Anda di halaman 1dari 18

31

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Diagram Alir

MULAI

BAN MOBIL

BALANCING

PENAMBAHAN
MASSA

BAN R12 BAN R13 BAN R14 BAN R15

HASIL BALANCING

ANALISA DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

UNIVERSITAS PAMULANG
32

Gambar 3.1. Ilustrasi posisi roda (6)

Roda adalah salah komponen kendaraan yang menopang berat kendaraan.


Roda sendiri terdiri dari ban dan pelek. Ban berputar mengikuti perubahan arah
gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi. Selain itu ban juga berfungsi
meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi oleh fungsi dari
suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment. Sehingga ban dan pelek
menjadi komponen yang mempunyai fungsi vital dalam kendaraan. Kondisi roda
juga sangat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan dalam berkendara. Ban
dan pelek akan mengalami perubahan kualitas dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan medan dan cara penggunaan kendaraan. Saat roda berputar, terjadi gaya
sentrifugal pada tiap bagian roda. Jika pada roda yang berputar masanya tidak
merata, misalnya terdapat bagian spot atau titik yang berat, bagian tersebut akan
akan tertarik dengan arah gaya luar dari radius roda. Gaya ini semakin kuat ketika
roda berputar semakin cepat. Akibatnya roda menjadi tidak seimbang (unbalance).
Roda juga mendapatkan distribusi gaya sentrifugal yang tidak merata. Gaya
sentrifugal yang lebih besar pada salah satu titik roda, akan menarik dengan gaya
yang kuat saat ban berputar.  Hal ini bisa mengakibatkan roda mobil bergerak ke
atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak). Jika getaran
tidak mampu diredam oleh sistim suspensi mobil, pengendara akan merasakan
goncangan atau getaran akibat roda yang tidak balance. Sebagian pendapat
menyatakan  bahwa balancing roda-roda mobil tidak sebegitu dipentingkan.
Mempertimbangkan trend dan issu industry, bahwa  bodi mobil sekarang pada
umumnya dibuat lebih ringan dan terus dibuat semakin ringan dibandingkan
dengan  generasi mobil sebelumnya, maka efek getaran yang ditimbulkan bobot
komponen mobil sekitar suspensi  dan dibawah suspensi termasuk roda menjadi
semakin dominan. Roda kendaraan yang tidak balance sedikit saja akan
memberikan akibat yang semakin besar.Beberapa faktanya adalah, bobot mobil
generasi terdahulu yang berat membantu menghasilkan peredaman yang baik pada

UNIVERSITAS PAMULANG
33

sistem suspensi selama berkendara, sehingga   penumpang tidak terlalu merasakan


datangnya getaran yang berarti. Dalam kasus ini fungsi peredaman getaran
menjadi optimum sehingga mobil dinaikinya terkesan lebih lembut. 
Pertimbangan yang lain adalah teknologi ban. Penggunaan ban mobil saat ini
trend umumnya menggunakan ban profil rendah. Ban dengan profil yang lebih
rendah memiliki karakter lebih responsif ( memberikan umpan balik kondisi  jalan
dan respon pengemudian yang lebih baik kepada sopir ). Jika roda ada yang tidak
balance sedikit (missal : setengah ons)saja akan mengakibatkan getaran yang
cukup terasa pada sebagian besar kendaraan modern. Bobot ini jauh lebih kecil
daripada rata-rata sepuluh tahun yang lalu. Bagi mobil yang menggunakan pelek
berukuran besar dan profil  ban yang rendah, balancing roda-roda mau tidak mau
menjadi suatu keharusan.
Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran atau
untuk meminimalkan penggunaan ban, komponen suspensi dan stir. Saat roda
berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana sejumlah
gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi roda semakin
cepat Saat massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak ada titik berat),
gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan.
Jika ban memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance) dimana
gaya sentrifugal lebih besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang
kuat saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke
bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak).

3.2. Mesin Balance

Gambar 3.2. Mesin Balancing Roda (6)

UNIVERSITAS PAMULANG
34

1. Operational Panel 9. Clamping nut


2. Wheel safety cover 10. Fixing template
3. Housing 11. Brake Pedal
4. Wheel fixing cup 12. Body
5. Large cone 13. Scale Bar
6. Medium cone 14. Work table
7. Small cone 15. Cone hanger
8. Shaft 16. Power Switch

3.2.1. Alat dan bahan yang digunakan untuk proses Balancing :

 Kunci Roda.
 Mesin Balance Roda (Wheel Balancer). 
 Width Measuring Gauge.
 Amplas.
 Timbel/Beban/Bobot Balancer.
 4 Buah roda.
 Timah temple dan timah ketok.
 Tang potong.
 Sekrap.

3.2.2. Keselamatan Kerja :

 Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.


 Gunakan pakaian kerja / wear pack.
 Ikutilah instruksi dari instruktur atau prosedur kerja yang
tertera pada lembar kerja.
 Gunakan tekanan kompresor yang sesuai dengan tekanan
yang diijinkan.
 Bila perlu,mintalah buku manual ban yang menjadi
training object.

3.3. Langkah Balancing Roda

1. Sebelum dilakukan balance roda, terlebih dahulu mengendorkan mur roda


pada roda yang akan dibalance menggunakan kunci roda.
2. Setelah mur roda dikendorkan, kemudian mendongkrak kendaraan
menggunakan dongkrak, selanjutnya bagian yang didongkrak ditopang
menggunakan jack stand.
3. Selanjutnya, melepas mur roda dan melepas roda yang akan dibalance dari
kendaraan.

UNIVERSITAS PAMULANG
35

4. Setelah itu, memastikan tekanan ban dalam keadaan standar, berikutnya


membersihkan permukaan peleg roda dari bobot balancer sisa yang
menempel, serta segala kotoran pada permukaan velg.
5. Kemudian, memasang roda yang akan dibalance ke dudukan roda pada
Mesin Balance Roda (Wheel Balancer) dan dikunci dengan menggunakan
pengunci roda, serta memastikan roda sudah terpasang dengan kuat.

Gambar 3.3. Pemasangan roda ke Wheel Balancer(5)

6. Kemudian Nyalakan Wheel Balancer


7. Setelah itu atur angka angka yang ada pada papan wheel balancer.Angka
yang letaknya paling kiri,menunjukkan jarak wheel balancer dengan
roda.Angka yang letaknya di tengah,menunjukkan lebar pelek,Dan angka
yang letaknya paling kanan,menunjukkan diameter velg.

Gambar 3.4. Angka yang ada di Wheel Balancer(5)

8. Atur angka yang ada di sebelah kiri dengan menarik tuas wheel balancer
ke roda.Setelah itu Lepaskan tuasnya.Maka angka yang ada di sebelah kiri
wheel balancer,otomatis berubah sesuai pengukuran.Jika angkanya tidak
sesuai dengan pengukuran,maka ubah angkanya dengan menekan tombol
a+ atau a-.

UNIVERSITAS PAMULANG
36

Gambar 3.5. Pengukuran Wheel Balancer ke roda(5)

9. Setelah itu,atur angka yang letaknya di tengah.Angka yang letaknya di


tengah merupakan lebar roda.Di pelek terdapat kode kode yang
menunjukkan lebar dan diameter pelek.jika kodenya hilang atau tidak
terlihat,maka ukurlah lebar pelek menggunakan Width Measuring
Gauge.Setelah itu,atur angkanya dengan menekan tombol b+ atau b-.
10. Setelah itu,atur angka yang letaknya dikanan.Angka yang letaknya di
kanan merupakan diameter roda.Di pelek terdapat kode kode yang
menunjukkan lebar dan diameter pelek.jika kodenya hilang atau tidak
terlihat,maka ukurlah diameter pelek menggunakan Width Measuring
Gauge.Setelah itu,atur angkanya dengan menekan tombol c+ atau c-.

11. Setelah itu,tutup penutup ban, Lalu tekan tombol start.

Gambar 3.6. Saat menekan Start pada mesin Wheel Balancer(5)

12. Setelah itu,mesin bekerja.


13. Setelah mesin berhenti,buka penutup ban dan baca hasilnya.
14. Setelah itu,ambil bobot balancer dan pasang pada roda sesuai dengan
angka yang ditunjukkan pada mesin.Sebelum memasangnya pada
roda,putar roda terlebih dahulu sampai tanda di sebelah angka tsb

UNIVERSITAS PAMULANG
37

penuh/satu garis lurus.Setelah itu,pasang bobot balancer.Angka sebelah


kiri menunjukkan bobot balance yang akan dipasang pada sebelah kiri
roda sebesar …gram.Begitu juga sebaliknya.

Gambar 3.7. Pemasangan bobot Balancer pada roda(5)

15. Setelah terpasang,tutup penutup ban lalu tekan tombol start lagi.
16. Lihat hasil pemeriksaan,jika hasilnya”Gud” sebelah dan yang sebelahnya
menunjukkan angka tertentu maka balancing belum jadi.Putar roda lagi
sampai tanda disebelah angka full.setelah itu,pasang lagi bobot balancer.

Gambar 3.8. Pemasangan ulang bobot Balancer(5)

17. Setelah itu,tutup penutup ban dan tekan tombol start.maka mesin bekerja.
18. Setelah mesin berhenti,lihat hasil pemeriksaan.Jika
hasilnya”000......000”.Maka roda telah berhasil dibalance.

Gambar 3.9. Hasil Balancing roda pada Whell Balancer(5)

UNIVERSITAS PAMULANG
38

19. Kemudian, setelah proses balance selesai, maka roda dapat dilepas dari
Mesin Balance Roda (Wheel Balancer), dengan melepas pengunci roda
pada dudukan roda, sehingga roda yang sudah balance dapat dipasang ke
kendaraan.

Gambar 3.10. Proses melepas ban dari mesin balance(5)

20. Dalam pemasangan roda yang telah dibalance, roda dipasang disertai
dengan mur roda, yang selanjutnya dikencangkan menggunakan kunci
roda.
21. Setelah itu, mendongkrak kendaraan pada bagian roda yang dibalance,
kemudian melepas jack stand dari kendaraan.
22. Selanjutnya, dongkrak diturunkan, dan mur roda pada roda yang dibalance
dikeraskan menggunakan kunci roda.

3.4. Gaya Sentrifugal

Gaya sentrifugal (Fu) dapat didefinisikan berdasarkan massa unbalance


pada roda yang berputar, sebagai berikut :
Fu = mu · u · ω2 [Victor Wowk, 1991, hal: 131]

Gambar 3.11. gambaran gaya sentrifugal(8)

Dimana :
Fu = gaya sentrifugal

UNIVERSITAS PAMULANG
39

mu = massa unbalance
m = massa roda yang berputar
e = eksentrisitas ( jarak antara sumbu putar dengan center of gravity
(CG))
Ω = kecepatan putaran dalam rad/s
Ωt = sudut massa unbalance pada t detik
Gc = geometry center
CG = center of gravity ( pusat massa )

Selain itu gaya sentrifugal bila didasarkan pada eksentrisitas roda yang
berputar didefinisikan sebagai berikut :
Fu = m· e · ω2 = W/g· e· ω2 [Troy D.Feese, 2004]

Gambar 3.12. Gambar rekayasa mesin balancing(8)

Persamaan differensial gerak sistem ditulis sebagai berikut :


m . ÿ +r . ẏ +k . y=F . sinΩ ⋅t (1)
Dengan asumsi gaya unbalance dan respon getaran harmonik, maka
iΩt
Fᵤ=Ḟᵤ ⋅e (2)
Dimana Ḟᵤ=mᵤ ⋅u ⋅Ω ²
iΩt
y= ŷ ⋅e
iΩt
ẏ=i ⋅ Ω ⋅ ŷ ⋅ e (3)
ÿ=−Ω ² ⋅ ŷ ⋅ eiΩt
Subtitusi persamaan (2) dan (3) ke persamaan (1) dan didapat hasil
(−mΩ 2+ irΩ+k ) ⋅ ŷ eiΩt =Ḟ u eiΩt (4)
Kedua ruas kiri dan kanan dibagi dengan m, maka diperoleh :

(−Ω2+i Ω+
m
r
) m
k Ḟu
ŷ e iΩt = eiΩt
m
(5)
k 2 r 2
Dengan mengganti =ɷ0 dan =2⋅ D ⋅ɷ 0 Maka persamaan menjadi
m m
Ḟu
(−Ω2+ i2 D ω20 Ω+ɷ20) ⋅ ŷ e iΩt = m eiΩt (6)
2
Bagi kedua ruas dengan ɷ 0 Maka hasilnya adalah

{ ( )
1−
Ω
ɷ˳ ( )}
²+ i2 D
Ω
ɷ˳ ( ) mᵤ Ω
² ŷ e iΩt = u
m ɷ˳
² eiΩt

(7)

UNIVERSITAS PAMULANG
40

Ω
Bila ƞ merupakan rasio frekuensi angular terhadap frekuensi pribadi
ɷ˳
maka persamaan (7) menjadi :
iΩt mᵤ iΩt
{1−ƞ2+ i⋅ Dƞ ² } ⋅ ŷ ⋅ e = m ⋅u ⋅ ƞ² ⋅ e
Fungsi amplitudo kompleks adalah :
ŷ ƞ²
( iƞ ) = =
H mᵤ 1−ƞ +i⋅ 2 Dƞ ²
2
(8)
m
Persamaan dikalikan dengan kompleks konjugate dari penyebutnya,
dihasilkan harga real :
ƞ²
Re { H ( iƞ ) } =
( 1−ƞ +4 ⋅ D ² ⋅ ƞ² )
2

(9)
Dan harga imaginer :
−2 ⋅ D⋅ ƞ ²
ℑ { H ( iƞ ) }=
( 1−ƞ ² ) ²+ 4 ⋅ D ² ⋅ƞ ²
(10)
Harga absolut fungsi penguatan amplitudo adalah :
ƞ²
|H ( iƞ)|=√ ℜ { H (iƞ ) } ²+ ℑ { H ( iƞ ) } ² = (11)
√( 1−ƞ ² ) ²+ 4 ⋅ D ²⋅ ƞ ²
Beda fasa antara respon getar dengan gaya ekstasi ditulis sebagai berikut :
ℑ { H ( iƞ ) } −2⋅ D ⋅ƞ
φ=arc tan =arc tan (12)
ℜ { H ( iƞ ) } 1−ƞ ²

UNIVERSITAS PAMULANG
41

Gambar 3.13. Grafik 3.1. Penguatan amplitudo dan beda fasa(8)

3.5. Spesifikasi Roda Untuk Analisa Dan Penambahan Massa

1. Roda R12. Dimana spesifikasi roda dan velg nya antara lain:
-Velg 12x34/Hole 4x100
-Bobot total 10,75 Kg
-Ban 155/80 R12 77S
-Frekuensi pribadi 496 rpm (8,27 Hz)

2. Roda R13. Dimana spesifikasi roda dan velg nya antara lain:
-Velg 13x5/Hole 4x100
-Bobot total 11,75 Kg
-Ban 175/60 R13 77H
-Frekuensi pribadi 480 rpm (8 Hz)

3. Roda R14. Dimana spesifikasi roda dan velg nya antara lain:
-Velg 14x5,5/Hole 5x139,7
-Bobot total 11,75 Kg
-Ban 185 R14 LT
-Frekuensi pribadi 461 rpm (8 Hz)

4. Roda R15. Dimana spesifikasi roda dan velg nya antara lain:
-Velg 15x8, 5/Hole 5x139,7
-Bobot total 16,05 kg
-Ban 205/65 R15 8H
-Frekuensi Pribadi 461 Rpm (7,68 Hz)

3.5.1. Pengecekan sisa ketidakseimbangan R12

UNIVERSITAS PAMULANG
42

Tabel 3.1. Data penambahan massa roda R12(7)

Dari hasil percobaan tersebut di atas, menunjukkan bahwa prosentase


balance performance maksimal untuk roda R12 adalah 86,7% pada
putaran 450 rpm, dengan perhitungan sebagai berikut :
BP = (A0-A1)/A0 x 100% = (166-200)/166 x 100% = 86,7%.

Data roda R12 adalah :


 Balance Quality Grade : G40
 Massa roda : 10,75 Kg
 Kecepatan Putaran : 450 rpm = 2πn/60 = 47,1 rad/s
 Percepatan Akibat 450 rpm : 0,0003 m/s2

Besar sisa ketidakseimbangan maksimum dalam gram yang diijinkan


berdasarkan balance quality requirement ISO 1904/1 adalah :
Uper = 9549xGxW/n = 9549x40x10,75/450
= 9124,6 gram-mm.

Besar unbalance akibat pemasangan massa penyeimbang seberat 65 gram:


U = M⋅a/ω2 = 11750 gram x 0,3 mm/s2/(47,1)2
= 1,5890 gram-mm.

Karena U per > U, Maka kondisi unbalance tercapai.

UNIVERSITAS PAMULANG
43

Gambar 3.14. Grafik Getaran roda R12 sebelum dan sesudah di beri massa(4)

3.5.2. Pengecekan sisa ketidakseimbangan R13

Tabel 3.2. Data penambahan massa roda R13(6)

Dari hasil percobaan tersebut diatas, menunjukkan bahwa prosentase


balance performance maksimal untuk roda R13 adalah 85,3% pada
putaran 450 rpm,

UNIVERSITAS PAMULANG
44

dengan perhitungan sebagai berikut :


BP = (A0-A1)/A0 x 100% = (60 – 5)/60 x100% = 85,3%

Data roda R13 adalah :


 Balance Quality Grade = G40
 Massa roda = 11,75 Kg
 Kecepatan putaran = 450 rpm = 2πn/60 = 47,1 rad/s
 Percepatan akibat 450 rpm = 0,0001 m/s2

Besar sisa ketidakseimbangan maksimum dalam gram yang diijinkan


berdasarkan balance quality requirement ISO 1904/1 adalah :
Uper = 9549xGxW/n = 9549x40x11,75/450
= 9973,4 gram-mm

Besar unbalance akibat pemasangan massa penyeimbang seberat 25 gram:


U = M⋅a/ω2 – 11750 gram x 0,1 mm/s2/(47,1)2
= 0,5297 gram-mm

Karena U per > U, Maka kondisi unbalance tercapai.

UNIVERSITAS PAMULANG
45

Gambar 3.15. Grafik Getaran roda R13 sebelum dan sesudah di beri massa(4)

3.5.3. Pengecekan sisa ketidakseimbangan R14

Tabel 3.3. Data penambahan massa roda R14(6)

Dari hasil percobaan tersebut diatas, menunjukkan bahwa prosentase


balance
performance maksimal untuk roda R14 adalah 66,7% pada putaran 385
rpm,
dengan perhitungan sebagai berikut :
BP = (A0-A1)/A0 x 100% = (153 – 51)/153 x100% = 66,7%.
Data roda R14 adalah :
• Balance Quality Grade : G40
• Massa roda : 17,7 kg
• Kecepatan Putaran : 385 rpm = 2πn/60 = 40,29 rad/s
• Percepatan akibat 450 rpm : 0,0007 m/s2 = 0,7 mm/s2

Besar sisa ketidakseimbangan maksimum dalam gram yang diijinkan


berdasarkan balance quality requirement ISO 1940/1 adalah :
Uper = 9549xGxW/n = 9549x40x17,7/385

UNIVERSITAS PAMULANG
46

= 17570 gram-mm

Besar unbalance akibat pemasangan massa penyeimbang seberat 55 gram :


U = M·a / ω2 = 17700 gram x 0,7 mm/s2 / ( 40,29)2
= 7,63 gram – mm

Karena U per > U maka kondisi unbalance tercapai.

Gambar 3.16. Grafik Getaran roda R14 sebelum dan sesudah di beri massa(4)

3.5.4. Pengecekan sisa ketidakseimbangan R15

Tabel 3.4. Data penambahan massa roda R15(6)

UNIVERSITAS PAMULANG
47

Dari hasil percobaan tersebut diatas, menunjukkan bahwa prosentase


balance performance maksimal untuk roda R15 adalah 80,4% pada
putaran 450 rpm, dengan perhitungan sebagai berikut :
BP = (A0-A1)/A0 x 100% = (97 – 19)/97 x100% = 80,4%

Data roda R15 adalah :


• Balance Quality Grade : G40
• Massa roda : 16,05 kg
• Kecepatan Putaran : 450 rpm = 2πn/60 = 47,1 rad/s
• percepatan akibat 450 rpm : 0,0003 m/s2 = 0,3 mm/s2

Besar sisa ketidakseimbangan maksimum dalam gram yang diijinkan


berdasarkan balance quality requirement ISO 1940/1 adalah :
Uper = 9549xGxW/n = 9549x40x16,05/450
= 13623 gram-mm

Besar unbalance akibat pemasangan massa penyeimbang seberat 20 gram :


U = M·a / ω2 = 16050 gram x 0,3 mm/s2 / ( 47,1)2
= 2,17 gram – mm

Karena U per > U maka kondisi unbalance tercapai.

UNIVERSITAS PAMULANG
48

Gambar 3.17. Grafik Getaran roda R15 sebelum dan sesudah di beri massa(4)

UNIVERSITAS PAMULANG

Anda mungkin juga menyukai