Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PAPER

KEMUDI, REM, DAN SUSPENSI

“SPOORING”

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. HASAN MAKSUM, MT

OLEH:

Muhammad Ardiansyah

19073052

Seksi: (201920730158) Rabu/ 08.50-09.40 wib

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS TEKNIK

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3

1. Latar Belakang..............................................................................................................3

2. Rumusan Masalah.........................................................................................................3

3. Tujuan..........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................4

1. Pengertian Spooring......................................................................................................4

4. Jenis-jenis Spooring......................................................................................................4

5. Geometri Roda (Wheel Alighment)..............................................................................9

6. Manfaat Spooring........................................................................................................14

BAB III PENUTUP..................................................................................................................15

1. Kesimpulan..................................................................................................................15

7. Saran............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Spooring dan balancing merupakan perawatan pada kendaraan yang harus rutin
di lakukan , karena apabila tidak melakukan spooring dan balancing, sistem kemudi
akan terasa kurang nyaman. Steer akan terasa berat, terasa melayang, steer semi pada
kecepatan tertentu dan steer getar. Oleh sebab itu spooring dan balancing harus rutin di
lakukan pada kendaraan anda, agar kendaraan selalu nyaman saat di kendarai.
Keuntungan melakukan spooring antara lain: mobil menjadi stabil dan nyaman
dalam berkendara,Mencegah keausan ban yang tidak merata, Menghemat bahan bakar,
Menghemat pemakaian ban, dan Mencegah kerusakan-kerusakan antar sambungan
kemudi sehingga memperpanjang waktu pemakaian.
Dan jika tidak dilakukan spooring yang terjadi: Mobil menjadi tidak stabil saat
berjalan, Keausan ban yang tidak merata, Usia ban menjadi lebih pendek, Borosnya
bahan bakar, Dapat menyebabkan kerusakan kaki kaki,tie rod,long tie rod,ball joint,
Terkadang menarik ke salah satu sisi saat mobil melaju dan stir di lepas, Sudut belok
antara ke kiri dan kekanan kadang tidak sama, Stir miring ke kiri atau ke kanan, Kemudi
terlalu berat atau terlalu ringan.
keuntungan dilakukan balancing: mengurangi getaran pada steer kemudi,
mengurangi resiko kerusakan sambungan antar kemudi akibat bergetarnya roda-roda(tie
rod,long tie rod,ball joint). Dan jika tidak dilakukan balancing yang terjadi yaitu: Mobil
terasa bergetar saat dikemudikan, roda menjadi getar dan dapat merusak sambungan
antar kemudi(tie rod,long tie rod,ball joint)
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu pengertian spooring
b. Apa itu jenis-jenis spooring
c. Apa itu Geometri Roda (Wheel Alighment)
d. Bagaimana manfaat spooring untuk mobil/kendaraan
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian spooring
b. Untuk mengetahui jenis-jenis spooring
c. Untuk mengetahui geometri roda (wheel alighment)
d. Untuk mengetahui manfaat spooring bagi mobil/kendaraan

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Spooring
Spooring adalah proses untuk menyeimbangkan atau menyelaraskan roda-roda
mobil yang berlawanan. Misalnya roda depan kanan dan roda depan kiri, juga untuk roda
belakang kanan dan kiri. Semuanya harus selaras atau seimbang.

Gambar 1. Spooring

Fungsi spooring adalah untuk menjaga kestabilan kendaraan diantaranya:


a) kemudi menjadi ringan
b) menghasilkan gaya putar kembali setelah belok dan mencegah kendaraan
belok sendiri setelah kemudi dilepas,
c) mengurangi keausan pada komponen-komponen ball-joint dan roda.

2. Jenis-jenis Spooring
Terdapat beberapa jenis Spooring menurut alat yang digunakan pada saat ini
diantaranya adalah :
a. Spooring Manual/Konvensional
 Pakai Benang
Caranya sangat simpel pada mobil yang tergolong masih standar dan tidak
terhalangi dengan penutup pelek yang menonjol keluar. Selain itu pelek yang
digunakan tentunya tidak mempunyai offset berbeda atau jarak sumbu yang relatif
sama. Peralatan disediakan cukup dengan bantuan tali atau benang nylon yang

4
tersedia di toko bangunan. Selain itu cari dudukan tali berupa penyanggah, seperti
jack stand. Oh, iya. Pastikan penyetelan dilakukan pada tempat yang relatif rata
pada semua roda. Langkah pertama, bagi rata putaran setir ke kiri dan ke kanan.
Setelah setir diputar habis ke kanan, hitung putaran ke kiri hingga setir habis
diputar. Umumnya jarak putar setir berkisar 3,8 putaran. Setelah terhitung,
barulah gerak dibagi dua. Yaitu menjadi 1,9 putaran dari posisi habis. Setelah
putaran terbagi rata, tinggal atur ketegangan benang saat dibentang melalui kedua
tonggak dengan patokan kelurusan pada bibir belakang ban belakang dan juga
bibir depan roda depan.

Gambar 2. Spooring Manual Pakai Benang

Posisikan jack stand sekitar 1 meter di depan roda depan dan di


belakang roda belakang biar tidak bingung, setelah benang di bagian roda
belakang menyentuh salah satu bibirnya tonggak jangan digeser lagi. Setelah
itu, atur kerapatan benang di roda depan sama dengan mengatur tonggak
belakang. Begitu juga dengan tonggak di sisi lawan.
Kendurkan mur penahan tie rod sebelum as long tie rod diputar untuk
penyetelan. Nah sewaktu penyetelan as long tie rod, pastikan juga kemudi tidak
bergeser. Setelah benang dapat rata sisi belakang dan depan roda bagian depan.
Anda bisa lanjutkan pada sisi ban lainnya. Setelah selesai kedua ban depan,
perhatikan garis antara kedua sisi ban. Semestinya tali lurus merapat pada
kedua sisinya. Berbeda dengan penyetelan roda belakang yang sudah
menggunakan sistem independen atau multi link. Penyetelan ban bukan lagi
pada baut as long tie rod. Baut dudukan salah satu arm akan dikendurkan lalu
diputar menyesuaikan setelan yang dikehendaki. Sebagai patokan, juga sama

5
dengan roda depan. Kedua bagian bibir ban akan menyentuh bentangan tali
saat memiliki sudut nol.
 Pakai Meteran

Gambar 3. Pengukuran Spooring Pakai Meteran

Pertama-tama cek kondisi kaki-kaki harus bagus termasuk tekanan


angin ban harus sama. Kemudian, carilah jalan rata dan lapang yang aman atau
di dalam garasi juga boleh. Jalankan mobil lurus sepanjang 3 meter, tarik rem
tangan (hand brake). Biar semua roda lurus. Tarik meteran, ukur jarak dari
ujung ke ujung ban depan kiri dan kanan dari depan moncong, dengan
menempelkan meteran ke salah satu alur ban yang sama.
Selanjutnya, ukur ban depan pada bagian belakangnya, hitung berapa
selisih hasil ukur tersebut dalam skala centimeter. Kalau selisihnya banyak,
spooring harus dikerjakan. Kendurkan mur tie rod dan setel tie rod dengan cara
memutar Tie rod disetel sampai ukuran ban depan sisi luar membentuk kuncup
dengan batas (limit) antara 1 s/d 5 milimeter maksimal, ukuran ini menjadikan
ban aus secara merata. Lalu, kencangkan lagi mur tie rod. Kuncup melebihi
limit 5 mm mengakibatkan ban depan botak sisi luar. Sebaliknya, jika ukuran
ban depan sisi luar membentuk kembang atau mengembang mengakibatkan
ban botak sisi dalamnya.

b. Spooring 3d
Spooring yang tidak akurat akan mengakibatkan umur ban menjadi lebih
pendek dan dapat membayakan keselamatan. Dibandingkan dengan Mesin Spooring
Konvensional Spooring dengan teknologi Kamera 3D akan lebih akurat karena tidak
dipengaruhi oleh faktor lain spt:

6
1. Kemiringan lift akan mempengaruhi hasil dari mesin konvensional, sedangkan
dengan kamera 3D hal ini tidak akan mempengaruhi hasil spooring.
2. Pemasangan Wheel Clamp (sensor) yang tidak tepat.
3. Kalibrasi mesin spooring tidak tepat, karena selalu dikalibrasi secara otomatis
setiap akan memulai proses spooring.

Faktor "Human Error " jauh lebih kecil. Karena kelayakan melakukan spooring
dilakukan oleh mesin yang mana pada mesin konvensional biasanya diperiksa secara
manual oleh mekanik dengan menggoyang-kan roda-roda untuk memeriksa kaki-
kaki.

Gambar 4. Spooring 3D

Cara Kerja:
Hal yang pertama dilakukan adalah pemasangan wheel clamp pada semua
ban. Usai memasang wheel clamp, secara otomatis sinar infra merah mulai
melakukan kalibrasi dan membaca data yang terdapat pada ban bagian depan. Data
yang terkumpul dari hasil kalibrasi awal, akan dipantulkan melalui wheel clamp dan
kemudian diteruskan melalui gelombang infra merah. Nah data inilah yang
kemudian akan digunakan untuk menyetel camber, caster, dan toe pada mobil.
Biasanya hal yang lebih dulu dilakukan adalah toe in dan out. Fungsinya untuk lebih
memudahkan mengatur camber dan caster pada sistem kaki-kaki mobil tersebut. Jika
pada saat dilakukan toe in dan out, kondisi camber dan caster jadi normal, berarti
tidak perlu dilakukan penyetelan ulang. Sementara itu cara untuk menyeimbangkan

7
camber, caster dan toe, semuanya tetap dilakukan secara manual. Yaitu melakukan
penyetelan manual untuk menyelaraskan caster, camber dan toe ke posisi zero. “Inti
dari spooring dengan sistem 3D ini, adalah penggunaan sinar infra merah sebagai
kalibrator data pada mobil yang akan di spooring. Sementara pengirim data dari
mobil digunakan wheel clamp khusus agar bisa dibaca melalui frekuensi infra merah
pada ujung alat spooring itu.

c. Spooring Robotik
Bicara mengenai spooring ada banyak macamnya. Namun semuanya tetap
memerlukan banyak alat yang dipasang ke roda. Tapi kini ada satu alat spooring
yang tidak perlu memasang alat apapun ke roda dan menyentuh roda sama sekali,
namanya spooring robotik.

Gambar 5. Spooring Robotik

Alat Nussbaum WAB 02 CCT ini didatangkan langsung dari Jerman oleh salah
satu bengkel spooring di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Memang bila dilihat
secara kasat mata alat spooring yang konon baru ada satu di Indonesia ini akan
sangat berbeda karena tidak akan melihat ada kabel atau alat apapun yang
dipasangkan di roda.

Gambar 6. Spooring Robotik

8
Hanya ada lift berwarna biru dan dua kotak di kanan dan kiri yang bergerak
maju dan mundur ketika mobil sudah berada di atas lift. Kotak berwarna hitam ini
adalah modul robotik yang membaca kondisi roda. Sedang lift berwarna biru
merupakan lift electronik yang sudah tersinkronisasi dengan kotak hitam dan sistem
di komputer tadi. Jadi antara lift dan modul robotik saling terkoneksi. “Saat mobil
sudah dinaikan ke atas lift, operator tinggal mengopersikan sistem secara otomatis
lewat komputer,” lanjutnya. Saat sistem sudah berjalan lift kiri dan kanan akan
langsung menyamakan ketinggian. Lalu modul robotik akan bergerak menuju roda
depan dan belakang untuk mengukur referensi roda, kontur roda, chamber dan toe.
Uniknya untuk mengukur kompensasi roda, sang teknisi tidak perlu mendorong
mobil tapi roda sudah otomatis bergerak sendiri karena plat di bagian bawah lift bisa
bergerak maju mundur ini dilengkapi dengan teknologi Colour Coded Triangulation
(CCT) untuk memutar roda.
Spooring robotic menggunakan 2 buah kotak hitam di bagian kanan dan kiri lift
sebagai modul diagnosa yang didalamnya terdapat sebuah kamera untuk merekam
dan menampilkan gambar roda dalam visual 3 dimensi (3D image) ke layar
komputer pengontrol serta sebuah proyektor yang memancarkan suatu rangkaian
cahaya horizontal (colour coded triangulation ) ke permukaan roda mobil untuk
mengukur referensi roda, kontur roda, chamber dan toe. Secara garis besar,
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh spooring robotic ini adalah proses deteksi 4
kali lebih cepat dibanding teknologi spooring lainnya karena tidak ada lagi
pemasangan alat lainnya yang biasa dijepitkan ke pelek mobil, alhasil kemulusan
pelek pun lebih terjaga, terutama jika mobil menggunakan pelek eksotis yang
berharga sangat mahal. Selain itu diagnosa kondisi roda pun lebih akurat, presisi
karena pengukuran menggunakan kompensasi run out roda.
Kelebihan lainnya dari spooring robotic ini adalah hanya memerlukan 5°
perputaran kemudi untuk mengukur nilai caster dengan Microsweep. Dengan banyak
keunggulan yang ada pada spooring robotic ini wajar jika membuat biayanya pun 2
kali lipat lebih mahal dibanding menggunakan alat spooring lainnya.

3. Geometri Roda (Wheel Alighment)


Spooring adalah istilah yang sering dipakai untuk proses penyetelan geometri roda
mobil. Sekedar diketahui bahwa roda mobil saat terpasang mempunyai sudut tertentu

9
terhadap suspensi dan juga garis imajiner vertikal. Posisi tersebut yang sering dinamakan
wheel alignment. 
Geometri roda (wheel alignment) adalah sudut-sudut kemiringan roda yang
dibentuk oleh garis sumbu vertikal jika kendaraan dipandang dari depan, samping atau
atas. Fungsi geometri roda adalah untuk memudahkan pengemudian kendaraan,
menstabilkan pengemudian, menghasilkan daya balik kemudi yang baik, mengurangi
keausan ban.
Geometri roda (wheel alignment) terdiri dari : Camber, Caster, Steering Axis
Inclination (Kingpin Inclination), Toe-in dan Toe-out, Perbedaan sudut belok.
a. Camber
Camber adalah kemiringan roda bagian atas kearah dalam/luar terhadap garis
sumbu vertikal jika kendaraan dilihat dari depan. Besar sudut kemiringannya diukur
dalam derajat. Bila kemiringan roda bagian atas ke arah luar disebut camber positif.
Pada Camber positif roda-roda terdorong ke dalam sehingga mencegah roda agar
tidak lepas. Bila sudut camber positif terlalu besar mengakibatkan keausan roda
terjadi pada bagian luar roda.Camber positif menyebabkan pengemudian menjadi
ringan.

Gambar 7. Camber Positif Dan Negatif


Bila kemiringan roda bagian atas kearah dalam disebut camber negatif. Camber
negatif membuat kendaraan cenderung lurus dan stabil. Bila sudut camber negatif
terlalu besar mengakibatkan keausan roda terjadi pada bagian dalam roda. Camber
negatif menyebabkan pengemudian berat.Camber negatif menyebabkan efek

10
kebebasan bantalan roda bertambah dan dapat memperbesar momen bengkok
spindle.
Bila garis tengah roda sejajar dengan garis sumbu vertikal,maka disebut
camber 0. Camber 0 dapat mencegah keausan ban yang tidak merata. Camber 0
menyebabkan stabilitas pengemudian berkurang, menyebabkan getaran pada roda
kemudi besar dan tidak stabil.
Besar sudut camber umumnya : -1 s.d 3 derajat. Besar sudut camber yang
sering dipakai : 0 s.d 1 derajat. Perbedaan sudut camber adalah perbedaan sudut
camber roda kiri dan kanan. Perbedaan sudut camber yang diperbolehkan biasanya
sekitar 0,5 derajat ( 30 menit ). Jadi, camber pengaruh ke kestabilan waktu belok.

b. Caster
Caster adalah kemiringan steering axis bagian atas kearah depan atau belakang
terhadap garis sumbu vertikal bila dipandang dari samping kendaraan. Saat jalan
lurus caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walau roda
kemudi dilepas dan pada saat kendaraan membelok ban menopang pada permukaan
jalan dengan baik.

Gambar 8. Caster 00, Positive Dan Negatif


Caster positif adalah bila kemiringan steering axis bagian atas ke arah
belakang. Kendaraan pada umumnya menggunakan caster positif karena
menghasilkan kestabilan kendaraan saat berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah
membelok. Bila caster positif terlalu besar maka akan menyebabkan trail makin
panjang dan daya balik kemudi makin besar, akan tetapi kemudi cenderung menjadi
lebih berat. . Trail adalah jarak antara dari titik potong garis tengan steering axis
dengan jalan dan titik pusat singgung ban dengan jalan.
Caster negatif adalah bila kemiringan steering axis bagian atas kearah depan.
Caster negatif membuat kemudi ringan, tetapi kestabilan kendaraan saat berjalan

11
lurus menjadi berkurang dan kemudi kurang dapat dikendalikan sehingga jarang
digunakan pada kendaraan pada umumnya.
Caster 0 adalah bila steering axis sejajar dengan garis sumbu vertikal.Pada
caster 0 saat kendaraan jalan lurus,roda tidak cenderung mencari sikap
lurus,sehingga tidak ada kestabilan saat jalan lurus.
Sudut caster umumnya : 3 – 8 derajat . Perbedaan yang diijinkan antara roda
kiri dan kanan : 0,5 derajat ( 30 menit ). Fungsi penngaturan sudut caster ini adalah
mengontrol gerak kemudi dan membantu roda depan agar menjadi lebih terpusat
(center). Jadi, caser berpengaruh kepada ketepatan arah pengendalian mobil.

c. Steering Axis Inclination (Kingpin Inclination)

Gambar 9. Steering Axis Inclination


Steering axis adalah garis sumbu tempat roda berputar saat berbelok kekiri atau
kekanan dan bisa digambarkan antara bagian atas dari shock absorber upper support
bearing sampai lower suspension arm ball joint. Steering axis inclination adalah
kemniringan steering axis bagian atas ke arah dalam bila dipandang dari depan
kendaraan. Jarak antara titik potong steering axis dengan jalan dan titik potong garis
tengah ban dengan jalan disebut offset. Offset yang lebih kecil akan membuat
kemudi menjadi lebih ringan dan kejutan akibat pengereman dan percepatan
berkurang. Steering axis inclination juga menghasilkan daya balik kemudi dengan
cara memanfaatkan berat kendaraan.

d. Wheel Angle (Perbedaan sudut belok)


Wheel angle (Perbedaan sudut belok) adalah jarak antara roda kanan dan roda
kiri terhadap titik pusat yang sama kedua roda pada saat membelok. Bila roda depan

12
kanan dan kiri harus mempunyai sudut belok yang sama besar, perbedaan sudut
beloknya harus sama (r1 = r2). Akan tetapi masing-masing roda akan berputar
mengelilingi titik pusat yang berbeda (O1 dan O2). Akibatnya kendaraan tidak dapat
membelok dengan lembut karena terjadinya side-slip pada roda-roda.

e. Toe Angle (Toe-In dan Toe-Out)


Toe Angle adalah perbedaan antara jarak bagian depan dan jarak bagian
belakang roda kanan dan kiri bila kendaraan dilihat dari atas. Bila bagian depan roda
lebih kecil ke arah dalam dari pada bagian belakang roda (dilihat dari atas), ini
disebut toe-in. sebaliknya susunan yang berlawanan disebut toe-out. Bila bagian
depan roda sama dengan bagian belakang roda, disebut toe-0. Toe-in : A < B , roda
bagian depan berada pada posisi saling mendekat. Toe-in : A > B, roda bagian depan
berada pada posisi saling menjauh, roda kiri dan kanan pada posisi paralel.

Gambar 10. Toe Angle


Bila roda-roda depan memiliki camber positif, maka bagian atas roda miring
mengarah keluar. Hal ini akan menyebabkan roda-roda berusaha menggelinding ke
arah luar pada saat mobil berjalan lurus, dan akan terjadi side-slip. Dan ini akan
mengakibatkan ban menjadi aus. Untuk itu toe-in digunakan pada roda-roda depan
untuk mencegah roda menggelinding keluar yang disebabkan oleh camber. Dengan
demikian toe-in berfungsi sebagai koreksi camber dan sebagai koreksi gaya
penggerak. Mobil dengan penggerak roda belakang, penyetelan toe-in umumnya : 0
+ 5 mm Mobil dengan penggerak roda depan, penyetelan toe out umumnya : 0 + 2
mm Untuk penggerak roda depan (FWD), Toe berfungsi meningkatkan daya
pengereman dan juga mengoreksi posisi camber. Sedang untuk mobil gerak roda

13
belakang (RWD), berfungsi menyelaraskan roda belakang dan depan. Kesimpulan :
Toe Berpengaruh kepada (dan trade off) Keausan roda, Stabilitas jalan lurus dan
ketajaman handling di belokan (tergantung pula pada FWD / RWD, dan tipe suspensi
indipendent atau tidak).

4. Manfaat Spooring
Berikut ini adalah manfaat yang Anda dapatkan jika mobil dilakukan spooring
dengan benar :
a) Kestabilan lurus lebih baik

Kestabilan lurus mempunyai arti bahwa mobil akan selalu berjalan lurus
ke depan saat melewati permukaan jalan yang rata. Dengan kondisi ini,
pengemudi dapat memegang roda kemudi dengan nyaman, dan tidak capek,
karena tidak perlu menahannya agar roda menggelinding lurus ke depan.
b) Keausan ban lebih merata
Saat dilakukan spooring, posisi ban akan disetel sesuai dengan sudut
standar masing-masing kendaraan. Dalam posisi ini, kontak antara tapak ban dan
permukaaan aspal lebih merata. Efek yang didapat untuk jangka panjang adalah
keausan ban lebih merata.
c) Mobil mudah dikendalikan
Saat geometri roda disetel dengan benar, masing masing roda akan
menapak ke permukaan jalan dengan baik. Hal ini juga akan meminimalkan efek
kendaraan narik ke satu arah. Hasilnya, mobil menjadi mudah untuk dikendalikan.
d) Redaman jalan lebih bagus
Ban merupakan komponen dari mobil yang selalu bersinggungan dengan
permukaan jalan. Ban akan menyerap kejutan yang disebabkan oleh permukaan
jalan yang tidak rata. Dengan geometri roda yang tepat, getaran tersebut akan
diredam oleh ban dan suspensi. Keuntungannya adalah goncangan ke body
kendaraan menjadi berkurang.
e) Gaya balik kemudi lebih baik
Gaya balik kemudi adalah gaya yang timbul setelah roda kemudi
dibelokkan. Gaya ini akan mendorong roda kembali lurus ke depan (dari posisi
belok). Dengan adanya gaya ini, pengemudi menjadi lebih mudah dan ringan

14
dalam mengembalikan ster ke posisi semula. Ini hanya didapatkan jika geometri
roda disetel dengan benar.
f) Pengemudian menjadi lebih ringan
Saat mobil berjalan, ban akan selalu bergesekan dengan permukaan jalan.
Pengaturan ban terhadap permukaan jalan dengan posisi tertentu dapat
mengurangi kontak ban dengan permukaan jalan. Efek yang didapat adalah,
gesekan dapat dikurangi dan pengemudian menjadi lebih ringan.
g) Mencegah ster narik ke satu arah
Posisi geometri roda yang baik dapat meningkatkan stabilitas dalam
berkendara. Saat melewati jalan lurus, kendaraan akan stabil untuk berjalan lurus
kedepan. Saat akan berbelok, roda kemudi harus mudah dibelokkan. Jika
kondisinya tidak demikian, kendaraan akan cenderung menarik ke salah satu arah.
Ini menyebabkan pengemudi harus menahan roda kemudi untuk membuat
kendaraan lurus kedepan.
h) Jumlah radius putar roda kemudi yang sama saat belok penuh
Kemudi sebaiknya mempunyai radius putar roda kemudi yang sama saat
belok penuh. Artinya, dari posisi lurus, sudut putar roda kemudi ke kanan dan ke
kiri mempunyai nilai yang sama, sehingga kendaraan mempunyai radius putar
yang sama. hal ini memudahkan pengemudi saat akan berbalik arah dengan sekali
belokan penuh. Secara umum, mobil mempunyai radius putar sebesar 2 - 2,5
putaran roda kemudi.

15
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Spooring adalah proses untuk menyeimbangkan atau menyelaraskan roda-roda
mobil yang berlawanan. Misalnya roda depan kanan dan roda depan kiri, juga untuk roda
belakang kanan dan kiri. Geometri roda (wheel alignment) adalah sudut-sudut kemiringan
roda yang dibentuk oleh garis sumbu vertikal jika kendaraan dipandang dari depan,
samping atau atas. Fungsi geometri roda adalah untuk memudahkan pengemudian
kendaraan, menstabilkan pengemudian, menghasilkan daya balik kemudi yang baik,
mengurangi keausan ban.
Proses spooring meliputi chamber, caster, toe angle (toe-in atau toe-out), dan
turning radius. Fungsi spooring adalah untuk menjaga kestabilan kendaraan diantaranya:
kemudi menjadi ringan, menghasilkan gaya putar kembali setelah belok dan mencegah
kendaraan belok sendiri setelah kemudi dilepas, lalu mengurangi keausan pada
komponen-komponen ball-joint dan roda.

2. Saran
Saran Menurut saya yaitu, penyetelan spooring harus sesuai standar spesifikasi
mobil, karena penting untuk kenyamanan dan keamanan pengemudi selama berkendara.
Oleh karena itu, sebaiknya pengguna mobil melakukan penyetelan spooring rutin tiap
10.000 km atau setelah mengganti ban.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.otomotifinfo.com/spooring.html
https://www.viarohidinthea.com/2014/09/spooring-dan-balancing-roda-mobil.html
http://ciotoy.blogspot.com/2010/12/spooring.html
https://otosigna99.blogspot.com/2019/11/pengertian-serta-manfaat-spooring.html
http://fastnlow.net/apasih-fungsi-camber-caster-dan-toe-pada-mobil/
https://edoc.pub/perbaikan-fwa-amp-spooring-4-pdf-free.html
http://widoyo82.blogspot.com/2017/04/pengertian-camber-caster-dan-toe-toe-in.html

17

Anda mungkin juga menyukai