Anda di halaman 1dari 41

48

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Profil Kecamatan Baruga

Kecamatan Baruga merupakan salah 1 dari 10 kecamatan yang ada

diKota Kendari, dengan luas daerah 49,41 Km2 yang terbagi dalam 4

Kelurahan:

1. Kelurahan Baruga

2. Kelurahan Wundudopi

3. Kelurahan Watubangga

4. Kelurahan Lepo-lepo

Jumlah populasi Kecamatan Baruga berkisar 33,288 jiwa

4.1.2 Kondisi Geografis Kecamatan Baaruga

Wilayah Kecamatan Baruga berbatasan dengan:

a. Utara: Kecamata Puwatu dan Kecamatan Wua-wua

b. Selatan: Kecamatan Kambu dan Kabupaten Konawe Selatan

c. Timur: Kecamatan Kambu

d. Barat: Kabupaten Konawe Selatan

Kecamatan Baruga terbentuk atas peraturan daerah kota Kendari NO. 22

tahun 2006 yang ditetapkan pada tanggal 2 Desember 2006 dengan status

Kecamatan Daerah tingkat III Baruga dan luas wilayah daratannya

Kecamatan Baruga 49,41 Km2.

48
49

Tabel 4.1
Letak astronomis Kecamatan Baruga

No Kelurahan Lintang Selatan (LS) Bujur Timur (BT)


1 Baruga  4° 1’7’’-4° 5’01’’  122° 28’20’’-122° 32’57’’
2 Wundudopi  4° 0’39’’-4 0 ’47’’  122° 29’07’’-122° 30’36
3 Watubangga  3° 59’47’’-4° 2’15’’  122° 26’37’’-122° 29’58’’
4 Lepo-lepo  4° 0’35’’-4° 2’08’’  122° 29’49’’-122° 31’15’’
Kecamatan Baruga  3° 59’47’’-4° 5’01’'  122° 26’37’’-122° 32’57’’
Sumber; Kecamatan Baruga dalam angka 2021

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini melibatkan 100

responden yang merupakan pengguna transaksi non tunai. Karakteristik

responden dalam peneltian ini meliputi: jenis kelamin, usia, pendidikan,

pekerjaan, pendapatan dan jenis transaksi non tunai yang digunakan

responden.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan biologis antara laki-laki dan

perempuan. Perbedaan biologis tersebut dapat dilihat dari alat kelamin

serta perbedaan genetik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan atas kuesioner yang

telah disebarkan kepada masyarakat Kecamatan Baruga, maka diperoleh

data untuk karakteristik Jenis Kelamin responden sebagai berikut:

Tabel 4.2
50

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Jumlah (Responden) Persentase (%)
Laki-laki 50 50,0
Perempuan 50 50,0
Jumlah Total 100 100
Sumber; data primer yang diolah 2022
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, maka dapat dideskripsikan bahwa

jumlah responden pria sebanyak 50 orang atau 50 % dari jumlah

responden dan responden wanita berjumlah 50 orang atau 50 % dari total

responden yaitu 100 orang,

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia responden merupakan informasi tentang tanggal, bulan, dan

tahun dari waktu kelahiran responden menurut sistem kalender Masehi.

Informasi ini digunakan untuk mengetahui usia dari responden. Usia

tersebut dibuatkan kebawah, dalam arti usia tersebut merujuk saat ulang

tahun terakhir dari responden.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan atas kuesioner yang telah

disebarkan kepada Masyarakat Kecamatan Baruga, maka diperoleh data untuk

karakteristik Usia responden sebagai berikut:

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase (%)


17-25 tahun 65 65,0
26-35 tahun 14 14,0
36-45 tahun 8 8,0
>45 tahun 13 13,0
Jumlah Total 100 100
Sumber; data primer yang diolah 2022

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa perbandingan usia responden


51

dibagi menjadi 4 kategori. Untuk kategori pertama yakni responden yang

berusia 17-25 tahun diperoleh sebanyak 65 responden atau sebesar 65,0%.

Kategori kedua yakni responden yang berusia 26-35 tahun diperoleh

sebanyak 14 responden atau sebesar 14,0%. Sedangkan untuk kategori

ketiga, responden berusia 36-45 tahun diperoleh sebanyak 8 responden

atau sebesar 8,0%. Untuk kategori keempat yakni responden dengan usia

> 45 tahun diperoleh sebanyak 13 responden atau sebesar 13,0%.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan adalah suatu tingkat kemampuan dalam penguasaan

ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang mengenai kemampuannya

dalam memahami sesuatu hal dengan baik (Iswantoro & Anastasia, 2013)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan atas kuesioner yang

telah disebarkan kepada masyarakat Kecamatan Baruga, maka diperoleh

data untuk karakteristik Pendidikan responden sebagai berikut:

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)


SD 1 1,0%
SMP/Sederajat 1 1,0%
SMA/Sederajat 47 47,0%
Diploma 3 3,0%
S1/S2 48 48%
Jumlah Total 100 100
Sumber; data primer yang diolah 2022

Dari tabel diatas, dapat dilihat perbandingan tingkat pendidikan

responden. Pada tingkat pendidikan SD (Sekolah Dasar) sebanyak 1


52

responden atau sebesar 1,0%, Sedangkan pada tingkat pendidikan

SMP/Sederajat sebanyak 1 responden atau sebesar 1,0%. Selanjutnya pada

tingkat pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 47 responden atau sebesar

47,0%, pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 3 responden atau

sebesar 3.0%. Dan untuk tingkat pendidikan S1/S2 sebanyak 48 responden

atau sebesar 48,0%.

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan dengan

segenap usaha dengan tujuan untuk memperoleh upah dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidup.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

atas kuesioner yang telah disebarkan kepada Masyarakat Kecamatan

Baruga, maka diperoleh data untuk karakteristik Pekerjaan responden

sebagai berikut:

Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)


Pelajar/Mahasiswa 20 20,0%
Pegawai Negeri 27 27,0%
Pegawai BUMN 32 32,0%
Wiraswasta 13 13,0%
Lainnya 8 8,0%
Jumlah Total 100 100
Sumber; data primer yang diolah 2022

Dari tabel diatas, dapat dilihat perbandingan jenis pekerjaan

responden. Sebesar 20,0% atau 20 responden merupakan


53

pelajar/mahasiswa. Responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai

negeri sebesar 27,0% atau sebanyak 27 responden. Untuk pekerjaan

pegawai BUMN sebesar 32,0% atau sebanyak 32 responden. Sedangkan

responden yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta/pengusaha sebesar

13,0% atau sebanyak 13 responden. dan untuk pekerjaan lainnya sebesar

8,0% atau sebesar 8 responden.

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan adalah upah atau penghasilan yang diterima seseorang

atas usaha yang di lakukan dalam bekerja. Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan atas kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat

Kecamatan Baruga, maka diperoleh data untuk karakteristik Pendapatan

responden sebagai berikut:

Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Jumlah Persen


Responde tase
n (%)
<Rp.1.000.000,00 45 45,0
Rp.1.000.000,00 – Rp.2.500.000,00 16 16,0
Rp.2.500.000,00 – Rp.5.000.000,00 22 22,0
>Rp.5.000.000,00 17 17,0
Jumlah Total 100 100
Sumber; data primer yang diolah 2022

Dari tabel diatas, dapat dilihat perbandingan pendapatan yang

diperoleh responden yang dibagi menjadi 4 kategori pendapatan. Untuk

pendapatan sebesar <Rp. 100.000,000 terdapat sebanyak 45 responden

atau sebesar 45,0%. Untuk pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00 – Rp


54

2.500.000,00 terdapat sebanyak 16 responden atau sebesar 16,0%.

Sedangkan untuk pendapatan sebesar Rp 2.500.000,00 – Rp 5.000.000,00

terdapat sebanyak 22 responden atau sebesar 22,0% dan pendapatan

sebesar >Rp 5.000.000,00 terdapat sebanyak 17 responden atau sebesar

17,0%.

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Transaksi Non Tunai

Alat transaksi non tunai merupakan alat transaksi yang di gunakan

responden selain menggunakan uang tunai dalam kegiatan transaksinya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan atas kuesioner yang telah

disebarkan kepada Masyarakat Kecamatan Baruga, maka diperoleh data

untuk karakteristik Alat Transaksi responden sebagai berikut:

Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Transaksi

Jumlah Persentase (%)


Alat Transaksi Responden

Kartu Debet/Kartu ATM 84 59,6

Kartu Kredit 4 2,8


Dompet Elektonik
(Mobile Bangking,Ovo,Dana,Go- 53 37,6
pay,Shopeepay)
Sumber; data primer yang diolah 2022

Dari Tabel diatas dapat dilihat perbandingan penggunaan alat

transaksi non tunai oleh responden. Sebesar 59,6% responden memilih

menggunakan kartu debet/kartu ATM sebagai alat transaksi non tunai.

Sebesar 2,8% responden memilih untuk menggunakan kartu kredit sebagai


55

alat transaksi non tunai. dan Sebesar 37,6% responden memilih

menggunakan Dompet Elektonik (Mobile Bangking, Ovo, Dana, Go-pay,

Shopeepay) sebagai alat transaksi non tunai.

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian bertujuan untuk menginterpretasikan

mengenai distribusi frekuensi dalam lima kategori dengan menggunakan skala

Likert. Masing-masing skala mempunyai gradasi penilaian dari sangat negatif

kesan positif yang dituangkan dalam pi;ihan jawaban. Dalam memberikan

makna penilitian secara empiris variabel penelitian ini mengadopsi prinsip dari

pembobotan yang dikemukakan Sugiono (2009). Nilai rata-rat pembobotan atau

nilai skor jawaban responden yang diperoleh dapat di klasifikasi ke dalam

rentang skala kategori nilai yang disajikan dalam tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.8
Penentuan Kategori Rata-rata Skor Pernyataan Responden dan
Makna Penelian Secara Deskriptif.
Nilai Rata-
Makna Nilai
No. rata Skor Penentuan Interval
Kategori/Interprestasi Skor
Jawaban
Sangat Rendah/Sangat
1. 1,00-1,80 1 bk maks - bk
tidak baik
1=K
2. 1,80-2,60 Rendah/tidak baik 2 5-1
Cukup tinggi/cukup 1=5
3. 2,61-3,40 baik 3 Ket:
I = Interval
4. 3,41-4,20 Tinggi/baik 4 bk = batas kelas
k = Jumlah kelas
Sangat Tinggi/Sangat
5. 4,21-5,00 5
Baik
Sumber : Sugiono,2009
1. Variabel Persepsi Kemanfaatan
56

Di bawah ini menujukkan deskripsi jawaban responden untuk masing-

masing butir pernyataan mengenai variabel status sosial ekonomi pada tabel

4.8. Sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Jawaban Responden atas Variabel Pesepsi Kemanfaatan(X1)

Sumber; data primer yang diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa dari 100

responden

yang diteliti secara umum, persepsi responden mengenai variabel persepsi

kemanfaatan berada pada daerah positif dengan rata-rata variable 4.07

dengan kategori tinggi/ baik. Artinya secara rata-rata masyarakat yang

menggunakan transaksi non tunai merasakan manfaat positif dalam kegiatan

transaksinya.

Berdasarkan penilaian responden ada beberapa item pernyataan untuk

mengukur kemanfaatan dipersepsikan memiliki nilai di atas nilai rata-rata

keseluruhan pada variabel persepsi kemanfaatan ialah mempercepat

pekerjaan, meningkatkan kinerja, meningkatkan produktivitas, dan

efektivitas. Pada item pernyataan tersebut, responden dalam hal ini

masyarakaat menjawab item pernyataan dengan kategori tinggi/ baik di atas


57

nilai rata-rata, Hasil pengukuran masing-masing indikator dari pengukuran

diuraikan sebagai berikut :

Indikator Mempercepat Pekerjaan (X1.1) memiliki nilai rata-rata

sebesar 4,10 yang dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas jawaban responden berada pada daerah positif, yang bermakna

bahwa transaksi non tunai memiliki manfaat untuk mempercepat pekerjaan

responden dalam setiap transaksinya.

Untuk tanggapan dan penilaian atas indikator meningkatkan

kinerja(X1.2) memiliki nilai rata-rata 4.17 yang dikategorikan baik. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden berada pada daerah

positif, yang bermakna bahwa masyarakat pengguna transaksi non tunai

merasakan manfaat dalam meningkatakan kinerja responden.

Kemudian untuk tanggapan dan penilaian atas indikator meningkatkan

produktivitas(X1.3) memiliki nilai rata-rata 4.09 yang dikategorikan baik.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden berada pada

daerah positif, yang bermakna bahwa masyarakat setuju bahwa transaksi

non tunai dapat meningkatkan produktivitas sehingga responden merasakan

manfaat dari penggunaan transaksi non tunai.

Indikator Efektivitas(X1.4) memiliki nilai rata-rata 4,14 yang

dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban

responden berada pada daerah positif, yang bermakna bahwa masyarakat

merasakan dampak positif dalam setiap transaksinya, sehingga responden

merasa transaksi non tunai efektif dalam kegiatan transaksi.


58

Sedangkan indikator Mempermudah Pekerjaan(X1.5) memiliki nilai

rata-rata 3,86 yang dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas jawaban responden berada pada daerah positif, yang bermakna

bahwa masyarakat merasa dalam menggunakan transaksi non tunai dapat

mempermudah pekerjaan responden.

Dan indikator Bermanfaat (X1.6) memiliki nilai rata-rata 4,00 yang

dikategorikan baik. Hal ini menunjuk bahwa mayoritas jawaban

responden berada pada daerah positif, yang bermakna bahwa penggunaan

transaksi non tunai memiliki manfaat serta memudahkan responden

dalam melakukan kegiatan transaksi.

2. Variabel Persepsi Kemudahan


Di bawah ini menujukkan deskripsi jawaban responden untuk

masing-masing butir pernyataan mengenai variabel pendidikan keuangan

dengan table 4.9. Sebagai berikut :

Tabel 4.10
Hasil Jawaban Responden atas Variabel Pesepsi Kemudahan(X2)

Sumber; data primer yang diolah 2022


59

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa dari 100

responden

yang diteliti secara umum, persepsi responden mengenai variabel persepsi

kemudahan berada pada daerah positif dengan rata-rata variable 4.10 dengan

kategori tinggi/ baik. Artinya secara rata-rata masyarakat yang

menggunakan transaksi non tunai mersakan kemudahan dalam kegiatan

transaksinya.

Berdasarkan penilaian responden ada beberapa item pernyataan untuk

mengukur kemudahan dipresepsikan memiliki nilai di atas nilai rata-rata

keseluruhan pada variabel persepsi kemudahan ialah mudah digunakan dan

mudah untuk menjadi mahir. Pada item pernyataan tersebut, responden dalam

hal ini masyarakat pengguna transaksi non tunai menjawab item pernyataan

dengan kategori sangat tinggi/sangat baik di atas nilai rata-rata, Hasil

pengukuran masing-masing indikator dari pengukuran diuraikan sebagai

berikut :

Indikator Mudah dipelajari (X2.1) memiliki nilai rata-rata sebesar 4,10

yang dikategorikan baik. . Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban

responden berada pada daerah positif, yang bermakna bahwa transaksi non

tunai mudah di pelajari serta informasi yang di sediakan mudah untuk di

pahami bagi masyarakat yang ingin menggunakan transaksi non tunai.

Untuk tanggapan dan penilaian atas indikator dapat dikontrol (X2.2)

memiliki nilai rata-rata 4.14 yang dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan
60

bahwa mayoritas jawaban responden berada pada daerah positif, yang

bermakna bahwa masyarakat pengguna transaksi non tunai merasa dapat

mengontrol dan mengatur dari setiap transaksi responden.

Kemudian untuk tanggapan dan penilaian atas indikator jelas dan

mudah dipahami (X2.3) memiliki nilai rata-rata 3.78 yang dikategorikan baik.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden berada pada

daerah positif, yang bermakna bahwa transaksi non tunai jelas dan mudah di

pahami bagi pengguna transaksi non tunai atau pun orang baru menggunakan

transaksi non tunai, selama orang tersebut mengerti dan mengikuti

perkembangan tekologi.

Indikator felksibel(X2.4) memiliki nilai rata-rata 3,61 yang dikategorikan

baik. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden berada pada

daerah positif, yang bermakna bahwa transaksi non tunai dapat digunakan

dimana saja selama fasilitas transaksi non tunai memadai, fasilitas atau fitur

yang di sediakan beragam, dan transaksi non tunai dapat digunakan berbagai

kalangan.

Sedangkan indikator Mudah untuk menjadi terampil/mahir(X2.5)

memiliki nilai rata-rata 4,43 yang dikategorikan sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden berada pada daerah positif,

yang bermakna bahwa masyarakat pengguna transaksi non tunai mudah

mempelajari dan mengerti sehingga masyarakat akan mudah memahami

transaksi non tunai.

Dan indikator mudah digunakan(X2.6) memiliki nilai rata-rata 4,55 yang


61

dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjuk bahwa mayoritas jawaban

responde berada pada daerah positif, yang bermakna bahwa responden merasa

transaksi non tunai mudah digunakan karena tidak memerlukan banyak tenaga

dan waktu.

3. Varibel Kepercayaan
Di bawah ini menujukkan deskripsi jawaban responden untuk masing-

masing butir pernyataan mengenai variabel pendidikan keuangan dengan

table 4.10. Sebagai berikut :

Tabel 4.11
Hasil Jawaban Responden atas Variabel Kepercayaan(X3)

Sumber; data primer yang diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa dari 100

responden yang diteliti secara umum, persepsi responden mengenai variabel

kepercayaan berada pada daerah positif dengan rata-rata variable 4.15

dengan kategori tinggi/ baik. Artinya secara rata-rata masyarakat percaya

untuk menggunakan transaksi non tunai dalam kegiatan transaksinya.


62

Berdasarkan penilaian responden ada beberapa item pernyataan untuk

mengukur kepercayaan dipresepsikan memiliki nilai di atas nilai rata-rata

keseluruhan pada variabel kepercayaan ialah keamanan, kepercayaan, dan

tidak percaya. Pada item pernyataan tersebut, responden dalam hal ini

masyarakat pengguna transaksi non tunai menjawab item pernyataan dengan

kategori sangat tinggi/ sangat baik di atas nilai rata-rata, Hasil pengukuran

masing-masing indikator dari pengukuran diuraikan sebagai berikut :

Indikator menjaga kepentingan(X3.1) memiliki nilai rata-rata sebesar 4,11

yang dikategorikan baik. . Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban

responden berada pada daerah positif, yang bermakna bahwa transaksi non

tunai dapat menjaga kepentingan responden.

Untuk tanggapan dan penilaian atas indikator dapat dipercaya(X3.2)

memiliki nilai rata-rata 3.97 yang dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas jawaban responden berada pada daerah positif, yang

bermakna bahwa masyarakat percaya untuk menggunakan transaksi non tunai

Kemudian untuk tanggapan dan penilaian atas indikator informasi yang

disediakan(X3.3) memiliki nilai rata-rata 4.03 yang dikategorikan baik.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden berada pada

daerah positif, yang bermakna bahwa responden percaya terhadap informasi

yang disediakan transaksi non tunai.

Kemudian untuk tanggapan dan penilaian atas indikator kecenderungan

memercayai(X3.4) memiliki nilai rata-rata 3,95 yang dikategorikan baik. Hal

ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden berada pada daerah


63

positif, yang bermakna bahwa responden cenderung dapat memercayai

penggunaan transaksi non tunai.

Kemudian untuk tanggapan dan penilaian atas indikator memercayai tidak

sulit(X3.5) memiliki nilai rata-rata 4,07 yang dikategorikan sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden berada pada daerah positif,

bermakna bahwa responden tidak sulit untuk memahami transaksi non tunai.

Kemudian untuk tanggapan dan penilaian atas indikator keamanan(X3.6)

memiliki nilai rata-rata 4,37 yang dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjuk

bahwa mayoritas jawaban responde berada pada daerah positif, yang bermakna

bahwa responden merasa aman dalam melakukan transaksi non tunai.

Sedangkan indikator kepercayaan(X3.7) memiliki nilai rata-rata 4,37 yang

dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjuk bahwa mayoritas jawaban

responde berada pada daerah positif, yang bermakna bahwa responden percaya

jika transaksi non tunai dapat membantu dalam kegiatan transaksi.

Dan indikator tidak percaya(X3.8) memiliki nilai rata-rata 4,33 yang

dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjuk bahwa mayoritas jawaban

responde berada pada daerah positif, yang bermakna bahwa responden merasa

tidak ragu untuk menggunakan transaksi non tunai.

4. Variabel Persepsi Risiko


Di bawah ini menujukkan deskripsi jawaban responden untuk masing-

masing butir pernyataan mengenai variabel pendidikan keuangan dengan table

4.11. Sebagai berikut :

Tabel 4.12
64

Hasil Jawaban Responden atas Variabel Pesepsi Risiko(X4)

Sumber; data primer yang diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa dari 100 responden

yang diteliti secara umum, persepsi responden mengenai variabel persepsi

risiko berada pada daerah positif dengan rata-rata variable 4.17 dengan

kategori tinggi/ baik. Artinya secara rata-rata masyarakat yang menggunakan

transaksi non tunai mengetahui bahwa ada risiko yang mereka bisa terima.

Berdasarkan penilaian responden ada beberapa item pernyataan untuk

mengukur kemudahan dipresepsikan memiliki nilai di atas nilai rata-rata

keseluruhan pada variabel persepsi kemudahan ialah besarnya risiko dan

keamanan sistem. Pada item pernyataan tersebut, responden dalam hal ini

masyarakat pengguna transaksi non tunai menjawab item pernyataan dengan

kategori sangat tinggi/ sangat baik di atas nilai rata-rata, Hasil pengukuran

masing-masing indikator dari pengukuran diuraikan sebagai berikut :

Indikator besarnya risiko(X4.1) memiliki nilai rata-rata sebesar 4,29 yang

dikategorikan sangat baik. . Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban

responden berada pada daerah positif, yang bermakna bahwa transaksi non

tunai mempunyai resiko yang harus ditanggung oleh pengguna transaksi non

tunai.
65

Kemudian indikator keamanan bertransaksi(X4.2) memiliki nilai rata-rata

3.89 yang dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban

responden berada pada daerah positif, yang bermakna bahwa transaksi non

tunai belum menjamin keamanan kegiatan transaksi responden.

Dan indikator keamanan sistem(X4.3) memiliki nilai rata-rata 4.34 yang

dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jawaban

responden berada pada daerah positif, yang bermakna bahwa responden

menganggap bahwa transaksi non tunai belum memiliki keamanan system

yang baik dan memungkinkan adanya permasalahan yang timbul.

5. Variabel Perilaku Penggunaan Transaksi Non Tunai (Y)


Di bawah ini menujukkan deskripsi jawaban responden untuk masing-

masing butir pernyataan mengenai variabel pendidikan keuangan dengan

table 4.12. Sebagai berikut :

Tabel 4.13
Hasil Jawaban Responden atas Variabel Perilaku Penggunaan
Transaksi Non Tunai(Y)

Sumber; data primer yang diolah 2022


66

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat diketahui bahwa dari 100

responden yang diteliti secara umum, persepsi responden mengenai variabel

persepsi risiko berada pada daerah positif dengan rata-rata variable 4.19

dengan kategori tinggi/ baik. Artinya secara rata-rata masyarakat yang

menggunakan transaksi non tunai berminat untuk menggunakan transaksi

non tunai secara rutin dan ingin merekomendasikan transaksi non tunai

kepada orang lain.

Berdasarkan penilaian responden ada beberapa item pernyataan untuk

mengukur kemudahan dipresepsikan memiliki nilai di atas nilai rata-rata

keseluruhan pada variabel persepsi kemudahan ialah minat untuk melakukan

dan minat melakukan secara teratur. Pada item pernyataan tersebut,

responden dalam hal ini masyarakat pengguna transaksi non tunai menjawab

item pernyataan dengan kategori sangat tinggi/ sangat baik di atas nilai rata-

rata, Hasil pengukuran masing-masing indikator dari pengukuran diuraikan

sebagai berikut:

Indikator minat untuk melakukan(Y.1) memiliki nilai rata-rata sebesar

4,33 yang dikategorikan sangat baik. . Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas jawaban responden berada pada daerah positif, yang bermakna

bahwa responden berminat menggunakan transaksi non tunai dalam

kegiatan transaksinya.

Kemudian indikator minat melakukan secara teratur(Y.2) memiliki

nilai rata-rata 4.26 yang dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjukkan
67

bahwa mayoritas jawaban responden berada pada daerah positif, yang

bermakna bahwa responden berminat menggunakan transaksi non tunai

secara rutin dalam kegitan transaksinya .

Dan indikator menyarankan orang lain untuk melakukan transaksi non

tunai(Y3) memiliki nilai rata-rata 4.00 yang dikategorika baik. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden berada pada daerah

positif, yang bermakna bahwa responden bersedia untuk mengajak dan

merekomendasikan transaksi non tunai kepada orang lain.

4.4 Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis

4.4.1 Analisis Data

4.4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan alat

ukur penelitian tentang isi atau arti sebesarnya yang dukur. Uji validitas

dilakukan dengan menggunakan metode Statistik Product Moment Person.

Bila dari hasil pengujian lebih besar dari 0,30 (r = 0,30) instrument

dikatakan valid. Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS Versi 26.

Setelah melakukan pengujian menunjukkan hasil bahwa semua

instrument telah memenuhi syarat valid (Ghozali, 2013). Untuk lebih

jelasnya rekapitulasi hasil uji validitas instrument atas indikator variabel

penelitian ini disajikan pada tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4.14
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen
68

  Koefisien    
Indikator
Variabel Korelasi Sig. Ket.
  Mempercepat Pekerjaan (X1.1) 0,809 0,000 Valid
  Meningkatkan Kinerja (X1.2) 0,804 0,000 Valid
Persepsi Bemanfaat (X1.3) 0,776 0,000 Valid
Kemanfaatan (X1) Efektivitas (X1.4) 0,810 0,000 Valid
  Mempermudah Pekerjaan (X1.5) 0,573 0,000 Valid
  Mudah Dipelajari (X2.1) 0,682 0,000 Valid
  Dapat Dikontrol (X2.2) 0,733 0,000 Valid
Persepsi
Jelas dan Dapat Dipahami (X2.3) 0,826 0,000 Valid
Kemudahan
(X2) Fleksibel (X2.4) 0,642 0,000 Valid
  Mudah Untuk Menjadi
0,407 0,000 Valid
Mahir/Terampil (X2.5)
  Mudah Digunakan (X2.6) 0,392 0,000 Valid
  Menjaga Kepentingan (X3.1) 0,582 0,000 Valid
  Dapat Dipercaya (X3.2) 0,587 0,000 Valid
  Informasi Yang Disediakan (X3.3) 0,526 0,000 Valid
Kecenderungan Memercayai
Kepercayaan (X3) 0,613 0,000 Valid
(X3.4)
  Memercayai Tidak Sulit (X3.5) 0,627 0,000 Valid
  Keamanan (X3.6) 0,627 0,000 Valid
  Besarnya Risiko 0,364 0,000 Valid
  (X4.1) 0,608 0,000 Valid
Persepsi Risiko Keamanan Bertransaksi 0,673 0,000 Valid
(X4) (X4.2) 0,625 0,000 Valid
  Keamanan Sistem 0,433 0,000 Valid
  (X4.3) 0,530 0,000 Valid
  Minat Untuk Melakukan 0,689 0,000 Valid
  (Y1) 0,701 0,000 Valid
Perilaku
Penggunaan Minat Melakukan Secara Teratur 0,755 0,000 Valid
Trasaksi Non Tunai (Y2) 0,519 0,000 Valid
(Y) Menyarankan Orang lain Untuk 0,425 0,000 Valid
Melakukan Transaksi Non Tunai
  (Y3) 0,430 0,000 Valid
Sumber: Data Primer diolah tahun 2022 dengan program SPSS Versi 26.

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dimana Hasil uji validitas untuk secara

keseluruhan Indikator diperoleh nilai koefisien korelasi validitas antara


69

0,364 hingga 0,826 dan kisaran rata-rata signifikansi (0,000). Dengan

menggunakan krietria nilai kritis koefisien korelasi (r) ≥ 0,30 dan nilai

signifikansi korelasi ≤ α =0,05, maka semua butir pernyataan memiliki

koefisien validitas lebih besar dari 0,30 atau nilai signifikansi korelasi lebih

kecil dari α = 0,05. Artinya seluruh item pernyataan pada variabel Fraud

Risk Assesment menunjukkan nilai yang valid atau layak untuk diajukan

pada analisis data selanjutnya.

4.4.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner

dalam mengukur stabilitas kuesioner yang digunakan dari waktu ke waktu

(Ghozali, 2013). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu (Ghozali,2013:47). Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh

mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk

mengetahui reliabel atau tidaknya suatu variable, dilakukan uji statistik

dengan melihat Cronbach’s Alpha, kriteria yang digunakan adalah:

a. Jika nilai Cronbach’s Alpha (a) ≥ 0,60 maka pernyataan-pernyataan yang

digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah reliabel.

b. Jika nilai Cronbach’s Alpha (a) ≤ 0,60 maka pernyataan-pernyataan yang

digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah unreliabel.

Oleh karena itu adapun hasil koefisien korelasi dan cronbach’s alpha

untuk menguji validitas dan reliabilitas penggunaan item pernyataan dari


70

indikator-indikator variabel pada penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s alpha
Ket.
Variabel (α)
Persepsi Kemanfaatan (X1) 0,811 Reliabel
Persepsi Kemudahan (X2) 0,693 Reliabel
Kepercayaan (X3) 0,736 Reliabel
Persepsi Risiko (X4) 0,626 Reliabel
Perilaku Penggunaan Transaksi Non Tunai (Y) 0,639 Reliabel
Sumber: Data primer diolah tahun 2022 dengan program SPSS Versi 26.

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, menunjukkan bahwa secara

keseluruhan untuk uji reliabilitas pada penelitian ini yaitu berkisar dari

0,626 hingga 0,778, dimana hal tersebut berarti indikator dari variabel-

variabel yang ada dinyatakan reliabel atau pernyataan-pernyataan yang ada

memiliki keandalan dan layak untuk diajukan pada analisis selanjutnya. Hal

tersebut berdasarkan pada pernyataan di atas dimana untuk standar nilai

cronbach’s alpha adalah 0,60

Dapat dilihat dari tabel 4.13 bahwa untuk menyimpulkan Variabel

mana yang sangat kuat Berdasarkan data dari tabel diatas nilai Cronbach

Alpha terendah ada pada variabel persepsi risiko yaitu sebesar 0,626,

sedangkan nilai Cronbach Alpha tertinggi sebesar 0,778 pada variable

kemanfaatan. Untuk keseluruhan variabel dapat dinyatakan reliabel atau

memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi karena keempat variabel memiliki

nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.

4.4.2 Uji Asumsi Klasik


71

Uji asumsi klasik digunakan untuk menghasilkan model regresi

yang tidak bias dan yang terbaik, maka harus memenuhi beberapa asumsi

yang disebut dengan asumsi klasik. Berkaitan dengan uji asumsi klasik

dalam penelitian ini, model analisis yang digunakan akan menghasilkan

estimator yang tidak bias apabila memenuhi beberapa asumsi klasik,

sebagai berikut:

4.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan menganalisis statistic non-parametrik Uji

Kolmogorov Smirnov.

Dasar pengambilan keputusan melalui grafik histogram dan grafik

normal P-plot. Dimana dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali

(2006) yaitu:

 Jika sumbu menyebar sekitar garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.


72

 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

nomal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.1
Grafik Histogram

Sumber: Data Primer diolah tahun 2022.

Gambar 4.2
73

Grafik Normal P-plot

Sumber: Data Primer diolah tahun 2022

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal P-

plot diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola

distribusi yang mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal P-Plot

terlihat bahwa data menyebar sekitar garis diagonal, serta penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal. Ini menunjukkan data mengikuti distribusi

normal. Sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi perilaku

penggunaan transaksi non tunai sebagai variable bebasnya.

4.4.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam regresi dilihat


74

dari hubungan antara variabel bebas yang ditunjukkan oleh angka

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila angka tolerance

> 0,10 dan <10 maka menunjukkan tidak adanya multikolinearitas dalam

model regresi. Adapun rekapitulasi hasil uji multikolinearitas untuk setiap

variabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.16
Rekapitulasi Hasil Uji Multikolinearitas
Toleranc
VIF
Variabel e
Persepsi Kemanfaatan (X1) 0,820 1,220
Persepsi Kemudahan (X2) 0,659 1,517
Kepercayaan (X3) 0,677 1,477
Persepsi Risiko (X4) 0,904 1,106
Sumber: Data Primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.14 di atas menujukkan bahwa semua variabel


independen memiliki nilai toleransi > 0,10 dan nilai VIF < 10, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
independen.

4.4.2.3 Uji Heterokedastisitas

Tujuan heterokedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam

model regresi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan

kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan

kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji heterokedastisitas dilakukan melalui scatterplot (diagram


75

pancar), dari variabel bebas terhadap variabel terikat terpenuhi jika diantara

nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola tertentu. Hasil

analisis data menunjukkan diagram pancar yang dihasilkan sebagai berikut:

Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Data Primer diolah tahun 2022.


Dari hasil output gambar scatterplot, didapat titik menyebar di

tengah dan tidak mempunyai pola yang teratur. Maka dapat disimpulkan

bahwa variabel bebas di atas tidak terjadi heteroskedastisitas atau bersifat

homoskedastisitas.

4.4.3 Pengujian Hipotesis

4.4.3.1 Uji Parsial (Uji-t)

Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dirumuskan hipotesis

statistiknya, yaitu:

H₀:b₁ = 0

H₀:b₁ ≠0 → (b₁ = Fraud Risk Assessment)

Pengujian hipotesis dapat pula dilakukan dengan membandingkan


76

t hitung dengan t tabel dan nilai t-sig dengan α= 0,005, maka terima H1atau

ditolak H0. Sebaliknya, apabila t hitung> t tabel atau t-sig < dari α = 0,05,

maka terima H1 atau tolak H0. Sebaliknya, apabila t hitung < ttabel atau t-sig >

dari α = 0,05, maka tolak H1 atau terima H 0.

Tabel 4.17
Hasil Uji Parsial (Uji-t)

Unstandardized Standardized
Model Coeffi*/cients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


(Constant) 4,945 3,225   ,129
Persepsi
,154 ,080 ,170 1,663 ,057
Kemanfaatan
1 Persepsi Kemudahan ,195 ,087 ,221 1,927 ,027
Kepercayaan ,353 ,089 ,388 2,244 ,000
Persepsi Risiko ,060 ,097 ,052 3,986 ,535

Sumber: Data Primer diolah tahun 2022.


1) Persepsi Kemanfaatan (X1)

Berdasarkan tabel 4.15 diperoleh thitung yaitu sebesar 1,927 atau dengan

tingkat signifikan t sebesar 0,000< α = 0,05, maka terima H1. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa t hitung> t tabel (1,927 > 1,661), yang berarti

bahwa Persepsi Kemanfaatan secara parsial berpengaruh terhadap

Pengunaan Transaksi Non Nunai. Hal tersebut menunjukkan bahwa, jika

masyarakat merasa bahwa transaksi non tunai memiliki banyak

kemanfaatan, maka masyarakat semakin sering menggunakan transaksi non

tunai.

2) Persepsi Kemudahan (X2)

Berdasarkan tabel 4.16 diatas diperoleh t hitung yaitu sebesar 2,244 atau
77

dengan tingkat signifikan t sebesar 0,000 < α = 0,05, maka terima H₂.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa t hitung > ttabel (2,244 > 1,661), yang

berarti bahwa Persepsi Kemudahan secara parsial berpengaruh terhadap

Penggunaan Transaksi Non Tunai. Hal tersebut berarti bahwa, jika

masyarakat merasakan kemudahan dalam penggunaan transaksi non tunai,

maka semakin sering masyarakat menggunakan transaksi non tunai.

3) Kepercayaan (X3)

Berdasarkan tabel 4.16 diatas diperoleh t hitung yaitu sebesar 3,986 atau

dengan tingkat signifikan t sebesar 0,000 < α = 0,05, maka terima H3.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa t hitung > ttabel (3,986 > 1,661), yang

berarti bahwa Kepercayaan secara parsial berpengaruh terhadap

Penggunaan Transaksi Non Tunai. Hal tersebut berarti bahwa, jika

masyarakat merasa percaya dalam penggunaan transaksi non tunai, maka

semakin sering masyarakat menggunakan transaksi non tunai.

4) Persepsi Risiko (X4)

Berdasarkan tabel 4.16 diatas diperoleh t hitung yaitu sebesar 0,623 atau

dengan tingkat signifikan t sebesar 0,000 < α = 0,05, maka terima H4.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa t hitung < ttabel (0,623 < 1,661), yang

berarti bahwa Persepsi Risiko secara parsial tidak berpengaruh terhadap

Penggunaan Transaksi Non Tunai. Hal tersebut berarti bahwa, jika

masyarakat merasa semakin besar risiko yang dialami dalam penggunaan

transaksi non tunai, maka masyarakat enggan menggunakan transaksi non


78

tunai.

4.4.3.2 Uji Simultan (Uji-F)

Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu kita merumuskan

hipotesis statistiknya yaitu:

H₀ : b₁, b₂ ≠ 0

H₁ : b₁ , b ₂ ≠ 0

Pengujian hipotesis dapat pula dilakukan dengan membandingkan

F hitung dengan Ftabel dengan nilai sig α = 0,05. Apabila Fhitung > Ftabel atau F-

sig < dari α = 0,05, maka terima H₁ atau tolak H₀ dan sebaliknya,

apabila F-sig > α = 0,05, maka tolak H₀ atau terima H₁.

Tabel 4.18
Hasil Uji Simultan (Uji-F)
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 196,156 4 49,039 15,333 ,000b

Residual 303,844 95 3,198

Total 500,000 99

a. Dependent Variable: Transaksi Non Tunai


b. Predictors: (Constant), Persepsi Risiko, Persepsi Kemudahan, Persepsi Kemanfaatan,
Kepercayaan
Sumber: Data Primer diolah tahun 2022 dengan program SPSS Versi 26.

Berdasarkan Tabel 4.16, di atas maka dapat diperoleh nilai

Fhitung yaitu 17,210 atau dengan tingkat signifikan F sebesar 0,000< dari α
79

= 0,05, hasil tersebut menunjukkan Fhitung > Ftabel (15,333 > 2,31). Maka

dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama

(simultaneously) baik itu Persepsi Kemanfaatan, Persepsi Kemudahan,

Kepercayaan, Persepsi Risiko berpengaruh terhadap Penggunaan Transaksi

Non Tunai. Hal tersebut berarti bahwa, jika masyarakat memperoleh manfaat,

kemudahan, kepercayaan dan risiko maka semakin sering dan bertambahnya

penggunaan transaksi non tunai.

4.4.3.3 Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk

mengetahui besarnya pengaruh persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan,

kepercaan, persepsi risiko pada faktor-faktor yang mempengaruhi transaksi

non tunai pada masyarakat Kota Kendari, dapat dilakukan dengan nilai

koefisien determinasinya (R2).

Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,626 a
,392 ,367 1,78840 2,032

a. Predictors: (Constant), Persepsi Risiko, Persepsi Kemudahan, Persepsi Kemanfaatan,


Kepercayaan
b. Dependent Variable: Transaksi Non Tunai
Sumber: Data Primer diolah tahun 2022 dengan program SPSS Versi 26.

Berdasarkan Tabel 4.17, di atas maka dapat diketahui besarnya R2 =


80

0,626, hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh langsung X1, X2, X3, X4

terhadap Y adalah 62,6% atau dengan kata lain kontribusi variabel Pesepsi

Kemanfaatan(X1), Persepsi Kemudahan(X2), Kepercayaan(X3), dan variable

Persepsi Risiko(X4) terhadap Penggunaan Transaksi Non Tunai(Y) adalah sebesar

62,6%. Hal ini berarti ada variabel lain atau Variabel Epsilon (ε) sebesar 37,4%

yang mempengaruhi variabel Y namun tidak dalam penelitian ini.

4.4.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Data hasil penelitian, seperti yang digambarkan pada uraian deskripsi

variabel, maka digunakan metode analisis regresi linear berganda yang

diolah dengan menggunakan program SPSS 26, hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh dari variable Persepsi Kemanfaatan,

Persepsi Kemudahan, Kepercayaan, dan Persepsi Risiko terhadap Penggunaan

Transaksi Non Tunai, dan dari hasil pengolahan data diperoleh nilai

sebagaimana yang tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.20
Hasil Estimasi Linear Berganda Persepsi Kemanfaatan, Persepsi
Kemudahan, Kepercayaan, dan Persepsi Risiko terhadap Penggunaan
Transaksi Non Tunai

Coefficientsa

Standardize
Unstandardized Coefficients d
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,945 3,225   1,533 0,129
Persepsi 0,154 0,08 0,17 1,927 0,057
Kemanfaatan
81

Persepsi Kemudahan 0,195 0,087 0,221 2,244 0,027


Kepercayaan 0,353 0,089 0,388 3,986 0,000
Persepsi Risiko 0,06 0,097 0,052 0,623 0,535
  Fhitung 15,333  
R2 .626
Adjusted R Square .392
  Ftabel 2.31
  ttabel 1.661
Sumber: Data Primer diolah tahun 2022.

Berdasarkan tabel di atas maka dapat digambarkan Skema Hasil

Penelitian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transaksi Non Tunai Pada

Masyarakat Kota Kendari (Studi Kasus Masyarakat Kecamatan Baruga)

Gambar 4.4

0,170
0,392
0,221
Penggunaan
Transaksi Non
Tunai (Y)

0,388

0,052

Berdasarkan skema hasil penelitian diatas, maka dapat dirumuskan

model regresi sebagai berikut:

Y = 0,170X1 + 0,221X2 + 0,388X3 + 0,052X4 + ε

Berdasarkan persamaan model regresi linear berganda di atas dapat

diuraikan sebagai berikut:


82

1. Koefisien regresi untuk variabel persepsi kemudahan adalah 0,170, dapat

diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi

kemudahan terhadap penggunaan transaksi non tunai. Sehingga apabila

variabel persepsi kemudahan terjadi kenaikan maka variabel terikat

penggunaan transaksi non tunai akan mengalami kenaikan sebesar 0,170.

2. Koefisien regresi untuk variabel persepsi kemanfaatan adalah 0,221. dapat

diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi kemanfaatan

terhadap penggunaan transaksi non tunai. Sehingga apabila variabel persepsi

kemanfaatan terjadi kenaikan maka variabel terikat penggunaan transaksi non

tunai akan mengalami kenaikan sebesar 0,221.

3. Koefisien regresi untuk variabel kepercayaan adalah 0,388. dapat diartikan bahwa

terdapat hubungan yang positif antara kepercayaan terhadap penggunaan

transaksi non tunai. Sehingga apabila variable kepercayaan terjadi kenaikan maka

variabel terikat penggunaan transaksi non tunai akan mengalami kenaikan sebesar

0,388.

4. Koefisien regresi untuk variabel persepsi risiko adalah 0,052. dapat diartikan

bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi risiko terhadap

penggunaan transaksi non tunai. Sehingga apabila variabel persepsi risiko

terjadi kenaikan maka variabel terikat penggunaan transaksi non tunai akan

mengalami kenaikan sebesar 0,052.

4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Persepsi Kemanfaatan Terhadap Penggunaan Transaksi Non
Tunai
83

Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai

Unstandardized Coefficient sebesar 0,154 dan nilai signifikansi sebesar 0,057.

Dari hasil nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi kemanfaatan

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan transaksi non tunai.

Penelitian ini telah menunjukkan bahwa penggunaan transaksi non tunai

semakin sering digunakan oleh masyarakat selama masyarakat meraskan manfaat

dari kemajuan teknologi dalam mempercepat pekerjaan, meningkatkan kinerja,

meningkatkan produktivitas, efektivitas, mempermudah pekerjaan dan bermanfaat

bagi pengguna transaksi non tunai

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Singgih Priambodo dan Bulan

Prabawani (2016), Ahmad dan Bambang Setyo Pambudi., (2014), dan Maulida

Dwi Kartikasari, (2017) yang menyatakan bahwa persepsi manfaat berpengaruh

positif dan signifikan.

Kemanfaatan memiliki tolak ukur yang didasarkan pada jumlah penggunaan

dan keragaman dari aplikasi yang digunakan. Semakin beragamnya aplikasi atau

fasilitas transaksi non tunai yang digunakan oleh masyarakat dan banyaknya

masyarakat yang menggunakan aplikasi tersebut mengisyaratkan bahwa teknologi

memiliki manfaat yang tinggi yang dirasakan oleh masyarakat pengguna transaksi

non tunai. Dalam penelitian ini, masyarakat pengguna transaksi non tunai di kota

Kendari kecamatan Baruga merasakan adanya manfaat dari transaksi non tunai.

Hal tersebut dapat dilihat dari responden dalam penelitian yang mayoritas adalah

pegawai negeri dan pegawai BUMN yang mempunyai transaksi non tunai hanya

berupa kartu debet / kartu ATM kartu kredit dan dompet elektronik,. Mayoritas
84

responden menggunakan jenis transaksi non tunai untuk mendukung aktivitas

transaksi sehari-hari. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa banyaknya

aplikasi / jenis transaksi non tunai yang digunakan dan maksimalnya manfaat dari

transaksi non tunai yang dirasakan oleh masyarakat kecamatan Baruga.

4.5.2 Pengaruh Persepsi Kemudahan Terhadap Penggunaan Transaksi Non Tunai

Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai

Unstandardized Coefficient sebesar 0,195 dan nilai signifikansi sebesar 0,27. Dari

hasil nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh

signifikan terhadap penggunaan transaksi non tunai

Penelitian ini telah menunjukkan bahwa penggunaan transaksi non tunai

semakin sering digunakan oleh masyarakat selama masyarakat meraskan

kenudahan dari kemajuan teknologi transaksi selama mudah di pelajari, dapat di

control, jelas dan dapat di pahami, fleksibel, mudah untuk menjadi mahir, dan

mudah di gunakan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad

dan Bambang Setyo Pambudi., (2014) yang menyatakan bahwa penggunaan,

persepsi kemudahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

penggunaan internet banking.

Kemudahan dalam penggunaan transaksi non tunai yaitu dimana masyarakat

percaya terhadap penggunaan transaksi non tunai yang digunakan karena

penggunaanya mudah dan tidak sulit untuk dipahami, sehingga tidak perlu

mengeluarkan usaha apapun.


85

Dari indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur persepsi

kemudahan yang diperoleh dari data dalam kuesioner terdapat satu indikator yang

menunjukan nilai rata-rata skor sebesar 4,10 yang didalam skala pengukuran nilai

rata-ratanya diartikan tinggi / baik, artinya bahwa responden sebagian besar

merasakan kemudahan dalam melakukan kontrol terhadap penggunaan transaksi

non tunai. Tidak menutup kemungkinan bahwa responden lebih merasa nyaman

atau mudah dalam mengontrol penggunaan uang kas / uang tunai dibandingkan

melakukan kontrol terhadap transaksi non tunai.

4.5.3 Pengaruh Kepercayaan Terhadap Penggunaan Transaksi Non Tunai

Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai

Unstandardized Coefficient sebesar 0,353 dan nilai signifikansi sebesar 0,000.

Dari hasil nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap penggunaan transaksi non tunai.

Penelitian ini telah membuktikan bahwa tingkat kepercayaan seseorang

dalam menggunakan teknologi memliki pengaruh positif terhadap sikap seseorang

dalam menggunakan transaksi non tunai. Artinya, semakin meningkatnya tingkat

kepercayaan seseorang dalam menggunakan teknologi, maka sikap sesorang akan

semakin kuat dalam menggunakan transaksi non tunai. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jashin Khan, Russell W Belk,

Margaret Craig Lees., (2015) yang menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh

positif terhadap penggunaan Mobile banking dan penelitian ini juga mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Setyo Ferry Wibowo, Dede Rosmauli dan Usep

Suhud (2015) yang menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap minat


86

menggunakan produk e-money card secara signifikan.

Kepercayaan responden berpengaruh secara positif dalam penilaian

responden terhadap penggunaan transaksi non tunai. Delapan indikator dari

kepercayaan yakni : menjaga kepentingan, dapat dipercaya, informasi yang

disediakan, kecenderungan mempercayai, mempercayai tidak sulit, keamanan,

kepercayaan dan tidak percaya menilai bahwa kepercayaan responden terhadap

teknologi akan berpengaruh dalam menentukan penilaian mereka mengenai nilai

yang mereka terima secara keseluruhan. Oleh karena itu, responden menjadi lebih

berminat menggunakan transaksi non tunai karena memiliki keamanan dan

kerahasiaan jauh lebih baik yang membuat responden memiliki kepercayaan

terhadap transaksi non tunai dimana responden cenderung lebih mudah

menerimanya.

4.5.4 Pengaruh Persepsi Risiko Terhadap Penggunaan Transaksi Non Tunai


Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai

Unstandardized Coefficient sebesar 0,60 dan nilai signifikansi sebesar 0,535. Dari

hasil nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi risiko tidak berpengaruh

signifikan terhadap penggunaan transaksi non tunai.Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Singgih Priambodo dan Bulan Prabawani., (2016) yang

menyimpulkan persepsi manfaat dan persepsi kemudahan berpeng-aruh positif

dan signifikan, sedangkan persepsi risiko tidak berpengaruh signifikan terhadap

minat menggunakan layanan uang elektronik.

Risiko memiliki tolak ukur yang didasarkan pada besarnya risiko, keamanan

bertransaksi, dan keamanan sistem. Pengguaan teknologi memiliki manfaat dan


87

juga risiko yang harus di terima dalam penggunaannya, begitu pula teknologi

dalam transaksi yang mengharuskan masyarkat di hadapkan oleh risiko kebocoran

system, penipuan, pemerataan jaringan internet. Dalam penelitian ini, masyarakat

pengguna transaksi non tunai di kecamatan Baruga merasakan adanya risiko yang

harus di hadapi dari penggunaan transaksi non tunai. Oleh karena itu, responden

menjadi takut dan khawatir untuk menggunakan transaksi non tunai.

4.5.5 Pengaruh Persepsi Kemanfaatan, Persepsi Kemudahan, Kepercayaan,

Persepsi Risiko Terhadap Penggunaan Transaksi Non Tunai

Hasil penelitian mengenai factor-faktor yang mempengaruhi transaksi non

tunai (studi kasus masyarakat kecmatan Baruga) menunjukkan bahwa Persepsi

kemanfaatan, Persepsi Kemudahan, Kepercayaan, dan Persepsi Risiko secara

simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan transaksi non

tunai dimana hasil tersebut mendukung hipotesis pertama (H₁) pada penelitian ini.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan

Bambang Setyo Pambudi., (2014), penelitian Singgih Priambodo dan Bulan

Prabawani., (2016), dan penelitian Setyo Ferry Wibowo, Dede Rosmauli dan

Usep Suhud (2015). Hasil yang ditunjukkan dengan adanya Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Transaksi non tunai, mendukung program bank Indonesia berupa

“Gerakan Nasional Non Tunai” dalam siaran pers No. 16/ 58 /DKom oleh Bank

Indonesia (2014)yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

terhadap penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk

suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai

(Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan


88

ekonominya.

Anda mungkin juga menyukai