Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH BANGSA INDONESIA”

OLEH KELOMPOK 7 :

Anggun Safira Kusmindasari [18081010003]


Serlynda Dwi Rosalina [18081010010]
Emillia Eka Firnanda [18081010026]
Della Maya Puspita [18081010136]

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya.


Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata
merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya,
baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat
pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk
kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah diungkapkan
sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara
Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar
menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan
oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk
kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap
meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat Pancasila?
2. Apa fungsi pokok filsafat Pancasila?
3. Apa saja yang dimaksud Pancasila sebagai dasar falsafah negara?
4. Apa relevansi Pancasila sebagai kehidupan bermasyarakat dan berbangsa?

C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan filsafat Pancasila
2. Mengetahui prinsip-prinsip filsafat Pancasila
3. Mengetahui fungsi pokok filsafat Pancasila
4. Mengetahui Pancasila sebagai dasar falsafah negara
5. Mengetahui relevansi Pancasila sebagai kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Filsafat Pancasila

Secara etimologi “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang


artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “Hikmah” atau “kebijaksanaan”.
Sehingga menurut asal katanya: filsafat (philo-shopia) berarti “mencintai
kebijaksanaan” atau “mencintai hikmah/pengetahuan”.

Beberapa ahli mengartikan filsafat sebagai berikut:

a. Menurut R.Beerling, filsafat adalah pemikiran-pemikiran bebas, diilhami oleh


rasio, mengenai segala sesuatu yang timbul dari pengalaman-pengalaman.

b. Menurut Corn. Verhoeven, filsafat meradikalkan keheranan ke segala jurusan.

c. Menurut, Arne Naess filsafat terdiri dari pandangan-pandangan yang


menyeluruh, yang diungkapkan dalam pengertian-pengertian.

d. Menurut I. Kant, berfilsafat yang sebenarnya adalah menguji secara kritis akan
kepastian sesuatu yang dianggap sudah semestinya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah pandangan


hidup seseorang atau sekelompok orang yang bersifat menyeluruh.

Filsafat pancasila adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-


dalamnya dari bangsa Indonesia yang oleh bangsa Indonesia yang di anggap,
dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma,nilai-nilai) yang
paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi
bangsa Indonesia.
2. Prinsip Prinsip Filsafat Pancasila

Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut :

o Kausa Material: Diambil dari Nilai Sosial Budaya Indonesia


Prinsip-prinsip filsafat Pancasila di Indonesia yang pertama ialah
berdasarkan kausa material, yaitu prinsip Pancasila digali dari nilai dan norma
yang ada di dalam bangsa Indonesia, bukan berasal dari bangsa yang lainnya.
Terdapat begitu banyak keanekaragaman yang dapat kita temukan di Indonesia.
setiap keanekaragaman tersebut dijadikan satu dalam rumusan Pancasila.
o Kausa Formalis : Tercantum Secara Resmi dalam UUD 1945
Prinsip-prinsip filsafat Pancasila di Indonesia yang selanjutnya dapat
dijelaskan dengan kausa formalis. Berdasarkan kausa ini, Pancasila terdapat di
dalam pembukaan UUD 1945 sehingga menjadikan keberadaannya resmi atau
formal karena telah memenuhi syarat kebenaran formal.
o Kausa Efisiensi : Rumusannya Tepat dengan Bangsa ini
Prinsip-prinsip filsafat Pancasila di Indonesia yang ketiga dapat dijelaskan
dengan kausa efisiensi, yaitu ketepatan segala hal yang dilakukan oleh BPUPKI
dan PPKI dalam merancang dan merumuskan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia.
o Kausa Finalis : Isinya Sesuai dengan Tujuan
Prinsip-prinsi filsafat Pancasila di Indonesia yang terakhir kita bahas dalam
kesempatan ini dapat dijelaskan dengan kausa finalis, yaitu segala rumusan
Pancasila berhubungan dengan tujuan dari keberadaan Pancasila itu sendiri.
Adapun tujuan dari adanya Pancasila ialah untuk menjadi dasar negara
Indonesia.
3. Fungsi Pokok Filsafat Pancasila
 Falsafah Pancasila sebagai pandangan hidup
Falsafat pancasila sebagai pandangan hidup adalah filsafat yang digunakan
sebagai pegangan, pedoman atau petunjuk oleh bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.

 Falsafat Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia


Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPUPKI pada tanggal 1
Juni 1945 menjadikan dasar bagi Negara Indonesia merdeka. Landasan atau
dasar itu haruslah kuat dan kokoh agar Indonesia tetap berdiri tegak sentosa
selama-lamanya.
Oleh Karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai
seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar Negara, maka
semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia yang dikeluarkan
oleh Negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah sejiwa dan sejalan
dengan Pancasila.
Dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila
itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber hukum formal, undang-
undang, kebiasaan, traktat, yurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum)

 Falsafat Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia


Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksud dengan kepribadian
Indonesia ialah: keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan
ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
4. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia

a. Pancasila sebagai dasar falsafah negara dalam pidato 1 Juni 1945 oleh Ir.
Soekarno

Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertama
kalinya mengusulkan falsafah negara Indonesia dengan perumusan dan tata
urutannya sebagai berikut :

1) Kebangsaan Indonesia.

2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan.

3) Mufakat atau Demokrasi.

4) Kesejahteraan sosial.

5) Ketuhanan.

b. Pancasila sebagai dasar falsafah negara dalam naskah politik bersejarah


(Piagam Jakarta 22 Juni 1945)
Untuk pertama kalinya falsafah Pancasila sebagai falsafah negara
dicantumkan autentik tertulis di dalam alinea IV dengan perumusan dan tata
urutan sebagai berikut:
1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Pancasila sebagai dasar falsafah negara dalam Pembukaan UUD 1945


Pada tanggal 17 Agustus 1945, dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia oleh Ir. Soekarno di Pengangsaan Timur 56 Jakarta yang disaksikan
oleh PPKI tersebut. Keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama dengan mengambil keputusan penting :
1) Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
2) Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, masing-
masing sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI.

3) Dibentuk Komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sementara,


sebelum dibentuknya MPR dan DPR.

Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang disahkan oleh


PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 itulah Pancasila dicantumkan secara
resmi, autentik dan sah menurut hukum sebagai dasar falsafah negara RI,
dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Persatuan Indonesia.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan atau perwakilan.

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

d. Pancasila sebagai dasar falsafah negara dalam Mukadimah Konstitusi


RIS 1949

Pada tanggal 27 Desember 1949 di Amsterdam Belanda, Ratu Yuliana


menandatangani Piagam Pengakuan Kedaulatan Negara RIS. Pada waktu yang
sama dengan KMB di Kota Den Haag, di Kota Scheveningen (Netherland)
disusun pula Konstitusi RIS yang mulai berlaku pada tanggal 27 Desember
1949.

Namun Pancasila tetap tercantum sebagai dasar falsafah negara di dalam


Mukadimah pada alinea IV Konstitusi RIS 1949, dengan perumusan dan tata
urutan sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Prikemanusiaan.

3) Kebangsaan.

4) Kerakyatan.

5) Keadilan Sosial.

e. Pancasila sebagai dasar falsafah negara dalam Mukadimah UUD


Sementara RI (UUDS-RI 1950)
Negara federasi RIS tidak sampai setahun usianya, terhitung mulai tanggal
17 Agustus 1950 Presiden Soekarno menyampaikan Naskah Piagam,
pernyataan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berarti
pembubaran Negara Federal RIS (Republik Indonesia Serikat). Pada saat itu
pula panitia yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo mengubah konstitusi
RIS 1949 (196 Pasal) menjadi UUD RIS 1950 (147 Pasal).
Perubahan bentuk negara dan konstitusi RIS tidak mempengaruhi dasar
falsafah Pancasila, sehingga tetap tercantum dalam Mukadimah UUDS-RI
1950, alinea IV dengan perumusan dan tata urutan yang sama dalam
Mukadimah Konstitusi RIS yaitu:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Prikemanusiaan.

3) Kebangsaan.

4) Kerakyatan.

5) Keadilan Sosial.

f. Pancasila sebagai dasar falsafah negara dalam Mukadimah UUD


Sementara RI (UUDS-RI 1950)
Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan selanjutnya. Konstituante gagal
membentuk suatu UUD yang baru sebagai pengganti UUDS 1950. Dengan
kegagalan konstituante tersebut, maka pada tanggal 5 Juli 1950 Presiden RI
mengeluarkan sebuah Dekrit yang pada pokoknya berisi pernyatan :

1) Pembubaran Konstuante.

2) Berlakunya kembali UUD 1945.

3) Tidak berlakunya lagi UUDS 1950.

4) Akan dibentuknya dalam waktu singkat MPRS dan DPAS.

Dengan berlakunya kembali UUD 1945, secara yuridis, Pancasila tetap


menjadi dasar falsafah negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
alinea IV dengan perumusan dan tata urutan seperti berikut :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Persatuan Indonesia.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan.

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


5. Relevansi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Berbangsa
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
Pancasila sebagai dasar filsafah Negara Indonesia, merupakan sumber nilai
bagi segala penyelenggaraan Negara baik yang bersifat kejasmanian maupun
kerohanian.
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Perkataan “kemanusiaan” dalam sila kedua ini, berarti: sifat-sifat manusia
yang menunjukkan ciri-ciri khas atau identitasnya manusia itu sendiri. Maka
“kemanusiaan Indonesia”, seperti yang dimaksud sila kedua secara keseluruhan
mempunyai arti: bahwa sifat manusia adalah memperlakukan manusia lain
secara adil, tidak sewenang-wenang, perlakuan hanya bisa dilaksanakan karena
telah mencapai peradaban yang telah tinggi nilainya.
3) Persatuan Indonesia
Sila ini tidak menghendaki perpecahan baik sebagai bangsa, maupun
sebagai Negara. Karena itu, walaupun bangsa Indonesia terdiri atas bermacam-
macam suku dan keturunan berdiam di atas suatu wilayah luas yang terdiri dari
beribu-ribu pulau, tetapi karena sifat kesatuan ini maka tidak dapat dibagi-bagi,
jadi utuh, satu dan tidak terpecah-pecah.
4) Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Sila kerakyatan ini merupakan ciri penting daripada asas kekeluargaan,
karena Pancasila sendiri tidaklah lahir dari sumber asing, tetapi digali dari
kepribadian Indonesia, yaitu kekeluargaan yang harmonis, dimana terdapat
adanya keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan
keseluruhan atau masyarakat.
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan sosial beratri bahwa keadilan tersebut berlaku disegala bidang
kehidupan masyarakat, baik materiil maupun spiritual. Maksudnya, bahwa
setiap orang Indonesia mendapat perlakuan adil, baik dibidang hukum, politik,
sosial, ekonomi, kebudayaan dan bidang-bidang lain.
BAB III
KESIMPULAN

Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia mengandung pengertian


sebagai hasil perenungan mendalam dari para tokoh pendiri negara (the founding
fathers) ketika berusaha menggali nilai-nilai dasar dan merumuskan dasar
negara untuk di atasnya didirikan negara Republik Indonesia. Hasil perenungan
itu secara resmi disahkan bersamaan dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan


bobot yang berbeda. Meskipun demikian, nilai-nilai itu tidak saling bertentangan,
bahkan saling melengkapi. Hal ini disebabkan sebagai suatu substansi, Pancasila
merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, atau kesatuan organik (organic
whole). Nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia itu akan memberikan pola
(patroon) bagi sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/people/search?utf8=%E2%9C%93&q=pancasila+seba
gai+falsafah+indonesia
https://guruppkn.com/prinsip-prinsip-filsafat-pancasila

Anda mungkin juga menyukai