Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PANCASILA

NAMA :
SATRIO AHMAD FAUZAN (2074201178)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2020

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila dapat diperuntukan kepada negara, masyarakat dan pribadi bangsa Indonesia.
Dengan perkataan lain pancasila itu sebagai norma hukum dan dasar negara Republik
Indonesia, sebagai social etis bangsa Indonesia dan sebagai pegangan moral rakyat atau
negara Republik Iindonesia. Lahirnya pancasila itu dalam penanaman pidato Ir. Soekarno
selaku anggota “Dokuritzu zumbi Tyoosakai” atau badan penyelidik usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yang ditetapkan oleh sidangnya yang pertama pada tanggal 28
s/d 1 Juni 1945 di Jakarta. Yang di ucapkannya dalam sidang, dipimpin oleh ketuanya Dr.
K. R. T Radjiman Wedyodiningrat. Dikenal di dalam pidato Ir. Soekarno pada tahun
1945 di Jakarta. Pancasila sebagai dasar negara asala mulanya itu dari pengambilan
pancasila, panca sama dengan lima dan sila sama dengan asas atau dasar, dan
didirikannnya negara Indonesia. Dari pemaparan diatas dapat diketahui arti pancasila itu
secara umum, dan anggapan pancasila sebagai dasar negara Indonesia dalam pembukaan
undang-undang dasar Repulik Indonesia 1945 menurut presiden. Ir. Soekarno
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pancasila?
2. Bagaiman perumusan-perumusan pancasila?
3. Kapan lahirnya pancasila?
4. Apa yang dimaksud dengan dasar Negara?
5. Bagaimana pancasila sebagai dasar Negara?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pancasila.
2. Untuk mengetahui bagaiman perumusan-perumusan pancasila.
3. Untuk mengetahui kapan lahirnya pancasila.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dasar Negara.
5. Untuk mengetahui bagaimana pancasila sebagai dasar Negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ISTILAH PANCASILA


Istilah pancasila pertama kali dikenal dalam pidato Ir. Soekarno sebagai anggota
Dokritzu Tyunbi Tjosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) 1 juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah mengalami
penambahan anggota menjadi panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dari
uraian tersebut dinyatakan: Pancasila adalah Lima, Sila adalah asas atau dasar.
1. 1 Pancasila adalah asas persatuan, kesatuan, damai, kerja sama, hidup bersama
dari bangsa indonesia yang warga-warga sebagai manusia memang
mempuanyai bawaan kesamaan dan perbedaan.
2. 2 Pancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan
bernegara dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia meyakini kebenaran nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pedoman berpikir dan
bertindak.
Kerena itu, setiap manusia yang ingin melakukan tindkan harus bercermin pada nilai-
nilai pancasila terlebih dahulu. Pancasila sebagai norma fundamental berfungsi
sebagai cita-cita atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan. Wujud
pancasila sebagai kongkrit adalah pancasila dalam setiap perbuatan, tingkah laku dan
kehidupan sehari-sehari. Pancasila adalah etika dan moral bangsa Indonesia dalam
arti merupakan inti bersama dari berbagai moral yang secara nyata terdapat di
Indonesia. Bangsa Indonesia mempunyai berbagai moral yang berasal dari agama-
agama, keparcayaan dan adat-istiadat.
B. PERUMUSAN-PERUMUSAN PANCASILA
Perumusan pancasila itu menurut beberapa dokumen sejarah tidak sama sekali sama,
mengalami perubahan-perubahan baik urutanya maupun kata-kata nya. Berturutturut
dapat dilihat dalam:
1. Lahirnya pancasila 1 juni 1945
2. Piagam Jakarta, 22 Juni 1945
3. Pembukaan UUD 19945 (berita RI II-7)
4. Mukaddimah konstitusi R. I. S. 31 Januari 1950 ( Kepres R. I. S. tahun 1950
No. 48 L. N. 50-3).
Mukaddimah UUD sementara RI (UUD 15 Agustus 1950 No. 7 L. 50-56 ). Dekrit
presiden 5 Juli 1959 “kembali kepada UUD 1945” yang pada alinea ke lima
konsideran menyatakan bahwa: “Bahwa kami berkeyakinan bahwa piagam Jakarta
tanggal 22 Juni 1945 menjiwai UUD 1945, dan adalah merupakan suatu rangkaian
kesatuan dan konstitusi tersebut” 1 Kaelan, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta:
Kencana, 2003), hlm. 49. 2 Notonagoro, Pancasila sebagai ilmiah Populer (Jakarta:
BUMI AKSARA, 1987), hlm. 3. 3 Maulana Arafat lubis, Pembelajaran PPKN di
MI/SD (Medan: AKASHA SAKTI, 2018), hlm.23.
C. Lahirnya Pancasila
Adalah penamaan pidato Ir. Soekarno selaku anggota “Dokritzu Tyunbi Tjosakai”
atau “badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia” yang diucapkan
pada sidangnya yang pertama 28 s/d 1 Juni 1945 di Jakarta. Sidang itu dipimpin oleh
ketuanya Dr. K. R. T. Radjiman Wediodiningrat yang atas permintaan beliau agar
badan itu merumuskan dasar-dasar dan tujuan filosovis dari Negara yang akan
merdeka itu. Pada bagian pidato itu disebutkan: Saudara-saudara, apakah prinsip
kelima? Saya telah mengemukakan 4 prinsip :
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme, atau perikemanusiaan.
3. Mufakat, atau demokrasi
4. Kesejahteraan social Prinsip-prinsip yang kelima: Menyusun Indonesia merdeka
denga bertakwa kepada tuhan yang maha Esa.
D. Pengertian Dasar Negara
Sesuai dengan pengertian paham organisme tentang Negara, yakni Negara adalah
sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau lenyap, maka pengertian
dasar Negara meliputi arti sebagai berikut:
 . Basis atau fundamen Negara.
 b. Tujuan yang menentukan arah Negara.
 c. Pedoman yang menentukan cara bagaimana Negara itu menjalankan fungsi-
fungsinya dalam mencapai tujuan itu.
Istilah presiden soekarno ialah”dasar statis” dan “leitsatar dinamis” dikutip sebagai
berikut: “bahwa bagi republic Indonesia, kita memerlukan satu dasar yang bias
menjadi dalam statis dan yang bias menjadi leitstar dinamis. Leitstar, bintang
pimpinan”
E. Pancasila sebagai dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-
sendi ketatanegaraan pada negara Republik Indonesia harus berdasarkan pada nilai-
nilai pancasila.Artinya, Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang
menjiwai kegiatan dalam membentuk negara.Setijo(2016:83) menyatakan bahwa
konsep pancasila sebagai dasar negara diajukan oleh ir.Soekarno dalam pidatonya
pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI pertama tanggal 1 juni 1945, yang isinya
untuk menjadikan pancasila sebagai dasar negara falsafah negara atau
filosophischegrondslog bagi negara indonesia merdeka .Usulan tersebut ternyata
dapat diterita oleh seluruh anggota sidang.Hasil-hasil sidang selanjutnya dibahas oleh
Panitia Kecil atau Panitia 9 dan menghasilkan rumusan ”Rancangan Mukadimah
Hukum Dasar” pada tanggal 22 juni 1945, yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin
disarankan diberi nama Jakarta Charter, atau Piagam Jakarta , Selanjutnya disahkan
oleh panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia menjadi Pembukaan UUD ,dengan
mengalami beberapa perubahan yang bersamaan dengan pancasila disahkan menjadi
dasar negara. Sejak itu pancasila sebagai dasar negara yang meliputi kedudukan
sebagai berikut:
o Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia
o Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
o Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar nergara
o Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
o Menundang norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan
pemerintah maupun penyelenggaraan negara yang lain untuk memelihara budi
pekerti luhur.
Pancasila sebagai dasar Negara republik Indonesia, sebagaimana ditegaskan oleh
pembukaan undang-undang dasar republic Indonesia 1945: “maka disusunlah
kemerdakaan kebangsaan di indonesia itu dalam suatu undang undang dasar Negara
republic Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: ketuhanan
yang maha esa…….dan seterusnya”. Presiden Soekarno dalam uraian ”Pancasila
Sebagai Dasar Negara” mengartikan dasar Negara itu sebagai
Weltanshaung,demikian beliau berkata: “saudara mengerti dan mengetahui: bahwa
pancasila adalah saya anggap sebagai dasar dari pada Negara republic Indonesia, atau
dengan bahsa jerman : satu weltanscahaung diatas mana kita meletakkan negara
republik Indonesia”. Weltanschaung suatu abstraksi, konsepsi atau susunan
pengertian-pengertian yang melukiskan asal mula kekuasaan Negara,tujuan Negara,
dan cara penyelenggaraan kekuasaan Negara itu, disamping itu weltanschaung berarti
pandangan ( filsafat) hidup dari suatu bangsa atau masyarakat tertentu.Pancasila
dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar filsafah
Negara (filospphische gronslage) dari Negara, ideology Negara atau ( staatsidee).
Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk
mengatur pemerintahan atau dengan lain perkataan pancasila merupakan suatu dasar
untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaa dan
penyelenggaraan Negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk
proses reformasi dalam segala bidang ini, dijabarkan dan diderifasikan dari nilai-nilai
pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hokum, pancasila
merupakan sumber kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur
Negara republic Indonesia beseta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat,wilayah, serta
pemerintahan Negara.4 Sebagai dasar negara, pancasila merupakan suatu asas
kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum. Sehingga
merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum
Negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau undang-undang dasar
maupun yang tidak tertulis atau convensi. Dalam ked 4 Syaidus Syahar, Pancasila
Sebagai Paham Kemasyarakatan dan Kenegaraan Indonesia (Bandung: Rineka Cipta,
1975), hlm. 110-112. 4 udukannya sebagai dasar Negara,pancasila mempunyai
kekuatan mengikat secara hukum,sebagai sumber dari segala sumber hukum
Indonesia, dengan demikian pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum
Indonesia yang dalam pembukaan undangundang 1945 dijelma lebih lanjut kedalam 4
pokok pikiran. Mewujudkan cita- cita hukum bagi hukum dasar Negara (baik hukum
dasar tertulis maupun tidak tertulis) mengandung norma yang megharuskan undang-
udang dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelengara
Negara ( termasuk para penyelenggra partai dan golongan fungsional memegang
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagai mana tercantum dalam pokok
pikiran keempat yang bunyinya sebagi berikut: “Negara berdasarkan asas ketuhanan
yang maha esa, menurut dasar kemanusian yang adil dan beradab”. Merupan sumber
semangat bagi undang-undang dasar 1945, bagi penyelenggara Negara, para
pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara partai dan golongan fungsional).
Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan
penyelenggaraan Negara, karena masyarakat dan Negara Indonesia senantiasa
tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika
masyarakat. Dengan semangat yang bersumber pada asas kerohanian Negara sebagai
pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan Negara akan tetap diliputi
dan diarahkan asas kerohanian Negara. Dasar formal kedudukan pancasiala sebagai
dasar Negara republic Indonesia tersimpul dalam pembukaan undang-undang dasar
1945 alinea ke-4 yang bunyinya sebagai berikut: “maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undangundang dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara republic Indonesia, yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social
bagi seluh rakyat Indonesia. Pengertian kata dengan “berdasarkan kepada “. Hal ini
secara yuridis memiliki makna sebagai dasar Negara. Walaupun dalam kalimat
terakhir pembukaan undangundang dasar 1945 tidak tercantum kata ‘pancasila’
secara eksplisit namun anak kalimat “dengan berdasarkan kepada” ini memiliki
makna dasar Negara adalah pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis
sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar Negara Indonesia itu disebut
istilah pancasila. Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan Negara bahwa
tujuan utama dirumuskannya pancasila adalah sebagai dasar Negara republic
indonsia. Hal ini sesuai degan dasar yuridis sebagai mana tercantum dalam
pembukaan undang undang dasar 1945. Dalam proses reformasi dewasa ini MPR
melaui siding istimewa tahun1998, mengembalikan kedudukan pancasila sebagai
dasar Negara republic Indonesia yang tertuang dalam tab. No. XVIII/MPR/1998.
Oleh karena itu segala agenda dalam proses reformasi, yang meliputi berbagai bidang
selain bmendasarkan pada kenyataan aspirasi 5 rakyat (sila ke-4) juga harus
mendasarkan pada nlai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Reformasi tidak
mungkin menyimpang dari nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta
keadilan, bahkan harus bersumber kepadanya.
A. PENDIDIKAN PANCASILA
1. Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila
a) PREVIEW
 Dasar-dasar yuridis, historis, kultural, dan fllosofls
 Tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan Pancasila
 Kompetensi yang diharapkan dari kuliah Pendidikan Pancasila.
b) Landasan Historis
Proses Bangsa Indonesia
Kerajaan∘Penjajah∘Kemerdekaan∘Reformasi
Asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri,
atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila.
c) Landasan Kultural
 Ada Ratusan Suku yang Berada di Indonesia.
 Setiap Suku memiliki budaya yang berbeda, tetapi nilai-nilai yang terkandung dalam
budaya itu semuanya sama.
Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
nilai-mlai kultural yang dimiliki melalui proses reneksi filosofis para pendiri negara.
d) Landasan Yuridis
 UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39
“Isi kurikulum setiapjenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan. "
 SK Mendiknas RI, No.232/U/2000.
 Surat Keputusan No. 38/DIK T I/Kep/2 002.
e) Landasan Filosofls
 Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.
 Suatu keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikan dalam setiap aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
f) Tujuan Pendidikan Pancasila
a. Beriman dan takwa kepada Tuhan YME
b. Berkemanusiaan yang adil dan beradab
c. Mendukung persatuan bangsa
d. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bemama diatas
kepentingan individu/golongan
e. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan social dalam masyarakat.
g) Pengertian Pancasila
Secara Etimologis
 Pancasila berasal dari bahasa Sansekma dari India.
 Panca artinya lima
 Syila artinya batu sendi, alas, dasar
 Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh
Pancasila menurut Budha merupakan lima aturan(f1ve moral principle).
 Larangan membunuh,
 Mencuri,
 Berzina,
 Berdusta dan
 Larangan minum-minuman keras
h) Secara Historis
Kapan disahkannya Pancasila? Oleh siapa? Bagaimana Proses Terbentuknya?
 Tanggal 18 Agustus 1945, disahkan UUD 1945 termasuk Pembukaannya.
 Proses Terbentuknya
 l. Mr. Muhammad Yamin (Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945).
 Soepomo (Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945)
 Ir. Soekarno , (Pada sidang BPUPKI tanggal l Juni 1945)
 Piagam Jakarta (Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan sidang oleh 9 anggota
BPUPKI (Panitia Sembilan)
i) Secara Terminologis (Istilah)
Dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/penvakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
”REVIEW
1. Apa saja yang menjadi dasar pendidikan Pancasila?
2. Bagaimana pengertian Pancasila dalam ajaran Budha?
3. Siapa Saja Yang Mengusulkan Lima Dasar Negara?

pembeda antara

1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri,

2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,

3. Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas) nasional,

4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,

5. Kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa,

6. Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum,

7. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila.

A. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila


Pada gilirannya, mahasiswa akan memiliki argumentasi bahwa mata kuliah pendidikan

Pancasila bermakna penting dalam sistem pendidikan tinggi di tanah air.

1. Sumber Historis Pendidikan

2. Sumber sosiologi pendidikan pancasila

3. Sumber yuridis pendidikan pancasila

4. Sumber Politik Pendidikan Pancasila

BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS


SEJARAH BANGSA INDONESIA?
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia

1. Periode Pengusulan Pancasila

Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh

menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian, disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28

Oktober 1928 merupakan momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu

merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidang-

sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari

pihak penjajah Jepang. Para peserta siding BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar

konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi masing

masing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John Stuart Mill atas Cass R.

Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best minds atau the best character yang

dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak membicarakan masalah-masalah

kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi.

Sebagaimana Anda ketahui bahwa salah seorang pengusul calon dasar negara dalam sidang

BPUPKI adalah Ir. Soekarno yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno

menyampaikan lima butir gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:


a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,

b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,

c. Mufakat atau Demokrasi,

d. Kesejahteraan Sosial,

e. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama Pancasila.

Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak menyukai angka

5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas (1) Sosio-Nasionalisme, (2)

Sosio-Demokrasi, dan (3) Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekarno akhirnya juga menawarkan

angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-Royong.

Periode Perumusan Pancasila

2. Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 - 16 Juli 1945 adalah

disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal dengan nama

Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia.

Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini di kemudian hari

dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan di sana-sini.


Sampai detik ini, teks Proklamasi yang dikenal luas adalah sebagai berikut: Proklamasi

Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Halhal

yang mengenai pemindahan kekuasaan dll. diselenggarakan dengan cara

saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 2605

Atas Nama Bangsa Indonesia

Soekarno-Hatta

B. Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.

1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Sebagaimana diketahui bahwa setiap bangsa mana pun di dunia ini pasti memiliki

identitas yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing. Budaya merupakan proses

cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan dikembangkan secara terus-menerus. Budaya dapat

membentuk identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai

identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi

tersebut.

Pemaparan tentang Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga disebut sebagai jati diri

bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai literatur, baik dalam bentuk bahasan sejarah

bangsa Indonesia maupun dalam bentuk bahasan tentang pemerintahan di Indonesia. As’ad Ali

dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemashlahatan Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila

sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat
Indonesia. Karena tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama

agama besar, seperti: peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama tersebut

menyumbang dan menyempurnakan konstruksi nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan-kebiasaan

yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya, konstruksi tradisi dan kultur masyarakat Melayu,

Minangkabau, dan Aceh tidak bisa dilepaskan dari peran peradaban Islam.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai

ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental

dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan perbuatan bangsa

Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu

mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama.

Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologi

bangsa (Bakry, 1994: 157). Meskipun nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan

keadilan juga terdapat dalam ideologi bangsa-bangsa lain, tetapi bagi bangsa Indonesia kelima

sila tersebut mencerminkan kepribadian bangsa karena diangkat dari nilai-nilai kehidupan

masyarakat Indonesia sendiri dan dilaksanakan secara simultan. Di samping itu, proses akulturasi

dan inkulturasi ikut memengaruhi kepribadian bangsa Indonesia dengan berbagai variasi yang

sangat beragam. Kendatipun demikian, kepribadian bangsa Indonesia sendiri sudah terbentuk

sejak lama sehingga sejarah mencatat kejayaan di zaman Majapahit, Sriwijaya, Mataram, dan

lain-lain yang memperlihatkan keunggulan peradaban di masa itu. Nilainilai spiritual, sistem

perekonomian, politik, budaya merupakan contoh keunggulan yang berakar dari kepribadian

masyarakat Indonesia sendiri.


3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia

Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan,

kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya,

keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman

kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk

mengamalkannya dalam kehidupan nyata (Bakry, 1994: 158).

4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa

Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-

masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa

lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala

bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia (Bakry, 1994: 157).

5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa

disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara Indonesia (Bakry,

1994: 161). Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan

bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia
1. Sumber Historis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang

berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Misalnya, sila

Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang
beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya Tuhan sudah diakui. Dalam Encyclopedia of

Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada dalam agama, seperti kepercayaan kepada

kekuatan supranatural, perbedaan antara yang sakral dan yang profan, tindakan ritual pada objek

sakral, sembahyang atau doa sebagai bentuk komunikasi kepada Tuhan, takjub sebagai perasaan

khas keagamaan, tuntunan moral diyakini dari Tuhan, konsep hidup di dunia dihubungkan

dengan Tuhan, kelompok sosial seagama dan seiman.

2. Sumber Sosiologis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan) secara

sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu nilai

yang dapat ditemukan dalam masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang adalah

nilai gotong royong. Misalnya dapat dilihat, bahwa kebiasaan bergotongroyong, baik berupa

saling membantu antar tetangga maupun bekerjasama untuk keperluan umum di desa-desa.

Kegiatan gotong royong itu dilakukan dengan semangat kekeluargaan sebagai cerminan dari sila

Keadilan Sosial.

3. Sumber Politis Pancasila

Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila

bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman bangsa Indonesia, termasuk

pengalaman dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Nilai-nilai Pancasila, misalnya nilai

kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama

yang bersatu dan demokratis yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin

dalam sila keempat Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan. Semangat seperti ini diperlukan dalam mengambil keputusan

yang mencerminkan musyawarah.


D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa

Dinamika Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan adanya pasang

surut dalam pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa

pemerintahan presiden Soekarno, terutama pada 1960- an NASAKOM lebih populer daripada

Pancasila. Pada zaman pemerintahan presiden Soeharto, Pancasila dijadikan pembenar

kekuasaan melalui penataran P-4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalangan yang

mengidentikkan Pancasila dengan P-4.

2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara
Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

adalah meletakkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya sehingga nilai-nilai

Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara. Salah satu contohnya,

pengangkatan presiden seumur hidup oleh MPRS dalam TAP No.III/MPRS/1960 Tentang

Pengangkatan Soekarno sebagai Presiden Seumur Hidup. Hal tersebut bertentangan dengan pasal

7 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa, ”Presiden dan wakil presiden

memangku jabatan selama lima (5) tahun, sesudahnya dapat dipilih kembali”. Pasal ini

menunjukkan bahwa pengangkatan presiden seharusnya dilakukan secara periodik dan ada batas

waktu lima tahun.

E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
untuk Masa Depan
1. Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa

Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan Weltanschauung.

Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara (Philosofische Grondslag) karena mengandung

unsur-unsur sebagai berikut: alasan filosofis berdirinya suatu negara; setiap produk hukum di
Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

(Weltanschauung) mengandung unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai agama, budaya, dan adat

istiadat.

2. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa

Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008 menunjukkan

bahwa pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam, yaitu 48,4% responden

berusia 17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan

lengkap. 42,7% salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60% responden berusia 46

tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila. Fenomena tersebut sangat memprihatinkan

karena menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Pancasila yang ada dalam masyarakat tidak

sebanding dengan semangat penerimaan masyarakat terhadap Pancasila (Ali, 2009: 2).

F. Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila dalam Kajian Sejarah

Bangsa Indonesia

Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding fathers).

2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat.

3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.

Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut:

1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi terbukti

Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.


3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali dari

nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi Indonesia.

4. Kemukakan argumen Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik bangsa Indonesia.

G. Tugas Belajar Lanjut: Proyek Belajar tentang Pentingnya Kajian Pancasila Melalui

Pendekatan Sejarah.

Untuk memahami dinamika proses perumusan dan pengesahan Pancasila sebagai dasar

negara, Anda dapat mencari informasi dari berbagai sumber tentang:

1. Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila sebagai dasar

negara.

2. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

3. Kemukakan pendapat dan penilaian Anda tentang perbedaan pandangan tersebut.

4. Bagaimana sikap Anda dalam menghadapi perbedaan tersebut? Tugas selanjutnya yaitu, Anda

dapat melakukan survei terbatas untuk menjajagi pengetahuan mahasiswa tentang sejarah

terbentuknya teks proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR

NEGARA REPUBLIK INDONESIA?

A. Menelusuri Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Dasar Negara

1. Menelusuri Konsep Negara

Sejalan dengan pengertian negara tersebut, Diponolo menyimpulkan 3 (tiga) unsur yang

menjadi syarat mutlak bagi adanya negara yaitu:

a. Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau territoir

b. Unsur manusia, atau umat (baca: masyarakat), rakyat atau bangsa

c. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan.


Ketiga unsur tersebut lazim dinyatakan sebagai unsur konstitutif. Selain unsur konstitutif ada

juga unsur lain, yaitu unsur deklaratif, dalam hal ini pengakuan dari negara lain.

2. Menelusuri Konsep Tujuan Negara

Para ahli berpendapat bahwa amuba atau binatang bersel satu pun hidupnya memiliki

tujuan, apalagi manusia pasti memiliki tujuan hidup. Demikian pula, suatu bangsa mendirikan

negara, pasti ada tujuan untuk apa negara itu didirikan. Secara teoretik, ada beberapa tujuan

negara diantaranya dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut.

KAJIAN ILMIAH TERHADAP PANCASILA

 Pendidikan Pancasila suatu studi tentang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.

 Kajian bersifat interdisipliner artinya tinjauan dari berbagai disiplin ilmu sebagai satu

kesatuan.

 Pancasila sendiri mempunyai ciri ilmiah.

 Kajian ilmiah terhadap Pancasila dilihat dari ciri berpikir ilmiah.

Ada 4 ciri berpikir ilmiah:

 Berobjek: o. material & o. formal

 Bermetode: analisis-sintesis, induktif-deduktif, hermeneutik (penafsiran),dll.

 Bersistem: saling terkait antar hal/pernyataan sebagai satu keutuhan.


 Bersifat universal/umum: kebenarannya tdk terbatas ruang dan waktu.

Mari kita lihat satu persatu bila ciri itu diterapkan dalam membahas Pancasila.

Setiap ilmu mempunyai objek.

 Objek material Pancasila adalah:

 Manusia Indonesia dari dulu sampai sekarang.

 Objek formalnya adalah ilmu-ilmu sosial dan budaya seperti: filsafat, hukum, politik,

sosiologi, antropologi dan sejarah.

Metode menelaah Pancasila

 Analisis -> mengurai, memerinci sehingga jelas makna pernyataannya, misalnya:

 Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Keadilan berasal dari kata adil, artinya….

 Keadilan adalah keadaan yang ….

 Sosial -> menyangkut masyarakat seluruhnya, mempunyai tiga dimensi: warga negara,

negara dan antar-warga negara.

 Seluruh rakyat Indonesia -> semua orang Indonesia mempunyai kewajiban dan hak yg

sama.

Sintesis: rangkuman dan simpulan

 Metode induksi: berpikir dari peristiwa khusus ke kesimpulan umum.

 Contoh: Sila I, peristiwa khususnya adalah

 Adanya fenomena beragama di masyarakat Indonesia, adanya tempat ibadah.

 Kesimpulannya: Orang Indonesia berkeyakinan terhadap Tuhan YME.

Metode Deduksi: berpikir dari hal umum ke kesimpulan khusus.

 Contoh:
 Semua warga negara Indonesia wajib taat pada hukum yang berlaku

 Amir adalah warga negara Indonesia

 Jadi, Amir wajib taat pada hukum yg berlaku.

 Contoh lain:

 Hukum yg lebih tinggi (lebih umum) menjadi acuan hukum yang lebih rendah (lebih

khusus).

Metode hermeneutik: penafsiran/interpretasi terhadap teks atau pernyataan.

 Penerapan:

 Interpretasi pada ahli hukum terhadap pasal 28 A UUD 1945 tentang hak hidup.

 Pendapat yang berbeda:

 Sebagian menolak hukuman mati.

 Sebagian mempertahankan hukuman mati.

3. Sistematis

 Syarat berpikir ilmiah yang ketiga: sistematis

 Sila-sila Pancasila berbentuk majemuk tunggal

 Merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan

 Mempunyai hubungan logis antar sila

 Bersifat hierarkhis pyramidal

 Universal/Umum Pancasila mengandung kebenaran universal umum, tdk terbatas ruang

dan waktu

LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

 Landasan Historis

 Landasan Kultural
 Landasan Yuridis

 Landasan Filosofis

a. LANDASAN HISTORIS

Secara historis, nilai-nilai Pancasila telah dimiliki dan dilaksanakan oleh

bangsa Indonesia sejak dahulu kala.

 Pengakuan terhadap adanya Tuhan

 Sikap tolong menolong, menghormati

 Persatuan dan kesatuan adanya beberapa kerajaan besar (Sriwijaya, Majapahit).

 Gotong Royong, musyawarah mufakat.

 Mengakui, menghormati hak dan kewajiban

b. LANDASAN KULTURAL

 Nilai – nilai Pancasila digali dari budaya dan peradapan bangsa Indonesia yang telah

berurat, berakar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia

 Nilai-nilai itu sebagai buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang

kehidupan yang dianggap baik

 Tata nilai kehidupan sosial dan tata nilai kehidupan kerohanian sebagai budaya dan

peradapan bangsa yang memberi corak, watak dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesia

yang membedakan dengan bangsa lain

c. LANDASAN YURIDIS

 Pembukaan UUD 1945 alinea IV

 UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 3 (Amandemen)

 Kep. Dirjen Depdiknas No.38/Dikti/Kep/2002 tentang Rambu-rambu pelaksanaan mata

kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi


 UU nomor 12 pasal 35 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa

kurikulum pendidikan tinggi wajib MEMUAT MATA KULIAH Agama, Pancasila,

Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia

 Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan [Pasal 31 (1)****]

 Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 31 (3)****]

d. LANDASAN FILOSOFIS

 Pancasila sebagai dasar filsafat negara mengharuskan penyelenggaraan negara harus

bersumber pada nilai-nilai Pancasila begitu juga peraturan yang berlaku di negara harus

bersumberkan pada Pancasila.

 Pancasila sebagai falsafah negara, berfungsi sebagai landasan dasar negara yang berada

di atasnya (hakekat, tujuan, kedudukan/penyelenggaraan negara diarahkan atau diisi oleh

Pancasila)

2. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

a. Tujuan Nasional.

b. Tujuan Pendidikan Nasional.

c. Tujuan Pendidikan Pancasila.

Landasan Pendidikan Pancasila

a. Landasan Historis
b. Landasan Kultural
c. Landasan Yuridis
d. Landasan Filosofis
Tujuan Pendidikan Pancasila
 Untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
dengan sikap dan perilaku :
a. memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertgjwb sesuai hati
nuraninya.
b. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan dan
cara2 pemecahannya.
c. Mengenali perubahan2 dan perkembangan ilmu pengetahuan, tek, dan seni.
d. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai2 budaya
bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
PENGERTIAN PANCASILA

A. Secara Etimologis

Secara Etimologis/bahasa, menurut tingkatannya, “Pancasila” itu berasal dari bahasa sansekerta
dari India (bahasa kasta Brahmana)

Menurut Mohammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila”


ada 2 macam arti yaitu :

 Panca artinya lima.


 Syila, artinya batu sendi, alas atau dasar
 Syiila, artinya peraturan tingkah laku yang penting/baik/senonoh.

Kata sila dalam bahasa Indonesia menjadi “susila” artinya tingkah laku yang baik.
Maka perkataan “Panca-syila” artinya berbatu sendi yang lima. Sedangkan perkataan “Panca-
syiila” artinya lima aturan tingkah laku yang penting.
Perkataan Pancasila mula-mula dipergunakan oleh pemeluk Agama Budha di India. Ajaran
Budha bersumber pada kitab suci Tri Pitaka :
 Sutha Pitaka
 Abhidama Pitaka
 Vinaya Pitaka

Dalam ajaran-ajaran Budha antara lain memuat tentang ajaran-ajaran moral, dimana untuk setiap
golongan berbeda kewajiban moralnya antara lain :
 Dasasyila
 Saptasyila
 Pancasyila
Ajaran Pancasila menurut Budha merupakan lima aturan (larangan) atau Five Moral Principles
yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa (awam) dalam agama Budha yang
menurut bahasa aslinya bahasa Pali.

B. Secara Historis

 Konsep Pancasila dibahas dalam Sidang BPUPKI.


 Sidang I : tgl 29 Mei- 1 Juni 1945, Sidang II : tgl 10-16 Juli 1945.
 Mr. Muhammad Yamin, secara lisan dalam pidatonya (29 Mei 1945) :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Secara tertulis Muh. Yamin menyampaikan usul :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

 Mr. Soepomo dalam pidatonya (31 Mei 1945)


1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
 Ir. Soekarno dalam pidatonya (1 Juni 1945) :
1. Kebangsaan – Nasionalisme
2. Perikemanusiaan- Internasionalisme
3. Mufakat – Demokrasi
4. Keadilan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
 Menurut Bung Karno kelima sila ini bisa diperas menjadi Tri sila yaitu :
1. Socio-nasionalisme
2. socio-demokratie
3. Ke-Tuhanan
 Menurut Bung Karno Tri sila tersebut dapat diperas lagi menjadi eka sila yaitu “gotong
royong”.

Pendidikan Pancasila
A. Landasan Pendidikan Pancasila
 Landasan Filosofis ; Adalah filasafat pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional
maka pendidikan pancasila dilandasi Pancasilla dan Undang-Undang Dasar 1945.
 Landasan Kultural; landasan yang digali dari nilai-nilai luhur budaya bangsa yang sudah
ada semenjak berabad-abad lamanya di Indonesia.
 Landasan Historis ; adalah landasan sejarah, Terutama dalam rangka perjuangan bangsa
dalam membebaskan diri dari segenap penderitaan selama berabad-abad dalam
penjajahan
B. Tujuan Pendidikan Pancasila

Berdasarkan Pasal 3 Ayat 2, Keputusan Dikti No.38/Dikti/Kep/2002 tersebut diatas, tentang


kompetensi matakuliah pengembangan kepribadian adalah menguasai kemampuan berpikir,
bersikap rasional, dan dinamis serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara
mengantarkan mahasiswa:
 menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 sehat jasmani dan rohani, berahlak mulia, dan berbudi pekerti luhur
 memiliki kepribadian yang mantap, mandiri dan bertanggung jawab sesuai hati nurani
 mampu mengikuti perkembagan IPTEK dan seni
 mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bangsanya.
C. Pembahasan Pancasila secara Ilmiah

Pancasila termasuk filsafat Pancasila, sebagai suatu kajian ilmiah, harus memenuhi syarat-syarat
ilmiah sebagai dikemukakan oleh I.R. Poedjowijatno dalam bukunya ‘Tahu dan Pengetahuan’
yang merinci syarat-syarat ilmiah sebagai berikut:
 Berobjek
 Bermetode
 Bersistem
 Bersifat Universal

PENDEKATAN APPROACH

 PENDEKATAN HISTORIS
 PENDEKATAN KETATANEGARAAN (YURIDIS KONSTITUSIONAL
 PENDEKATAN FILSAFAT
 Pendekatan Hermeneutik
 Pendekatan Pedagogis

Pendekatan filsafat paling banyak digunakan.

Pendekatan Hermeneutik

Hermeneutik adalah metode pendekatan filsafat untuk memaknai fenomena-fenomena


hidup. Artinya pergulatan pemikiran dalam tataran praktis. Mempelajari Pancasila tidak sebagai
sebuah dogma yang sakral, tetapi mempelajari Pancasila dari pendekatan ilmiah akademik/dari
segi yuridis konstitusional dan objektif ilmiah, artinya mempelajari Pancasila
sebagai faham filsafat atau philosophical way of thinking.

Pendekatan Pedagogis

Pendidikan Pancasila sebagai pendidikan nilai (mk. Pengembangan kepribadian).


Kebebasan intepretasi harus diikuti usaha konstruktif atas nilai yang muncul. Artinya tidak hanya
sekedar kritis tetapi juga mampu memberikan solusi. Berarti menggali Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa atau way of life.

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA


Indonesia Dahulu Kala
 Sebagai sebuah bangsa, embrio bangsa Indonesia dapat dilacak dari abad ke-7M
 Ditandai munculnya kerajaan Kutai, Mataram Kuno, Sriwijaya, Singosari, Majapahit,
Demak, Samudera Pasai, Banten, Tidore, dll
 Meskipun dalam perjalanan sejarah setiap kerajaan/daerah terlibat berbagai konflik
 Setiap Kerajaan/Daerah yang ada dalam wilayah Nusantara memiliki jiwa (soul) yang
sama
 Jiwa bangsa yang dijunjung bersama tersebut, menjaga eksistensi bangsa selama berabad-
abad
Pada masa kerajaan ini, istilah Pancasila dikenali buku Nagarakertagama karangan Prapanca dan
buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku tersebut istilah Pancasila mempunyai arti
“berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa Sansekerta), juga mempunyai arti “pelaksanaan
kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu :
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minuman keras
 Pertengahan Abad ke-16, Nusantara mulai kedatangan penjajah (kolonial)
 Kolonialisme inilah yang merusak jiwa bangsa yang di junjung berabad-abad
 Kekayaan alam di nusantara dikuras, setiap daerah dan kerajaan dipecah belah, dan
bangsa Indonesia diperbudak
 20 Mei 1908 muncul Budi Utomo yang diperingati hari kebangkitan nasional
 28 Oktober 1928, Sumpah pemuda membangkitkan kembali jiwa bangsa yang terpendam
oleh kolonialisme.

SUMPAH PEMUDA
Sebagai salah satu tonggak sejarah yang merefleksikan dinamika kehidupan kebangsaan yang
dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila adalah termanifestasi dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 yang berbunyi :

“Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang


satu, tanah air Indonesia;
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia;
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
PENUTUP

A. KESIMPULAN
6 Pancasila sebagai dasar Negara adalah merupakan sumber dari segala sumber
hukum Indonesia. Pancasila merupakan asas kerokhanian dalam pembukaan UUD
1945 dijelma dalam 4 pokok pikiran meliputi : Suasana kebatinan dari UUD 1945
mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan UUD yang
mewajibkan pemerintah dan lalin-lain, pengyelenggaran Negara memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur, bunyi nya sebagai berikut : “Negara berdasarkan
asas ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap”.
Merupakan sumber semangat dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat
dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian Negara, sebagai pandangan
hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan Negara akan tetap diliputi dan
diarahkan atas kerokhanian Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta: Kencana, 2003) Notona goro, Pancasila sebagai
ilmiah Populer (Jakarta: BUMI AKSARA, 1987) Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKN di
MI/SD (Medan: AKASHA SAKTI, 2018) Syahar, Syaidus, Pancasila Sebagai Paham
Kemasyarakatan dan Kenegaraan Indonesia (Bandung: Rineka Cipta, 1975)

Anda mungkin juga menyukai