PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internsional, memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Tatkala bangsa Indonesia akan mencapai nasionalisme modern, diletakkanlah prinsip-prinsip
dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara. Para pendiri Negara
menyadari akan pentingnya dari dasar filosofi ini, kemudian melakukan suatu penyelidikan
yang dilakukan oleh badan yang akan meletakkan dasar filsafat bangsa dan Negara yaitu
BPUPKI. Prinsipprinsip dasar itu ditemukan oleh peletak dasar Negara tersebut yang
diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu
prinsip dasar filsafat Negara yaitu pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara bersifat koersif dan koersif, artinya setiap warga
negara Indonesia wajib menaati dan menaatinya. Siapapun yang melanggar Pancasila sebagai
dasar negara harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata
lain, praktik panchasila sebagai dasar negara disertai dengan sanksi hukum. Sedangkan
pengamalan pancasila sebagai weltanschuung yaitu penerapan pancasila dalam kehidupan
sehari-hari tidak disertai sanksi hukum tetapi bersifat mengikat, artinya setiap orang
Indonesia terikat oleh cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk diwujudkan dalam
kehidupan dan kehidupannya itu, selama itu tidak melanggar hukum dan peraturan. Oleh
karena itu, kita sangat menyadari bahwa pengamalan dan perlindungan Pancasila sebagai
dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah wajib. Pada saat yang sama, pengamalan
atau implementasi Pancasila sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari tidak
dibarengi dengan sanki – sanki hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
Falsafah Pancasila sebagai bangsa dan negara, terkait dengan fungsinya sebagai dasar
negara, adalah dasar ideal bangsa Indonesia dan negara Republik Indonesia juga dapat
disebut sebagai ideologi nasional atau ideologi negara. Artinya Pancasila adalah ideologi
yang dianut oleh negara atau pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, bukan milik atau
memonopoli satu orang atau golongan. Sebagai landasan filosofis atau spiritual bangsa, yaitu
cita-cita bangsa, Panchasila harus dilaksanakan atau diamalkan, mewujudkan realitas dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat kita.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa memiliki nilai-nilai yang
bersifat khusus yang membedakan antara negara Indonesia dengan negara lain. Nilai-nilai ini
perlu diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dimana dalam mewujudkannya
harus disertai dengan kesadaran warga Indonesia akan tanggung jawabnya sebagai warga
negara Indonesia. Penerapan nilai-nilai Pancasila (nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, nilai keadilan) seharusnya timbul dan tumbuh di kalangan
masyarakat tanpa adanya rekayasa. Penerapan nilai-nilai Pancasila harus disertai dengan
kesadaran masyarakat itu sendiri dalam menjalani kehidupanya serta tidak dipaksakan. Nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila memiliki arti yang penting dan mendalam baik itu
secara historis maupun pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat.
B. TUJUAN
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
C. RUMUSAN MASALAH
Pejuangan persenjata bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini
Belanda sampai dengan tahun 1980 dikatakan selalu mengalami kegagalan. Penjajah Belanda
berakhir pada tahun 1942, tepatnya pada tanggal 8 Maret. Sejak saat itu Indonesia di duduki
oleh tentara Jepang.
Mulai tahun 1945, tentara Jepang kalah oleh sekutu. Untuk menarik simpati Jepang
memberikan janji kemerdekaan. Janji ini diucapkan oleh perdana mentri Kasino pada tanggal
7 september 1944. Karena keadaan Jepang terus menerus mendesak, maka pada tanggal 30
april 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan banngsa Indonesia yaitu janji
kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam maklumat Geneiskan (pembesar tertinggi
sipil dari pemerintah militer Jepang di Jawa dan Madura) No. 23. Dalam maklumat itu
sekaligus dimuat dasar pembentukan BPUPKI. Tugas badan ini adalah menyelidiki dan
mengumpulkan usul – usul yang selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk
dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia. Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28
mei 1945 – 1 juni 1945.
Pada sidang pertama banyak orang yang berbicara, dua diantaranya Muhammad
yamin dan Bung karno yang masing – masing mengusulkan calon dasar negara. Muhammad
yamin mengajukan usul secara lisan dan tertulis, contoh secara lisan:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan
Contoh secara tertulis yaitu:
Bung Karno mengajukan usul mengenai calin dasar negara yang terdiri atas 5 hal yaitu:
1. Nasionalisme
2. Internasionalisme
3. Mufakat / demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayakan
Kelima hal ini diberi nama oleh Bung Karno yaitu pancasila. Kelima sila tersebut dapat di
pers menjadi trisilla yaitu:
1. Sosionalisme
2. Sosiodemokrasi
3. Ketuhanan
Selesai sidang pertama pada 1 juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk
panitai kecil tugasnya adalah menampung usul – usul yang masuk dan memeriksa serta
melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap – tiap anggota diberi kesempatan
mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 juni 1945.
Pada tanggal 22 juni 1945 diadakan rapat gabungan antara panitia kecil dengan para anggota
BPUPKI yang berdomisili Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujui nya pembentukan
sebuah panitia kecil penyelidik usul – usul perumus dasar negara yang terdiri dari 9 orang.
Pada sidang ke 2 tanggal 10 – 16 juli 1945 hasil yang didapat adalah merumuskan
rancangan hukum dasar. Pada tanggal 9 agustus 1945 dibentuk Panitia Pembentuk
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat
kepada sekutu dan sejak itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keaadan tersebut dimanfaatkan
oleh para pemimpin bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,
pada tanggal 17 agustus 1945.
Asas – asas
1. Asas Ketuhana
Tuhan Yang Maha Esa adalah konsep Tuhan yang universal, Tuhan yang sama
dimiliki oleh semua agama dan kepercayaan. Tuhan yang sama yang disembah
Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Konsep Tuhan universal inilah yang dipakai
di negara kita. Sila Katuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh
karenanya manuasia percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME. Sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing – masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
2. Asas Kemanusiaan
Sila kemanusian Yang Adil dan beradab menunjang tinggi nilai – nilai
kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, berani membela
kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia adalah sederajat.
3. Asas kenegaraan
Dengan sila persatuan Indonesia, rakyat Indonesia menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan atas dasar
Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan
persatuan bangsa.
4. Asas kerakyatan
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan. Rakyat Indonesia menghayati dan menjungjung
tinggi setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang
bersangkutan harus menerimannya dan melaksanakannya dengan itikad baik
dan penuh rasa tanggung jawab. Disini kepentingan bersamalah yang
diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan. Pembicaraan dalam
musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur. Keputusan – keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung
jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Asas persatuan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Dengan sila ini rakyat
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini
dikembangkan perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil
terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak – hak orang lain.
Kelebihan pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional.
Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai
cita – citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi
kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara
bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya
persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan membangun pertalian batin
antara warga negara dengan tanah airnya.
Pandangan Soekarno yang demikian ini merupakan pengulangan dari apa yang
pernah ia ucapkan pada Pidato 1 juni, Hari lahirnya Pancasila. Bukti bahwa ideologi
pancasila lebih baik dari dua ideologi itu karena Pancasila memuat pokok – pokok
pikiran sedemikian rupa:
Pertama, sila Ketuhanan memuat pokok – pokok pikiran bahwa rakyat
Indonesia menganut berbagai agama, dengan kata lain ada kebebasan untuk
beragama dan tidak beragama, serta ada kebebasan untuk berpindah agama dan
keyakinan nya. Bahkan mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, karena toleransinya
yang sudah menjadi sifat bangsa Indonesia, mengakui bahwa kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan karakteristik dari bangsanya, sehingga mereka
menerima sila Pertama ini.
Kedua Nasionalisme Indonesia (maksudnya sila ke 3 dari Pancasila) bukanlah
chauvinisme. Bangsa Indonesia tidak menganggap diri nya lebih unggul dari bangsa
lain. Ia tidak pula berusaha untuk memaksakan kehendaknya kepada bangsa – bangsa
lain (bandingkan dengan ideologi imperialisme dan kapitalisme). Di barat,
nasionalisme berkembang sebagai kekuatan agresif yang mencari daerah jajahan
demi keuntungan ekonomi nasionalnya. Di Asia, Afrika, dan Amerika latin
nasionalisme adalah gerakan pembebasan, gerakan protes terhadap penjajah akibat
penindasan barat.
Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara.
1. Pembukaan UUD 1945 antara lain menegaskan bahwa: “..................., maka
disusunlah Kemerdekaan Kwbangsaan Indonesia itu dalam suatu
UndangUndang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan .....”. Ketentuan tersebut
menegaskan bahwa Pancasila yang sila-silanya dimuat dalam Pembukaan
UUD 1945 tersebut adalah dasar negara.
2. Selanjutnya rangkaian nilai-nilai, cita negara dan cita hukum yang termak-tub
dalam Pancasila diejawantahkan dalam pasal-pasal dan ayat UUD 1945 yang
selanjutnya dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan. Dengan
demikian pada hakikatnya Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber
dari segala sumber hukum. Segenap peraturan perundang-undangan sejak
yang paling rendah tingkatannya bersumber dari pasal-pasal UUD 1945 dan
pasal-pasal UUD 1945 bersumer dari Pancasila. Oleh karena itu pada
hakikatnya Pancasila, sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945,
adalah juga merupakan sumber tertib hukum Indonesia. (tatanan hirarki UUD
1945 hingga peraturan perundang-undangan di bawahnya dituangkan dalam
UU No. 10 Tahun 2004 jo UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan ).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://pusdik.mkri.id/uploadedfiles/materi/Materi_3.pdf
http://repository.unissula.ac.id/9572/3/BAB%20I.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/BAB%20I%20Pancasila.pdf https://www.academia.edu/
8749554/MAKALA!"A#$A%&LA!%'(AA
https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/1302