KATA PENGANTAR
Pertama dan utama sekali, kami mengucapkan puji dan syukur kehadiran Tuhan yang maha
ESA, yang mana telah memberikan rahmat dan karunia kepada kita semua sehingga kami dapat
walaupun melewati tanggal yang di tentukan. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari bapak dosen Supriadi.M.Pd pada matakuliah pancasila, makalah ini juga
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Supriadi.M.Pd selaku Dosen pada matakuliah
Pancasila yang telah memberikan kita tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai bidang studi yang kami tekuni. Kami junga mengucapkan terimkasih kesemua pihak yang telah
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan kami pada
khususnya,kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami dari kelompok 2 meminta saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN ................................................................................................................................iii
Pengakuan resmi Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai Konstitusi Indonesia
Fungsi dan Peran Pancasila dalammenciptakan identitas Nasional dan kestabilan Negara
Bagaimana inndonesia tercermin dalam kebijakan pemerintah dan sistem politik Indonesia
Pengruh Pancasila dalam Pembangunan Ekonomi, Sosial, dan budaya
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Prinsip ini menekankan kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Penting untuk dicatat bahwa Indonesia mengakui dan menghormati keragaman
agama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Prinsip ini mengedepankan nilai keadilan, hak asasi
manusia, dan perilaku beradab. Ini mendorong warga Indonesia untuk saling memperlakukan
dengan adil, penuh kasih, dan saling menghormati.
3. Persatuan Indonesia: Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga kesatuan dan integritas
nasional. Ini menyoroti keberagaman Indonesia sebagai sumber kekuatan daripada
perpecahan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, Dalam Permusyawaratan dan
Perwakilan: Prinsip ini mendorong demokrasi, di mana keputusan diambil melalui proses
perundingan dan perwakilan. Ini mencerminkan pentingnya partisipasi publik dalam
pengambilan keputusan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Prinsip ini bertujuan mencapai keadilan
sosial dan distribusi sumber daya yang adil bagi semua warga, mengatasi disparitas ekonomi,
dan menjamin kesejahteraan seluruh penduduk.
Kelima prinsip ini dirumuskan oleh Presiden pertama Indonesia, Sukarno, dan diakui dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai kekuatan
pemersatu bagi populasi yang beragam di Indonesia, memupuk rasa identitas nasional, dan
membimbing pembangunan negara. Pancasila juga menjadi dasar bagi legislasi dan kebijakan
pemerintah di negara tersebut.
dasar untuk nilai-nilai spiritual dan keagamaan yang menjadi bagian penting
dari budaya dan masyarakat Indonesia.
2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
o Prinsip ini menitikberatkan pada nilai-nilai keadilan, hak asasi manusia, dan
perilaku beradab. Menekankan bahwa setiap individu, tanpa memandang suku,
agama, ras, atau status sosial, harus diperlakukan dengan adil dan manusiawi.
3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
o Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya menjaga kesatuan dan integritas
nasional. Meskipun Indonesia memiliki keberagaman etnis, budaya, dan
agama, sila ini menekankan bahwa kesatuan bangsa merupakan kekuatan yang
sangat penting.
4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, Dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
o Sila ini mengedepankan nilai-nilai demokrasi. Keputusan yang diambil
melalui proses perundingan dan perwakilan diharapkan mencerminkan
kebijaksanaan kolektif dan kepentingan rakyat secara umum.
5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
o Prinsip ini bertujuan untuk mencapai keadilan sosial di dalam masyarakat.
Distribusi sumber daya yang adil, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan
semua lapisan masyarakat adalah aspek penting dari sila ini.
Kelima sila ini bersifat holistik dan saling terkait, menciptakan kerangka kerja yang
menyeluruh untuk pembangunan dan kemajuan negara Indonesia. Pancasila mengandung
nilai-nilai yang mendalam untuk menciptakan masyarakat yang adil, beradab, dan bersatu,
sambil memelihara keberagaman yang ada.
1. Muhammad Yamin dan "Sumpah Pemuda" (1928): Pada tahun 1928, Mohammad
Yamin, seorang pemikir dan sastrawan Indonesia, menyusun "Sumpah Pemuda" yang
menyerukan persatuan Indonesia di bawah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah
air. Meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan Pancasila, semangat persatuan
ini menjadi fondasi bagi pemikiran nasionalis Indonesia.
2. Sukarno dan Peran Persatuan Islam (1930-an): Bung Karno, atau Soekarno, yang
kemudian menjadi Presiden pertama Indonesia, turut memainkan peran penting dalam
membentuk Pancasila. Pada awal 1930-an, ia bergabung dengan Persatuan Islam
(PERSIS) dan memperjuangkan ideologi yang menggabungkan ajaran Islam dengan
nasionalisme.
3. Sukarno dan "Marhaenisme" (1930-an): Sukarno juga memperkenalkan konsep
"Marhaenisme," yang menekankan perlunya kesetaraan dan keadilan sosial bagi
rakyat Indonesia. Konsep ini memberikan sumbangan awal terhadap nilai-nilai
Pancasila, terutama dalam hal keadilan sosial.
4. Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) (1945): Selama pendudukan Jepang, pada tahun 1945, diadakan Sidang
BPUPKI yang bertujuan menetapkan dasar bagi kemerdekaan Indonesia. Sukarno
memainkan peran sentral dalam sidang ini. Selama sidang tersebut, muncul usulan
pembentukan dasar negara yang kemudian dikenal sebagai Pancasila.
5. Pancasila sebagai Dasar Negara (1 Juni 1945): Pada 1 Juni 1945, Sukarno
menyampaikan pidato di hadapan sidang BPUPKI, di mana ia menyampaikan
ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang baru merdeka. Pancasila pada
awalnya terdiri dari empat sila dan kemudian berkembang menjadi lima sila.
6. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945): Pada tanggal 17 Agustus 1945,
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Meskipun Pancasila belum secara
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2
resmi diakui sebagai dasar negara, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi
landasan bagi perjuangan kemerdekaan dan pembentukan negara Indonesia.
7. Pembukaan UUD 1945 dan Penyempurnaan Pancasila (18 Agustus 1945): Hanya
sehari setelah proklamasi kemerdekaan, pada 18 Agustus 1945, Sukarno dan
Mohammad Hatta menyempurnakan teks Pembukaan UUD 1945, di mana Pancasila
dinyatakan sebagai dasar negara.
Pancasila kemudian diresmikan dan diakui sebagai dasar negara Indonesia dalam Pembukaan
UUD 1945, dan nilainya terus menjadi panduan bagi pembangunan dan perjalanan negara
Indonesia hingga saat ini.
1. Sukarno (1901-1970): Juga dikenal sebagai Bung Karno, Sukarno adalah Presiden
pertama Indonesia dan salah satu arsitek utama Pancasila. Ia memainkan peran kunci
dalam pembentukan dan penyebaran Pancasila sebagai ideologi negara. Pada Sidang
BPUPKI, Sukarno menyampaikan visi dan pandangannya tentang Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia yang merdeka.
2. Mohammad Hatta (1902-1980): Merupakan Wakil Presiden pertama Indonesia,
Hatta bekerja bersama Sukarno dalam membentuk dan menyempurnakan Pancasila. Ia
terlibat aktif dalam Sidang BPUPKI dan juga dalam menyusun teks Pembukaan UUD
1945 yang menegaskan Pancasila sebagai dasar negara.
3. Mohammad Yamin (1903-1962): Seorang pemikir dan sastrawan, Mohammad
Yamin juga berperan dalam menyumbangkan pemikiran-pemikiran awal terkait
persatuan nasional dan kemerdekaan Indonesia. Karyanya yang terkenal adalah
"Sumpah Pemuda," yang memberikan semangat persatuan dan nasionalisme.
4. Ki Hadjar Dewantara (1889-1959): Pendidik terkemuka Indonesia yang juga ikut
berperan dalam proses perumusan Pancasila. Ki Hadjar Dewantara membawa konsep
"kebudayaan" dan "kebangsaan" sebagai unsur penting dalam pembentukan identitas
nasional Indonesia.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2
5. Sartono (1906-1962): Sebagai seorang cendekiawan dan politikus, Sartono turut serta
dalam Sidang BPUPKI dan memberikan kontribusi dalam pembahasan mengenai
dasar negara. Pemikirannya memengaruhi perumusan Pancasila, khususnya dalam
konteks keadilan sosial.
6. Mohammad Natsir (1908-1993): Seorang pemikir dan politikus Islam, Natsir
memainkan peran penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan
Pancasila. Kontribusinya membantu menjaga keseimbangan antara prinsip-prinsip
nasionalisme dan nilai-nilai Islam.
7. Dr. Radjiman Wediodiningrat (1888-1952): Sebagai ketua BPUPKI, Dr. Radjiman
berperan penting dalam mengoordinasikan sidang dan memfasilitasi perbincangan
yang menghasilkan dasar-dasar negara Indonesia, termasuk Pancasila.
Semua tokoh ini, bersama dengan banyak pemikir dan pemimpin lainnya, berkolaborasi
dalam merumuskan Pancasila. Kontribusi mereka menciptakan dasar ideologis yang
mencerminkan nilai-nilai keadilan, persatuan, dan kemanusiaan yang menjadi landasan bagi
negara Indonesia.
Pada tahun 1945, Piagam Jakarta diterbitkan sebagai dokumen resmi yang mendahului
kemerdekaan Indonesia. Proses perumusan Pancasila juga terlibat dalam pembuatan Piagam
Jakarta. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam proses tersebut:
Panitia Sembilan terdiri dari sembilan anggota BPUPKI yang dipilih oleh Sukarno
dan Hatta.
4. Panitia Sembilan Merumuskan Piagam Jakarta (22 Juni - 16 Agustus 1945):
Panitia Sembilan bekerja keras merumuskan teks dasar negara, yang kemudian
dikenal sebagai Piagam Jakarta. Dalam proses ini, Pancasila menjadi bagian integral
dari rumusan dasar negara.
5. Pengesahan Piagam Jakarta (18 Agustus 1945): Setelah melalui serangkaian
perdebatan dan perundingan, Piagam Jakarta secara resmi disahkan pada 18 Agustus
1945. Dokumen ini mencakup Pembukaan UUD 1945 dan menjadi dasar hukum bagi
negara Indonesia yang baru merdeka.
6. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945): Sehari setelah disahkannya Piagam
Jakarta, tepatnya pada 17 Agustus 1945, Sukarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Proklamasi ini menandai berdirinya negara Republik
Indonesia.
Piagam Jakarta dan Pancasila sebagai dasar negara menjadi landasan bagi berbagai
pembentukan lembaga negara, penyusunan undang-undang, dan pembangunan Indonesia
pasca-kemerdekaan. Keduanya mencerminkan semangat dan nilai-nilai yang menjadi
landasan bagi pembangunan negara yang merdeka dan berdaulat.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2
Pancasila sebagai ideologi negara bertujuan untuk membimbing negara dalam mencapai cita-
cita dan tujuan nasional yang mencakup persatuan, keadilan, kesejahteraan, dan demokrasi.
Pancasila secara resmi diakui sebagai dasar negara dalam beberapa konstitusi Indonesia.
Berikut adalah beberapa pengakuan resmi Pancasila dalam berbagai konstitusi di Indonesia:
Pancasila sebagai dasar negara dalam Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 yang baru.
Ayat tersebut menyatakan, "Negara Indonesia adalah negara hukum yang
berdasar atas Pancasila dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia."
3. UUD 1945 hasil Amandemen Keempat (2002):
o Amendemen keempat UUD 1945 pada tahun 2002 mempertegas kedudukan
Pancasila. Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 menyatakan, "Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia."
4. UUD 1945 hasil Amandemen Keempat (2002) - Penambahan Pasal 29 ayat (2):
o Selain penegasan di Pasal 29 ayat (1), amendemen keempat juga
menambahkan Pasal 29 ayat (2), yang menyebutkan bahwa "Pancasila adalah
dasar negara." Dengan penambahan ini, Pancasila secara khusus diakui
sebagai dasar negara dalam UUD 1945.
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas UUD 1945:
o Undang-Undang ini, yang mengatur amendemen keempat UUD 1945, juga
menegaskan pengakuan resmi terhadap Pancasila sebagai dasar negara.
Pengakuan resmi Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai konstitusi Indonesia
mencerminkan komitmen untuk menjaga ideologi tersebut sebagai landasan yang kokoh bagi
negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila dianggap sebagai panduan nilai-nilai yang
mengikat seluruh warga negara dan pemerintahan Indonesia.
Pancasila memainkan peran dan memenuhi sejumlah fungsi penting dalam menciptakan
identitas nasional dan kestabilan negara Indonesia. Berikut adalah beberapa fungsi dan peran
Pancasila dalam konteks ini:
Pancasila, sebagai ideologi negara, bukan hanya menjadi seperangkat nilai-nilai, tetapi juga
memainkan peran aktif dalam membentuk dan memelihara identitas nasional serta kestabilan
negara Indonesia.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2
Melalui langkah-langkah ini, Indonesia berusaha mewujudkan visi dan misi Pancasila sebagai
landasan ideologis negara, mengarah pada pembangunan yang berkelanjutan, berkeadilan,
dan harmonis. Implementasi Pancasila menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen
masyarakat dan pemerintahan untuk menjaga kestabilan dan kedamaian di negara.
Indonesia tercermin dalam kebijakan pemerintah dan sistem politiknya melalui sejumlah
karakteristik yang mencerminkan keragaman budaya, keberagaman etnis, dan semangat
nasionalisme. Berikut adalah beberapa aspek yang mencerminkan Indonesia dalam kebijakan
pemerintah dan sistem politiknya:
Melalui kebijakan pemerintah dan sistem politiknya, Indonesia berusaha menciptakan lingkungan
yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme, keragaman, dan inklusivitas. Perubahan kebijakan dan
pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah mencerminkan dinamika sosial dan aspirasi masyarakat
Indonesia.
Pancasila memiliki dampak signifikan dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya
Indonesia. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila menciptakan landasan moral dan
filosofis bagi berbagai kebijakan pemerintah dan upaya pembangunan di berbagai sektor.
Berikut adalah beberapa pengaruh Pancasila dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan
budaya:
1. Pembangunan Ekonomi:
Inklusivitas dan Keadilan: Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
yang terdapat dalam Pancasila mempengaruhi kebijakan ekonomi. Pemerintah
berusaha untuk menciptakan kebijakan yang inklusif dan mendistribusikan manfaat
ekonomi secara merata, mengurangi kesenjangan ekonomi antarwilayah dan
antarkelompok masyarakat.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2
Kemitraan dan Gotong Royong: Prinsip gotong royong yang tercermin dalam Sila
ke-5 Pancasila juga menciptakan dasar untuk pembangunan ekonomi yang melibatkan
partisipasi aktif masyarakat dan sektor swasta. Kemitraan antara pemerintah, swasta,
dan masyarakat menjadi penting dalam upaya pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan.
Keberlanjutan Ekonomi: Pancasila memandang keberlanjutan ekonomi sebagai
bagian integral dari pembangunan. Upaya untuk mengintegrasikan pertumbuhan
ekonomi dengan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial tercermin dalam
kebijakan dan program pembangunan.
2. Pembangunan Sosial:
3. Pembangunan Budaya:
Isu-isu terkait hak asasi manusia, terutama yang berkaitan dengan minoritas dan
kelompok rentan, bisa menjadi titik perdebatan. Bagaimana menyeimbangkan hak-
hak individu dengan kepentingan kolektif dan bagaimana melibatkan dan melindungi
kelompok-kelompok yang mungkin menjadi minoritas.
Pancasila terkadang digunakan atau diartikan secara politis untuk mendukung agenda
atau kebijakan tertentu, sehingga menciptakan konflik ideologis. Pertentangan politik
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2
Perdebatan dan tantangan ini mencerminkan dinamika masyarakat yang terus berubah dan
kompleksitas dalam menerapkan ideologi negara. Penting untuk terus mendorong dialog dan
musyawarah agar pemahaman dan implementasi Pancasila dapat terus berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.
1. Aspek Agama:
Perlindungan Hak Asasi Manusia: Diskusi menyoroti sejauh mana Pancasila dapat
melindungi hak asasi manusia secara efektif. Terdapat pandangan yang menyuarakan
perlunya peningkatan dalam perlindungan hak-hak individu, terutama terkait
kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berekspresi.
Harmonisasi Nilai Tradisional dan Hak Asasi Manusia Universal: Terjadi
perdebatan mengenai bagaimana mencapai harmonisasi antara nilai-nilai tradisional
lokal dan prinsip-prinsip hak asasi manusia universal. Perlu pemahaman dan
penyeimbangan yang tepat antara nilai-nilai lokal dan universal.
3. Aspek Pluralisme:
KESIMPULAN
Pancasila, sebagai ideologi negara, memainkan peran sentral dalam membentuk karakter dan
identitas bangsa Indonesia. Melalui prinsip-prinsipnya yang mencakup Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, Pancasila mencerminkan semangat keberagaman, demokrasi,
dan keadilan.
Meskipun Pancasila dihadapkan pada sejumlah tantangan dan perdebatan terkait interpretasi
dan implementasinya, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap menjadi pondasi bagi
kestabilan, toleransi, dan kemajuan bangsa Indonesia. Kesinambungan upaya untuk
memahami dan mengimplementasikan Pancasila dengan bijaksana menjadi kunci untuk
memastikan bahwa ideologi negara ini tetap relevan dan bermanfaat dalam menghadapi
dinamika zaman. Pancasila, dengan nilai-nilai kebinekaan, demokrasi, dan keadilan,
memainkan peran penting dalam membentuk wajah dan arah masa depan Indonesia.
TUGAS PANCASILA KELOMPOK 2
DAFTAR PUSTAKA
Diponolo.G.S 1975. Ilmu Negara Jilid 1. Jakarta: PN Balai pustaka
Muzayin.1992. Ideologi Pancasila (bimbingan ke arah penghayatan dan pengamatan bagi Remaja)
Jakarta: Golden Terayon Press
Pimpinan MPR dan tim kerja Sosialisai MPR Periode 2009 – 2014. (2013) Empat pilar kehidupan
berbangsadan bernegara