Anda di halaman 1dari 15

PENGAMALAN LEBIH LANJUT TENTANG

SILA SILA DALAM PANCASILA

DISUSUN OLEH :

1. KETUT GEDE ARTHA YOGA (180030869)


2. I PUTU ARTA WIDIYADNYA (180030189)
3. I PUTU YUDI ARTAWAN (180030588)
4. REYNALDO KEVIN MARIYANAN (180030905)
5. I NYOMAN RAPI (180030170)
6. OLIVIA AULYA HERLI EFISON (180031197)
7. I PUTU PRATAMA HARDI SAPUTRA (1800)
8. ILHAMI ADELIA PUTRI (180030919)
9. NURUL FATIMAH (180031107)

SEKOLAH TINGGIMANAJEMEN INFORMATIKA DAN


TEKNIK KOMPUTER

BALI 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat Asungkerta
Waranugraha-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah "Pengamalan Lebih
Lanjut Tentang Sila Sila Dalam Pancasila" ini dengan baik dan tepat waktu. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan bimbingan
atau saran-saran dari Bapak/lbu Guru untuk menyempurnakan makalah ini.

Berkaitan dengan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan


bimbingan dari berbagai pihak yang diterima oleh saya baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu skami dalam pembuatan makalah ini. Akhir
kata saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Denpasar, Desember 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3

2.1 Makna keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


........................................................................................... 3
2.2 Nilai yang terkandung dalam sila kelima.......................... 4
2.3 Pengamalan Pancasila Sila ke Lima.................................. 6

BAB III PENUTUP................................................................................ 9

3.1 Kesimpulan......................................................................... 9
3.2 Saran................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

2
2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila dirumuskan dari kehidupan bangsa Indonesia yangdigunakan


untuk pedoman bangsa Indonesia dalam bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Pancasila memiliki fungsi sebagai dasar filsafah negara dijabarkan juga sebagai
jiwa bangsa, sebagai kepribadianbangsa, sebagai pandangan hidup bangsa, yang
kemudian dijadikan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia dalam
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Pengembangan sikap adil terhadap sesama manusia, kesamaankedudukan


terhadap hukum dan HAM, keseimbangan antara hak dankewajiban merupakan
sikap yang tercermin dari pengamalan nilai Pancasila yakni sila ke-5 yang
berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Fungsi dari nilai yang
terkandung dalam Pancasila sila ke-5 ini berfungsi sebagai tujuan negara. Namun,
apakah nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke lima Pancasila itu sudah
terlaksana seutuhnya dilingkungan kita? Kita dapat menilai dengan mengamati
kejadian di sekitarkita. Masih banyak masyarakat Indonesia yang bersikap tidak
sesuaidengan nilai moral Pancasila. Mereka cenderung bersikap individualis,
menghalalkan segala cara walaupun dengan kerja keras, melemahkan kekuatan
hukum, menggunakan sumberdaya dan sumber kekayaanIndonesia dengan
berlebihan, menyelewengkan kekuasaan, dsb. Sungguh ironis memang, Pancasila
yang disepakati bersama sebagai kepribadian bangsa saat ini kenyataan di
lingkungan masyarakat Indonesia bertentangan dengan ajaran Pancasila. Dalam
situasi seperti sekarang ini masyarakat semakin tidakmenyadari makna pancasila,
mereka sudah mulai memudarkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
yang telah disepakati bersama. Dalam kehidupan sehari-hari, pengamalan sila
kelima Pancasila terkadang tidak sesuai dengan makna yang terkandung dalam
sila tersebut. Jika masyarakat Indonesia bersikap tidak sesuai nilai dan norma
Pancasila, maka bisa dikatakan bangsa tersebut kehilangan jati diri bangsa. Kika
suatu bangsakehilangan jati diri bangsa, mudah bangsa lain untuk menjajah
bangsa Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah
2.1 Makna Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
2.2 Nilai yang terkandung dalam Pancasila sila kelima.
2.3 Pengamalan Pancasila dengan Sila kelima di Indonesia.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan kami membuat makalah ini agar kita semua dapat lebih
memahami dan mengerti bagaimana pengertian, makna dan nilai yang terkandung
dalan Pancasila sila kelima berserta penerapannya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Makna Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Kebanyakan orang percaya bahwa ketidak adilan harus


dilawan dan dihukum, banyak gerakan sosial dan politis diseluruh
dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya
jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa
tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidak
adilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas.
keadilan intinya adalah meletakan segala sesuatunya pada
tempatnya.

Cara mengaplikasikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat


Indonesia yakni:

 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang


mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong royongan.

 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

 Menghormati hak orang lain.

 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat


berdiri sendiri.

 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang


bersifat pemerasanterhadap orang lain.

 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat


pemborosan dan gayahidup mewah.

3
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikankepentingan umum.

 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan


kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Sila ke lima Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi


Seluruh Rakyat indonesia diliputi, didasari, dijiwai oleh sila ke
1,2,3,4. Dengan demikian makna yang terkandung dalam sila
kelima Pancasila merupakan gambaran terlengkap 5 dari makna
keseluruhan Pancasila. Namun nilai yang terkandung dalam
Pancasila selain sila ke 5 juga memiliki keterkaitan dengan sila
lainnya. Dalam kehidupan sehari- hari, pengamalan sila kelima
Pancasila terkadang tidak sesuai dengan makna yang
terkandung dalam sila tersebut. Hal ini akan berakibat pada
berubahnya sikap masyarat Indonesia. Jika masyarakat Indonesia
bersikap tidak sesuai nilai dan norma Pancasila, maka bisa
dikatakan bangsa tersebut kehilangan jati diri bangsa.

2.2 Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Kelima

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral


mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat
kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang
dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20,
menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama
dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem
pemikiran" . Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan
belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil" .
Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan
dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh
dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya

4
jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa
tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita
ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak
jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya
pada tempatnya.

Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud


dalam kehidupan bersama adalah meliputi:

1. Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana
bilamana hal-hal yang sama diperlukan secara sama dan hal-
hal yang tidak sama diperlukan tidak sama. Keadilan
distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara
negara terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang
wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi,
dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta
kesempatan dalam hidup bersama yang didasrkan atas hak
dan kewajiban.

2. Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)


Suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap
negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib
memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam negara. Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan subtansi
rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi
kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang
menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok
baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral,
sedangkan untuk yang lainnya disebut keadilan legal.

3. Keadilan Komulatif

5
Suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang
lainnya, secara timbal balik. Keadilan ini bertujuan untuk
memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asan
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan
yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak adilan dan
akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam
masyarakat.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu
dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama
kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu
mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta
melindungi seluruh warganya dan wilayahnya, mencerdaskan
seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut
sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama
bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban
hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia
dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap
bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup
bersama (keadilan bersama).

2.3 Pengamalan Pancasila Sila Kelima di Indonesia

Sila ke-5, yang seharusnya sudah terimplementasikan dengan baik dalam


kehidupan, justru pada prakteknya, implementasi dari sila tersebut tidak sesuai
dengan kondisi rakyat Indonesia saat ini, dimana masih ada praktek diskriminasi
dari para penguasa. Menanggapai masalah tersebut dalam tulisan ini ada empat
hal yang ingin saya paparkan yaitu mengenai bukti penerapan keadilan dalam
bidang hukum, kesehatan, pendidikan dan ekonomi, yang dirasa mempunyai

6
masalah kompleks terhadap implementasi dari sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.

a. Bidang Hukum

Hukum memang harus ditegakkan tetapi keadilan terhadap hukum


tersebut juga harus ditegakkan. Contoh kecil yang menggambarkan bukti
ketidakadilan hukum di Indonesia ini adalah banyaknya kasus korupsi yang
menyeret pejabat publik seperti kepala daerah, anggota legislatif, para anggota
kabinet, dan politisi partai politik yang merugikan negara sampai milyaran
rupiah, tetapi hukuman yang diberikan tidak sebanding dengan apa yang telah
diperbuat dan kadang walaupun sudah divonis sebagai tersangka masih saja bisa
pergi kemana-mana bahkan sampai keluar negeri.

Sedangkan jika kasusnya menimpa rakyat miskin seperti yang pernah


menimpa nenek Minah yang tersandung kasus pencurian 2 buah Kakao justru
hukuman yang diterima tidak sebanding dengan apa yang diperbuat. Dari sini
menggambarkan bahwa hukum yang ada itu hanya berlaku untuk orang-orang
miskin saja, sedangkan untuk orang kaya atau pejabat publik hukum itu tidak
terlalu ditegakkan dengan benar. Sehingga hukum itu dapat diibaratkan sebagai
pisau, lancip dibawah dan tumpul diatas. Padahal dalam UUD 1945 Pasal 28D
Ayat (1) Tentang Hak Asasi Manusia hasil amandemen disebutkan bahwa “setiap
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”. Tetapi pada kenyataanya
jauh dari apa yang diharapkan, ini menjadi bukti bahwa keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia belum sepenuhnya bisa ditegakkan dengan baik.

b. Bidang Kesehatan

Buruknya layanan kesehatan masih menjadi keluhan dikalangan


masyarakat yang kurang mampu di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari
berbagai aspek, mulai dari antrean yang panjang, kerumitan dalam mengurus
syarat-syarat administrasi, bahkan tidak jarang yang mendapat penolakan dari
berbagai rumah sakit. Hingga pungutan liar untuk memperoleh pengobatan
gratis juga masih terjadi.

7
Buruknya pelayanan kesehatan yang diterima rakyat miskin menjadi
potret bahwa keadilan belum bisa ditegakkan dengan baik. Tapi disisi lain, orang
kaya atau orang yang mempunyai jabatan/pangkat tinggi justru mendapatkan
pelayanan yang istimewa. Padahal dalam UUD 1945 pasal (28) H ayat (2)
tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa “setiap orang berhak mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”. Tetapi pada kenyataannya
rakyat miskin masih banyak mendapatkan perlakuan diskriminasi dari pihak
rumah sakit.

c. Bidang Pendidikan

Masalah lain yang memperlihatkan ketidakadilan dalam dunia


pendidikan yaitu ketidakmampuan warga miskin untuk memperoleh pendidikan
yang layak, sehingga banyak anak-anak Indonesia yang tidak mampu untuk
sekolah karena biaya sekolah yang dirasa memberatkan. Oleh sebab itu
pemerintah seharusnya memprioritaskan warga miskin Indonesia dengan
memberikan pendidikan. Sehingga anak-anak yang kurang mampu tersebut
dapat mengenyam pendidikan yang layak dibangku sekolah seperti anak-anak
pada umumnya.

Selain masalah tersebut terdapat masalah-masalah yang lain yang harus


diperhatikan oleh pemerintah salah satunya adalah pendidikan untuk anak-anak
di daerah pedalaman atau di daerah perbatasan, pemerintah dinilai hanya
memprioritaskan pendidikan untuk daerah-daerah yang sudah maju saja,
sementara untuk pendidikan di daerah-daerah pedalaman cenderung diabaikan.
Banyak anak-anak di daerah pedalaman yang membutuhkan pendidikan formal,
bahkan hanya untuk sampai kesekolahan saja mereka sampai harus rela berjalan
atau menyeberangi sungai yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggalnya.

d. Bidang Ekonomi

Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum bisa terwujud


sebagaimana yang telah diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pancasila. Justru masalah yang paling miris di bidang ekonomi yaitu masalah

8
kemiskinan. Kemiskinan ini menjadi bukti dari penegakkan keadilan yang tidak
sempurna padahal dalam konstisusi telah ditetapkan bahwa fakir miskin dan
anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, tapi pada kenyataanya malah
menyimpang dari apa yang telah ditetapkan pada konstitusi, fakir miskin dan
anak-anak terlantar dibiarkan keliaran dijalan-jalan untuk mengemis, bahkan
mereka tidur di bawah kolong jembatan hanya dengan beralaskan kardus bekas.

Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya keadilan dalam bidang


ekonomi adalah pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja
selama berjam-jam tetapi dengan tingkat upah yang sangat rendah. Sehingga
dari eksploitasi tersebut perusahaan memperoleh keuntungan yang sangat besar,
karena perusahaan bisa mempekerjakan buruh yang murah dan yang mau
bekerja keras untuk kemajuan perusahaanya. Itulah sedikit potret mengenai bukti
dari implementasi dari sila ke-5 yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia saat ini.

Upaya Pemecahan

Diperlukan upaya yang tidak mudah untuk menciptakan masyarakat yang


adil dan sejahtera, paling tidak untuk menciptakan hal tersebut perlu ada
kesadaran dari masing-masing individu untuk merubahnya, jika perubahan itu
bisa terlaksana dengan baik tentunya keadilan itu akan dapat dengan mudah
tercipta, baik dalam bidang hukum, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain-
lainnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa ketimpang tindihan


keadilan di negri ini masih banyak terjadi. Pancasila merupakan dasar falsafah
Negara Republik Indonesia secara resmi tercantum di dalam alenia ke-empat

9
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang ditetapkan oleh PPKI tanggal 18
Agustus 1945. Nilai nilai keadilan atau nilai yang tertuang dalam sila ke-5
mempunyai Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama antara lain keadilan distributif, keadilan legal, keadilan
komulatif. Selain itu pancasila mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan kelebihan tersebut terletak pada tujuan utama sila ke-5, sedangkan
kelemahannya terletak pada pelaksanaan yang belum maksimal.

Pemerintah seakan mengabaikan peraturan yang telah diaturnya sendiri,


kini perlahan UU dan Pancasila mulai diabaikan dan lebih mementingkan
kepentingan partai ataupun koalisi partai. Melimpahnya sumber daya manusia dan
alam tidak menjamin negri ini untuk memakmurkan semua rakyatnya, yang
mendapatkan hasilnya hanya segelintir rakyat yang berkuasa saja.

3.2 Saran

Untuk menciptakan keadilan yang merata seperti yang tercermin dalam


Pancasila tepatnya sila ke-5, peran dari pemerintah untuk mengupayakan hal
tersebut sangat diperlukan. Agar implementasi dari sila tersebut dapat benar-benar
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan bukan malah merugikan masyarakat.
Sebagai contoh dalam bidang kesehatan, pemerintah membebaskan biaya
kesehatan dan mengutamakan pelayanan kesehatan terhadap warga yang kurang
mampu, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi warga yang
kurang mampu serta meningkatkan partisipasi dan konsultasi kesehatan terhadap
warga yang kurang mampu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Miftachul Ilmi. 2018. penerapan sila ke-5 pancasila. Diambil dari:


https://www.academia.edu/32683546/penerapan_sila_ke-5_pancasila

Link. 2018. Implementasi Sila Ke-5 yang Tidak Sesuai Harapan Rakyat. Diambil
dari:
https://www.kompasiana.com/joko_untoro/54f73ef7a3331158148b45dc/imp
lementasi-sila-ke-5-yang-tidak-sesuai-harapan-rakyat)

Anda mungkin juga menyukai