FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
Kata Pengantar
Kelompok III
2
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................................1
Kata Pengantar............................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................6
2.1 Keadilan...............................................................................................................6
2.2 Keadilan Sosial....................................................................................................6
2.3 Nilai dari Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.......................7
2.4 Realita dari sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”....................9
2.5 Dampak dari sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”................12
2.6 Solusi dari masalah yang ditimbulkan sila ke-lima…………...........................12
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
3
BAB 1 PENDAHULUAN
Apa nilai dari Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” ?
Bagaimana realita dari sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”?
Apa dampak dari sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Bagaimana Solusi dari masalah yang ditimbulkan sila “Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
4
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui nilai dari Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”
Untuk mengetahui realita dari sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”
Untuk mengetahui dampak dari sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”
Untuk mengetahui Solusi dari masalah yang ditimbulkan sila “Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Keadilan
Menurut Noor Ms Bakry Istilah keadilan berasal dari pokok kata adil,
yang berarti memperlakukan dan memberikan sebagai rasa wajib sesuatu hal yang
telah menjadi haknya, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun
terhadap Tuhan.Adil dalam sila Keadilan sosial ini adalah khusus dalam artian
adil terhadap sesama yang dijiwai oleh adil terhadap diri sendiri serta adil
terhadap Tuhan.Keadilan dalam sila kelima ini diartikan sifat-sifat dan keadaan
yang sesuai dengan hakikat adil untuk mengakui hak sesama.
Dalam Pancasila sila ke-5 berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” yang artinya seluruh warga Indonesia berhak mendapatkan keadilan
yang merata.
6
Sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung sebelas
makna, yaitu:
2. Bersikap adil.
2.3 Nilai dari Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
7
yangperwujudannya ialah tata masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila (Darmodihardjo1979).
Nilai yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab , Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan atau Perwakilan.
1) Keadilan Distributif
8
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan
dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara.Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan subtansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya.Dalam masyarakat yang adil
setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok
baginya.Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan untuk yang lainnya
disebut keadilan legal.
3) Keadilan Komulatif
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya
secara timbal balik.Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban
masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini
merupakan asan pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang
bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan
menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
2.4 Realita dari sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
9
kali dikaitkan dengan pengurangan kesenjangan(Sujatmiko, 2006).Jika demikian,
realitas di Indonesia yang menunjukkan lebarnya jurangkesenjangan sosial yang
mengantarai kaum elite dan kaum yang termarjinalkan telah
mengindikasikanadanya masalah ketidakadilan sosial di Indonesia.
Salah satu contoh konkret adalah kasus ketidakadilan yang terjadi di bumi
Papua.Berdasarkanhasil studi dan penelitian yang dilakukan LIPI pada 2008,
wacana pembangunan dalam perspektifrakyat Papua dimaknai sebagai upaya
negara dalam melakukan marjinalisasi rakyat Papua danmengenalkan sistem
kapitalisme yang bermuara pada eksploitasi sumber alam di Tanah Papua.
Selainitu, mereka yang relatif lebih diuntungkan dari pembangunan di Tanah
Papua adalah warga pendatang(Widjojo, dkk., 2009).
Ketidakadilan sosial yang dirasakan oleh para penduduk asli Papua ini
secara jelas dinyatakanoleh mantan Ketua DPRD Papua (1974-1977) dan Wakil
Gubernur (1977-1982) Ellyas Paprindey.Menurutnya, perasaan tidak puas,
ketidakadilan bagi rakyat Papua dalam pembangunan—khususnyauntuk
meningkatkan kesejahteraan—mengakibatkan munculnya tuntutan kemerdekaan
olehmasyarakat Papua (Maniagasi, 2001). Hal ini juga didukung oleh hasil studi
dan penelitian yangdilakukan Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan
Kemitraan Masyarakat Sipil Indonesia(YAPPIKA) yang menyatakan bahwa para
penduduk Papua merasa diperlakukan secara tidak adiloleh pemerintah dan aparat
keamanan yang dianggap lebih berpihak kepada kaum pemilik modal
yangmerupakan masyarakat pendatang dibandingkan dengan penduduk asli
Papua. Alat-alat produksi jugadikuasai kaum pendatang, sehingga penduduk lokal
sangat tergantung kepada mereka.Selain itu,masyarakat lokal juga sulit mencapai
akses ke pasar, sehingga membatasi pengembangan produkpertanian dan
pengolahan hasil bumi lainnya (Raweyai, 2002). Daftar panjang ketidakadilan
yangditerima rakyat Papua itu ditambah lagi dengan penanganan konflik di Papua
yang cenderungdiabaikan atau hanya diselesaikan secara sepihak, sehingga tidak
hanya menimbulkan kebingungan,kecurigaan serta apatisme di kalangan
masyarakat Papua (Widjojo, dkk., 2009).
10
Realitas ketimpangan sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi di Papua
juga ternyatamendapat menimbulkan konflik kekerasan dan mendorong
munculnya kelompok identitas lokal, baikdalam bentuk kelas atau kelompok
bersenjata maupun kelompok ideologi (Widjojo, dkk., 2009). Salahsatu contoh
kelompok identitas lokal tersebut adalah Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang
seringkali bersikap antipemerintah dan menyuarakan keinginan sebagian
masyarakat Papua untukmemisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Jika keadaan ketidakadilan ini terusberlanjut, dapat diprediksi dalam
beberapa tahun ke depan Indonesia akan kehilangan Papua—sebagaimana telah
terjadi dengan Timor Leste—sebagai salah satu bagian dari Negara
KesatuanRepublik Indonesia.
Ancaman terhadap integrasi bangsa seperti ini tidak boleh dibiarkan terus
berlanjut. Berangkatdari Suryawasita (1989), bahwa fokus utama dari asas
keadilan sosial adalah perhatian pada nasibanggota masyarakat yang terbelakang,
maka terhadap anggota masyarakat yang terbelakang inilahfokus perhatian perlu
lebih diberikan, sehingga mereka juga tetap dapat merasakan keadilan social
sebagai bagian dari bangsa Indonesia (Suryawasita, 1989). Keadilan dan persatuan
di Indonesiaharuslah mengacu pada sikap peduli yang berimbang, bukan hanya
terfokus pada salah satu bagianPancasila, Keadilan Sosial atau wilayah saja.
Redistribusi sumber daya kesejahteraan yang merata oleh negara sebagai
11
agensipublik perlu diperhatikan dan diimplementasikan dengan lebih sempurna
(Bagir, dkk., 2011).
2.5 Dampak dari sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
• Dampak Positif :
1. Perlakuan yang adil dalam berbagai kehidupan atau tidak diskriminasi
2. Menghilangkan politik dinasti (kekuasaan turun menurun; dari orang tua
ke anaknya)
3. Kamakmuran masyarakat yang berkeadilan, meratakan keadilan tanpa
memandang status dan kepentingan
4. Keseimbangan yang adil dalam antara kehidpan pribadi dan masyarakat
5. Keseimbangan yang adil antara kebutuhan jasmani dan rohani, materi dan
spiritual
• Dampak Negatif :
1. Membedakan fasilitas umum antara pejabat dan rakyat biasa.
2. Keadilan hanya untuk golongan tertentu, dalam artian menindak suatu
permasalahan selalu tebang pilih dan menguntungkan pihak yang
seharusnya salah
3. Membeda-bedakan perhatian antar suku
12
2.6 Solusi dari masalah yang ditimbulkan sila “Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia”
6. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
kepentingan umum.
9. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
13
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
c. Melimpahnya sumber daya manusia dan alam tidak menjamin negri ini untuk
memakmurkan semua rakyatnya, yang mendapatkan hasilnya hanya segelintir
rakyat yang berkuasa saja.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
http://aristasundari.blogspot.co.id/2016/12/makalah-pancasila-sila-keadilan-
sosial.html
http://hanifanrazikah.blogspot.co.id/2016/05/pancasila-solusi-dari-10-
permasalahan.html
https://ibelboyz.wordpress.com/2011/06/21/pancasila-menjadi-solusi-dalam-
permasalahan-bangsa-dan-negara/
http://miftadwi53.blogspot.co.id/2013/10/sila-ke-lima-keadilan-sosial-
bagi.html
Widjojo, M. S., Elisabeth, A., Al Rahab, A., Pamungkas, C., & Dewi R.
(2009). Papua Road Map: Negotiating the Past, Improving Present
and Securing the Future. Jakarta: LIPI.
15