Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Amos Indah Indonesia Jakarta

PT Amos Indah Indonesia Jakarta merupakan perusahaan yang bergerak

di bidang garmen atau bidang produksi dan pengelolaan pakaian jadi yang

beralamat di JL. Jawa V, RT.2/RW1, Sukapura, Kec. Cilincing, Kota Jakarta

Utara, DKI Jakarta 14140.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Amos Indah Indonesia Jakarta

Berikut adalah visi-misi perusahaan PT. Amos Indah Indonesia Jakarta :

1. Visi

Menjadi perusahaan distributor mesin inkjet yang unggul, terkemuka

dan terdepan dalam produksi dan pelayanan yang berkualitas.

2. Misi

Memberikan hasil produksi yang berkualitas dan inovatis serta

memberikan layanan yang terbaik kepada konsumen.

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Amos Indah Indonesia Jakarta

Manajemen merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh

Perusahaan. Dengan adanya pembagian kerja maka pekerjaan menjadi dapat dikontrol

dengan baik. Berikut ini struktur organisasi yang ada di PT. Amos Indah Indonesia

Jakarta adalah sebagai berikut :


Manager

HRD

Supervisor Asisten Supervisor Admin

Sumber : PT. Amos Indah Indonesia Jakarta

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Amos Indah Indonesia Jakarta

4.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan

Berdasarkan susunan struktur organisasi di atas, maka tugas dan

tanggung jawab jabatan PT. Amos Indah Indonesia Jakarta dijabarkan sebagai

berikut :

1. Manager

Manajer adalah orang yang menyesuaikan dan mengintegrasikan macam-

macam variabel dan karakteristik dari pegawainya dalam mencapai tujuan

organisasi yang sama serta bertanggung terhadap direktur atas apa yang di

kerjakan.

2. HRD

Memberikan pengembangan dan evaluasi karyawan agar dapat berkontribusi

secara maksimal serta melakukan penailaian kinerja pada karyawan.

3. Supervisor

Mengelola karyawan, Memotivasi karyawan, Melaksanakan tugas, proyek,

dan pekerjaan secara langsung, Menegakkan aturan yang telah di tentukan


oleh perusahaan, Mendisiplinkan bawahannya, Memecahkan masalah sehari

hari yang rutin

4. Supervisor

Memberikan info pada manajemen mengenai kondisi bawahan, atau menjadi

perantara antara pekerja dengan manajemen, Membuat rencana jangka

pendek untuk tugas yang telah ditetapkan oleh atasannya, Bertugas membuat

job description untuk staf bawahannya

5. Admin

Pengumpulan dan penyusunan dokumen diantaranya berupa dokumen umum

perusahaan atau dokumen pribadi pegawai lainnya serta melayani masalah

kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan oleh karyawan/ pegawai.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Analisis Deskriptif

1. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia,

pendidikan dan masa kerja. Adapun karakteristik responden dapat

disajikan dalam tabel di bawah ini :

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis_Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-Laki 31 36.5 36.5 36.5
Perempuan 54 63.5 63.5 100.0
Total 85 100.0 100.0
Sumber : Olah data SPSS 26

Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Jenis Kelamin

36.47058823529 Laki-Laki
41%
Perempuan

63.52941176470
59%

Sumber : Olah data primer 2021

Gambar 4.2
Diagram Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data di atas, responden yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 31 orang atau 36,5%, sedangkan yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak 54 orang atau 63,5%.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 20-30 Tahun 35 41.2 41.2 41.2
31-40 Tahun 35 41.2 41.2 82.4
41-50 Tahun 14 16.5 16.5 98.8
51-60 Tahun 1 1.2 1.2 100.0
Total 85 100.0 100.0
Sumber : Olah data SPSS 26

Gambaran karakteristik responden berdasarkan usia dapat

dilihat pada diagram di bawah ini :

Usia

16.47
05882
35294
1.17647058823
1% 529% 20 - 30 Tahun
41.1764705882 31 - 40 Tahun
353% 41 - 50 Tahun
51 - 60 Tahun
41.1764705882
353%

Sumber : Olah data primer 2021

Gambar 4.3
Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Data di atas, responden yang berusia antara 20-30 tahun

sebanyak sebanyak 35 orang atau 41,2%, yang berusia antara 31-40

tahun sebanyak 35 orang atau 41,2% yang berusia antara 41-50

tahun sebanyak 14 orang atau 16,5% dan yang berusia antara 51-60

tahun sebanyak 1 orang atau 1,2%.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.13
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SMA/SMK 20 23.5 23.5 23.5
D3 28 32.9 32.9 56.5
S1 37 43.5 43.5 100.0
Total 85 100.0 100.0
Sumber : Olah data SPSS 26

Gambaran karakteristik responden berdasarkan pendidikan

dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Pendidikan

23,5%
SMA/SMK
43.52941176470 D3
59%
S1
S2
32,9%

Sumber : Olah data primer 2021

Gambar 4.4
Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan data di atas, responden yang berpendidikan

SMA/SMK sebanyak 20 orang atau 23,5%, berpendidikan D3

sebanyak 28 orang atau 32,9% dan berpendidikan Sarjana (S1)

sebanyak 37 orang atau 43,5% .

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa_Kerja
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid <1 Tahun 13 15.3 15.3 15.3
2-5 Tahun 37 43.5 43.5 58.8
6-10 Tahun 29 34.1 34.1 92.9
>10 Tahun 6 7.1 7.1 100.0
Total 85 100.0 100.0
Sumber : Olah data SPSS 26

Gambaran karakteristik responden berdasarkan masa kerja

dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Masa Kerja

7,1 %
15,3% < 1 Tahun
2 - 5 Tahun
34,1% 6 - 10 Tahun
> 10 Tahun
43.5294117647
059%

Sumber : Olah data primer 2021

Gambar 4.5
Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Data di atas, responden masa kerja <1 tahun sebanyak 13

orang atau 15,3%, masa kerja antara 2-5 tahun sebanyak 37 orang

atau 43,5%, masa kerja antara 6-10 tahun sebanyak 29 orang atau

34,1% dan masa kerja >10 tahun sebanyak 6 orang atau 7,1%.

2. Analisis Deskriptif Penilaian Responden

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gaya

Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Kinerja Pegawai (Y). Dalam

menganalisis, penulis menggunakan analisa deskriptif dengan

memberikan gambaran mengenai hasil penelitian, bagaimana

karakteristik subyek penelitian sehubungan dengan variabel yang


diteliti. Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan

pembobotan terhadap skor masing-masing variabel dengan memberikan

skor total dengan jumlah item dari variabel yang dibobot, melalui

pertanyaaan yang diberikan peneliti dalam kuesioner. Pembobotan

dalam penelitian ini menggunakan metode pengukuran Likert, dimana

pernyataan mengandung 5 alternatif jawaban dengan menentukan

rentang skala dari setiap variabel dapat ditetapkan interval untuk

memberikan interpretasi berdasarkan Setuju dan tidak Setuju. yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.5
Tabel Skala Likert
Rentang Skala Keterangan / Kriteria
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Setuju (STS)
1,80 – 2,59 Tidak Setuju (TS)
2,60 – 3,39 Ragu-Ragu (RR)
3,40 – 4,19 Setuju (S)
4,19 – 5,00 Sangat Setuju (SS)
Sumber: Sugiyono (2017:95)

Berdasar pada kriteria di atas, maka dapat dilakukan penilain

atau jawaban responden menurut item pernyataan sebagai berikut :

a. Penilaian Responden Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

Kriteria obyek yang diteliti berdasarkan pada tanggapan responden

pada butir pertanyaan variabel Gaya Kepemimpinan (X1) sebagai

berikut:

Tabel 4.6
Jawaban Responden Berdasar Pada Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Respo Mean
Pilihan Jawaban Total Ket
nden Skor
No Pernyataan
SS S RR TS STS

5 4 3 2 1
Respo Mean
Pilihan Jawaban Total Ket
nden Skor
No Pernyataan
SS S RR TS STS

Kepemimpinan Otoriter

Saya merasa bahwa 0 36 42 7 0


pimpinan selalu
1. mengidentifikasi tujuan 284 85 3.34 RR
pribadi dengan tujuan 0% 42% 49% 9% 0%
organisasi perusahaan

Saya menyadari bahwa


4 42 32 7 0
pimpinan selalu bergantung
2. pada kekuasaan formalnya 298 85 3.51 S
di dalam organisasi 5% 49% 37% 9% 0%
perusahaan

Saya merasa bahwa


pimpinan dalam mengambil 2 33 46 4 0
tindakan menggunakan
3. pendekatan yang menganut 288 85 3.39 RR
unsur paksaan dan hukuman
untuk tujuan membangun 3% 38% 54% 5% 0%
karakter bawahan

Kepemimpinan Delegatif

Saya merasa bahwa


pimpinan selalu 3 50 28 4 0
memberikan wewenang
4. kepada bawahan yang 307 85 3.61 S
mempunyai kemampuan
kerja untuk menggantikan 3% 58% 32% 7% 0%
posisinya sementara

Saya merasa bahwa 2 41 27 15 0


pimpinan selalu
5. memberikan tanggungjawab 285 85 3.35 RR
dalam hal pekerjaan kepada 3% 48% 31% 18% 0%
bawahan yang dipercaya

Saya merasa bahwa 1 45 29 10 0


pimpinan selalu
memberikan pengawasan
6. khusus kepada bawahan 292 85 3.44 S
dalam menjalankan kegiatan 3% 52% 34% 11% 0%
kerja

Kepemimpinan Partisipatif

7. Saya merasa bahwa 1 43 31 10 0 290 85 3.41 S


pemimpin bekerja dengan
Respo Mean
Pilihan Jawaban Total Ket
nden Skor

No Pernyataan SS S RR TS STS

melibatkan partisipasi
bawahan setiap ada kegiatan 3% 50% 36% 11% 0%
dalam perusahaan

Saya merasa bahwa


2 44 36 3 0
pemimpin selalu
8. mengkoordinasi kegiatan 300 85 3.53 S
kerja serta membuat jadwal
4% 51% 42% 3% 0%
tugas kerja kepada bawahan

Saya merasa bahwa


2 33 37 13 0
pimpinan selalu
memberikan kesempatan
9. 279 85 3.28 RR
kepada bawahan untuk
menyelesaikan pekerjaan 4% 38% 43% 15% 0%
dengan cara mereka sendiri

Saya merasa bahwa


1 51 25 8 0
pimpinan selalu
10. berkoordinasi dengan 300 85 3.53 S
bawahan ketika membuat 3% 59% 29% 9% 0%
suatu keputusan

Jumlah 18 418 333 81 0


2923 850 3,44 S
Persentase (%) 2% 49% 39% 10% 0%

Sumber : Olah Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, tanggapan responden atas

pernyataan pada variabel Gaya Kepemimpinan diperoleh rata-rata

skor 3,44 termasuk pada rentang skala 3,40 - 4,19 dengan kriteria

Setuju, artinya mayoritas responen memberikan jawaban Setuju.

Responden yang menjawab sangat setuju sebesar 2%, responden

yang menjawab setuju sebesar 49%, responden yang menjawab ragu-

ragu sebesar 39% dan responden menjawab tidak setuju sebesar

10%.

b. Penilaian Responden variabel Motivasi (X2)


Kriteria obyek yang diteliti berdasarkan pada tanggapan

responden pada butir pertanyaan variabel Motivasi (X2) sebagai

berikut :

Tabel 4.7
Jawaban Responden Berdasar Pada Variabel Motivasi (X2)
Pilihan Jawaban
Respo Mean
No. Pernyataan SS S RR TS STS Total Ket
nden Skor
5 4 3 2 1
Kebutuhan fisiologis
Saya merasa bahwa gaji
6 61 18 0 0
yang saya terima sudah
1 328 85 3.86 S
memenuhi kebutuhan hidup
8% 71% 21% 0% 0%
sehari-hari
Saya merasa bahwa gaji 8 56 21 0 0
2 yang saya terima sudah 327 85 3.85 S
sesuai harapan 11% 65% 24% 0% 0%
Kebutuhan rasa aman
Saya merasa bahwa
perusahaan telah 13 50 22 0 0
memberikan jaminan rasa
3 aman pada pegawai dalam 331 85 3.89 S
menjalankan aktivitas di
17% 58% 25% 0% 0%
lingkungan kerja
Saya merasa bahwa
perusahaan telah 8 49 28 0 0
4 memperhatikan keselamatan 320 85 3.76 S
pegawai sudah sesuai dengan 11% 57% 32% 0% 0%
prosedur yang ditetapkan
Kebutuhan social
Saya merasa bahwa jalinan
kerjasama antar pegawai 6 54 25 0 0
5 admin selama ini sudah 321 85 3.78 S
membuat saya nyaman
8% 63% 29% 0% 0%
dalam bekerja
Saya merasa bahwa
hubungan interaksi sosial 13 54 18 0 0
6 antar pegawai admin telah 355 85 3.94 S
membantu saya dalam
16% 63% 21% 0% 0%
bekerja
Kebutuhan penghargaan
Saya merasa bahwa gaji
11 46 28 0 0
yang saya terima sudah
7 323 85 3.80 S
sesuai dengan prestasi kerja
14% 54% 32% 0% 0%
yang selama ini saya tempuh
Pilihan Jawaban Respo Mean
No. Pernyataan Total Ket
SS S RR TS STS nden Skor
Saya merasa bahwa
1 56 28 0 0
perusahaan selalu
8 memberikan reward atas 313 85 3.68 S
prestasi kerja pegawai yang 3% 65% 32% 0% 0%
bagus
Kebutuhan aktualisasi diri
Saya menggunakan
keterampilan sesuai 3 56 26 0 0
9 kemampuan untuk 317 85 3.73 S
mendapatkan prstasi kerja 5% 65% 30% 0% 0%
yang memuaskan
Saya merasa bahwa
8 49 28 0 0
perusahaan telah
10 memberikan jabatan yang 320 85 3.76 S
tinggi sesuai dengan hasil 11% 57% 32% 0% 0%
kerja yang saya tempuh
Jumlah 77 531 242 0 0
3235 850 3,81 S
Persentase % 10% 62% 28% 0% 0%
Sumber : Olah Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, tanggapan responden atas

pernyataan pada variabel Motivasi diperoleh rata-rata skor 3,81

termasuk pada rentang skala 3,40 - 4,19 dengan kriteria setuju,

artinya mayoritas responen memberikan jawaban Setuju. Responden

yang menjawab sangat setuju sebesar 10%, yang menjawab setuju

sebesar 62% dan responden yang menjawab ragu-ragu sebesar 28%.

c. Penilaian Responden variabel Kinerja Pegawai (Y)

Kriteria obyek yang diteliti berdasarkan pada tanggapan

responden pada butir pertanyaan variabel Kinerja Pegawai (Y)

sebagai berikut :

Tabel 4.8
Jawaban Responden Berdasar Pada Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan Respon Mean
SS S RR TS STS Total Ket
den Skor
Kualitas Kerja
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan Respon Mean
SS S RR TS STS Total Ket
den Skor
Saya mengerjakan suatu
2 77 6 0 0
pekerjaan dengan penuh
1 336 85 3.95 S
ketelitian, perhitungan, dan
3% 90% 7% 0% 0%
cermat
Dengan pengetahuan yang
saya miliki, saya dapat 8 62 15 0 0
2 menguasai bidang tugas 333 85 3.92 S
yang saya kerjakan dengan 11% 72% 17% 0% 0%
hasil yang baik.
Kuantitas Kerja
Saya mampu
menyelesaikan hasil 20 55 10 0 0
3 350 85 4.12 S
pekerjaan sesuai dengan
harapan perusahaan 23% 64% 13% 0% 0%
Saya merasa senang jika 7 62 16 0 0
saya mampu
4 menyelesaikan pekerjaan 331 85 3.89 S
lain diluar pekerjaan utama 10% 72% 18% 0% 0%
yang di berikan
Pengetahuan Kerja
Saya mampu menjalankan 6 62 17 0 0
5 tahapan kerja sesuai aturan 329 85 3.87 S
perusahaan 25% 72% 3% 0% 0%
Saya mampu
melaksanakan pekerjaan 4 71 10 0 0
6 334 85 3.93 S
sesuai tahapan tanpa
diberikan arahan 6% 83% 11% 0% 0%
Pelaksanaan Tugas
Saya selalu menyelesaikan 2 60 23 0 0
7 pekerjaannya tepat waktu 319 85 3.75 S
3% 70% 27% 0% 0%
Saya selalu melaksanakan 0 67 18 0 0
8 pekerjaannya tanpa adanya 322 85 3.79 S
kesalahan 0% 78% 22% 0% 0%
Tanggung Jawab
Saya memiliki tanggung 3 67 15 0 0
9 jawab penuh atas 328 85 3.86 S
pekerjaan yang diberikan 5% 78% 17% 0% 0%
Saya dapat mengatasi 10 61 14 0 0
setiap permasalahan yang
10 336 85 3.95 S
di hadapi dalam bekerja 13% 71% 16% 0% 0%
secara individual
Jumlah 62 644 144
3318 850 3,90 S
Persentase (%) 7% 76% 17%
Sumber : Olah Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, tanggapan responden atas

pernyataan pada variabel Kinerja Pegawai diperoleh rata-rata skor

3,90 termasuk pada rentang skala 3,40 - 4,19 dengan kriteria setuju,
artinya mayoritas responen memberikan jawaban Setuju. Responden

yang menjawab sangat setuju sebesar 7%, menjawab setuju sebesar

76%, dan responden yang menjawab kurang setuju sebesar 17%.

4.2.2 Uji Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen data diperlukan untuk mengetahui bahwa variabel

yang diteliti memiliki fungsi sebagai alat pembuktian meliputi uji validitas dan uji

reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menguji pernyataan pada setiap

butir pertanyaan pada kuesioner valid atau tidak. Untuk mengolah uji

validitas, peneliti menggunakan sofware SPSS Versi 26 dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Jika nilai r hitung > r tabel, maka instrumen valid

2) Jika nilai r hitung < r tabel, maka instrumen tidak valid

Adapun hasil uji validitas variabel Gaya Kepemimpinan adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Berdasarkan Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Gaya Kepemimpinan (X1) r-hitung r-tabel Keputusan
X1.1 0,466 0,2133 valid
X1.2 0,638 0,2133 valid
X1.3 0,576 0,2133 valid
X1.4 0,582 0,2133 valid
X1.5 0,460 0,2133 valid
X1.6 0,533 0,2133 valid
X1.7 0,515 0,2133 valid
X1.8 0,496 0,2133 valid
X1.9 0,538 0,2133 valid
X1.10 0,514 0,2133 valid
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan data tabel di atas, variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

diperoleh nilai r hitung > r tabel (0,2133), dengan demikian maka semua item

kuesioner dinyatakan valid. Untuk itu kuesioner yang digunakan layak untuk

diolah sebagai data penelitian.

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Berdasarkan Variabel Motivasi (X2)
Motivasi (X2) r-hitung r-tabel Keputusan
X2.1 0,517 0,2133 valid
X2.2 0,717 0,2133 valid
X2.3 0,721 0,2133 valid
X2.4 0,735 0,2133 valid
X2.5 0,640 0,2133 valid
X2.6 0,531 0,2133 valid
X2.7 0,678 0,2133 valid
X2.8 0,672 0,2133 valid
X2.9 0,695 0,2133 valid
X2.10 0,704 0,2133 valid
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan data tabel di atas, variabel Motivasi (X1) diperoleh nilai

r hitung > r tabel (0,2133), dengan demikian maka semua item kuesioner

dinyatakan valid. Untuk itu kuesioner yang digunakan layak untuk diolah

sebagai data penelitian.

Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Berdasarkan Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Kinerja Pegawai (Y) r-hitung r-tabel Keputusan
Y.1 0,635 0,2133 valid
Y.2 0,421 0,2133 valid
Y.3 0,603 0,2133 valid
Y.4 0,766 0,2133 valid
Y.5 0,613 0,2133 valid
Y.6 0,598 0,2133 valid
Y.7 0,648 0,2133 valid
Y.8 0,673 0,2133 valid
Y.9 0,685 0,2133 valid
Y.10 0,570 0,2133 valid
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan data tabel di atas, variabel Kinerja Pegawai (Y)

diperoleh nilai r hitung > r tabel (0,2133), dengan demikian maka semua item

kuesioner dinyatakan valid. Untuk itu kuesioner yang digunakan layak untuk

diolah sebagai data penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk menguji suatu kuesioner

reliabel atau handal atau tidak. Menurut Ghozali (2017:47) “Uji Reliabilitas

adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu”. Adapun kriteria atau ketentuan dalam memutuskan

pernyataan tersebut reliabel atau tidak, berikut ini untuk ketentuannya:

1) Jika nilai Cronbatch Alpha > 0,60, maka instrumen reliabel.

2) Jika nilai Cronbatch Alpha < 0,60, maka instrumen tidak reliabel.

Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS) for

window Versi 26, yang hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independen dan Dependen
Cronbatch Standar
Variabel Keputusan
Alpha Cronbatch Alpha
Gaya Kepemimpinan (X1) 0,714 0.60 Reliabel
Motivasi (X2) 0.856 0.60 Reliabel
Kinerja Pegawai (Y) 0.819 0.60 Reliabel
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, menunjukkan bahwa

variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Kinerja Pegawai (Y)

dinyatakan reliabel, hal itu dibuktikan dengan masing-masing variabel memiliki

nilai Chronbath Alpha lebih besar dari 0,60.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan data, atau

keberartian hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

sehingga hasil analisis dapat diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien, dan

terhindar dari kelemahan-kelemahan yang terjadi karena masih adanya gejala-

gejala asumsi klasik atau layak atau tidak data yang dipakai dilanjutkan sebagai

data penelitian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi

26.

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang dilakukan adalah terdiri dari

uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau

berdistribusi tidak normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data

normal atau mendekati normal. Untuk memastikan asumsi bahwa persamaan

tersebut berdistribusi normal dilakukan melalui pendekatan alat ukur

perhitungan residual variabel dependen.


Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-

Smirnov Test dengan syarat significancy α > 0,05. Adapun hasil uji normalitas

dengan Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:

Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 85
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.13214539
Most Extreme Differences Absolute .067
Positive .047
Negative -.067
Test Statistic .067
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai

signifikansi 0,200 > 0,05). Dengan demikian maka asumsi distribusi

persamaan pada uji ini adalah normal.

Uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan grafik

probability plot dimana residual variabel dapat dideteksi dengan melihat


penyebaran titik-titik residual mengikuti arah garis diagonal, dan hal itu

sesuai dengan hasil diagram penyebaran yang diolah dengan SPSS Versi 26

seperti pada gambar dibawah ini:

Sumber : Olah data SPSS 26

Gambar 4.6
Grafik P-P Plot Uji Normalitas

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa grafik normal probability

plot menunjukkan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik yang

menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis

diagonal. Oleh karena ini dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji mutlikolinearitas dilakukan untuk meyakini bahwa antar variabel

bebas tidak memiliki multikolinearitas atau tidak memiliki hubungan korelasi

antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat

nilai Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Adapun sebagai

prasyarat adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai VIF > 10 dan nilai tolerance value > 1 maka terjadi gejala

multikoliniearitas

2) Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance value < 1 maka tidak terjadi gejala

multikoliniearitas.

Adapun hasil uji dengan menggunakan SPSS Versi 26 sebagai

berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinearitas dengan Collinearity Statistic
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std. Toler
Model B Error Beta t Sig. ance VIF
1 (Constant) 18.512 2.657 6.967 .000
Gaya_Kepemi .276 .074 .388 3.739 .000 .762 1.312
mpinan
Motivasi .186 .070 .273 2.635 .010 .762 1.312
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada tabel di atas

diperoleh nilai tolerance variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 0,762 dan

Motivasi sebesar 0,762, dimana kedua nilai tersebut kurang dari 1, dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) variabel Gaya Kepemimpinan kerja sebesar

1,312 serta Motivasi sebesar 1,312 dimana nilai tersebut kurang dari 10.

Dengan demikian model regresi ini tidak terjadi gejala multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dimaksudkan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual. Salah

satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan uji

Glejser dimana hasil uji ini dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain.

Adapun ketentuan terjadi dan tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas

adalah sebagai berikut:

1) Jika variabel independent (X) memiliki nilai signifikansi (Sig.) < 0,05,

maka terjadi gangguan heteroskedastisitas.


2) Jika variabel independent (X) memiliki nilai signifikansi (Sig.) > 0,05,

maka tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas.

Tabel 4.15
Hasil Pengujian Heteroskesdastisitas Dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.347 3.212 1.042 .300
LnGaya_Kepemimpinan -.785 1.025 -.098 -.766 .446
Motivasi .007 .028 .032 .248 .805
a. Dependent Variable: ABS_RES2
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, glejser test model

pada variabel Gaya Kepemimpinan (X1) diperoleh nilai probability

signifikansi (Sig.) sebesar 0,446 dan Motivasi (X2) diperoleh nilai probability

signifikansi (Sig.) sebesar 0,805 dimana keduanya nilai signifikansi (Sig.) >

0,05. Dengan demikian regression model pada data ini tidak ada gangguan

heteroskesdastisitas, sehingga model regresi ini layak dipakai sebagai data

penelitian.

Pengujian juga dapat dilakukan dengan melihat grafik scatter plot

antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan nilai residualnya (SRESID)

dengan ketentuan sebagai berikut:

2) Jika titik-titik membentuk pola tertentu seperti gelombang besar melebar

dan menyempit maka telah terjadi gangguan heteroskedastisitas.

3) ka titik-titik menyebar tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi

gangguan heteroskedastisitas.
Sumber : Olah data SPSS 26

Gambar 4.7
Grafik Scatter Plot Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil gambar di atas, titik-titik pada grafik scatterplot

tidak mempunyai pola penyebaran yang jelas atau tidak membentuk pola-pola

tertentu, dengan demikian tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas pada

model regresi sehingga model regresi ini layak dipakai.

4.2.4 Analisis Kuantitatif

Analisis verifikatif dimaksudkan untuk mengetahui besaran pengaruh dan

menganalisis signifikansi dari perngaruh tersebut. Pada analisis ini dilakukan

terhadap pengaruh dari 2 variabel bebas terhadap variabel terikat.

1. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Dalam penelitian ini adalah

Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y)
secara parsial. Berikut ini hasil pengolahan regresi dengan SPSS Versi 26

yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.311 2.310 9.658 .000
Gaya_Kepemimpinan .371 .067 .521 5.559 .000
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel di atas, maka dapat

diperoleh persamaan regresi Y = 22.311 + 0.371 X1. Dari persamaan di atas

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Nilai konstanta sebesar 22.311 diartikan bahwa jika variabel Gaya

Kepemimpinan (X1) tidak ada maka telah terdapat nilai Kinerja Pegawai

(Y) sebesar 22.311 point.

b) Nilai koefisien regresi Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar 0, 371 diartikan

apabila konstanta tetap dan tidak ada perubahan pada variabel Motivasi

(X2), maka setiap perubahan 1 unit pada variabel Gaya Kepemimpinan

(X1) akan mengakibatkan terjadinya kenaikan pada Kinerja Pegawai (Y)

sebesar 0, 371 point.

Tabel 4.17
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Variabel Motivasi (X2) Terhadap
Kinerja Pegawai (Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 23.127 2.530 9.141 .000
Motivasi .314 .066 .462 4.749 .000
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel di atas, maka dapat

diperoleh persamaan regresi Y = 23.127+ 0.314 X2. Dari persamaan di atas

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Nilai konstanta sebesar 23.127 diartikan bahwa jika variabel Motivasi

(X2) tidak ada, maka telah terdapat nilai Kinerja Pegawai (Y) sebesar

23.127 point.

b) Nilai koefisien regresi didiplin kerja (X2) sebesar 0.314 diartikan apabila

konstanta tetap dan tidak ada perubahan pada variabel Gaya

Kepemimpinan (X1), maka setiap perubahan 1 unit pada variabel

Motivasi (X2) akan mengakibatkan terjadinya kenaaikan pada Kinerja

Pegawai (Y) sebesar 0. 0.314 point.

2. Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Dalam penelitian ini adalah

Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y)

baik secara simultan. Berikut ini hasil pengolahan regresi dengan SPSS Versi

26 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.18
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan
Motivasi (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.512 2.657 6.967 .000
Gaya_Kepemimpinan .276 .074 .388 3.739 .000
Motivasi .186 .070 .273 2.635 .010
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan hasil analisis perhitungan regresi linier berganda pada

tabel di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi Y = 18.512 + 0.276X1

+ 0.186X2. Dari persamaan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Nilai konstanta sebesar 18.512 diartikan bahwa jika variabel Gaya

Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) tidak dipertimbangkan maka

Kinerja Pegawai (Y) hanya akan bernilai sebesar 18.512 point.

b) Nilai Gaya Kepemimpinan (X1) 0.276 diartikan apabila konstanta tetap

dan tidak ada perubahan pada variabel Motivasi (X2), maka setiap

perubahan 1 unit pada variabel Gaya Kepemimpinan (X1) akan

mengakibatkan terjadinya perubahan pada Kinerja Pegawai (Y) sebesar

0.276 point.

c) Nilai Motivasi (X2) 0.186 diartikan apabila konstanta tetap dan tidak ada

perubahan pada variabel Gaya Kepemimpinan (X1), maka setiap

perubahan 1 unit pada variabel Motivasi (X2) akan mengakibatkan

terjadinya penurunan pada Kinerja Pegawai (Y) sebesar 0.186 point.

4.2.5 Uji Koefisien Korelasi (r)

Uji koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kekuatan

hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk

menginterpretasikan hasil koefisien korelasi dapat berpedoman pada tabel sebagai

berikut :
Tabel 4.19
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi (r)
Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2017:184)

Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Korelasi Antara Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi
(X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .573a .328 .312 2.158
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Gaya_Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan pada hasil analisis koefisien korelasi (r) pada tabel di atas,

diperoleh nilai R Koefisien korelasi sebesar 0.573 dimana nilai tersebut berada

pada interval 0,400 - 0,599 artinya variabel Gaya Kepemimpinan kerja dan

Motivasi mempunyai tingkat hubungan yang Sedang terhadap Kinerja Pegawai.

4.2.6 Analisis Koefisien Determinasi (R Square)

Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

persentase kekuatan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara simultan, dalam penelitian ini adalah variabel Gaya

Kepemimpinan kerja (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y).

Berikut ini hasil perhitungan koefisien determinasi yang diolah dengan program

SPSS Versi 26, sebagai berikut:

Tabel 4.21
Hasil Uji Koefisien Determinasi Antara Gaya Kepemimpinan (X1) dan
Motivasi (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .573a .328 .312 2.158
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Gaya_Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai

R Square sebesar 0,328 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Gaya

Kepemimpinan dan Motivasi berpengaruh terhadap variabel Kinerja Pegawai

sebesar 32,8% sedangkan sisanya sebesar (100 - 32,8%) = 67,2% dipengaruhi

faktor lain yang tidak dilakukan dalam penelitian ini.

4.2.7 Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan

Motivasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) dilakukan dengan uji t (uji

secara parsial). Dalam penelitian ini digunakan kriteria signifikansi 5%

(0,05) dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel yaitu

sebagai berikut:

1) Jika nilai t hitung < t tabel : berarti H0 diterima dan H1 ditolak

2) Jika nilai t hitung > t tabel : berarti H0 ditolak dan H1 diterima

Adapun untuk menentukan besarnya nilai t tabel dicari dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

ttabel = tα.df (Taraf Alpha x Degree of Freedom)

α = tarif nyata 5%

df = (n-2), maka diperoleh (85-2) = 83, maka ttabel = 1,98896


Kriteria dikatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel atau ρ

value < Sig.0,05. Adapun hasil pengolahan data menggunakan program

SPSS Versi 26, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.22
Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.311 2.310 9.658 .000
Gaya_Kepemimpinan .371 .067 .521 5.559 .000
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh

nilai t hitung >t tabel atau (5.559 > 1,98896) Hal tersebut juga diperkuat

dengan nilai Sig. < 0,05 atau (0,000 < 0,05). Dengan demikian maka H0

ditolak dan H1 diterima, hal ini menunjukkan bahwa secara parsial

variabel Gaya Kepemimpinan terdapat pengaruh signifikan terhadap

Kinerja Pegawai pada PT. Amos Indah Indonesia Jakarta.

Tabel 4.23
Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Variabel Motivasi (X2)
Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 23.127 2.530 9.141 .000
Motivasi .314 .066 .462 4.749 .000
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh

nilai t hitung > t tabel atau (4.749> 1,98896) Hal tersebut juga diperkuat
dengan nilai Sig. < 0,05 atau (0,000 < 0,05). Dengan demikian maka H0

ditolak dan H2 diterima, hal ini menunjukkan bahwa secara parsial

variabel Motivasi terdapat pengaruh signifikan terhadap Kinerja

Pegawai pada PT. Amos Indah Indonesia Jakarta.

2. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Untuk pengujian pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan dan

Motivasi secara simultan terhadap Kinerja Pegawai dilakukan dengan

uji statistik F (uji simultan) dengan signifikansi 5%. Dalam penelitian

ini digunakan kriteria signifikansi 5% (0,05) yaitu membandingkan

antara nilai F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika nilai F hitung < F tabel: berarti H0 diterima dan H3 ditolak

2) Jika nilai F hitung > F tabel: berarti H0 ditolak dan H3 diterima

Untuk menentukan besarnya Ftabel dicari dengan ketentuan df =

(n-k-1), maka diperoleh (85-2-1) = 82, jadi Ftabel = 3,11. Kriteria

dikatakan signifikan jika nilai F hitung > F tabel atau ρ value < Sig.0,05.

Tabel 4.24
Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Antara Gaya Kepemimpinan (X1)
dan Motivasi (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 186.556 2 93.278 20.030 .000b
Residual 381.868 82 4.657
Total 568.424 84
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Gaya_Kepemimpinan
Sumber : Olah data SPSS 26

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh

nilai Fhitung > Ftabel atau (20.030 > 3,11), hal ini juga diperkuat dengan ρ
value < Sig. 0,05 atau (0,000 < 0,05). Dengan demikian maka H 0 ditolak

dan H3 diterima, hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel

Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terdapat pengaruh signifikan terhadap

Kinerja Pegawai pada PT. Amos Indah Indonesia Jakarta.

4.3 Pembahasan Penelitian

4.3.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel di atas, maka dapat

diperoleh persamaan regresi Y = 22.311 + 0.371 X1. Dari persamaan di atas maka

dapat disimpulkan Nilai konstanta sebesar 22.311 diartikan bahwa jika variabel

Gaya Kepemimpinan (X1) tidak ada maka telah terdapat nilai Kinerja Pegawai (Y)

sebesar 22.311 point. Nilai koefisien regresi Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar 0,

371 diartikan apabila konstanta tetap dan tidak ada perubahan pada variabel

Motivasi (X2), maka setiap perubahan 1 unit pada variabel Gaya Kepemimpinan

(X1) akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada Kinerja Pegawai (Y) sebesar

0, 371 point. Berdasarkan hasil penelitian uji t diperoleh nilai t hitung >t tabel atau

(5.559 > 1,98896) hal tersebut juga diperkuat dengan nilai Sig. < 0,05 atau (0,000

< 0,05). Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini menunjukkan

bahwa secara parsial variabel Gaya Kepemimpinan terdapat pengaruh signifikan

terhadap Kinerja Pegawai pada PT. Amos Indah Indonesia Jakarta.

4.3.2 Pengaruh Motivasi (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel di atas, maka dapat

diperoleh persamaan regresi Y = 23.127+ 0.314 X2. Dari persamaan di atas maka
dapat disimpulkan Nilai konstanta sebesar 23.127 diartikan bahwa jika variabel

Motivasi (X2) tidak ada, maka telah terdapat nilai Kinerja Pegawai (Y) sebesar

23.127 point. Nilai koefisien regresi didiplin kerja (X2) sebesar 0.314 diartikan

apabila konstanta tetap dan tidak ada perubahan pada variabel Gaya

Kepemimpinan (X1), maka setiap perubahan 1 unit pada variabel Motivasi (X2)

akan mengakibatkan terjadinya penurunan pada Kinerja Pegawai (Y) sebesar 0.

0.314 point. Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh nilai t

hitung >t tabel atau (4.749> 1,98896) hal tersebut juga diperkuat dengan nilai Sig. <

0,05 atau (0,000 < 0,05). Dengan demikian maka H 0 ditolak dan H2 diterima, hal

ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Motivasi terdapat pengaruh

signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada PT. Amos Indah Indonesia Jakarta.

4.3.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) Terhadap

Kinerja Pegawai (Y)

Berdasarkan hasil analisis perhitungan regresi linier berganda pada tabel

di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi Y = 18.512 + 0.276X1 + 0.186X2.

Dari persamaan di atas maka dapat disimpulkan Nilai konstanta sebesar 18.512

diartikan bahwa jika variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) tidak

dipertimbangkan maka Kinerja Pegawai (Y) hanya akan bernilai sebesar 18.512

point. Nilai Gaya Kepemimpinan (X1) 0.276 diartikan apabila konstanta tetap dan

tidak ada perubahan pada variabel Motivasi (X2), maka setiap perubahan 1 unit

pada variabel Gaya Kepemimpinan (X1) akan mengakibatkan terjadinya

perubahan pada Kinerja Pegawai (Y) sebesar 0.276 point. Nilai Motivasi (X2)
0.186 diartikan apabila konstanta tetap dan tidak ada perubahan pada variabel

Gaya Kepemimpinan (X1), maka setiap perubahan 1 unit pada variabel Motivasi

(X2) akan mengakibatkan terjadinya penurunan pada Kinerja Pegawai (Y) sebesar

0.186 point. Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh nilai

Fhitung > Ftabel atau (20.030 > 3,11), hal ini juga diperkuat dengan ρ value < Sig.

0,05 atau (0,000 < 0,05). Dengan demikian maka H 0 ditolak dan H3 diterima, hal

ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel Gaya Kepemimpinan dan

Motivasi terdapat pengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada PT. Amos

Indah Indonesia Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai