namun tidak secara ekstrim sebagaimana negara liberal. Dengan demikian konsep kebebasan menjadi
persamaan antar keduanya, walaupun dalam tataran praksisnya memiliki perbedaan yang mencolok.
 Perbedaan tersebut lebih dikarenakan adanya pengaruh nuansa religius yang cukup kental dalam masyarakat
Indonesia. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang berke-Tuhan-an sedangkan dalam
negara-negara Barat cenderung sekular. Melihat fakta itu, maka tak heran jika prinsip Ketuhanan menjadi sila
pertama dalam ideologi pancasila. Kebebasan individu di Indonesia, dibahas pada UUD 1945 pasal 28, yang
menelaskan rinci mengenai hak asasi manusia, atau HAM. Rumusan HAM yang masuk dalam UUD 1945 dapat
dibagi menjadi beberapa aspek:
 1. HAM berkaitan dengan hidup dan kehidupan
 2. HAM berkaitan dengan keluarga
 3. HAM berkaitan dengan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi
 4. HAM berkaitan dengan pekerjaan
 5. HAM berkaitan dengan kebebasan beragama dan meyakini kepercayaan, kebebasan bersikap, berpendapat, dan
berserikat
 6. HAM berkaitan dengan informasi dan komunikasi
 7. HAM berkaitan dengan rasa aman dan perlindungan dari perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat
manusia
 8. HAM berkaitan dengan kesejahteraan sosial
 9. HAM berkaitan dengan persamaan dan keadilan
 10. HAM berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain
Studi Kasus

 Pada era globalisasi ini, kaum milenial terpapar dengan berbagai macam informasi
yang tersebar di jaringan internet. Informasi-informasi tersebut dapat menjadi ancaman
bagi ideologi Pancasila itu sendiri. Beberapa ancaman yang sedang dihadapi yaitu:
 1. Terorisme dan Fundamentalisme Keagamaan Ekstrim
 Aksi-aksi teror yang terjadi tingkat global memiliki imbas terhadap Indonesia. selama
ini aksi-aksi terorisme yang terjadi justru lahir dari fundamentalisme keagaaman yang
lemah dan bersifat global seperti ISIS dan sebagainya. Di era global, aksi-aksi
terorisme dilakukan sebagai upaya untuk merongrong keabadian dari Pacasila sebagai
ideologi Negara Indonesia.
 2. Kekuatan Kapitalisme Domestik dan Kapitalisme Internasional Arus Globalisasi
sekaligus membawa gerbong ekonomi ternyata berimplikasi terhadap liberalisasi
ekonomi yang berikeinginan untuk mengurangi peran negara dalam setiap kegiatan
eknomi. Hal ini dapat menjadi pemicu terjadinya ketidak adilan dalam kehidupan
sosial.

Anda mungkin juga menyukai