Anda di halaman 1dari 25

TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

KATA PENGANTAR

Pertama dan utama sekali, kami mengucapkan puji dan syukur kehadiran Tuhan yang maha

ESA, yang mana telah memberikan rahmat dan karunia kepada kita semua sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘’ PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA’’ini

walaupun melewati tanggal yang di tentukan. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk

memenuhi tugas dari bapak dosen Supriadi.M.Pd pada matakuliah pancasila, makalah ini juga

bertujuan untuk menambah wawasan bagi kami sendiri dari kelompok 2.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Supriadi.M.Pd selaku Dosen pada matakuliah

Pancasila yang telah memberikan kita tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

sesuai bidang studi yang kami tekuni. Kami junga mengucapkan terimkasih kesemua pihak yang telah

membagi ilmunya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan kami pada

khususnya,kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

kami dari kelompok 2 meminta saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah

yang lebih baik. Akhir kata kami ucapkan Terima Kasih.


TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

PENDAHULUAN ................................................................................................................................iii

BAB 1. KONSEP PANCASILA...........................................................................................................1

 Penjelasan tentang lima sila dalam Pancasila...........................................................................


 Makna dan peran masing-masing Sila

BAB 2. SEJARAH PEMBENTUKAN PANCASILA

 Peran tokoh tokoh dalam merumuskan Pancasila


 Proses Perumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta

BAB 3.PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

 Pengakuan resmi Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai Konstitusi Indonesia
 Fungsi dan Peran Pancasila dalammenciptakan identitas Nasional dan kestabilan Negara

BAB 4.IMPLEMENTASI PANCASILA

 Bagaimana inndonesia tercermin dalam kebijakan pemerintah dan sistem politik Indonesia
 Pengruh Pancasila dalam Pembangunan Ekonomi, Sosial, dan budaya

BAB 5.TANTANGAN DAN PERDEBATAN

 Rangkuman diskusi kelompok tentang perdebatan seputar Implementasi Pancasial, termasuk


aspek Agama, hak Asasi Manusia dan Pluralisme

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

BAB 1.KONSEP PANCASILA


Pancasila adalah dasar filsafat resmi negara Indonesia. Kata "Pancasila" berasal dari bahasa
Sanskerta, di mana "panca" berarti lima, dan "sila" berarti prinsip atau dasar. Pancasila terdiri dari
lima prinsip yang berfungsi sebagai panduan filosofis bagi bangsa Indonesia. Kelima prinsip tersebut
adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Prinsip ini menekankan kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Penting untuk dicatat bahwa Indonesia mengakui dan menghormati keragaman
agama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Prinsip ini mengedepankan nilai keadilan, hak asasi
manusia, dan perilaku beradab. Ini mendorong warga Indonesia untuk saling memperlakukan
dengan adil, penuh kasih, dan saling menghormati.
3. Persatuan Indonesia: Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga kesatuan dan integritas
nasional. Ini menyoroti keberagaman Indonesia sebagai sumber kekuatan daripada
perpecahan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, Dalam Permusyawaratan dan
Perwakilan: Prinsip ini mendorong demokrasi, di mana keputusan diambil melalui proses
perundingan dan perwakilan. Ini mencerminkan pentingnya partisipasi publik dalam
pengambilan keputusan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Prinsip ini bertujuan mencapai keadilan
sosial dan distribusi sumber daya yang adil bagi semua warga, mengatasi disparitas ekonomi,
dan menjamin kesejahteraan seluruh penduduk.

 Penjelasan tentang lima sila dalam Pancasila

Kelima prinsip ini dirumuskan oleh Presiden pertama Indonesia, Sukarno, dan diakui dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai kekuatan
pemersatu bagi populasi yang beragam di Indonesia, memupuk rasa identitas nasional, dan
membimbing pembangunan negara. Pancasila juga menjadi dasar bagi legislasi dan kebijakan
pemerintah di negara tersebut.

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa


o Sila ini menekankan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun
Indonesia mengakui dan menghormati keragaman agama, sila ini menciptakan
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

dasar untuk nilai-nilai spiritual dan keagamaan yang menjadi bagian penting
dari budaya dan masyarakat Indonesia.
2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
o Prinsip ini menitikberatkan pada nilai-nilai keadilan, hak asasi manusia, dan
perilaku beradab. Menekankan bahwa setiap individu, tanpa memandang suku,
agama, ras, atau status sosial, harus diperlakukan dengan adil dan manusiawi.
3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
o Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya menjaga kesatuan dan integritas
nasional. Meskipun Indonesia memiliki keberagaman etnis, budaya, dan
agama, sila ini menekankan bahwa kesatuan bangsa merupakan kekuatan yang
sangat penting.
4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, Dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
o Sila ini mengedepankan nilai-nilai demokrasi. Keputusan yang diambil
melalui proses perundingan dan perwakilan diharapkan mencerminkan
kebijaksanaan kolektif dan kepentingan rakyat secara umum.
5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
o Prinsip ini bertujuan untuk mencapai keadilan sosial di dalam masyarakat.
Distribusi sumber daya yang adil, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan
semua lapisan masyarakat adalah aspek penting dari sila ini.

Kelima sila ini bersifat holistik dan saling terkait, menciptakan kerangka kerja yang
menyeluruh untuk pembangunan dan kemajuan negara Indonesia. Pancasila mengandung
nilai-nilai yang mendalam untuk menciptakan masyarakat yang adil, beradab, dan bersatu,
sambil memelihara keberagaman yang ada.

 Makna dan peran masing-masing Sila

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa


o Makna: Menekankan pentingnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Ini menciptakan landasan spiritual untuk kehidupan
bermasyarakat.
o Peran: Mengajarkan rasa hormat terhadap nilai-nilai keagamaan dan
mempromosikan toleransi terhadap keragaman agama di Indonesia.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


o Makna: Memandang setiap individu sebagai makhluk yang sama, layak
mendapatkan keadilan dan perlakuan yang beradab.
o Peran: Menegakkan hak asasi manusia, menghapuskan diskriminasi, dan
mendorong perilaku beradab dalam interaksi sosial.
3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
o Makna: Menyadari keberagaman etnis, budaya, dan agama, namun tetap
memandang Indonesia sebagai satu kesatuan.
o Peran: Membangun dan memelihara persatuan nasional, menghindari
perpecahan, serta menumbuhkan semangat gotong-royong dan solidaritas di
antara warga negara.
4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, Dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
o Makna: Menekankan pentingnya demokrasi, di mana keputusan diambil
melalui musyawarah dan perwakilan rakyat.
o Peran: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan
keputusan, menumbuhkan kesadaran politik, dan memastikan pemerintahan
yang berkeadilan.
5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
o Makna: Mendorong distribusi kekayaan dan sumber daya secara adil untuk
mencapai kesetaraan sosial.
o Peran: Memberikan landasan bagi kebijakan ekonomi dan sosial yang
memperhatikan keadilan, mengatasi kesenjangan, dan meningkatkan
kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Masing-masing sila berkontribusi pada pembentukan karakter bangsa Indonesia dan


memberikan arahan untuk pembangunan negara yang berkelanjutan. Pancasila sebagai
keseluruhan menciptakan kerangka kerja yang mencerminkan nilai-nilai keadilan, persatuan,
dan kemanusiaan.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

BAB 2. SEJARAH PEMBENTUKAN


PANCASILA
Pembentukan Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia memiliki latar belakang
sejarah yang terkait dengan perjalanan politik dan sosial Indonesia pada masa itu. Berikut
adalah rangkaian peristiwa penting yang membentuk Pancasila:

1. Muhammad Yamin dan "Sumpah Pemuda" (1928): Pada tahun 1928, Mohammad
Yamin, seorang pemikir dan sastrawan Indonesia, menyusun "Sumpah Pemuda" yang
menyerukan persatuan Indonesia di bawah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah
air. Meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan Pancasila, semangat persatuan
ini menjadi fondasi bagi pemikiran nasionalis Indonesia.
2. Sukarno dan Peran Persatuan Islam (1930-an): Bung Karno, atau Soekarno, yang
kemudian menjadi Presiden pertama Indonesia, turut memainkan peran penting dalam
membentuk Pancasila. Pada awal 1930-an, ia bergabung dengan Persatuan Islam
(PERSIS) dan memperjuangkan ideologi yang menggabungkan ajaran Islam dengan
nasionalisme.
3. Sukarno dan "Marhaenisme" (1930-an): Sukarno juga memperkenalkan konsep
"Marhaenisme," yang menekankan perlunya kesetaraan dan keadilan sosial bagi
rakyat Indonesia. Konsep ini memberikan sumbangan awal terhadap nilai-nilai
Pancasila, terutama dalam hal keadilan sosial.
4. Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) (1945): Selama pendudukan Jepang, pada tahun 1945, diadakan Sidang
BPUPKI yang bertujuan menetapkan dasar bagi kemerdekaan Indonesia. Sukarno
memainkan peran sentral dalam sidang ini. Selama sidang tersebut, muncul usulan
pembentukan dasar negara yang kemudian dikenal sebagai Pancasila.
5. Pancasila sebagai Dasar Negara (1 Juni 1945): Pada 1 Juni 1945, Sukarno
menyampaikan pidato di hadapan sidang BPUPKI, di mana ia menyampaikan
ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang baru merdeka. Pancasila pada
awalnya terdiri dari empat sila dan kemudian berkembang menjadi lima sila.
6. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945): Pada tanggal 17 Agustus 1945,
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Meskipun Pancasila belum secara
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

resmi diakui sebagai dasar negara, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi
landasan bagi perjuangan kemerdekaan dan pembentukan negara Indonesia.
7. Pembukaan UUD 1945 dan Penyempurnaan Pancasila (18 Agustus 1945): Hanya
sehari setelah proklamasi kemerdekaan, pada 18 Agustus 1945, Sukarno dan
Mohammad Hatta menyempurnakan teks Pembukaan UUD 1945, di mana Pancasila
dinyatakan sebagai dasar negara.

Pancasila kemudian diresmikan dan diakui sebagai dasar negara Indonesia dalam Pembukaan
UUD 1945, dan nilainya terus menjadi panduan bagi pembangunan dan perjalanan negara
Indonesia hingga saat ini.

 Peran tokoh tokoh dalam merumuskan Pancasila

Sejumlah tokoh berpengaruh turut berperan dalam merumuskan dan mengembangkan


Pancasila. Berikut adalah beberapa tokoh utama yang berkontribusi penting dalam proses
tersebut:

1. Sukarno (1901-1970): Juga dikenal sebagai Bung Karno, Sukarno adalah Presiden
pertama Indonesia dan salah satu arsitek utama Pancasila. Ia memainkan peran kunci
dalam pembentukan dan penyebaran Pancasila sebagai ideologi negara. Pada Sidang
BPUPKI, Sukarno menyampaikan visi dan pandangannya tentang Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia yang merdeka.
2. Mohammad Hatta (1902-1980): Merupakan Wakil Presiden pertama Indonesia,
Hatta bekerja bersama Sukarno dalam membentuk dan menyempurnakan Pancasila. Ia
terlibat aktif dalam Sidang BPUPKI dan juga dalam menyusun teks Pembukaan UUD
1945 yang menegaskan Pancasila sebagai dasar negara.
3. Mohammad Yamin (1903-1962): Seorang pemikir dan sastrawan, Mohammad
Yamin juga berperan dalam menyumbangkan pemikiran-pemikiran awal terkait
persatuan nasional dan kemerdekaan Indonesia. Karyanya yang terkenal adalah
"Sumpah Pemuda," yang memberikan semangat persatuan dan nasionalisme.
4. Ki Hadjar Dewantara (1889-1959): Pendidik terkemuka Indonesia yang juga ikut
berperan dalam proses perumusan Pancasila. Ki Hadjar Dewantara membawa konsep
"kebudayaan" dan "kebangsaan" sebagai unsur penting dalam pembentukan identitas
nasional Indonesia.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

5. Sartono (1906-1962): Sebagai seorang cendekiawan dan politikus, Sartono turut serta
dalam Sidang BPUPKI dan memberikan kontribusi dalam pembahasan mengenai
dasar negara. Pemikirannya memengaruhi perumusan Pancasila, khususnya dalam
konteks keadilan sosial.
6. Mohammad Natsir (1908-1993): Seorang pemikir dan politikus Islam, Natsir
memainkan peran penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan
Pancasila. Kontribusinya membantu menjaga keseimbangan antara prinsip-prinsip
nasionalisme dan nilai-nilai Islam.
7. Dr. Radjiman Wediodiningrat (1888-1952): Sebagai ketua BPUPKI, Dr. Radjiman
berperan penting dalam mengoordinasikan sidang dan memfasilitasi perbincangan
yang menghasilkan dasar-dasar negara Indonesia, termasuk Pancasila.

Semua tokoh ini, bersama dengan banyak pemikir dan pemimpin lainnya, berkolaborasi
dalam merumuskan Pancasila. Kontribusi mereka menciptakan dasar ideologis yang
mencerminkan nilai-nilai keadilan, persatuan, dan kemanusiaan yang menjadi landasan bagi
negara Indonesia.

 Proses Perumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta

Pada tahun 1945, Piagam Jakarta diterbitkan sebagai dokumen resmi yang mendahului
kemerdekaan Indonesia. Proses perumusan Pancasila juga terlibat dalam pembuatan Piagam
Jakarta. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam proses tersebut:

1. Sidang-Sidang Persiapan Kemerdekaan (1945): Sebelum merumuskan Piagam


Jakarta, terdapat serangkaian sidang dan pertemuan yang diadakan oleh pemimpin-
pemimpin nasionalis Indonesia untuk membahas dan merumuskan dasar negara yang
akan diterapkan setelah kemerdekaan.
2. Sidang-Sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia): Sidang-sidang ini, yang berlangsung pada bulan Mei dan
Juni 1945, memiliki peran kunci dalam perumusan dasar negara Indonesia. Pada
sidang ini, Sukarno dan para tokoh nasionalis membahas dan merumuskan berbagai
gagasan tentang dasar negara.
3. Pembentukan Panitia Sembilan (26 Juni 1945): Panitia Sembilan dibentuk untuk
merinci dan menyusun rancangan dasar negara yang akan diadopsi oleh sidang umum.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

Panitia Sembilan terdiri dari sembilan anggota BPUPKI yang dipilih oleh Sukarno
dan Hatta.
4. Panitia Sembilan Merumuskan Piagam Jakarta (22 Juni - 16 Agustus 1945):
Panitia Sembilan bekerja keras merumuskan teks dasar negara, yang kemudian
dikenal sebagai Piagam Jakarta. Dalam proses ini, Pancasila menjadi bagian integral
dari rumusan dasar negara.
5. Pengesahan Piagam Jakarta (18 Agustus 1945): Setelah melalui serangkaian
perdebatan dan perundingan, Piagam Jakarta secara resmi disahkan pada 18 Agustus
1945. Dokumen ini mencakup Pembukaan UUD 1945 dan menjadi dasar hukum bagi
negara Indonesia yang baru merdeka.
6. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945): Sehari setelah disahkannya Piagam
Jakarta, tepatnya pada 17 Agustus 1945, Sukarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Proklamasi ini menandai berdirinya negara Republik
Indonesia.

Piagam Jakarta dan Pancasila sebagai dasar negara menjadi landasan bagi berbagai
pembentukan lembaga negara, penyusunan undang-undang, dan pembangunan Indonesia
pasca-kemerdekaan. Keduanya mencerminkan semangat dan nilai-nilai yang menjadi
landasan bagi pembangunan negara yang merdeka dan berdaulat.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

BAB 3.PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


NEGARA
Pancasila sebagai ideologi negara memiliki sejumlah tujuan yang mendasari keberadaannya
sebagai landasan filsafat dan panduan bagi negara Indonesia. Beberapa tujuan utama
Pancasila sebagai ideologi negara melibatkan penciptaan dan pemeliharaan prinsip-prinsip
tertentu untuk membimbing negara dalam perkembangannya. Berikut adalah beberapa tujuan
Pancasila sebagai ideologi negara:

1. Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa:


o Pancasila bertujuan untuk menciptakan dan memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Prinsip Persatuan Indonesia (Sila Ketiga)
menegaskan pentingnya menghargai keberagaman dan memelihara integritas
wilayah Indonesia.
2. Menjamin Kedamaian dan Kestabilan:
o Pancasila diarahkan untuk membentuk masyarakat yang damai dan stabil.
Prinsip-prinsipnya mendorong dialog, toleransi, dan penyelesaian konflik
secara damai untuk mencapai kedamaian di antara berbagai kelompok
masyarakat.
3. Menciptakan Keadilan Sosial:
o Salah satu tujuan utama Pancasila adalah mencapai keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Prinsip Sila Kelima menekankan perlunya distribusi
sumber daya yang adil dan upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan sosial.
4. Mendorong Pembangunan Berkelanjutan:
o Pancasila sebagai ideologi negara memiliki tujuan untuk membimbing
pembangunan nasional yang berkelanjutan. Prinsip-prinsipnya memberikan
arahan dalam merancang kebijakan ekonomi, politik, dan sosial untuk
mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
5. Menjamin Hak Asasi Manusia:
o Pancasila menetapkan tujuan untuk menjamin hak asasi manusia. Prinsip-
prinsipnya, terutama Sila Kedua yang menekankan kemanusiaan yang adil dan
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

beradab, mendukung perlindungan dan penghargaan terhadap hak-hak dasar


setiap individu.
6. Menghormati Keanekaragaman Budaya dan Agama:
o Pancasila bertujuan untuk menghormati dan memelihara keanekaragaman
budaya dan agama di Indonesia. Prinsip-prinsipnya mencerminkan semangat
Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu juga) sebagai landasan untuk
hidup berdampingan dalam keragaman.
7. Mengembangkan Sistem Demokrasi:
o Pancasila mendukung pengembangan sistem demokrasi yang melibatkan
partisipasi aktif masyarakat. Prinsip Demokrasi Terpimpin (Sila Keempat)
menekankan kebijaksanaan kolektif dan perwakilan rakyat dalam pengambilan
keputusan.
8. Menjamin Kesejahteraan Masyarakat:
o Pancasila memiliki tujuan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Prinsip-
prinsipnya menciptakan landasan untuk pembangunan ekonomi yang inklusif
dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Pancasila sebagai ideologi negara bertujuan untuk membimbing negara dalam mencapai cita-
cita dan tujuan nasional yang mencakup persatuan, keadilan, kesejahteraan, dan demokrasi.

 Pengakuan resmi Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai


Konstitusi Indonesia

Pancasila secara resmi diakui sebagai dasar negara dalam beberapa konstitusi Indonesia.
Berikut adalah beberapa pengakuan resmi Pancasila dalam berbagai konstitusi di Indonesia:

1. Undang-Undang Dasar Sementara (1945):


o Pancasila pertama kali diakui sebagai dasar negara dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1945. Pembukaan UUDS ini
diumumkan pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
2. Amendemen Pertama UUD 1945 (1999):
o Pada tahun 1999, terjadi perubahan signifikan dalam konteks politik Indonesia
pasca-Reformasi. Amendemen pertama UUD 1945 mengakui secara eksplisit
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

Pancasila sebagai dasar negara dalam Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 yang baru.
Ayat tersebut menyatakan, "Negara Indonesia adalah negara hukum yang
berdasar atas Pancasila dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia."
3. UUD 1945 hasil Amandemen Keempat (2002):
o Amendemen keempat UUD 1945 pada tahun 2002 mempertegas kedudukan
Pancasila. Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 menyatakan, "Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia."
4. UUD 1945 hasil Amandemen Keempat (2002) - Penambahan Pasal 29 ayat (2):
o Selain penegasan di Pasal 29 ayat (1), amendemen keempat juga
menambahkan Pasal 29 ayat (2), yang menyebutkan bahwa "Pancasila adalah
dasar negara." Dengan penambahan ini, Pancasila secara khusus diakui
sebagai dasar negara dalam UUD 1945.
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas UUD 1945:
o Undang-Undang ini, yang mengatur amendemen keempat UUD 1945, juga
menegaskan pengakuan resmi terhadap Pancasila sebagai dasar negara.

Pengakuan resmi Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai konstitusi Indonesia
mencerminkan komitmen untuk menjaga ideologi tersebut sebagai landasan yang kokoh bagi
negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila dianggap sebagai panduan nilai-nilai yang
mengikat seluruh warga negara dan pemerintahan Indonesia.

 Fungsi dan Peran Pancasila dalammenciptakan identitas Nasional


dan kestabilan Negara

Pancasila memainkan peran dan memenuhi sejumlah fungsi penting dalam menciptakan
identitas nasional dan kestabilan negara Indonesia. Berikut adalah beberapa fungsi dan peran
Pancasila dalam konteks ini:

1. Pembentukan Identitas Nasional:


TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

o Pancasila berfungsi sebagai dasar ideologis yang membentuk identitas


nasional Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, seperti
persatuan, keadilan, dan demokrasi, menjadi inti dari identitas nasional yang
mencakup keberagaman etnis, agama, dan budaya di Indonesia.
2. Mengakomodasi Keanekaragaman:
o Pancasila memainkan peran penting dalam mengakomodasi keanekaragaman
suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia. Dengan prinsip-prinsipnya
yang inklusif, Pancasila membantu menciptakan kerangka kerja yang
memungkinkan harmoni dan kerjasama di antara kelompok-kelompok
berbeda.
3. Pemberdayaan Masyarakat:
o Pancasila mendorong pemberdayaan masyarakat melalui prinsip-prinsip
demokrasi dan keadilan sosial. Hal ini berperan dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dan pengambilan
keputusan, yang pada gilirannya, dapat meningkatkan stabilitas negara.
4. Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah:
o Melalui prinsip Persatuan Indonesia, Pancasila memiliki peran dalam menjaga
kedaulatan dan keutuhan wilayah negara. Persatuan Indonesia menjadi
landasan untuk memelihara integritas negara dan menghindari perpecahan
yang dapat mengancam stabilitas.
5. Landasan Hukum dan Politik:
o Pancasila diakui sebagai dasar hukum dan politik Indonesia. Sebagai landasan
konstitusional, Pancasila memberikan kerangka kerja untuk pembentukan
undang-undang, kebijakan publik, dan tindakan pemerintah, sehingga
memastikan kestabilan dalam sistem hukum dan politik.
6. Menjaga Harmoni Antarumat Beragama:
o Dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Pancasila menciptakan kerangka
kerja yang mendorong toleransi antarumat beragama. Ini memiliki dampak
positif pada stabilitas sosial dan menjaga perdamaian di tengah keberagaman
agama di Indonesia.
7. Pengembangan Sistem Pendidikan Nasional:
o Pancasila menjadi dasar dari sistem pendidikan nasional. Fungsi ini membantu
membangun karakter generasi muda Indonesia dengan nilai-nilai Pancasila,
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

yang pada gilirannya, berkontribusi pada identitas nasional dan kestabilan


sosial.
8. Pembangunan Ekonomi dan Sosial yang Berkelanjutan:
o Pancasila memberikan arahan dalam pembangunan ekonomi dan sosial yang
berkelanjutan. Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi
landasan untuk kebijakan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mengatasi ketidaksetaraan.

Pancasila, sebagai ideologi negara, bukan hanya menjadi seperangkat nilai-nilai, tetapi juga
memainkan peran aktif dalam membentuk dan memelihara identitas nasional serta kestabilan
negara Indonesia.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

BAB 4.IMPLEMENTASI PANCASILA


Implementasi Pancasila sebagai ideologi negara di Indonesia melibatkan berbagai sektor
kehidupan, termasuk pemerintahan, pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta. Berikut
adalah beberapa aspek implementasi Pancasila:

1. Pembentukan Kebijakan Publik:


o Pemerintah Indonesia menggunakan Pancasila sebagai dasar dalam
pembentukan kebijakan publik. Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan
mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, demokrasi, dan
persatuan.
2. Pendidikan Pancasila:
o Pancasila menjadi bagian integral dari sistem pendidikan di Indonesia. Mata
pelajaran Pancasila diajarkan di sekolah-sekolah untuk membentuk karakter
generasi muda dengan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, universitas juga
menyelenggarakan kuliah Pancasila sebagai bagian dari kurikulum.
3. Pengarusutamaan Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari:
o Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui
pengarusutamaan nilai-nilai tersebut dalam berbagai aktivitas masyarakat,
termasuk dalam etika kerja, interaksi sosial, dan norma-norma perilaku.
4. Penerapan dalam Hukum dan Keadilan:
o Pancasila juga diimplementasikan dalam sistem hukum untuk menjamin
keadilan dan hak asasi manusia. Prinsip-prinsip Pancasila menciptakan dasar
hukum bagi perlindungan hak-hak individu dan penegakan hukum yang adil.
5. Keberagaman Budaya dan Agama:
o Pancasila membantu mengelola keberagaman budaya dan agama di Indonesia
dengan menekankan persatuan dalam keragaman. Pemberdayaan masyarakat
dalam menghargai dan memahami perbedaan di antara mereka merupakan
salah satu cara implementasi Pancasila.
6. Partisipasi Masyarakat:
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

o Implementasi Pancasila juga mencakup partisipasi aktif masyarakat dalam


pengambilan keputusan dan pembangunan. Prinsip demokrasi yang
terkandung dalam Pancasila mendorong partisipasi warga negara dalam proses
politik dan pembangunan.
7. Pengembangan Ekonomi yang Berkeadilan:
o Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang terdapat dalam
Pancasila diimplementasikan dalam kebijakan ekonomi untuk mencapai
pembangunan ekonomi yang berkeadilan dan merata.
8. Diplomasi dan Hubungan Internasional:
o Pancasila menjadi dasar dalam diplomasi Indonesia dan hubungan
internasional. Pemerintah berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara
lain berdasarkan prinsip-prinsip Pancasila, termasuk perdamaian, saling
menghormati, dan keadilan internasional.
9. Pengembangan Sumber Daya Manusia:
o Implementasi Pancasila juga melibatkan pembangunan sumber daya manusia
yang berakhlak baik, bertanggung jawab, dan memiliki kesadaran nasional. Ini
mencakup pendidikan karakter, moral, dan etika dalam pelatihan dan
pendidikan masyarakat.

Melalui langkah-langkah ini, Indonesia berusaha mewujudkan visi dan misi Pancasila sebagai
landasan ideologis negara, mengarah pada pembangunan yang berkelanjutan, berkeadilan,
dan harmonis. Implementasi Pancasila menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen
masyarakat dan pemerintahan untuk menjaga kestabilan dan kedamaian di negara.

 Bagaimana inndonesia tercermin dalam kebijakan


pemerintah dan sistem politik Indonesia

Indonesia tercermin dalam kebijakan pemerintah dan sistem politiknya melalui sejumlah
karakteristik yang mencerminkan keragaman budaya, keberagaman etnis, dan semangat
nasionalisme. Berikut adalah beberapa aspek yang mencerminkan Indonesia dalam kebijakan
pemerintah dan sistem politiknya:

1. Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda Tetapi Satu):


TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

o Prinsip Bhinneka Tunggal Ika tercermin dalam kebijakan pemerintah


Indonesia yang mendorong toleransi antaragama dan keragaman budaya.
Pemerintah berusaha menciptakan lingkungan yang menghormati perbedaan
dan memelihara keharmonisan di antara kelompok-kelompok beragam.
2. Demokrasi dan Keterbukaan:
o Sistem politik Indonesia menganut prinsip demokrasi. Pemilihan umum secara
berkala dilakukan untuk memilih para pemimpin, baik di tingkat nasional
maupun daerah. Prinsip keterbukaan juga tercermin dalam berbagai kebijakan
yang mendukung partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
3. Pancasila sebagai Dasar Negara:
o Pancasila diakui sebagai dasar negara dalam UUD 1945, dan ini tercermin
dalam berbagai kebijakan pemerintah. Kebijakan pembangunan, perlindungan
hak asasi manusia, dan upaya peningkatan kesejahteraan didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila.
4. Kemajemukan Hukum Adat:
o Kebijakan pemerintah mendukung pengakuan dan perlindungan terhadap
hukum adat. Ini tercermin dalam kebijakan yang mempertimbangkan
keberagaman masyarakat adat, memberikan mereka hak dan perlindungan
sesuai dengan nilai-nilai lokal mereka.
5. Diplomasi Damai:
o Indonesia menganut prinsip diplomasi damai dan netralitas. Kebijakan luar
negeri mencerminkan semangat untuk berkontribusi pada perdamaian dan
stabilitas global, serta memajukan kerjasama internasional.
6. Desentralisasi Pemerintahan:
o Indonesia mengadopsi kebijakan desentralisasi pemerintahan untuk
memberikan otonomi kepada daerah. Hal ini mencerminkan keberagaman dan
keberlanjutan pembangunan yang lebih efektif di tingkat lokal.
7. Kebijakan Ekonomi yang Inklusif:
o Kebijakan ekonomi pemerintah mencerminkan semangat inklusivitas dan
distribusi yang adil. Program-program yang bertujuan untuk mengurangi
kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi
prioritas.
8. Perlindungan Lingkungan:
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

o Indonesia menghadapi tantangan lingkungan, dan kebijakan pemerintah


mencerminkan upaya untuk melibatkan masyarakat dalam pelestarian sumber
daya alam, menjaga keberlanjutan ekosistem, dan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan.
9. Kebijakan Pendidikan dan Budaya:
o Pemerintah Indonesia berkomitmen pada kebijakan pendidikan yang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan mendukung pembentukan karakter
bangsa. Kebijakan budaya juga mendorong pelestarian warisan budaya dan
identitas nasional.

Melalui kebijakan pemerintah dan sistem politiknya, Indonesia berusaha menciptakan lingkungan
yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme, keragaman, dan inklusivitas. Perubahan kebijakan dan
pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah mencerminkan dinamika sosial dan aspirasi masyarakat
Indonesia.

 PENGARUH PANCASILA DALAM PEMBANGUNAN


EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA

Pancasila memiliki dampak signifikan dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya
Indonesia. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila menciptakan landasan moral dan
filosofis bagi berbagai kebijakan pemerintah dan upaya pembangunan di berbagai sektor.
Berikut adalah beberapa pengaruh Pancasila dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan
budaya:

1. Pembangunan Ekonomi:

 Inklusivitas dan Keadilan: Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
yang terdapat dalam Pancasila mempengaruhi kebijakan ekonomi. Pemerintah
berusaha untuk menciptakan kebijakan yang inklusif dan mendistribusikan manfaat
ekonomi secara merata, mengurangi kesenjangan ekonomi antarwilayah dan
antarkelompok masyarakat.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

 Kemitraan dan Gotong Royong: Prinsip gotong royong yang tercermin dalam Sila
ke-5 Pancasila juga menciptakan dasar untuk pembangunan ekonomi yang melibatkan
partisipasi aktif masyarakat dan sektor swasta. Kemitraan antara pemerintah, swasta,
dan masyarakat menjadi penting dalam upaya pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan.
 Keberlanjutan Ekonomi: Pancasila memandang keberlanjutan ekonomi sebagai
bagian integral dari pembangunan. Upaya untuk mengintegrasikan pertumbuhan
ekonomi dengan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial tercermin dalam
kebijakan dan program pembangunan.

2. Pembangunan Sosial:

 Pendidikan Karakter dan Moral: Pancasila menjadi dasar untuk pendidikan


karakter di Indonesia. Prinsip-prinsip moral dan etika yang terkandung dalam
Pancasila diterapkan dalam sistem pendidikan untuk membentuk generasi muda yang
memiliki nilai-nilai kebangsaan.
 Pemberdayaan Masyarakat: Konsep gotong royong dalam Pancasila mendorong
pemberdayaan masyarakat. Program-program pemberdayaan seperti pembentukan
kelompok-kelompok ekonomi rakyat, koperasi, dan program-program pelatihan
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian masyarakat.
 Perlindungan Hak Asasi Manusia: Pancasila menempatkan hak asasi manusia
sebagai prinsip yang mendasar. Pemerintah berkomitmen untuk melindungi dan
menghormati hak-hak dasar setiap individu, menciptakan lingkungan sosial yang adil
dan beradab.

3. Pembangunan Budaya:

 Pelestarian Budaya Lokal: Pancasila memberikan landasan untuk pelestarian


keberagaman budaya di Indonesia. Pemerintah mendukung program-program yang
bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal sebagai bagian dari
identitas nasional.
 Toleransi dan Kerukunan Antarumat Beragama: Prinsip Ketuhanan Yang Maha
Esa dalam Pancasila mendukung toleransi antarumat beragama. Hal ini tercermin
dalam kebijakan dan program-program yang mendorong kerukunan antarumat
beragama dan menghargai keberagaman agama di Indonesia.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

 Kreativitas dan Inovasi: Pancasila mendorong kreativitas dan inovasi dalam


pengembangan seni, budaya, dan ilmu pengetahuan. Kebijakan pemerintah mencakup
dukungan terhadap kegiatan seni, sastra, dan kegiatan-kegiatan inovatif yang
mencerminkan keberagaman budaya.

Pancasila, sebagai ideologi negara, membimbing pembangunan di berbagai sektor untuk


mencapai tujuan keseluruhan kesejahteraan dan kemajuan bagi masyarakat Indonesia.
Dengan memadukan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan dan praktik pembangunan,
Indonesia berusaha menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan berkeadilan.

BAB 5.TANTANGAN DAN PERDEBATAN


TENTANG PANCASILA MENJADI IDEOLOGI
NEGARA
Meskipun Pancasila diakui sebagai ideologi negara di Indonesia, masih ada tantangan dan
perdebatan seputar penerapan dan interpretasi ideologi ini. Beberapa tantangan dan
perdebatan yang umum muncul mencakup:

1. Interpretasi dan Implementasi:

 Tantangan utama terletak pada interpretasi dan implementasi nilai-nilai Pancasila.


Berbagai pihak dapat memiliki interpretasi yang berbeda tentang makna sebenarnya
dari setiap sila dan prinsip dalam Pancasila. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan
pendekatan dalam menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kebijakan dan praktik sehari-
hari.

2. Konflik Nilai dan Kepentingan:

 Perdebatan muncul ketika nilai-nilai Pancasila bertabrakan dengan nilai atau


kepentingan kelompok tertentu. Misalnya, bagaimana menyeimbangkan nilai
kebebasan individu dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan, atau
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

bagaimana mengakomodasi keberagaman agama dalam konteks negara yang memiliki


mayoritas Muslim.

3. Agama sebagai Dasar Negara:

 Meskipun Pancasila mencakup prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, terdapat


perdebatan tentang apakah Indonesia harus secara eksplisit menyatakan agama
tertentu sebagai dasar negara. Beberapa pihak mendukung pemahaman inklusif bahwa
prinsip tersebut mengakui keberagaman agama, sementara yang lain berpendapat
untuk membuatnya lebih eksplisit.

4. Ekstremisme dan Radikalisme:

 Munculnya ekstremisme dan radikalisme merupakan tantangan serius bagi


implementasi Pancasila. Ketika kelompok-kelompok dengan pandangan radikal
tumbuh, hal ini dapat mengancam prinsip-prinsip keberagaman dan toleransi yang
diadvokasi oleh Pancasila.

5. Tantangan Global dan Modernisasi:

 Pengaruh globalisasi dan modernisasi dapat membawa tantangan terhadap nilai-nilai


tradisional yang mendasari Pancasila. Perubahan budaya dan sosial dapat
menciptakan ketegangan antara nilai-nilai lokal dan aspek-aspek global yang lebih
modern.

6. Isu Hak Asasi Manusia:

 Isu-isu terkait hak asasi manusia, terutama yang berkaitan dengan minoritas dan
kelompok rentan, bisa menjadi titik perdebatan. Bagaimana menyeimbangkan hak-
hak individu dengan kepentingan kolektif dan bagaimana melibatkan dan melindungi
kelompok-kelompok yang mungkin menjadi minoritas.

7. Pertentangan Ideologis Politik:

 Pancasila terkadang digunakan atau diartikan secara politis untuk mendukung agenda
atau kebijakan tertentu, sehingga menciptakan konflik ideologis. Pertentangan politik
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

dan persaingan kekuasaan dapat merusak kesepakatan bersama tentang interpretasi


dan implementasi Pancasila.

8. Kesejahteraan dan Kesetaraan Sosial:

 Meskipun Pancasila menekankan keadilan sosial, tantangan ekonomi dan kesenjangan


sosial masih ada. Bagaimana menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam kebijakan
konkret yang meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial tetap menjadi
perdebatan.

Perdebatan dan tantangan ini mencerminkan dinamika masyarakat yang terus berubah dan
kompleksitas dalam menerapkan ideologi negara. Penting untuk terus mendorong dialog dan
musyawarah agar pemahaman dan implementasi Pancasila dapat terus berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.

 Rangkuman diskusi kelompok tentang perdebatan seputar


Implementasi PancasiLA termasuk aspek Agama, hak Asasi Manusia
dan Pluralisme

Dalam diskusi kelompok mengenai implementasi Pancasila, terdapat sejumlah perdebatan


yang muncul, khususnya seputar aspek agama, hak asasi manusia, dan pluralisme. Berikut
adalah rangkuman hasil diskusi tersebut:

1. Aspek Agama:

 Interpretasi Ketuhanan Yang Maha Esa: Diskusi mencermati bagaimana


menginterpretasikan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa dalam konteks keberagaman
agama di Indonesia. Beberapa anggota kelompok mendukung pendekatan inklusif
yang mengakui keberagaman agama sebagai wujud Ketuhanan, sementara yang lain
merasa perlunya klarifikasi lebih lanjut.
 Peran Agama dalam Kebijakan: Terdapat perdebatan mengenai sejauh mana agama
seharusnya memengaruhi kebijakan pemerintah. Beberapa anggota kelompok
berpendapat bahwa agama seharusnya menjadi panduan utama dalam pengambilan
keputusan, sementara yang lain berpendapat bahwa kebijakan seharusnya lebih
inklusif dan mengakomodasi semua keyakinan.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

2. Aspek Hak Asasi Manusia:

 Perlindungan Hak Asasi Manusia: Diskusi menyoroti sejauh mana Pancasila dapat
melindungi hak asasi manusia secara efektif. Terdapat pandangan yang menyuarakan
perlunya peningkatan dalam perlindungan hak-hak individu, terutama terkait
kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berekspresi.
 Harmonisasi Nilai Tradisional dan Hak Asasi Manusia Universal: Terjadi
perdebatan mengenai bagaimana mencapai harmonisasi antara nilai-nilai tradisional
lokal dan prinsip-prinsip hak asasi manusia universal. Perlu pemahaman dan
penyeimbangan yang tepat antara nilai-nilai lokal dan universal.

3. Aspek Pluralisme:

 Toleransi dan Keharmonisan Antarumat Beragama: Diskusi memfokuskan pada


sejauh mana Indonesia telah berhasil mencapai toleransi dan keharmonisan antarumat
beragama. Beberapa anggota kelompok menggarisbawahi keberhasilan dalam
menciptakan lingkungan yang inklusif, sementara yang lain menyebutkan masih ada
tantangan yang perlu diatasi.
 Perlindungan Minoritas: Diskusi melibatkan pertanyaan mengenai perlindungan
terhadap hak minoritas. Beberapa anggota kelompok mungkin menekankan
pentingnya keadilan dan perlindungan hak-hak minoritas agar tercipta masyarakat
yang adil dan berkeadilan.

Dalam keseluruhan diskusi, kelompok meresapi pentingnya terus membangun kesepahaman


bersama dan meningkatkan implementasi Pancasila agar sesuai dengan dinamika masyarakat
serta dapat mengatasi perdebatan dan tantangan yang muncul.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

KESIMPULAN
Pancasila, sebagai ideologi negara, memainkan peran sentral dalam membentuk karakter dan
identitas bangsa Indonesia. Melalui prinsip-prinsipnya yang mencakup Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, Pancasila mencerminkan semangat keberagaman, demokrasi,
dan keadilan.

Pancasila menciptakan kerangka kerja yang memungkinkan integrasi keberagaman budaya,


agama, dan suku bangsa dalam satu negara yang kuat. Sebagai landasan hukum dan filosofis,
Pancasila memberikan panduan bagi pembangunan sosial, ekonomi, dan politik yang
berkelanjutan. Hal ini juga menjadi dasar bagi pengembangan sistem pendidikan yang
menciptakan karakter warga negara yang patriotik dan bertanggung jawab.

Meskipun Pancasila dihadapkan pada sejumlah tantangan dan perdebatan terkait interpretasi
dan implementasinya, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap menjadi pondasi bagi
kestabilan, toleransi, dan kemajuan bangsa Indonesia. Kesinambungan upaya untuk
memahami dan mengimplementasikan Pancasila dengan bijaksana menjadi kunci untuk
memastikan bahwa ideologi negara ini tetap relevan dan bermanfaat dalam menghadapi
dinamika zaman. Pancasila, dengan nilai-nilai kebinekaan, demokrasi, dan keadilan,
memainkan peran penting dalam membentuk wajah dan arah masa depan Indonesia.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2

DAFTAR PUSTAKA
Diponolo.G.S 1975. Ilmu Negara Jilid 1. Jakarta: PN Balai pustaka

Muzayin.1992. Ideologi Pancasila (bimbingan ke arah penghayatan dan pengamatan bagi Remaja)
Jakarta: Golden Terayon Press

Notonagoro 1994. Pancasila secara Ilmiah populer. Jakarta: Bumi Aksara

Pimpinan MPR dan tim kerja Sosialisai MPR Periode 2009 – 2014. (2013) Empat pilar kehidupan
berbangsadan bernegara

Anda mungkin juga menyukai