Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Ngkari-ngkari

4.1.1 Letak dan Luas Wilayah

Kelurahan Ngkari-ngkari merupakan salah satu kelurahan yang berada di

Kecamatan Bungi Kota Baubau yang terletak dengan jarak ± 5 Km dari Ibu Kota

Kecamatan. Sedangkan dengan Ibu Kota Baubau berjarak ± 16 Km.

Kelurahan Ngkari-ngkari secara geografis terletak dibagian selatan garis

katulistiwa diantara 122040’17’’- 1220 45’46’’BT dan diantara 5020’59’’-

5022’57’’LS. Kelurahan Ngkari-ngkari mempunyai batas wilayah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kampeonaho

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kaisabu Baru

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kantalai

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Walabuku

Luas wilayah Kelurahan Ngkari-ngkari adalah 1199,5 Ha/m 2 dari luas

wilayah Kecamatan Bungi 47,71 Km2.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Menurut data statistik Kelurahan Ngkari-Ngkari Tahun 2022, penduduk

Kelurahan Ngkari-Ngkari berjumlah 2.293 Orang yang dimana laki-laki 1.159

Orang dan Perempuan 1.134 Orang adapun jumlah kepala Keluarga 612 KK.

Rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

41
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Ngkari-
Ngkari.

NO Jenis kelamin Jumlah (Orang)


1 Jumlah Laki-laki 1.159
2 Jumlah Perempuan 1.134
Jumlah 2.293
Sumber: Data Kelurahan Ngkari-Ngkari, 2022

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Jenis

kelamin laki-laki lebih banyak yang berjumlah 1.159 Orang dibandingan jumlah

penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 1.134 Orang.

Tabel 4.2 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kelurahan


Ngkari-Ngkari.
Laki-laki Perempuan
Tingkat Pendidikan
(Orang) (Orang)
Tidak tamat SLTP 170 144
Tamat SMP / Sederajat 117 145
Tamat SMA/ Sederajat 164 156
Tamat D1-D5 23 18
Tamat S1-S2 47 25
Jumlah 521 488
Jumlah Tolal 1,915
Sumber: Data Kelurahan Ngkari-Ngkar 2022

Berdasarkkan tabel 4.2, menunjukan bahwa jumlah masyarakat yang tidak

tamat SLTP berjumlah 170 orang laki-laki dan 144 orang perempuan. Jumlah

Masyarakat Tamat SMP berjumlah 117 laki-laki dan 145 perempuan. Jumlah

masyarakat Tamat SMA 164 laki-laki dan 156 perempuan. Jumlah masyarakat

Tamat D1-D5 23 laki-laki dan 18 perempuan. Jumlah Tamat S1-S2 47 laki-laki

dan 25 perempuan.

42
Tabel 4.3 Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kelurahan Ngkari-

Ngkari

LAKI-LAKI PEREMPUAN
JENIS PEKERJAAN
( Orang) (Orang)
Petani 484 540
Buru Tani 35 33
Pengawal Negeri Sipil 39 21
Pendagang Keliling 1 2
Peternak 9 -
Montir 7 -
Tni 3 1
POLRI 9 3
Pensiunan PNS / TNI / POLRI 2 -
Karyawan Perusahan Swasta 7 9
Jumlah Total Penduduk 2293 Orang
Sumber : Data Kelurahan Ngkari-Ngkari 2022

Tabel 4.4 menunjukan mata pencaharian penduduk Kelurahan Ngkari-

Ngkari jumlah penduduk petani yang bekerja sebagai petani berjumlah 484 laki-

laki dan 540 perempuan. Jumlah masyarakat Buru Tani berjumlah 35 laki-laki dan

33 perempuan, jumlah masyarakat pengawal Negeri sipil berjumlah 39 laki-laki

dan 21 perempuan. Jumlah masyarakat pendagang keliling berjumlah 1 laki-laki

dan 2 perempuan. Jumlah masyarakat peternak berjumlah 9 laki-laki. Jumlah

msyarakat montir berjumlah 7 laki-laki. Jumlah masyarakat TNI berjumlah 3

laki-laki dan 1 perempuan. Jumlah masyarakat POLRI berjumlah 9 laki-laki dan 3

perempuan. Jumlah masyarakar pensiunan PNS/TNI/POLRI berjumlah 2 laki-

laki. Jumlah masyarakat karyawan perusahan swasta berjumlah 7 laki-laki dan 9

perempuan.

43
4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Identitas Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang petani

cabai di Kelurahan Ngkari Ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau yang menjadi

responden penelitian ini, maka responden di klasifikasikan berdasarkan umur,

jumlah tanggungan keluarga, pendidikan, jenis kelamin, dan pengalaman berusaha

tani.

Tabel 4.4 : Jumlah Responden Menurut Umur

Usia (tahun) Frekuensi Presentase (%)

20-29 tahun 10 orang 33,33 %

30-39 tahun 15 orang 50 %

≥40 tahun 5 orang 16,67 %


Jumlah 30 orang 100 %
Sumber : Data Primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan bahwa responden dengan usia 20-29

tahun sebanyak 10 orang (33,33%), responden dengan usia 30-39 tahun sebanyak

15 orang (50%) dan responden dengan usia ≥40 tahun sebanyak 5 orang

(16,67%). Hal ini menunjukkan responden dengan usia 30-39 tahun lebih

dominan di bandingkan dengan usia lainnya di karenakan pada usia tersebut

tenaga petani masih kuat dan juga pengetahuan serta pengalaman petani sudah

lebih banyak, karena usia mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berpikir

seseorang.

44
Tabel 4.5 : Jumlah Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga Frekuensi Persentase (%)


≤ 3 orang 4 orang 13,33 %
4-6 orang 8 orang 26,67 %
≥ 7 orang 18 orang 60 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan bahwa responden dengan tanggungan

keluarga ≤ 3 orang sebanyak 4 orang (13,33%), responden dengan tanggungan

keluarga 4-6 orang sebanyak 8 orang (26,67%) dan responden dengan tanggungan

keluarga ≥ 7 orang sebanyak 18 orang (60%). Hal ini menunjukkan responden

dengan tanggungan keluarga ≥ 7 orang lebih dominan di karenakan para petani

cenderung beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.

Tabel 4.6 : Jumlah Responden Menurut Pendidikan


Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
SD 7 orang 23.33 %
SMP 5 orang 16,67 %
SMA 14 orang 46,67 %
DIPLOMA 3 orang 10 %
S1 1 orang 3,33 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan bahwa responden dengan tingkatan

pendidikan SD sebanyak 7 orang (23,33%), responden dengan tingkatan

pendidikam SMP sebanyak 5 orang (16,67%) responden dengan tingkatan

45
pendidikan SMA sebanyak 14 orang (46,67%), responden dengan tingkatan

pendidikan Diploma sebanyak 3 orang (10%) dan responden dengan tingkatan

pendidikan S1 sebanyak 1 orang (3,33%). Hal ini menunjukkan responden dengan

tingkatan pendidikan SMA lebih dominan, ini dikarenakan para petani tidak

melanjutkan pendidikannya disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga.

Tabel 4.7 : Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-Laki 26 orang 86,67 %

Perempuan 4 orang 13,33 %

Jumlah 30 orang 100%


Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.7, menunjukkan bahwa responden dengan jenis

kelamin laki-laki sebanyak 26 orang (86,67%), dan responden dengan jenis

kelamin perempuan sebanyak 4 orang (13,33%). Hal ini menunjukkan bahwa

responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan

responden perempuan, ini dikarenakan laki-laki lebih memiliki stamina dan

memiliki tenaga yang lebih kuat dibandingkan perempuan.

Tabel 4.8 : Jumlah Responden Menurut Pengalaman Berusaha Tani

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

≤ 5 tahun 2 orang 6,67 %


5-10 tahun 13 orang 43,33 %
≥ 10 tahun 15 orang 50%

Jumlah 30 orang 100%


Sumber : Data Primer diolah tahun 2022

46
Berdasarkan tabel 4.8, menunjukkan bahwa responden dengan lama

berusaha tani ≤ 5 tahun sebanyak 2 orang (6,67%), 5-10 tahun sebanyak 13 orang

(43,33%), dan ≥ 10 orang sebanyak 15 orang (50%). Hal ini menunjukkan petani

dengan lama berusaha tani ≥ 10 tahun lebih dominan, dikarenakan beberapa

petani langsung menjadi petani ketika lulus sekolah.

Tabel 4.9 : Jumlah Responden berdasarkan Pendapatan Petani

Pendapatan Petani Frekuensi Presentase (%)


≤ Rp. 5.000.000 5 16,67%
Rp.5.000.000 –
14 46,67%
Rp.10.000.000
≥ Rp.10.000.000 11 36,67%
Jumlah 30 100%
Sumber : Data Primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.8, menunjukkan bahwa responden dengan pendapatan

≤ Rp.5.000.000 sebanyak 5 orang (16,67%), Rp.5.000.000- Rp.10.000.000

sebanyak 14 orang (46,67%), dan ≥ Rp.10.000.000 sebanyak 11 orang (36,67%).

Dapat dilihat dari tabel di atas, petani dengan pendapatan kisaran Rp.5.000.000 –

Rp.10.000.000 lebih dominan, ini bisa menjadi salah satu pacuan bahwa para

petani sudah mendapatkan pendapatan yang lebih baik, namun pendapatan ini

adalah pendapatan kotor belum di kurangi biaya-biaya lainnya.

4.2.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

a. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Hasil uji validitas terhadap kuesioner biaya produksi, harga dan

pendapatan menunjukan bahwa seluruh butir kuesioner semuanya valid. Karena

47
hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien korelasi ≥ 0,300, hal ini dapat

dilihat pada kolom Person Corellation pada lampiran 4.

b. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil uji realibilitas terhadap butir pernyataan variabel dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10 : Hasil Uji Realibilitas Variabel Biaya Produksi


Reliability Statistics

Cronbach's
N of Items
Alpha

0,686 5

Sumber : Lampiran 5

Hasil uji realibilitas terhadap kuesioner biaya produksi di peroleh nilai

croanbach’s alpha sebesar 0,686 ˃ 0,60, sehingga seluruh kuesioner variabel

biaya produksi dinyatakan reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang

dikumpulkan melalui kuesioner dinyatakan reliabel dan dapat dipercaya.

Tabel 4.11 : Hasil Uji Realibilitas Variabel Harga


Reliability Statistics

Cronbach'
N of Items
s Alpha

0,639 5

Sumber : Lampiran 5

Hasil uji realibilitas terhadap kuesioner harga di peroleh nilai croanbach’s

alpha sebesar 0,639 ˃ 0,60, sehingga seluruh kuesioner variabel harga dinyatakan

48
reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang dikumpulkan melalui

kuesioner dinyatakan reliabel dan dapat dipercaya.

Tabel 4.12 : Hasil Uji Realibilitas Variabel Pendapatan


Reliability Statistics

Cronbach'
N of Items
s Alpha

0,583 7

Sumber : Lampiran 5

Hasil uji realibilitas terhadap kuesioner pendapatan di peroleh nilai

croanbach’s alpha sebesar 0,583 ˃ 0,60, sehingga seluruh kuesioner variabel

pendapatan dinyatakan reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang

dikumpulkan melalui kuesioner dinyatakan reliabel dan dapat dipercaya.

4.2.3 Tanggapan Responden terhadap Variabel Biaya Produksi

Menurut Hansen dan Mowen, 2002 menyatakan bahwa biaya produksi

merupakan biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.

Biaya produksi dapat diklarifikasi sebagai biaya produksi langsung, biaya tenaga

kerja, dam biaya overhead pabrik. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya

produksi pada penelitian ini diukur melalui kuesioner menggunakan 5 pernyataan

yang dimintai tanggapannya terhadap 30 orang petani cabai. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel dimensi biaya produksi sebagai berikut :

Tabel 4.13 : Apakah Biaya Pupuk Berpengaruh Terhadap Pendapatan


No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0

49
3 Kurang Setuju 6 20%
4 Setuju 22 73,33%
5 Sangat Setuju 2 6,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang (6,67%), yang menyatakan setuju

sebanyak 22 orang (73,33%), hal ini menunjukkan bahwa para petani setuju jika

biaya pembelian pupuk berpengaruh terhadap pendapatan, karena pupuk menjadi

salah satu faktor utama keberhasilan dalam menanam cabai. Dan sisanya sebanyak

6 orang (20%) menyatakan kurang setuju karena beranggapan bahwa masih

banyak biaya lainnya yang lebih berpengaruh.

Tabel 4.14 : Dengan Memberi Pupuk Tanaman Cabai Tahan Terhadap Hama dan
Penyakit
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 6 20%
4 Setuju 18 60%
5 Sangat Setuju 6 20%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.14, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang (60%), yang menyatakan setuju

sebanyak 6 orang (20%), hal ini menunjukkan bahwa setengah dari para petani

sangat setuju dan setuju jika dengan memberikan pupuk maka tanaman akan tahan

terhadap hama dan penyakit, sedangkan sisanya sebanyak 6 orang (20%)

menyatakan tidak setuju walau telah diberi pupuk tanaman akan cepat rusak jika

cuaca yang sangat tidak mendukung.

50
Tabel 4.15 : Apakah Biaya Transportasi Sangat Berpengaruh Terhadap
Pendapatan
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 4 13,33%
4 Setuju 23 76,67%
5 Sangat Setuju 3 10%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.15, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang (10%), yang menyatakan setuju

sebanyak 23 orang (76,67%), hal ini menunjukkan bahwa setengah dari para

petani sangat setuju dan setuju jika biaya transportasi sangat berpengaruh terhadap

pendapatan karena para petani memakai transportasi sendiri seperti mobil untuk

membawa cabai ke pasar, sedangkan sisanya sebanyak 4 orang ( 13,33%)

menyatakan kurang setuju karena beberapa petani tidak menggunakan transportasi

sendiri namun mereka mengikut (nebeng) mobil ke arah pasar, namun cabai yang

akan dibawa terbatas, berbeda dengan memakai mobil sendiri.

Tabel 4.16 : Menambah Tenaga Kerja Tambahan Mempengaruhi Pendapatan


No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 5 16,67%
4 Setuju 19 63,33%
5 Sangat Setuju 6 20%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.16, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang (20%), yang menyatakan setuju

sebanyak 19 orang (63,33%), hal ini menunjukkan bahwa setengah dari para

petani sangat setuju dan setuju jika dengan menambah tenaga kerja akan

51
mempengaruhi pendapatan mereka, sehingga para petani bekerja sendiri,

sedangkan sebanyak 5 orang (16,67%) menyatakan kurang setuju karena para

petani tersebut memakai tenaga kerja tambahan dikarenakan tubuh petani tidak

kuat jika bekerja sendirian.

Tabel 4.17 : Kualitas Cabai Selalu Sesuai Dengan Yang Diharapkan Petani
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 22 73,33%
4 Setuju 4 13,33%
5 Sangat Setuju 4 13,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.17, dapat diketahui bahwa setengah dari jawaban para

petani sebanyak 22 orang (73,33%) menyatakan kurang setuju karena kualitas

cabai tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan, seperti jika musim hujan cabai

membusuk dan gagal panen. Sedangkan sisanya sebanyak 4 orang menjawab

setuju dan 4 orang menjawab sangat setuju karena para petani merasa hasil panen

sesuai dengan yang diharapkan.

4.2.4 Tanggapan Responden terhadap Variabel Harga

Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk

mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa

(Philip, 2008:345). Faktor-faktor yang mempengaruhi harga pada penelitian ini

diukur melalui kuesioner menggunakan 5 pernyataan yang dimintai tanggapannya

52
terhadap 30 orang petani cabai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dimensi biaya produksi sebagai berikut :

Tabel 4.18 : Harga Jual Cabai Saya Dapat Bersaing Dengan Petani Lainnya
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 3 10%
4 Setuju 14 46,67%
5 Sangat Setuju 13 43,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.18, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang (43,33%), yang menyatakan setuju

sebanyak 14 orang (46,67%), hal ini menunjukkan bahwa setengah dari para

petani hasil panen cabai mereka harganya dapat bersaing dengan pesaing tani

lainnya, dan sisanya sebanyak 3 orang (10%) merasa mereka tidak dapat bersaing.

Tabel 4.19 : Harga Cabai Sudah Dapat Bersaing Dengan Harga Pasaran
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 3 10%
4 Setuju 15 50%
5 Sangat Setuju 12 40%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.19, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang (40%), yang menyatakan setuju

sebanyak 15 orang (50%), hal ini menunjukkan bahwa setengah dari para petani

harga jual cabai mereka dapat bersaing dengan harga pasaran ataupun harga dari

petani daerah lain.

Tabel 4.20 : Kualitas Cabai Saya Bagus, Tetapi Harga Jualnya Rendah Sehingga
Saya Rugi

53
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 1 3,33%
3 Kurang Setuju 7 23,33%
4 Setuju 10 33,33%
5 Sangat Setuju 12 40%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.20, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang (40%), yang menyatakan setuju

sebanyak 10 orang (33,33%), hal ini menunjukkan bahwa para petani merasa

kualitas cabai mereka bagus, namun harga jual cukup rendah dibeberapa musim,

seperti saat musim kemarau, semakin banyak produksi cabai maka semakin

rendah juga harga jualnya, sedangkan pada musim hujan harga cabai meningkat

namun banyak terjadi gagal panen. Harga panen akan tinggi dan mendapatkan

keuntungan banyak pada saat musim puasa dan lebaran.

Tabel 4.21 : Harga Jual Cabai Selalu Naik-turun


No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 3 10%
4 Setuju 16 53,33%
5 Sangat Setuju 11 36,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.21, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang (36,67%), yang menyatakan setuju

sebanyak 16 orang (53,33%), hal ini menunjukkan bahwa para petani tidak dapat

menentukan harga jual selalu stabil karena di pengaruhi beberapa faktor seperti

musim hujan akan gagal panen, harga akan naik dan juga musim lebaran.

Tabel 4.22 : Pembelian Benih Cabai Unggul Dapat Mempengaruhi Kualitas Cabai

54
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 7 23,34%
4 Setuju 13 43,33%
5 Sangat Setuju 10 33,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.22, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang (33,33%), yang menyatakan setuju

sebanyak 13 orang (43,33%), hal ini menunjukkan bahwa para petani

beranggapan bahwa dengan membeli benih atau pupuk dengan kualitas unggul

akan mempengaruhi kualitas cabai, namun biaya produksi meningkat dan juga

pendapatan bersih akan berkurang. Dan sisanya sebanyak 7 orang (23,34%)

beranggapan bahwa membeli benih yang unggul atau tidak, tetap mendapatkan

kualitas cabai yang cukup baik.

4.2.5 Tanggapan Responden terhadap Variabel Pendapatan

Menurut Yanti Pangandaheng (2012), menyatakan pendapat merupakan

penerimaan yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Pendapatan

merupakan faktor terpenting bagi setiap manusia di dunia ini, pendapatan sangat

berpengaruh bagi kelangsungan hidup suatu usaha. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan pada penelitian ini diukur melalui kuesioner

menggunakan 7 pernyataan yang dimintai tanggapannya terhadap 30 orang petani

cabai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dimensi biaya produksi

sebagai berikut :

Tabel 4.23 : Pendapatan Yang Diperoleh Sudah Bisa Menutupi Biaya Tanaman
Cabai Saya

55
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 2 6,67%
4 Setuju 17 56,67%
5 Sangat Setuju 11 36,66%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.23, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang (36,66%), yang menyatakan setuju

sebanyak 17 orang (56,67%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian para petani

beranggapan bahwa seluruh pendapatan mereka bisa menutupi biaya produksi

mereka tiap musimnya. Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang(6,67%) beranggapan

pendapatn mereka belum bisa memenuhi segala biaya produksi mereka tiap

musimnya dikarenakan biaya produksi yang lebih besar.

Tabel 4.24 : Saya Menanam Cabai di Seluruh Luas Lahan


No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 14 46,67%
4 Setuju 8 26,67%
5 Sangat Setuju 8 26,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.24, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang (26,67%), yang menyatakan setuju

sebanyak 8 orang (26,67%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian para petani

menanamkan cabai diseluruh luas lahan mereka untuk mendapatkan pendapatan

yang lebih banyak. Sedangkan sebanyak 14 orang(46,67%) menjawab kurang

setuju karena beberapa para petani tidak menanam cabai diseluruh luas lahannya,

56
melainkan menanam beberapa tanaman sayuran untuk menunjang kebutuhan

hidup sehari-hari mereka, seperti sayur bayam dan terong.

Tabel 4.25 : Pendapatan Dari Usaha Cabai Saya Dapat Memenuhi Kebutuhan
Keluarga
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 0 0
4 Setuju 17 56,67%
5 Sangat Setuju 13 43,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.25, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang (56,67%), yang menyatakan setuju

sebanyak 13 orang (43,33%), hal ini menunjukkan bahwa seluruh para petani

dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka dengan berusaha tanaman

cabai.

Tabel 4.26: Terkadang Jumlah Penjualan Saya Tidak Menguntungkan, Biaya


Produksi Cabai Yang Saya Keluarkan Lebih Besar
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 4 13,33%
3 Kurang Setuju 4 13,33%
4 Setuju 14 46,67%
5 Sangat Setuju 8 26,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.26, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang (26,67%), yang menyatakan setuju

sebanyak 14 orang (46,67%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian para petani

merasa di beberapa kali musim panen tidak menguntungkan karena lebih besar

57
biaya produksi, sedangkan petani yang menjawab kurang setuju di karenakan

beberapa petani merasa biaya produksi dan penjualan mereka sudah seimbang.

Tabel 4.27 : Jumlah Pendapatan Setiap Tahunnya Tidak Menentu Terkadang


Untung, Terkadang Rugi Karena di Pengaruhi Oleh Berbagai Faktor
Seperti Cuaca, Hama dan Jumlah Produksi
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 4 13,33%
4 Setuju 12 40%
5 Sangat Setuju 14 46,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.27, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang (46,67%), yang menyatakan setuju

sebanyak 12 orang (40%), hal ini menunjukkan bahwa pendapatan sebagian para

petani sangat tidak menentu seperti saat musim hujan akan gagal panen dan ketika

musim lebaran akan mengalami keuntungan karena akan menjual cabai dengan

harga yang tinggi.

Tabel 4.28: Saya Pernah Mengalami Kerugian Yang Cukup Besar dalam
Pertanian Cabai
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 7 23,33%
4 Setuju 11 36,67%
5 Sangat Setuju 12 40%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.28, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang (46,67%), yang menyatakan setuju

sebanyak 12 orang (40%), hal ini menunjukkan bahwa Sebagian para petani

mengalami kerugian di beberapa kali masa panen, dan sisanya sebanyak 7 orang

58
(23,33%) menyatakan kurang setuju karena beberapa petani merasa selama

berusaha tanaman cabai alhamdullilah belum pernah merasakan kerugian yang

cukup besar.

Tabel 4.29: Setiap Tahunnya Pndapatan Bersih Saya berkisar antara


Rp.10.000.000-Rp.15.000.000 per hektar
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 11 36,67%
4 Setuju 11 36,67%
5 Sangat Setuju 8 26,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.29, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang (26,67%), yang menyatakan setuju

sebanyak 11 orang (36,67%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian para petani

mempunyai pendapatan yang sudah cukup dan sisanya sebanyak 11 orang

(36,67%) merasa belum mempunyai pendapatan yang cukup.

4.2.6 Perhitungan Regresi Linear Berganda Biaya Produksi dan Harga

terhadap Pendapatan

Setelah melakukan tabulasi kuesioner yang datanya merupakan skala

ordinal yang kemudian ditransformasikan menjadi skala interval dengan

menggunakan Method Of Succesive (MSI) maka diperoleh data yang siap diolah

dengan menggunakan SPSS. Pengguna software dimaksudkan untuk mendapatkan

hasil analisis dengan menggunakan regresi linear berganda, dan hasil yang

diperoleh sebagai berikut :

a. Koefisien Korelasi Berganda (R)

59
Tabel 4.30: Hasil pengujian koefisien korelasi berganda dan koefisien determinasi
menggunakan SPSS versi 26
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .771a .594 .569 188885.500004

a. Predictors: (Constant), HARGA (X2), BIAYA PRODUKSI (X1)

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi linear berganda

diperoleh hasil nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,771 yang artinya hubungan

antara biaya produksi dan harga tehadap pendapatan petani adalah kuat, hal ini

sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:183) (hal 35)

yang mana interprestasi koefisien korelasi berada pada 0,60 – 0,799 berada pada

tingkat hubungan kuat.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) = 0,594, artinya konstribusi

atau sumbangan biaya produksi dan harga pada pendapatan petani cabai merah di

kelurahan ngkari ngkari kecamatan bungi kota baubau sebesar 59,4%, dan sisanya

sebesar 40,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini seperti jam kerja, modal dan lain-lain.

c. Metode Persamaan Regresi Linear Berganda

Tabel 4.31 : Hasil pengujian regresi linear berganda menggunakan SPSS versi 26
Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 27.897 4.249 6.565 .000

60
BIAYA PRODUKSI -.214 .137 -.298 -1.561 .013

(X1)

HARGA (X2) .227 .212 .205 1.073 .023

a. Dependent Variable: PENDAPATAN (Y)

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh, maka

dibuat persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = 27,897 + (-0,214 X1) + 0,227 X2

Koefisien regresi linear berganda tersebut dapat diartikan sebagai berikut :

a = 27,897 merupakan konstanta

b1 = -0,214, bertanda negative, artinya antara variabel biaya produksi (X1)

terhadap variabel pendapatan (Y) memiliki hubungan yang tidak searah dimana

jika variabel biaya produksi (X1) meningkat maka variabel pendapatan (Y) akan

menurun atau sebaliknya. Diketahui nilai koefisien regresi dari variabel biaya

produksi (X1) sebesar -0,214 berarti bahwa setiap perubahan nilai variabel biaya

produksi, akan memberikan perubahan jika nilai variabel biaya produksi

meningkat 1% maka variabel pendapatan (Y) menurun sebesar 0,214% dengan

asumsi bahwa nilai variabel lainnya adalah tetap atau nol (0). Dari signifikansi

terdapat hasil 0,013 ˂ 0,05, berarti konstanta signifikan.

b2 = 0,227, bertanda positif, artinya antara variabel harga (X2) dengan

variabel pendapatan (Y) memiliki hubungan yang searah dimana jika variabel

harga (X2) meningkat maka variabel pendapatan (Y) juga meningkat atau

sebaliknya. Nilai koefisiensi variabel harga sebesar 0,227 berarti bahwa setiap

perubahan nilai variabel harga meningkat 1% maka variabel pendapatan (Y)

meningkat sebesar 0,227% dengan asumsi bahwa variabel-variabel lainnya adalah

61
tetap atau konstan. Dari hasil signifikansi terdapat hasil 0,023 ˂ 0,05 berarti

konstanta signifikan.

d. Statistik Uji Simultan

Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga

terhadap pendapatan petani cabai merah di kelurahan ngkari ngkari kecamatan

bungi kota baubau dengan menggunakan uji F ( Sumber : lampiran 6 : TABEL

ANOVA) dari hasil perhitungan di dapat nilai Fhitung sebesar = 37.194, dengan

tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari tarif nyata α = 0,05 atau 5% maka H 0

ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hipotesis yang menyatakan biaya

produksi dan harga berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, diterima.

e. Statistik Uji Parsial

Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga

terhadap pendapatan petani cabai merah di kelurahan ngkari ngkari kecamatan

bungi kota baubau dengan menggunakan uji parsial, dari hasil perhitungan di

dapat hasil sebagai berikut :

1. Variabel biaya produksi (X1) sebesar -1.561 dengan tingkat

signifikansi 0,013 lebih kecil dari α = 0,05 maka H 0 ditolak dan Ha

diterima. Yang artinya biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan petani cabai di kelurahan ngkari-ngkaro kecamatan bungi

kota baubau.

2. Variabel harga (X2) sebesar 1.073 dengan tingkat signifikansi 0,023

lebih kecil dari α = 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Yang artinya

harga berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani cabai di

kelurahan ngkari-ngkaro kecamatan bungi kota baubau.

62
63
4.3 Pembahasan

4.3.1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Biaya Produksi

Berdasarkan beberapa tabel pernyataan, jika dilihat berdasarkan

pernyataan secara keseluruhan variabel biaya produksi dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.32 : Rekapitulasi Hasil Kuesioner Variabel Biaya Produksi


Jumlah
No Pernyataan Kriteria
Skor
1 2 3 4
Apakah biaya pupuk berpengaruh
1 116 Baik
terhadap pendapatan
Dengan memberi pupuk tanaman cabai
2 120 Baik
tahan terhadap hama dan penyakit
Apakah biaya transportasi sangat
3 119 Baik
berpengaruh terhadap pendapatan
Menambah tenaga kerja tambahan
4 119 Baik
mempengaruhi pendapatan
Kualitas cabai selalu sesuai dengan
5 102 Kurang Baik
yang diharapkan petani
Jumlah 594
Baik
Rata-rata 118,8
Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel 4.32 diatas menunjukkan bahwa pernyataan paling

dominan yang mempengaruhi variabel biaya produksi adalah pernyataan nomer 2

yaitu dengan memberi pupuk tanaman cabai tahan terhadap hama dan penyakit,

dengan skor 120 baik (berdasarkan tabel rentang pengklasifikasian halaman no

36). Dengan demikian dapat disimpulkan (berdasarkan tinjauan pustaka halaman

13) Menurut Harpenas 2010, salah satu faktor penghambat peningkatan produksi

cabai adalah adanya serangan hama dan penyakit yang fatal. Yang artinya pupuk

tanaman merupakan salah satu keberhasilan panen, walau akan menaikan biaya

produksi namun akan menghasilkan cabai yang baik dan akan menaikkan

64
pendapatan petani. Sedangkan pernyataan yang kurang dominan mempengaruhi

variabel biaya produksi adalah penyataan no 5 yaitu kualitas cabai selalu sesuai

dengan yang diharapkan petani dengan jumlah skor 102 kurang baik dengan

demikian dapat diartikan bahwa pernyataan nomer 5 kurang mempengeruhi

variabel biaya produksi (berdasarkan tabel rentang pengklasifikasian halaman no

36).

4.3.2 Tanggapan Responden terhadap Variabel Harga

Tabel 4.33 : Rekapitulasi Hasil Kuesioner Variabel Harga


Jumlah
No Pernyataan Kriteria
Skor
1 2 3 4
Harga jual cabai saya dapat bersaing
1 130 Sangat Baik
dengan petani lainnya
Harga cabai sudah dapat bersaing
2 127 Baik
dengan harga pasaran
Kualitas cabai saya bagus, tetapi harga
3 123 Baik
jualnya rendah sehingga saya rugi
4 Harga jual cabai selalu naik-turun 120 Baik
Pembelian benih cabai unggul dapat
5 128 Baik
mempengaruhi kualitas cabai
Jumlah 628
Baik
Rata-rata 125,6
Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel 4.33 diatas menunjukkan bahwa pernyataan paling

dominan yang mempengaruhi variabel harga adalah pernyataan no 1 yaitu harga

jual cabai saya dapat bersaing dengan petani lainnya dimana skornya 130 yaitu

sangat baik (berdasarkan tabel rentang pengklasifikasian halaman no 36). Dengan

demikian harga jual yang ditetapkan petani cabai merah di kelurahan ngkari-

ngkari dapat bersaing dengan petani cabai merah di tempat lain. Sedangkan

pernyataan yang kurang dominan adalah pernyataan no 4 yaitu harga jual selalu

65
naik-turun dengan jumlah skor 120 dengan demikian dapat diartikan bahwa

pernyataan nomer 4 kurang mempengaruhi variabel harga (berdasarkan tabel

rentang pengklasifikasian halaman no 36).

4.3.3 Tanggapan Responden terhadap Variabel Pendapatan Petani

Tabel 4.34 : Rekapitulasi Hasil Kuesioner Variabel Pendapatan Petani


Jumlah
No Pernyataan Kriteria
Skor
1 2 3 4
Pendapatan yang diperoleh sudah bisa
1 127 Sangat Baik
menutupi biaya tanaman cabai saya
Saya menanam cabai di seluruh luas
2 114 Baik
lahan
Pendapatan dari usaha cabai saya dapat
3 117 Baik
memenuhi kebutuhan keluarga
Terkadang jumlah penjualan saya tidak
4 menguntungkan, biaya produksi cabai 116 Baik
yang saya keluarkan lebih besar
Jumlah pendapatan saya tiap tahunnya
tidak menentu terkadang untung,
5 terkadang rugi karena di pengaruhi oleh 130 Sangat Baik
berbagai faktor seperti cuaca, hama dan
jumlah produksi
Saya pernah mengalami kerugian yang
6 125 Baik
cukup besar dalam pertanian cabai
Setiap tahunnya pendapatan bersih saya
7 berkisar antara Rp.10.000.000- 116 Baik
Rp.15.000.000 per hektar
Jumlah 845
Baik
Rata-rata 120,71
Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel 4.34 diatas menunjukkan bahwa pernyataan paling

dominan yang mempengaruhi variabel pendapatan petanu adalah pernyataan no 5

yaitu jumlah pendapatan saya tiap tahunnya tidak menentu terkadang untung,

terkadang rugi karena di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti cuaca, hama dan

jumlah produksi dengan jumlah skor 130 klasifikasi sangat baik, dengan demikian

66
dapat disimpulkan (dapat dilihat dari tabel 6.27 ) Menurut Harpenas 2010, salah

satu faktor penghambat peningkatan produksi cabai adalah adanya serangan hama

dan penyakit yang fatal(berdasarkan tinjauan pustaka halaman 13) pendapatan

petani sangat bergantung dari faktor cuaca, hama penyakit dan juga jumlah

produksi seorang petani. Sedangkan pernyataan yang kurang dominan adalah no 2

yaitu Saya menanam cabai di seluruh luas lahan dengan jumlag skor 114

klasifikasi baik (berdasarkan tabel rentang pengklasifikasian halaman no 36).

4.3.4 Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Harga terhadap


Pendapatan Petani Cabai Merah Di Kelurahan Ngkari Ngkari
Kecamatan Bungi Kota Baubau

1. Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pendapatan Petani Cabai Merah


Di Kelurahan Ngkari Ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau.

Berdasarkan pengujian parsial (uji t) Variabel biaya produksi (X 1)

sebesar -1.561 dengan tingkat signifikansi 0,013 lebih kecil dari α = 0,05 maka H 0

ditolak dan Ha diterima. Yang artinya biaya produksi berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan petani cabai di Kelurahan Ngkari-ngkari Kecamatan Bungi

Kota Baubau.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Putu Crisdandi (2015), Ni Made Ayu Sita Setyawati dan Gusti Wayan Murjana

Yasa (2018), Novita Sari (2018) yang menyatakan bahwa biaya produksi

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan petani.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan bukti empiris berupa

penelitian terdahulu terbukti bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap

pendapatan. Biaya produksi berdampak terhadap pendapatan yang diperoleh

67
petani dikarenakan hasil penjualan cabai merah masih harus dikurangkan dengan

biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli pupuk, obat hama, biaya

perawatan dan juga biaya upah. Yang berarti bahwa semakin besar biaya produksi

yang dikeluarkan oleh petani maka akan semakin kecil jumlah pendapatan yang

diperoleh dan sebaliknya semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh petani maka

akan semakin besar jumlah pendapatan yang akan diterima. Hal ini karena

semakin tinggi biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh petani maka

pendapatan yang diterima akan semakin turun.

2. Pengaruh Harga terhadap Pendapatan Petani Cabai Merah Di


Kelurahan Ngkari Ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau.

Berdasarkan pengujian parsial variabel harga (X2) sebesar 1.073 dengan

tingkat signifikansi 0,023 lebih kecil dari α = 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Yang artinya harga berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani

cabai di Kelurahan Ngkari-ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau.

Dari hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa harga

memiliki pengaruh parsial yang signifikan terhadap pendapatan petani cabai

merah dikelurahan ngkari-ngkari kecamatan bungi kota baubau. Temuan ini

sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono (2005 : 151) harga

jual merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya ( termasuk barang dan jasa

lainnya) yang ditukar agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu

barang atau jasa yang akan berpengaruh terhadap laba perusahaan. Penetapan

harga jual yang tepat merupakan salah satu faktor penting dalam bertani dalam

usaha memperoleh laba. Kurang berarti jika para petani dapat memproduksi cabai

merah dengan sangat baik namun tidak menetapkan harga jual yang tepat untuk

barang produksinya maka semuanya akan nihil.

68
69
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, serta

didukung oleh data yang diperoleh dari kantor kelurahan ngkari-ngkari kecamatan

bungi kota baubau, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a) Terdapat hubungan yang kuat antara biaya produksi dan harga terhadap

pendapatan petani cabai merah di Kelurahan Ngkari-Ngkari Kecamatan

Bungi Kota Baubau.

b) Konstribusi biaya produksi dan harga terhadap pendapatan petani sebesar

59,4% dan sisanya sebesar 40,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam penelitian ini jam kerja, modal dan lain-lain.

c) Secara simultan, dari hasil perhitungan di dapat nilai F hitung sebesar =

37.194, dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari tarif nyata α =

0,05 atau 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hipotesis

yang menyatakan biaya produksi dan harga berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan, diterima, maka secara bersama-sama biaya produksi

dan harga berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani cabai merah

di Kelurahan Ngkari-Ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau.

d) Secara parsial, variabel biaya produksi dengan tingkat signifikansi 0,013

lebih kecil dari α = 0,05 maka H 0 ditolak dan Ha diterima, maka biaya

produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani cabai merah

di Kelurahan Ngkari-Ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau. Dan variabel

harga dengan tingkat signifikansi 0,023 lebih kecil dari α = 0,05 maka H 0

70
ditolak dan Ha., maka harga berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

petani cabai merah di Kelurahan Ngkari-Ngkari Kecamatan Bungi Kota

Baubau.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan simpulan yang

diperoleh, dapat dikembangkan beberapa saran bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dalam penelitian ini. Berikut adalah saran yang diajukan dalam

penelitian ini :

a) Bagi pemerintah, pemerintah mungkin bisa menstabilkan harga cabai

merah dengan kebijakan pemerintah karena hal yang sangat di inginkan

para petani adalah kestabilan harga cabai merah agar pendapatan mereka

bisa meningkat.

b) Petani membutuhkan penyuluhan tentang cara bagaimana berkebun

tanaman cabai merah yang baik dan benar, karena selama ini para petani

hanya menggunakan cara yang dilakukan nenek moyang mereka sejak

dulu.

c) Penentuan harga jual cabai merah sangat berpengaruh terhadap pendapatan

petani, oleh karena itu diharapkan kepada para petani di Kelurahan

Ngkari-Ngkari Baubau dapat lebih pandai memantau dengan baik tinggi

rendahnya harga jual yang terjadi di tingkat petani, dan akan lebih baik

lagi apabila dalam hal ini pemerintah bisa ikut serta membantu para petani

agar pera petani mendapatkan pendapatan yang sesuai dari segi kuantitas

maupun kualitas padi yang dihasilkan

71
d) Bagi peneliti selanjutnya, penambahan variabel baru yang bepengaruh

terhadap pendapatan dapat digunakan pada penelitian selanjutnya, seperti

jumlah produksi, tingkat pendidikan, modal maupun tenaga kerja.

Penambahan variabel baru bertujuan untuk mengembangkan penelitian

yang dilakukan, sehingga akan menambah informasi serta ilmu

pengetahuan bagi penulis maupun masyarakat.

72

Anda mungkin juga menyukai