Anda di halaman 1dari 14

NILAI-NILAI PANCASILA BERAKAR DARI

BUDAYA BANGSA

DOSEN PEMBIMBING :

Dr.Susi Delmiati,S.H.,M.H

OLEH :

MUHAMMAD ARDIANSYAH

023971111

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

2019/2020
PENDAHULUAN

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan
artikel mata kuliah “PENDIDIKAN PANCASILA” yang membahas tentang “Nilai-
nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa”. Shalawat serta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Artikel ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila pada
Universitas Terbuka. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibuk Dr.Susi Delmiati,S.,H.,M.H selaku dosen pembimbing mata
kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan artikel ini.

Penulis menyadari bahwa artikel ini banyak terdapat kekurangan, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan artikel ini.

Padang, 12 April 2020

Penulis
KAJIAN PUSTAKA

Kebudayaan Indonesia ialah kebudayaan yang berdasarkan pancasila.ada dua


hal yang dikandung dalam pancasila, yaitu pliralisme dan teosentrisme. Demokrasi
terletak dalam partisipasi seluruh warga Negara dalam kebudayaan.

Kebudayaan sangat erat dengan masyarakat Melville J.Herskovits dan


Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman,kebudayaan adalah sarana hasil
karya,rasa,dan cipta masyarakat.

Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita yang
terkenal akan kesakralannya, yang terkenal dengan semboyannya “Bhinneka Tunggal
Ika”. Di mana simbolnya merupakan lambang keagungan bangsa Indonesia yang
terpancar dalam bentuk Burung Garuda. Simbol di dadanya merupakan pengamalan
hidup yang menjadikan Indonesia benar-benar khas ideologi dari bangsa Indonesia.
Itulah lambang negara kita, pengamalan sekaligus ideologi kita, Pancasila. Di dalam
Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung
di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam
memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman
penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut.

Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku,


bangsa, budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu
keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah
naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika.

Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan
bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar
kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu
itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di
Indonesia.
PEMBAHASAN

A.PANCASILA

1. PENGERTIAN PANCASILA

Sebagai bangsa Indonesia, kita patut mengerti dan memahami apa Pancasila itu.
Pancasila berasal dari dua kata yakni Panca dan Sila menurut bahasa Sanskerta. Sehingga
Pancasila mengandung arti lima buah prinsip atau asas. Asas-asas atau prinsip-prinsip
tersebut antara lain:

a. Ketuhanan Yang Maha Esa


b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam setiap Sila yang terkandung di dalam Pancasila memiliki butir-butir penting di
mana setiap butir menekankan atau mengharuskan rakyat Indonesia untuk melakukan
pengamalan Pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

 BUTIR-BUTIR SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

o Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya


terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
o Manusia Indonesia percaya dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
o Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
o Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
o Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.

 BUTIR-BUTIR SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

o Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
o Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi
setiap    manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
o Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
o Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
o Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
o Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
o Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
o Berani membela kebenaran dan keadilan.
o Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
o Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama
dengan  bangsa lain.
 BUTIR-BUTIR SILA PERSATUAN INDONESIA

o Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan 


keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.

o Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa


apabila diperlukan.

o Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

o Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air


Indonesia.

o Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,


perdamaian abadi dan keadilan sosial.

o Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal


Ika.

o Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

 BUTIR-BUTIR SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH


HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN
PERWAKILAN.

o Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia


Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

o Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

o Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk


kepentingan bersama.

o Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat


kekeluargaan.
o Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.

o Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas


kepentingan pribadi dan golongan.

o Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati


nurani yang luhur.

o Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara


moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

o Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk


melaksanakan permusyawaratan.

 BUTIR-BUTIR SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT


INDONESIA

o Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

o Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

o Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

o Menghormati hak orang lain.

o uka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

o Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat


pemerasan terhadap orang lain.
o Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.

o Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau


merugikan kepentingan umum.

o Suka bekerja keras.

o Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi


kemajuan dan kesejahteraan bersama.

o Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang


merata dan berkeadilan sosial.

B.KEBUDAYAAN

1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan sangat erat dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan


Bronislaw Malinowski  mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan


adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Ilmu yang mempelajari tentang
masyarakat dan kebudayaannya adalah antropologi. Segala perkembangan budaya
dan perubahan masyarakat dipelajari dalam ilmu antropologi. Ilmu ini tidak hanya
mencakup perubahan secara tingkah laku saja, namun sejarah dan konflik yang terjadi
juga dapat dianalisis melalui ilmu antropologi.

2. KEBUDAYAAN DAN PANCASILA

Kebudayaan Indonesia ialah kebudayaan yang berdasarkan Pancasila. Ada


dua hal yang dikandung dalam Pancasila, yaitu pluralisme dan teosentrisme.
Demokrasi terletak dalam partisipasi seluruh warga negara dalam kebudayaan.
C.PANCASILA BERAKAR DARI KEBUDAYAAN

Kita telah mengetahui bahwa kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang


berdasarkan Pancasila. Itu berarti Pancasila berkaitan erat dengan kebudayaan
Indonesia. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai nilai atau simbol. Kita
gambarkan sebagai suatu perusahaan. Dalam sebuah perusahaan yang sibuk, kegiatan
yang nampaknya bersifat praktis dan sehari-hari saja, misalnya, ada aspek
kebudayaannya, ada nilai dan simbolnya. Nilai terletak pada kerja kerasnya,
sedangkan simbol modernitas ialah sistem organisasi, makin modern sistem semakin
abstrak yang impersonal, berbeda dengan manajemen perorangan atau keluarga.
Begitu juga Indonesia sebagai bangsa dan negara. Kebudayaan itulah yang memberi
ciri khas keindonesiaan. Hasil perkembangan kebudayaan Pancasila yang paling
spektakuler adalah Bahasa Indonesia. Karena melalui bahasa Indonesia, koneksi
sosial antar etnis dan kebudayaan dapat terjalin dengan sangat baik.

Pluralisme mengatur hubungan luar antar kebudayaan. Prinsip yang mengatur


substansi Demokrasi Kebudayaan yang berdasar Pancasila ialah teosentrisme (tauhid,
serba-Tuhan dalam etika, ilmu, dan estetika). Orang Protestan akan lebih suka
theonomy (theos, Tuhan; nomos, hukum). Istilah teonomi berasal dari Paul Tillich
(1886-1965),hubungan dinamis antara yang absolut dengan yang relatif, antara agama
dengan kebudayaan. Menurut konsep ini Pancasila adalah sebuah teonomi, karena
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa –yang absolut. Keempat sila yang
lain adalah kebudayaan, yang relatif. Keperluan manusia diakui sepenuhnya, asal
keperluan itu tidak bertentangan dengan pertimbangan keagamaan. Demokrasi
Kebudayaan dalam Pancasila dapat dimengerti dari sila “Persatuan Indonesia” yang
berarti sebuah pluralisme, dan teosentrisme dari semangat sila yang pertama
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Demokrasi Kebudayaan itu harus mampu memberikan
masa depan yang lebih baik. Jadi untuk menjawab “Mengapa Pancasila berakar dari
Kebudayaan?” karena di dalam Pancasila terkandung nilai kebudayaan, di mana nilai
tersebut adalah nilai tertinggi dalam hal Persatuan bangsa yang tercantum di dalam
sila ketiga. Dan dengan menjunjung nilai teosentris pada sila pertama, kepentingan
lain berdasarkan setiap sila tidak bertentangan dengan pertimbangan keagamaan.
Misalkan: Pembunuhan genosida demi mempertahankan keutuhan suatu budaya etnis
tidak etis dengan ketentuan agama. Jadi sekiranya, dari tindak perkembangan budaya
itu sendiri harus sesuai dengan nilai Pancasila. Karena Pancasila mencerminkan
kebudayaan kita, bangsa Indonesia.
PENUTUP

Kesimpulan
Kita telah melihat dan membaca bahwa budaya Indonesia memang akar dari
Pancasila. Karena dari segi Pancasila terkandung kebudayaan yang menekankan
persamaan serta kebaikannya. Tidak lupa dari segi pengertian, Pancasila merupakan
asas atau prinsip yang harus kita junjung tinggi sebagai bangsa Indonesia. Sedangkan
kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sehingga
Pancasila tercipta berdasarkan kebudayaan. kaitan di antara keduanya begitu erat
sehingga timbal balik antara Pancasila dan kebudayaan dapat terjadi dengan
signifikan karena keduanya saling berhubungan.

Kebudayaan adalah akar dari Pancasila dikarenakan di dalam Pancasila


terkandung nilai kebudayaan. Karena unsur persatuan dapat kita lihat di dalam
Pancasila, sedangkan kita sebagai negara yang memiliki beragam macam
kebudayaan, memang sepantasnya memiliki asas persatuan yang terkandung di dalam
Pancasila. Sehingga kita sebagai insan berbudaya, harus juga berdasarkan kepada
Pancasilanya adalah ideologi bangsa kita.

Saran
Penulis berharap artikel ini dapat menambah wawasan khususnya bagi para
pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan nilai-nilai Pancasila yang
berakar dari kebudayaan bangsa Indonesia untuk menambah pengetahuan bagi rekan-
rekan mahasiswa serta membangun semangat warga Indonesia untuk selalu
menghargai kebudayaan bangsa Indonesia. Demi penyempurnaan artikel, penulis
berharap kritik dan saran yang konstruktif.

DAFTAR PUSTAKA

Asmaroini, Ambiro Puji. 2017. “Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya


bagi Masyarakat di Era Globalisasi”. JPK: Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan, Vol.1, Nomor 2. Januari 2017.
Dewantara, Agustinus W. 2017. Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
Yogyakarta: PT Kanisius.
Fauzi, Achmad, dkk. 1983. Pancasila Ditinjau dari Segi Sejarah, Segi Yuridis
Konstitusional dan Segi Filosofis. Malang: Lembaga Penerbitan Universitas
Brawijaya.
Radjin, Ketut. 2012. Pendidikan Pancasila. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.
Soegito, A.T, dkk. 2010. Pendidikan Pancasila. Semarang : UNNES PRESS.
Suprayogi, dkk. 2018. Pendidikan Pancasila. Semarang: UNNES PRESS.
Sutono, Agus. 2015. “Meneguhkan Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional”.
Jurnal Ilmiah CIVIS Vol.5, Nomor 1. Januari 2015.
Hadiwijono, August. 2016. “Pendidikan Pancasila, Eksistensinya bagi Mahasiswa”.
Jurnal Cakrawala Hukum Vol.7, Nomor 1. Juni 2016.
Kirom, Syahrul. 2011. “Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila:
Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan”. Jurnal Filsafat
Vol.21, Nomor 2. Agustus 2011.
Wahidin, Samsul. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ya’qub, Hamzah. 2013. Filsafat Ketuhanan Yang Maha Esa. Bandung: Alma Arif.
Syahrial, Syarbaini. 2003. Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

Syarbaini, Syahrial. 2014. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta:


Ghalia Indonesia.
Latif, Mukhtar. 2014. Orientasi ke Arah Pemahamn Filsafat Ilmu. Jakarta:
Prenamedia group.
Nugroho, Iwan. 2010. “Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Falsafah Pandangan Hidup
Bangsa untuk Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pembangunan
Lingkungan Hidup”. Jurnal Konstitusi Vol.III, Nomor 2. November 2010.

Anda mungkin juga menyukai