Anda di halaman 1dari 29

“NILAI KEADILAN”

PANCASILA

OLEH
KELOMPOK 5 :

1. I Komang Ari Adyana (CIB022010)


2. Rio Prayogo (CIB022017)
3. Abdul Majid Azzuandi (CIB022019)
4. Henny Berlian Husnullail (CIB022032)
5. Lira Nurman Abista (CIB022037)

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta


hidayah-Nya maka Makalah inidapat terselesaikan. Makalah ini disusun
guna mengetahui makna dari sila ke 5. Dengan adanya bahasan
mengenai keadilan, sebagai kaum pelajar mungkin kita sudah bosan
atau jenuh mendengar kata – kata yang berbau politik. amun apabila
kita sudahmemiliki niat yang kuat untuk belajar, semuanya akan terasa
mudah untuk dicerna. Dengandibekali pengetahuan sejak dini, seorang
pelajar tentunya akan memiliki wawasan yang luas,dan bisa juga
melebihi orang dewasa yang sudah tidak mengenyam ilmu pendidikan
disuatulembaga. !aka dari itu apapun bentuk ilmu pengetahuan baik
umum maupun khusus, kitaharus senantiasa berbesar hati untuk
menerimanya dan mampu mengamalkannya.
Dalam penyusunan makalah ini tentu masih terdapat banyak
kekurangan dan kekeliruan baik dari segi teknik penulisan maupun isi
makalah. Oleh sebab itu kritik dan saran yang positif serta konstruktif
sebagai penyempurnaan makalah ini. Terlepas dari semua
kekuranganyang ada penulis berharap semoga makalah ini dapat
berguna bagi Penulis pribadi maupun para pembaca sekalian.

Hormat Kami,

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

2.1 Pengertian Keadilan...........................................................................................2

2.2 Macam-macam Keadilan....................................................................................4

2.3 Nilai Keadilan di Berbagai Aspek Kehidupan...................................................5

2.4 Penerapan Keadilan di Indonesia.......................................................................9

2.5 Studi Kasus dan Solusi.....................................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

3.1 Kesimpulan......................................................................................................11

3.2 Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk social yang memiliki ideologi. Sebuah

pemikiran yang melandasi segala aktivitas, tingkah laku dan pola fikir, yang

akhirnya tercipta keharmonisan didalamnya. Semakin tertata dan teraturnya

pola hidup seseorang, maka akan semakin baik hidup orang tersebut. Beda

negara berbeda juga ideologi yang diterapkan, seperti Indonesia. Indonesia

adalah negara yang ideologinya berasakan oleh Pancasila. Dan sebagai warga

negara, kita diharuskan untuk mengerti, menghayati, mengamalkan dan

mengamankannya. Karena, Pancasila merupakan landasan terkuat karena

tersusun dari berbagai aspek dasar kehidupan. Pancasila yang memilki sila

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradap, Persatuan

Indonseia, Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan dan perwakilan serta keadilan social bagi seluruh rakyat

Indonesia, adalah cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Namun beberapa

tahun terakhir ini, kita telah kehilangan sifat dasar dan makna yang sebenanya

dari Pancasila itu sendiri. Banyak sekali pergeseran yang telah terjadi di

negaradan bangsa tercinta ini. Beberapa contoh yang signifikan adalah dengan
2

peristiwa - peristiwayang belakangan telah mencoreng dan jauh dari asas

Pancasila. Dalam hal ini salah satu siladari Pancasila yaitu keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia. Saat ini nilai - nilai yang tertanam di masyarakat

terhadap sila tersebut sangatlah kecil, hal itu terlihat dengan banyaknya

kerusuhan yang terjadi yang berawal dari hilangnya keadilan dalam kehidupan

sosial di masyarakat. Oleh karena itu, kami akan membahas apa makna dari

salah satu siladalam Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan nilai keadilan dan penerapannya dalam berbagai bidang.

2. Menjelaskan permasalahan penerapan nilai keadilan dalam kehidupan sehari-

hari.

1.3 Tujuan

1. Mampu memahami pengertian serta konsep nilai keadilan yang tertuang

dalam sila ke 5.

2. Mampu memahami penerapan nilai keadilan dalam berbagai bidang.

3. Mampu memahami dan menjelaskan permasalahan dalam nilai keadilan.


3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keadilan

Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai-nilai luhur nenek

moyang bangsa Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat

indonesia. Karena digali oleh nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, Pancasila

mempunyai kekhasan dan kelebihan, sedangkan prinsip keadilan yaitu

berisi keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakikat adil(Sunarjo

Wreksosuharjo, 2000). Dengan sila ke lima ini, manusia menyadari hak dan

kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan

masyarakat Indonesia. Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung

makna setiap manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama

untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Untuk itu dikembangkan perbuatannya luhur yang mencerminkan

sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu diperlukan

sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak dan

kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. Nilai yang terkandung

dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia didasari dan

dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan
4

Beradab , Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh

Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan atau Perwakilan. Dalam

sila ke – 5 tersebut terkandung nilai- nilai yang merupakan tujuan Negara

sebagai tujuan dalam hidup bersama.

Maka dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai keadilan yang

harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial). Keadilan

tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan manusia yaitu keadilan

dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusiadengan manusia

lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan

manusia dengan Tuhannya.

Keadilan merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

kondisi yang seimbang atau pun tidak memihak / berat sebelah. Istilah

keadilan biasanya digunakan dalam persoalan – persoalan yang berkaitan

dengan dunia hukum. Pengertian Keadilan Menurut Para Ahli:

1. Aristoteles

Keadilan adalah tindakan yang memberikan sesuatu kepada

orang yang memang menjadi haknya. Ia juga berpendapat

bahwa keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia, yaitu

titik tengah antara kedua ujung ekstrem, tidak berat sebelah, dan

tidak memihak.
5

2. Thomas Hubbes

Keadilan adalah sebuah keadaan dimana ada suatu perjanjian

yang kemudian isi perjanjian tersebut dijalankan sesuai dengan

aturan yang berlaku tanpa berat sebelah.

3. Plato

Keadilan adalah mematuhi semua hukum dan perundangan

yang berlaku. Ia juga berpendapat bahwa keadilan adalah

sesuatu hal yang berada di luar kemampuan manusia biasa yang

sumber berasal dari perubahan dalam masyarakat. Untuk

mewujudkan keadilan, masyarakat harus dikembalikan pada

struktur aslinya.

4. John Rawls

Filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik

terkemuka abad ke-20, John Rawls menyatakan bahwa

pengertian keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari

institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem

pemikiran.

5. Notonegoro

Keadilan adalah suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku.


6

6. Franz Magnis Suseno

Keadilan adalah keadaan dimana sesama manusia saling

menghargai hak dan kewajiban masing-masing yang membuat

keadaan menjadi harmonis.

7. W.J.S Poerwadarminto

Keadilan adalah tidak berat sebelah, sepatutnya tidak sewenang-

wenang.

8. Imam Al-Khasim

Keadilan adalah mengambil hak dari orang yang wajib

memberikannya dan memberikannya kepada orang yang berhak

menerimanya

2.2 Macam-macam Keadilan

Di dalam masyarakat ada tiga macam bentuk keadilan yang pokok,

hal ini berdasarkan tiga macam hubungan hidup manusia bermasyarakat,

yaitu keadilan komutatif, keadilan distributif, dan keadilan legalis. Ketiga

macam keadilan ini diuraikan sebagai berikut:

1. Keadilan Komutatif

Hubungan pribadi dengan pribadi. Dalam hubungan ini harus

ada perlakuan sifat adil antara sesama warga masyarakat, antara


7

pribadi dengan pribadi. Keadilan yang berlaku dalam hal ini.

Suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya

secara timbal balik.Keadilan ini bertujuan untuk memelihara

ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles

pengertian keadilan ini merupakan asan pertalian dan ketertiban

dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung

ekstrem menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau

bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

2. Keadilan Distributif

Keadilan distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara

negara terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang

wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi,

dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan

dalam hidup bersama yang didasrkan atas hak dan

kewajiban.Jadi hubungan masyarakat dengan pribadi. dalam

hubungan ini harus ada perlakuan sifat adil dari masyarakat

keseluruhan terhadap pribadi.

3. Keadilan Legalis

Hubungan pribadi dengan masyarakat. Dalam hubungan ini

harus ada perlakuan sifat adil dari pribadi terhadap masyarakat

keseluruhan.Dalam masyarakat, pelaksanaan tiga macam


8

keadilan ini ada dua musuh besar, yang keduanya itu merupakan

penonjolan dari penjelmaan salah satu sifat kodrat manusia,

yaitu sifat individu dan sifat sosial, yang mewujudkan

individualism dan liberalism, yaitu:

 Individualisme mutlak

Dalam aliran individualisme mutlak ini, masyarakat tidak

diakui sebagai perserikatan sosial yang mempunyai realita

sendiri dan tata sosial sendiri. Masyarakat dianggap sebagai

kumpulan individu - individu yang banyak tanpa ada

pertalian kepentingan bersama, setiap individual

mengutamakan kepentingannya sendiri sehingga

kepengntingan umum tidak diperhatikan.

 Kolektivisme mutlak

Dalam aliran kolektivisme mutlak ini, masyarakat

ditempatkan sebagai keseluruhan manusia, yang hanya

memperhatikan kepentingan umum, tidak ada pengakuan

kepentingan individu, semua adalah milik umum. Kedua

aliran ini selalu berlawanan, yang kedua-duanya berdasarkan

atas salah satu sifat kodrat manusia. Di dalam negara yang

berdasarkan Pancasila, sifat individu dan sifat sosial selalu


9

diseimbangkan secara harmonis, yang berarti berdasarkan

atas sifat kodrat manusia monodualis, dan negaranya disebut

negara berfaham monodualisme.

2.3 Nilai Keadilan di Berbagai Aspek Kehidupan

1. Bidang Sosial Budaya

Dalam membangun maupun mengembangkan aspek sosial

budaya di masyarakat hendaknya berdasarkan pada sistem nilai, salah

satunya adalah nilai keadilan. Sebuah sistem yang memiliki kesesuaian

dengan nilai-nilai luhur budaya yang telah dimiliki oleh masyarakat.

Sebab fungsi kebudayaan bagi masyarakat, terutama dalam rangka guna

melakukan reformasi di segala bidang. Sehingga sangat dibutuhkan

peran akhlak dalam pembentukan karakter bangsa supaya menjadi

bangsa yang memiliki karakter Pancasila. Karenanya sebagai cara

melestarikan budaya harus mengangkat nilai-nilai budaya yang dimiliki

bangsa Indonesia. Contoh penerapan nilai keadilan dalam sosial budaya

adalah :

a. Bersikap adil terhadap seluruh kebudayaan yang ada;

b. Saling toleransi dan menegakkan keadilan;

c. Tidak memihak budaya satu dengan yang lainnya.


10

2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Era digital saat ini, Perkembangan teknologi yang semakin maju

dengan kecanggihannya telah menjadi bagian dari berbagai kegiatan

manusia, baik dalam bidang perekonomian maupun bidang pendidikan

dan teknologi. Pendidikan merupakan suatu hal yang harus di dapat oleh

setiap warga negara perkotaan sampai pelosok desa maupun pedalaman.

Saat ini dalam manyambut era digitalisasi Indonesia harus sejak awal

menanamkan nilai-nilai pancasila pada peserta didik, salah satunya

adalah nilai keadilan. Sedangkan IPTEK adalah ilmu pengetahuan yang

mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan teknologi

merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari

ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai

saling mempunyai hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan,

teknologi tidak akan ada. Berangkat dari makna keadilan, kiranya dapat

ditemukan sejumlah landasan hukum yang memperkuat posisi keadilan

bagi akses pendidikan. Setidak-tidaknya dapat dijumpai dalam beberapa

landasan hukum di antaranya:

a. UU Republik Indonesia No 20 tentang SPN tahun 2003, yang

berbunyi:

• Pasal 4 ayat 1, bahwa “Pendidikan diselenggarakan

secara demokratis dan berkeadilan serta tidak


11

diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi

manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan

kemajemukan bangsa”.

• Pasal 5 ayat 1, bahwa ”Setiap warga negara mempunyai

hak yang sama untuk memperoleh pendidikan bermutu”

• Pasal 5 ayat 2, Warga negara yang memiliki kelainan

fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial

berhak memperoleh pendidikan khusus.

• Pasal 5 ayat 3, Warga negara di daerah terpencil atau

terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak

memperoleh pendidikan layanan khusus.

• Pasal 5 ayat 4, warga negara yang memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh

pendidikan khusus.

• Pasal 5 ayat 5, setiap warga negara berhak mendapat

kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.

b. Konvensi Hak Anak yang Ditetapkan oleh Majelis Umum PBB

dengan Resolusi No.44/25 Tertanggal 20 Nopember 1989, Yang

Berbunyi:

• Pasal 29: Ayat 1: Negara-negara Peserta sependapat

bahwa pendidikan anak harus diarahkan untuk:

Pengembangan kepribadian, bakat dan kemampuan


12

mental dan fisik anak hingga mencapai potensi mereka

sepenuhnya...

• Pasal 31: Ayat 1: Negara-negara peserta mengakui hak

anak untuk dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan dari

pelaksanaan setiap pekerjaan yang mungkin berbahaya

atau mengganggu pendidikannya, atau merugikan

kesehatan anak atau perkembangan fisik, mental,

spiritual, moral atau sosial anak.

3. Bidang Hukum

Perdebatan mengenai keadilan dan kepastian hukum dalam

praktik penegakan hukum di Indonesia tampaknya masih akan

berlangsung dan masih akan berputar pada pusaran yang sama. Setelah

beberapa waktu lalu Mahkamah Agung mengizinkan napi eks koruptor

untuk menjadi wakil rakyat, baru-baru ini masyarakat kembali terusik

rasa keadilannya dengan ditolaknya permohonan Peninjauan Kembali

seorang perempuan bernama Baiq Nuril yang menjadi korban pelecehan

seksual dari atasannya. Nuril, korban yang mencari keadilan di negeri

ini, justru harus menjadi pesakitan dan dihukum melalui Undang-

Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dalam kasus

penyebaran informasi percakapan mesum atas pengaduan atasan yang


13

justru menjadi pelaku pelecehan terhadapnya.

Dalam beberapa kasus di atas terlihat bahwa keputusan hakim

yang memberikan kepastian terhadap penegakan hukum, ternyata tidak

sejalan sekaligus menghadirkan rasa keadilan pada masyarakat. Pada

putusan tersebut, para penegak hukum terutama hakim, terkesan lebih

mengutamakan hanya pada penegakan hukum berdasarkan hukum

positif yang berlaku (legalistic-positivistic) dibandingkan dengan

penegakan keadilan dalam memutus perselisihan. Rasa keadilan hakim

bisa jadi berbeda dengan rasa keadilan pencari keadilan atau pihak yang

berperkara. Oleh karena itu salah satu tugas pokok hakim sebagai

pemutus perkara, harus dapat menggali nilai-nilai keadilan yang berlaku

di masyarakat (rasa keadilan kolektif) untuk kemudian berani

menjadikannya sebagai acuan utama di dalam memutuskan suatu

perkara. Menggali nilai-nilai hukum dan keadilan yang hidup di tengah

masyarakat ini merupakan kewajiban yang diamanatkan oleh Pasal 5

Ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, bagi

setiap hakim yang memeriksa perkara. Hukum yang adil dari sendirinya

lantas harus dirumuskan “jangan membunuh orang yang tidak bersalah".

Hukum adil yang melawan prinsip kaiphas atau prinsip korban. Prinsip

Kaiphas adalah prinsip moral yang mengorbankan satu orang yang tidak

bersalah demi kepentingan banyak orang. Prinsip korban ini berasal dari
14

Kaiphas, seorang imam agung Yahudi, yang setuju Isa Al-masih

dibunuh demi ketentraman dan keselamatan, seluruh bangsa jadi alasan

pembunhannya bukan karena Isa Al-masih di pandang salah, melainkan

sebagai korban, mengorbankan orang yang tak bersalah tidak bisa

dibenarkan. Alasan tidak bisa dibenarkannya pertama, karena semua

orang memiliki hak hidup dan hak membela hidupnya. Kedua, tak

seorang pun boleh mendesak atau memaksa orang lain untuk

mengorbankan hidupnya. Ketiga, karena tak seorang pun dari mereka

yang meyakini sahnya prinsip itu (prinsip kaiphas) bahkan bersedia

memperaktekkannya terhadap dirinya sediri. Prinsip korban sebagai

jalan keluar atas konflik pembangunan secara moral dan hukum tidak

bisa dibenarkan karena nilai keluhuran martabat manusia. Juga, sebab

nyawa satu orang saja tidak bisa digantikan dengan sebuah proyek

pembangunan waduk yang miliyaran rupiah nilainya. Juga, hukum

untuk membasmi penganut Ahmadiyah juga tidak bisa dibenarkan

secara etis. Tetapi keadilan hukum tidak hanya harus diwujudkan pada

esensi isinya, melainkan juga harus ditampilkan dalam kepastian

prakteknya. Jika hukum direduksi sekedar pada kehendak masyarakat

kebanyakan, praktek hukum akan sangat gampang jatuh dalam

anarkhaisme. Anarkhisme adalah paham yang memuja kehendak atau

opini umum publik lansung sebagai kebenaran hukum.


15

4. Bidang Ekonomi

Untuk mencapai kesejahteraan sosial satu-satunya jalan yang

harus dicapai adalah tidak terjadinya ketimpangan atau kesenjangan

ekonomi dikalangan masyarakat. di Indonesia ketimpangan ekonomi

sangat memprihatinkan. Laporan Oxfam dan INFID mengatakan bahwa

kesenjangan yang terjadi antara orang terkaya dan mayoritas penduduk

Indonesia masih melebar. Kesenjangan yang terjadi salah satu

dikarenakan tidak terwujudnya keadilan dalam distribusi harta. Menurut

laporan credit Suisse pada januari 2017 satu persen orang terkaya di

Indonesia menguasai 49,3 persen kakayaan di Indonesia. hal ini

menunjukan betapa lebarnya kesenjangan yang terjadi, baru satu persen

saja orang kaya sudah menguasai setengah dari kekayaan di Indonesia

apalagi lebih dari itu. Yang pertama, pemerataan pemilikan dan

penggunaan lahan. Kedua, pemerataan pemberian kesempatan dan yang

ketiga, peningkatan kapasitas sumber daya manusia.Pemerataan

pemilikan dan penggunaan lahan ini diperuntukan untuk memberikan

akses lahan pada penduduk miskin untuk meningkatkan pendapatan

lewat aktifitas pertanian dan perkebunan, rakyat tidak lagi menjadi

buruh tetapi pemilik lahan. Dalam pemberian kesempatan pemerintah

melakukan pengenaan pajak yang berkeadilan dan pemberian

kesempatan juga pada pelaku usaha kecil dan menengah, pemerintah


16

akan berikan kemudahan dalam perizinan dan akses terhadap investor,

dengan ini diharapkan terjadinya kenaikan kelas dari skala usaha kecil

ke menengah dan menengah menjadi besar. Hal tersebut jika didukung

dengan sumber daya manusia yang bekompeten. Kebijakan peningkatan

kapasitas SDM tujuannya agar menekan angka pengangguran.

Pemerintah akan menyediakan sarana dan prasarana pelatiahan keahlian

SDM. Oleh karena itu pemerintah akan membuat kurikulum SMK agar

lulusan pendidikan kejuruan tersebut siap memasuki dunia kerja.

Sebagai contoh peran negara dalam mewujudkan ekonomi yang

berkeadilan antara lain yaitu menekan terjadinya kesenjangan atau

ketimpangan ekonomi antara si kaya dan si miskin, sirkulasi harta harus

merata dikalangan masyarakat kurang mampu artinya kekayaan tidak

hanya mengendap di orang kaya saja melainkan harus didistribusikan

dengan adil, negara harus lebih mengutamakan kepentingan rakyat

sendiri ketimbang asing maupun aseng, negara memberikan dukungan

kepada para pengusaha kecil menengah baik itu dalam bentuk modal

atau pelatihan, yang paling penting lagi yaitu optimalisasi potensi zakat

oleh negara sebagai wujud untuk memberikan disrtibusi harta yang adil

dan merata kepada masyarakat yang kurang mampu.

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dari ekonomi yang

berkeadilan tersebut perlu adanya itikad atau kesungguhan dari kita


17

semua mulai dari pribadi, masyarakat sampai negara untuk menciptakan

masyarakat yang berdedikasi terhadap terciptanya kesejahteraan dan

mewujudkan ekonomi yang berkeadilan di tengah-tengah masyarakat

Indonesia

2.4 Penerapan Keadilan di Indonesia

Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu

masyarakat, namun ternyatadalam kenyataannya sila kelima masih memiliki

banyak kekurangan. Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia setelah 72 tahun merdekamasih belum maksimal sekaligus

merupakan sila yang diabaikan oleh penyelenggara NegaraKesatuan

Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai dengan

saat ini.Ini ditandai dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat

Indonesia (menurut dataBank Dunia) berada dibawah garis kemiskinan atau

kurang lebih 40 % dari bangsa Indonesiaini menandakan masih besarnya

kesenjangan sosial di indonesia. Konsekuensinya sebagai suatu Negara

Hukum yang berkeadilan sosial maka NegaraIndonesia harus mengakui dan

melindungi hak-hak asasi manusia yang tercantum dalam undang-undang

1945 pasal:

1. Pasal 27 (1) Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di

dalam hukum dan perintahandan wajib menjunjung hukum dan


18

pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. (2) Tiap-tiap

warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak bagi kemanusiaan.

2. Pasal 28, “Setiap orang berhak untuk hidup serta

mempertahankan hidup dan kehidupannya.”

3. Pasal 29 (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk

untuk memeluk agamanyamasing-masing dan untuk beribadat

menurut agamanya dan kepercayaanya itu.

4. Pasal 31 (1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan

pendidikan. (2) Setiap warga Negarawajib mengikuti pendidikan

dasar dan pemerintah wajib membiayainya. (3)

Pemerintahmengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional yang meningkatkankeimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsayang diatur dengan undang-undang.

2.5 Studi Kasus dan Solusi

1. Studi Kasus Melalaui Wawancara

Kami disini mengangkat kasus kenaikan BBM yang sedang terjadi

saat ini. Kenaikan tersebut dapat dikatakan cukup tinggi. Hal ini

menimbulkan pertentangan dari berbagai lapisan masyarakat, khususnya


19

masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Seperti yang dikatakan

Haidir Ali Salsabil, salah satu mahasiswa Universitas Mataram, Keputusan

tersebut dianggap secara tiba tiba dan terjadi begitu saja tanpa ada

sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat terlebih dahulu mengenai

"mengapa bbm bisa naik". Selain itu, dengan naiknya harga BBM

masyarakat menakuti harga bahan pokok dan yang lainnya juga ikut naik.

Disamping itu, kondisi perekonomian bangsa indonesia yang baru pulih

setelah Covid-19 dan masyarakat masih beradaptasi dari kondisi pandemi

menjadi edemi semakin memperburuk keadaan. Menurut narasumber juga,

kenaikan bbm ini hanya untuk kepentingan dan keuntungan suatu golongan,

dan hal inilah yang menyebabkan banyaknya demo yang terjadi disetiap

daerah. Ketika harga BBM naik tidak diimbangi dengan naiknya UMR atau

pendapatan masyarakat disetiap daerah yang menyebabkan kami

menganggap telah terjadi sebuah ketidakadilan pada masyarakat. Di

Indonesia yang memiliki UMR tertinggi berlokasi di Jakarta dengan nilai

4.450 ribu rupiah hal ini berbanding terbalik dengan daerah Banjarnegara

dengan UMR terendah yaitu senilai 1.819 ribu rupiah. UMR yang diberikan

setiap daerah berbeda namun harga bbm tetap naik secara merata.

Namun ketika narasumber kami berikan sebuah situasi “apakah

masyarakat akan setuju dengan naiknya harga BBM jika UMR atau

pendapatan masyarakat juga ikut dinaikkan?” ia masih teguh dengan


20

pendiriannya untuk tidak menaikkan harga BBM, karena ketika UMR

dinaikkan dianggap hanya menguntungkan para pegawai saja dan masih

terjadi ketidak adilan. Masyarakat indonesia yang berprofesi sebagai petani,

buruh, nelayan, dan yang lainnya tidak bisa merasakan efek dari kenaikan

UMR tersebut.

Menurut narasumber, kenaikan harga BBM ini sangat merugikan

masyarakat dan juga dirinya. Narasumber berharap agar pemerintah dapat

mencabut atau menarik kembali keputusannya sebelum semakin parah dan

merugikan masyarakat. Selain itu, pemerintah diharapkan untuk

mempertimbangan dampak setiap keputusan yang ia putuskan agar tidak

merugikan masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah.

Sebagai mahasiswa, narasumber hanya dapat membantu melalui suaranya

yang disampaikan pada aspirasi demo yang baru baru saja terjadi.

Berdasarkan paparan dari kasus diatas, kami sebagai penulis dan

pewawancara mempunyai solusi untuk pemerintah agar mengimbangi

kenaikan harga BBM yang terjadi saat ini dengan menyediakan lapangan

pekerjaan yang lebih banyak lagi untuk masyarakat sehingga masyarakat

tidak terlalu terlena dan kecewa dengan keputusan tersebut. Sebelumnya

pemerintah memang menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat,

namun program tersebut tidak mengenai seluruh masyarakat secara merata

sehingga masih banyak masyarakat yang belum bisa merasakannya.


21

2. Studi Kasus internet

Dua anak perempuan dari Indonesia, Dewi berasal dari keluarga

yang termasuk 10% rumah tangga terkaya di Indonesia sebaiknya Putri

berasal dari keluarga yang termasuk 10% rumah tangga termiskin di

Indonesia. 28 juta orang Indonesia hidup miskin seperti keluarga Putri.

ketimpangan antara Dewi dan Putri dimulai sejak dalam kandungan. Ibu

Putri tidak mampu untuk mengunjungi Fasilitas Kesehatan formal ketika

hamil dan juga tidak mengkonsumsi nutrisi yang sesuai akibatnya Putri

lahir dengan berat badan di bawah normal. Ibu dewi mampu untuk datang

ke dokter secara teratur dan mendapatkan asupan gizi yang baik sehingga

Dewi lahir normal dengan berat badan yang cukup. dua tahun pertama Putri

tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap dan asupan gizi yang baik.

akibatnya Putri tidak bisa menyusul tinggi badan Dewi dan Malah semakin

Tertinggal. Dewi besar di rumah yang memiliki saluran air bersih dan

Toilet. keluarga Putri tidak memiliki toilet karena buruknya sanitasi di

lingkungan rumah Putri sering terkena diare. penyakit diare menyebabkan

pertumbuhan Putri semakin terhambat. sedangkan Dewi terus tumbuh sehat

dan tinggi. Kesenjangan antara dewi dan Putri semakin dalam ketika

mereka memasuki usia sekolah. Dewi dimasukkan ke dalam program

pendidikan anak usia dini yang mendukung pertumbuhan kognitifnya.

sedangkan Putri tidak dia hanya tinggal di rumah Dewi sekolah hingga lulus
22

SMA lalu melanjutkan ke perguruan tinggi. Putri juga sekolah hingga tamat

SD. Namun karena tingginya biaya untuk buku, seragam, dan transportasi

Putri tidak bisa melanjutkan sekolah. ia terpaksa tinggal di rumah dan

membantu mencari nafkah untuk keluarganya. setelah lulus sekolah Dewi

mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang tinggi. Putri yang

hanya lulus SD harus puas dengan pekerjaan di sektor informal dengan

penghasilan yang kecil dan tidak pasti dan perlindungan yang minim. tanpa

pekerjaan yang layak Putri yang ini telah berkeluarga tidak mampu

menyekolahkan anaknya atau membawanya ke fasilitas kesehatan ketika

sakit. karena itu rantai kemiskinan dan ketimpangan terus menjerat dari

generasi ke generasi. tapi kisah putri tidak hanya dialami oleh 10%

termiskin hampir 68 juta orang Indonesia yang termasuk 40% terbawah.

hidup sangat dekat dengan garis kemiskinan. sangat mudah bagi mereka

untuk terperosok ke dalam jurang kemiskinan, gagal panen, kehilangan

pekerjaan, atau sakit bisa menyebabkan mereka Jatuh Miskin. tapi Mari kita

mundur sejenak bagaimana jika Ibu Putri bisa mendapatkan perawatan yang

layak di saat hamil ?. Bagaimana jika Putri bisa mendapatkan imunisasi

lengkap ?. Bagaimana jika rumah Putri memiliki air bersih dan sanitasi

layak ?. Bagaimana jika Putri bisa sekolah dari TK hingga lulus SMA ?.

Bagaimana jika Putri bisa mengikuti pelatihan keterampilan dan

mendapatkan pekerjaan yang layak ?. ini tidak hanya bermanfaat bagi Putri.

tetapi juga anak dan cucunya dan apabila anak lain seperti Putri juga
23

mendapatkan peluang yang sama. Mereka bisa bermanfaat untuk komunitas

mereka. dan pada akhirnya mereka akan bermanfaat untuk Indonesia. Tapi

ini semua dimulai dari memberikan Dewi dan Putri memberi kesempatan

yang sama.
24

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah pandanagan hidup bangsa dan dasar negara

Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan

masyarakat dan negara Republik indonesia. Pancasila sangatlah

sempurna, sebab pancansila disetiap silanya mengandung makna yang

sangat melekat pada diri bangsa Indoneisa. Nilai-nilai keadilan dalam sila

ke-5 mempunyai konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud

dalam kehidupan bersama antara lain keadilan distributif, keadilan legal,

keadilan komulatif. Keadilan merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan kondisi yang seimbang atau pun tidak memihak / berat

sebelah. Istilah keadilan biasanya digunakan dalam persoalan – persoalan

yang berkaitan dengan dunia hukum. Selain itu pancasila mempunyai

beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan tersebut terletak pada tujuan

utama sila ke-5, sedangkan kelemahannya terletak pada pelaksanaan yang

belum maksimal.
25

3.2 Saran

Diperlukan adanya studi kasus yang lebih lanjut tentang

ketidakadilan yang sering terjadi, khususnya didaerah tempat tinggal kita.

Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan diskusi untuk

menemukan solusi yang tepat agar bisa memecahkan permasalahan tersebut

dan nantinya bisa mengurangi angka ketidakadilan di negara kita.


26

DAFTAR PUSTAKA

Bank, W. (2014, November 10). Dewi And Putri How Inequality Separates To Girls
from indonesia. From worldbank.org:
https://www.worldbank.org/in/news/video/2014/11/10/dewi-and-putri-how-
inequality-separates-two-girls-from-indonesia
Ibrahim, A. (2018, Oktober). Pengertian Keadilan Dan Jenis Jenisnya Menurut Para
Ahli. From pengertiandefinisi.com: https://pengertiandefinisi.com/pengertian-
keadilan-dan-jenis-jenisnya-menurut-para-ahli/#:~:text=Menurut
%20W.J.S.,dengan%20cara%20yang%20sewenang%20%E2%80%9
kadir, a. (2017, agustus 28). mewujudkan ekonomi yang berkeadilan. From
kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/lamaisir/59a41ce8201ebd5e51240d12/mewujud
kan- ekonomi-yang-berkeadilan?page=all
nurlia. (2015, maret). kasus penyimpangan pemerintah terhadap pancasila. From
blogspot.co.id: http://nurlia1710k.blogspot.co.id/2015/03/kasus-
penyimpangan-pemerintah- terhadap.html
setyorini, d. (2015, april 16). kasus kasus pelanggaran 5 sila pancasila. From
wordpress.com: https://diahsetyorini23.wordpress.com/2015/04/16/kasus-
kasus-pelanggaran-5- silapancasila/
sundari, A. (2016, desember). makalah pancasila sila kedialan sosial. From
blogspot.co.id: http://aristasundari.blogspot.co.id/2016/12/makalah-pancasila-
sila-keadilan-sosial.html
wirsamulia, f. (2019, september 26). penegakan keadilan dan kepastian hukum dalam
negara hukum pancasila. From hukumonline.com:
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5d8c7df54556a/penegakan-
keadilan-dan- kepastian-hukum-dalam-negara-hukum-pancasila-oleh--feri-
wirsamulia

Anda mungkin juga menyukai