Disusun oleh :
Dosen pengampu :
FAKULTAS TEKNIK
A. PENDAHULUAN
mengandung nilai bahwa setiap orang Indonesia bertuhan menurut agama dan
serta saling menghormati, dan segenap agama dan kepercayaan mendapat tempat
dan perlakuan yang sama (Sekretariat Jenderal MPR RI, 2014a). Artinya, setiap
hanya satu agama saja yang diakui oleh negara, tetapi lebih dari satu agama
agama di Indonesia semakin terpuruk. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aksi
Gubernur Jakarta Basuki Tjahaya Purnama, aksi damai bela Islam 212, serta
keinginan penerapan sistem Khilafah oleh ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia
umat beragama.
I-1
BAB II
PEMBAHASAN
Sila pertama Pancasila, yaitu 'Ketuhanan yang Maha Esa' memiliki makna
bahwa bangsa Indonesia mempunyai kebebasan untuk menganut agama dan
menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran agamanya, mewujudkan kehidupan
yang selaras, serasi, dan seimbang antar sesama manusia Indonesia,antar bangsa,
maupun dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
Contoh penerapan sila pertama:
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
I-2
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
dan sebagainya.
I-3
Sila ke-4 Pancasila disimbolkan dalam bentuk kepala banteng. Banteng
melambangkan hewan sosial yang suka berkumpul dan menjadi lebih kuat
dan sulit diserang lawan. Banteng menggambarkan budaya Indonesia yang
suka berkumpul, bermusyawarah, dan bermufakat. Kepala banteng juga
mewakili sikap tegas dalam mengambil keputusan.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan di dalamnya terkandung prinsip asasi: Kerakyatan,
Musyawarah mufakat, Demokrasi, Hikmat kebijaksanaan, dan Perwakilan.
I-4
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
I-5
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
I-6
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
I-7