Anda di halaman 1dari 48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Bonyoh

Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali

merupakan daerah yang menjadi tempat kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Interprofessional Education (IPE) mahasiswa Poltekkes Kemenkes Denpasar.

Asal mula nama desa Bonyoh berasal dari kata ‘’ Banyeh ‘’ yang merupakan

air yang keluar dari tubuh orang yang telah meninggal. Asal – usul ini berawal dari

cerita ida bhatara, seorang warga desa yang sedang bepergian ke suatu tempat, di

tengah perjalanan tunggangan ida bhatara tewas. Dari sini tercium banyeh atau bau

mayat sehingga desa tersebut dijuluki dengan baunyeh dan lama kelamaan menjadi

bonyoh.

Fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah Desa Bonyoh terdiri dari

POLINDES. Desa Bonyoh juga memiliki beberapa kader untuk melaksanakan

posyandu yang dilaksanakan setiap bulan dan kegiatan lain.Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang ada di desa Bonyoh terdiri dari 1

Posyandu, 1 bidan desa dan 1 Lembaga Perkreditan Desa (LPD).Seluruh penduduk di

desa Bonyoh menganut agama Hindu.

B. Data Demografi

1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

54
Penduduk desa Bonyoh pada tahun 2019 berjumlah 1252 yang teridiri dari 351 KK,

pada kelompok laki – laki sebanyak 618 jiwa dan pada kelompok perempuan

sebanyak 634 jiwa. Adapun pengelompokan penduduk berdasarkan sia dan jenis

kelamin pada tahun 2019 tertera pada tabel berikut:

Tabel 1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
Jumlah penduduk tahun ini 618 orang 634 orang
Jumlah penduduk tahun lalu 598 orang 620 orang
Persentase perkembangan 11 % 12%

2. Distribusi Penduduk Berdasarkan pendidikan

Dari data tingkat perkembangan pendidikan yang diperoleh menunjukkan bahwa

pada tahun 2019 masih terdapat penduduk yang buta aksara dan huruf yaitu

sebanyak 5 orang, jumlah penduduk usia 3 – 6 tahun yang masuk TK dan kelompok

bermain anak sebanyak 21 orang, Jumlah anak dan penduduk cacat fisik dan mental

sebanyak 11 orang, Jumlah penduduk sedang SD/sederajat sebanyak 108 orang,

Jumlah penduduk tamat SD/sederajat sebanyak 432 orang, Jumlah penduduk tidak

tamat SD/sederajat sebanyak 115 orang, Jumlah penduduk sedang SLTP/sederajat

sebanyak 75 orang, Jumlah penduduk tamat SLTP/sederajat sebanyak 166 orang,

Jumlah penduduk sedang SLTA/sederajat sebanyak 35 orang, Jumlah penduduk

tidak tamat SLTP/Sederajat sebanyak 50 orang, Jumlah penduduk tamat

SLTA/Sederajat sebanyak 175 orang, Jumlah penduduk tamat D-1 sebanyak 4

orang, Jumlah penduduk tamat D-2 sebanyak 3 orang, Jumlah penduduk tamat D-3

55
sebanyak 6 orang, Jumlah penduduk tamat S-1 sebanyak 35 orang, Jumlah penduduk

tamat S-2 sebanyak 8 orang, dan Jumlah penduduk tamat S-3 sebanyak 3 orang.

Adapun pengelompokan penduduk berdasarkan pendidikan desa Bonyoh tahun

2019 tertera pada tabel berikut:

Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan pendidikan

Indikator Jumlah
Jumlah penduduk buta aksara dan huruf latin 5 orang
Jumlah penduduk usia 3-6 tahun yang masuk TK
dan 21 orang
Kelompok Bermain Anak
Jumlah anak dan penduduk cacat fisik dan
mental 11 orang
Jumlah penduduk sedang SD/sederajat 108 orang
Jumlah penduduk tamat SD/sederajat 432 orang
Jumlah penduduk tidak tamat SD/sederajat 115 orang
Jumlah penduduk sedang SLTP/sederajat 75 orang
Jumlah penduduk tamat SLTP/sederajat 166 orang
Jumlah penduduk sedang SLTA/sederajat 35 orang
Jumlah penduduk tidak tamat SLTP/Sederajat 50 orang
Jumlah penduduk tamat SLTA/Sederajat 175 orang
Jumlah penduduk tamat D-1 4 orang
Jumlah penduduk tamat D-2 3 orang
Jumlah penduduk tamat D-3 6 orang
Jumlah penduduk tamat S-1 35 orang
Jumlah penduduk tamat S-2 8 orang
Jumlah penduduk tamat S-3 3 orang

56
C. Data Pendidikan Orang Tua Baduta, Ibu Hamil Dan Ibu Menyusui Di Desa
Bonyoh

Dari diagram diatas dapat diketahui tingkat pendidikan orang tua responden dengan

tamatan SMP lebih tinggi (42,1%) sebanyak 16 orang, diikuti tamatan SD (26,3%)

sebanyak 10 orang, dibandingkan dengan tamatan SMA (18,4%) sebanyak 7 orang

dan maupun perguruan tinggi (10,5%) sebanyak 4 orang.

57
Diagram diatas menunjukkan bahwa prevalensi pendidikan terakhir Ibu Hamil yang

ada di Desa Bonyoh yang merupakan lulusan SD sebanyak 71,4% sedangkan yang

lulusan SLTA sebanyak 28,6%

D. Data pekerjaan ibu hamil di Desa Bonyoh

58
Diagram diatas menunjukkan sebagian besar pekerjaan ibu hamil adalah petani

dengan persentase 85,7% dan pedagang dengan persentase 14,3%.

E. Pengetahuan ibu hamil dan ibu baduta

Berdasarkan data yang diperoleh setelah melakukan kunjungan kerumah

warga di Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, terdapat 7

orang ibu hamil dan didapatkan hasil berupa sebesar 14,3% berpengetahuan

kurang, yang termasuk dalam kategori cukup sebesar 28,6% dan

berpengetahuan baik sebesar 57,1%. Dimana kategori baik dalam rentang 76-

100%, cukup 56-75%, kurang dalam rentang kurang atau sama dengan 55%

59
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan Ibu Baduta yang

termasuk dalam kategori Baik sebanyak 52,6% sebanyak 20 orang, yang termasuk

dalam kategori cukup sebanyak 39,5% sebanyak 15 orang, dan yang termasuk dalam

kategori kurang sebanyak 7,9% sebanyak 3 orang.

F. Permasalahan Ditinjau Dari Jurusan kebidanan

1. Usia ibu hamil

60
Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 7 orang Ibu Hamil di Desa Bonyoh terdapat

3 orang Ibu Hamil yang Berisiko Tinggi dimana 1 orang berusia dibawah 20 tahun

dan 2 orang berusia diatas 35 orang.

2. pemeriksaan kesehatan ibu hamil

Diagram diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

Kesehatan Ibu Hamil dan Anak yang termasuk dalam kategori Baik sebanyak 85,7%

dan yang termasuk dalam kategori Cukup sebanyak 14,3%.

G. Permasalahan Ditinjau Dari Jurusan gizi

1. berat badan menurut umur

61
Berdasarkan Berat Badan menurut Umur dapat diketahui responden dengan gizi baik

sebesar 97,4% sebanyak 37 orang, sedangkan responden dengan gizi buruk sebesar

2,6% sebanyak 1 orang.

2. Panjang badan menurut umur

62
Dari pie chart diatas dapat diketahui panjang badan respoden menurut umur yang

termasuk kategori normal sebesar 65,8% sebanyak 25 orang, yang termasuk kategori

pendek dan sangat pendek mempunyai besar yang sama yakni 13,2% sebanyak 5

orang, dan yang termasuk kategori tinggi sebanyak 7,9% sebanyak 3 orang.

3. Berat badan menurut panjang badan

63
Dari pie chart diatas dapat diketahui status gizi respoden berdasarkan berat badan

menurut panjang badan yang termasuk kategori normal sebesar 89,5% sebanyak 34

orang, yang termasuk kategori Gemuk sebesar 7,9% sebanyak 3 orang, dan kategori

kurus sebesar 2,6% sebanyak 1 orang.

4. praktek ibu yang memberikan ASI eksklusif

64
Dari diagram diatas dapat diketahui praktek Asi Ekslusif yang termasuk dalam

kategori Baik sebanyak 76,3% sebanyak 29 orang, dan yang termasuk dalam kategori

kurang sebanyak 23,7% sebanyak 9 orang.

5. pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif

65
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang

ASI eksklusif yang termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 84,2% sebanyak 32

orang, yang termasuk dalam kategori cukup sebanyak 10.5% sebanyak 4 orang,

sedangkan yang termasuk dalam kategori kurang sebanyak 5,3% sebanyak 2 orang.

6. pengetahuan ibu menyusui tentang MPASI

66
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa data pengetahuan ibu menyusui tentang

MPASI yang termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 92,1% sebanyak 35 orang,

sedangkan yang termasuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 7,9% sebanyak 3

orang.

G. Permasalahan Ditinjau Dari Jurusan sanitasi lingkungan

67
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki

kesehatan lingkungan yang baik yaitu sebanyak 55,3%, yang termasuk dalam

kategori cukup yaitu sebanyak 34,2%, sedangkan yang termasuk dalam kategori

kurang yaitu sebanyak 10,5%.

Permasalahan yang terkait dengan kesehatan lingkungan dalam hubungannya

dengan stunting di desa bonyoh sebagai berikut:

1. Ketersediaan Jamban Pada Keluarga Yang terdapat Ibu Hamil:

68
Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 71.4% dengan

frekuensi 5 KK yang memiliki jamban di setiap rumah yang terdapat balita,sedangkan

masih terdapat sekitar 28.6% dengan frekuensi 2 KK yang belum memiliki jamban.

Pada Saat melaksanakan survey kami melihat kondisi dilapangan masih banyak

warga yang mempercayai mitos bahwa dilarang melaksanakan pembangunan apabila

dirumah tersebut terdapat orang yang sedang hamil dan sakit, terdapat pula

masyarakat yang menolak untuk membangun jamban karena rendahnya kondisi

ekonomi.Warga yang belum memiliki jamban mengaku masih melakukan BABS

dikebun dan di sekitar semak-semak.

2. Ketersediaan Penyediaan Air Pada Keluarga Yang Memiliki Ibu Hamil:

69
Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 19.4% yang

memiliki sarana air bersih (penyedian air) di setiap rumah yang terdapat Ibu

Hamil ,Namun sarana air bersih yang dimaksud berupa penampungan air yang berisi

air dari membeli dan air dari hasil menampung air hujan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sekitar 2.8% yang tidak memiliki penyediaan

air.

3. Ketersediaan Pengelolaan Sampah Pada Keluarga Yang Memiliki Ibu Hamil:

70
Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 13.9% dengan

frekuensi 5KK yang memiliki sarana pengelolaan sampah sesuai dengan persyaratan

di setiap rumah yang terdapat Ibu Hamil, Pengelolaan sampah disetiap rumah warga

diangkut dan dibuang ke TPA yang berada di desa bonyoh. Namun masih terdapat

sekitar 5.6% dengan frekuensi 2KK telah memiliki pengelolaan sampah namun tidak

sesuai persyaratan.

4. Ketersediaan Pengelolaan Limbah Pada Keluarga Yang Memiliki Ibu Hamil:

71
Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 100% yang

memiliki sarana pengelolaan limbah dan sesuai dengan persyaratan di setiap rumah

yang terdapat Ibu hamil, Pengelolaan limbah disetiap rumah warga tersedia sudah

cukup baik karena tidak terdapat adanya genangan-genakan air dihalaman rumah

maupun disekitar rumah.

5. Pelaksanaan CTPS Pada Keluarga Yang Memiliki Ibu hamil:

72
Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 100% dengan

frekuensi 7 KK yang telah melaksanakan CTPS di setiap rumah yang terdapat Ibu

hamil.

6. Jentik Pada Keluarga Yang Memiliki Ibu hamil:

Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 42,9% dengan

frekuensi 3 KKyang tidak terdapat jentik ditempat penampungan air serta di bak

kamar mandi,namun masih terdapat sekitar 57.1% dengan frekuensi 4 KK yang

terdapat jentik dibak penampungan air dan bak kamar mandi.

7. Lalat Pada Keluarga Yang Memiliki Ibu hamil:

73
Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 57.1% yang

terdapat lalat dirumah warga ,dan terdapat sekitar 43% yang terdapat lalat di rumah

warga yang terdapat ibu hamil,hal ini terjadi karena kondisi desa dekat dengan

perkebunan,tanaman diperkebunan tersebut menggunakan pupuk organi dari tanaman

dan kotoran hewan sehingga menimbulkan banyaknya lalat.

1. Ketersediaan Jamban Pada Keluarga Yang Memiliki Baduta:

74
Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 80.6% yang

memiliki jamban memenuhi persyaratan di setiap rumah yang terdapat

baduta,sedangkan masih terdapat sekitar 19.4% yang belum memiliki jamban. Pada

Saat melaksanakan survey kami melihat kondisi dilapangan masih banyak warga

yang mempercayai anggapan mitos bahwa dilarang melaksanakan pembangunan

apabila dirumah tersebut terdapat orang yang sedang hamil dan sakit, terdapat pula

masyarakat yang menolak untuk membangun jamban karena rendahnya kondisi

ekonomi.Warga yang belum memiliki jamban mengaku masih melakukan BABS

dikebun dan di sekitar semak-semak

2. Ketersediaan Penyediaan Air Pada Keluarga Yang Memiliki Baduta:

75
Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 100% dengan

yang memiliki sarana air bersih (penyedian air) di setiap rumah yang terdapat

Baduta,Namun sarana air bersih yang dimaksud merupakan bak penampungan air

yang berisi air dari membeli dan air dari hasil menampung air hujan yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Ketersediaan Pengelolaan Sampah Pada Keluarga Yang Memiliki Balita :

Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 69.4% yang

memiliki sarana pengelolaan sampah sesuai dengan persyaratan. Pengelolaan sampah

76
disetiap rumah warga diangkut dan dibuang ke TPA yang berada di desa bonyoh.

Namun masih terdapat sekitar 16.7% yang pengelolaan sampahnya belum sesuai

dengan persyaratan,dan sekitar 13.9% belum memiliki pengelolaa sampah dan masih

membakar sampah.

4. Ketersediaan Pengelolaan Limbah Pada Keluarga Yang Memiliki Ibu Hamil:

Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 61.1% yang

memiliki sarana pengelolaan limbah sesuai dengan persyaratan di setiap rumah yang

terdapat baduta, namun masih ada sekitar 11.1% Pengelolaan limbah yang belum

memiliki pengelolaan limbah dan 27.8% yang tidak memiliki pengelolaan limbah.

5. Pelaksanaan CTPS Pada Keluarga Yang Memiliki Balita:

77
Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 72.2% yang

telah melaksanakan CTPS sesuai dengan persyaratan di setiap rumah yang terdapat

baduta .namun masih terdapat 11.1% yang melaksanakan CTPS belum sesuai dengan

persyaratan,dan 16.7% yang tidak melaksanakan CTPS karena mengaku terlalu sibuk

sehingga terburu-buru saat akan melaksanakan aktivitas lain salah satunya pada saat

akan memberikan ASI pada balitanya.

6. Jentik Pada Keluarga Yang Memiliki Balita :

78
Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 8.3% yang tidak

terdapat jentik ditempat penampungan air serta di bak kamar mandi,namun masih

terdapat sekitar 88.9% yang terdapat jentik dibak penampungan air dan bak kamar

mandi. Dan 2.8% tidak terdapat jentik.

7. Lalat Pada Keluarga Yang Memiliki Balita :

Dari diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 97.2% yang

terdapat lalat dirumah warga dan sekitar 2.8% yang tidak terdapat lalat di rumah

warga yang terdapat balita ,hal ini terjadi karena kondisi desa dekat dengan

perkebunan,tanaman diperkebunan tersebut menggunakan pupuk organi dari tanaman

dan kotoran hewan sehingga menimbulkan banyaknya lalat.

H. Permasalahan Ditinjau Dari Jurusan Keperawatan Gigi

79
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa prevalensi ibu hamil dengan kesehatan

gigi yang baik yaitu 85,7% sedangkan ibu hamil dengan kesehatan gigi yang kurang

yaitu 14,3%.

80
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa data tentang Oral Hygiene Index

Simplifled yang termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 28,6%,, yang trmasuk

dalam kategori sedang yaitu sebanyak 71,4%.

81
Dari diagram diatas dapat diketaui bahwa data tentang kompetensi kesehatan gigi

yang termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 15,8%, yang termasuk dalam

kategori cukup yaitu sebanyak 50,0%, sedangkan yang termasuk dalam kategori

kurang yaitu sebanyak 34,2%.

82
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa data tentang Oral Hygiene Index

Simplifled yang termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 10,5%,, yang trmasuk

dalam kategori sedang yaitu sebanyak 86,8%, sedangkan yang termasuk dalam

kategori yaitu sebanyak2,6%.

H. Permasalahan Ditinjau Dari Jurusan Keperawatan

83
Data Ibu hamil yang terletak di Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Kabupaten

Bangli, dari hasil survey 7 orang ibu hamil mencapai 85,7% yang mampu memelihara

lingkungan yang mendukung kesehatan pada keluarga dan 14,3% yang belum mampu

memelihara lingkungan yang mendukung kesehatan pada keluarga.

Data Ibu hamil yang terletak di Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Kabupaten

Bangli, dari hasil survey 7 orang ibu hamil mencapai 85,7% yang mampu

84
memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan pada

keluarga dan 14,3% yang belum mampu memanfaatkan sumber di masyarakat untuk

mengatasi masalah kesehatan pada keluarga.

Data Ibu hamil yang terletak di Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Kabupaten

Bangli, dari hasil survey 7 orang ibu hamil yang memenuhi kriteria kemandirian

keluarga mencapai 100% dengan kemandirian tingkat III.

85
Data balita bawah 2 tahun (BADUTA) yang terletak di Desa Bonyoh Kecamatan

Kintamani Kabupaten Bangli terdapat 38 orang BADUTA dan terdapat 13,2%

masalah kesehatan keluarga dari 38 responden dan 86,8% tidak memiliki masalah

kesehatan dalam keluarga.

Data balita bawah 2 tahun (BADUTA) yang terletak di Desa Bonyoh Kecamatan

Kintamani Kabupaten Bangli terdapat 38 orang BADUTA dan didapatkan hasil

13,2% dari 38 responden tidak mengetahui penyebab masalah kesehatan pada

keluarga dan 86,8% dari 38 responden mengetahui penyebab masalah kesehatan

keluarga.

86
Data balita bawah 2 tahun (BADUTA) yang terletak di Desa Bonyoh Kecamatan

Kintamani Kabupaten Bangli terdapat 38 orang BADUTA dan didapatkan hasil

13,2% dari 38 responden tidak mengetahui penyebab masalah kesehatan pada

keluarga dan 86,8% dari 38 responden mengetahui penyebab masalah kesehatan

keluarga.

87
Dari diagram diatas dapat diketahui pelayanan kesehatan di desa bonyoh sudah

termasuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 65,8% sebanyak 25 orang, yang

termasuk kategori baik sebanyak 18,4% sebanyak 7 orang, dan yang termasuk

kategori cukup sebanyak 15,8% sebanyak 6 orang.

88
Data balita bawah 2 tahun (BADUTA) yang terletak di Desa Bonyoh Kecamatan

Kintamani Kabupaten Bangli terdapat 38 orang BADUTA dan didapatkan hasil 5,3%

dari 38 responden mencari sumber informasi mengenai masalah kesehatan pada

keluarga, 15,8% dari 38 responden mencari sumber informasi mengenai masalah

kesehatan pada tetangga, 78,9% dari 38 responden mencari sumber informasi pada

tenaga kesehatan.

dari 38 responden melakukan upaya kesehatan.

89
Data balita bawah 2 tahun (BADUTA) yang terletak di Desa Bonyoh Kecamatan

Kintamani Kabupaten Bangli terdapat 38 orang BADUTA dan didapatkan hasil 100%

dari 38 responden termasuk dalam kriteria kemandirian keluarga 1-6 dimana tingkat

kemandirian keluarga yang terdiri dari 1. mampu menerima petugas kesehatan, 2.

Menerima layanan kesehatan sesuai rencana, 3.Menyatakan masalah kesehatan secara

benar, 4.Memanfaatkan pasilitas kesehatan sesuai anjuran, 5.Melaksanakan

perawatan sederhana sesuai anjuran, 6.Melaksanakan tindakan pencegahan secara

aktif.

I. Permasalahan Ditinjau Dari Jurusan Teknologi Laboratorium Medik


1. Keluarga yang mengalami penyakit

90
Berdasarkan hasil survey pada 38 keluaga baduta dan ibu menyusui serta

7 keluarga ibu hamil di desa Bonyoh diperoleh prevalensi keluaga yang

mengalami penyakit dalam 1 tahun sebesar 10,5% dengan frekuensi 4 KK dan

prevalensi yang tidak pernah mengalami sakit adalah 89,5 % dengan frekuensi 34

KK. Sedangkan dari hasil survey keluarga ibu hamil sebanyak 7 KK diperoleh

hasil tidak ada yang mengalami sakit selama satu tahun.

2. masalah berat badan dalam keluarga

91
Dari diagram diatas dapat diketahui dalam 38 KK baduta dan ibu

menyusui terdapat prevalensi masalah berat badan sebesar 5,3% dengan

frekuensi 2 KK dan yang tidak mengalami masalah berat badan prevalensinya

sebesar 94,7% dengan frekuensi 36 KK. Sedangkan pada hasil survey keluarga

ibu hamil sebanyak 7 KK tidak terdapat masalah berat badan dalam keluarganya.

3. Pemeriksaan laboratorium ibu menyusui

Dari hasil survey 38KK baduta dan ibu menyusui di desa Bonyoh

diperoleh prevalensi 18,4% tidak pernah melakukan pemeriksaan laboratorium

dengan frekunsi 7KK, prevalensi KK yang melakukan pemeriksaan gula darah

sebesar 42,1% dengan frekuensi 16KK, prevalensi KK yang melakukan

pemeriksaan hemoglobin sebesar 7,9% dengan frekuensi 3KK, prevalensi KK

92
yang melakukan pemeriksaan kolesterol sebesar 5,3% dengan frekuensi 2 KK,

prevalensi KK yang melakukan pemeriksaaan gula darah dan kolesterol sebesar

7,9% dengan frekuensi 3KK, prevalensi KK yang melakukan pemeriksaan gula

darah, kolesterol dan hemoglobin sebesar 7,9 % dengan prsentase 3KK, ,

prevalensi KK yang melakukan pemeriksaan gula darah dan hemoglobin sebesar

2,6 % dengan frekuensi 1KK, , prevalensi KK yang melakukan pemeriksaan gula

darah, kolesterol dan asam urat sebesar 5,3% dengan frekuensi 2KK, , prevalensi

KK yang melakukan pemeriksaan gula darah, kolesterol , asam urat dan

hemoglobin sebesar 2,6% dengang frekuensi 1 KK.

4. pemeriksaan laboratorium ibu hamil

93
Dari hasil survey 7KK ibu hamil di desa Bonyoh diperoleh prevalensi

14,3% tidak melakukan pemeriksaan laboratorium dengan frekuensi 1KK,

prevalensi pemeriksaan gula darah sebesar 57,1% dengan frekuensi 4KK,

prevalensi pemeriksaan hemoglobin sebesar14,3% dengan frekuensi 1KK,

prevalensi pemeriksaan gula darah dan hemoglobin sebesar14,3% dengan

frekuensi 1KK.

5. prevalensi ibu hamil dalam keluarga yang melakukan pemeriksaan kehamilan

94
Berdasarkan hasil survey 38 KK di desa Bonyoh prevalensi keluarga yang

terdapat ibu hamil sebesar 5,3 % dengan frekuensi 2 KK dan prevalensi keluarga

yang tidak ada ibu hamil sebesar 94,7% dengan frekuensi 36 KK. Dari 2 KK yang

terdapat ibu hamil di keluarganya hanya 1 KK yang melakukan pemeriksaan

kehamilan yaitu pemeriksaan hemoglobin.

6. pemeriksaan hemoglobin ibu hamil

Dari hasil survey 7KK ibu hamil di desa Bonyoh prevalensi ibu hamil

yang melakukan pemeriksaan hemoglobin sebesar 42,9% dengan frekuensi 3KK ,

prevalensi ibu hamil yang melakukan pemeriksaan hemoglobin, hepatitis dan HIV

sebesar 28,6% dengan frekuensi 2KK, prevalensi ibu hamil yang melakukan

95
pemeriksaan hemoglobin, hepatitis, protein urine dan HIV sebesar 28,6% dengan

frekuensi 2KK.

7. pemeriksaan hemoglobin ibu menyusui

Dari hasil survey 38 KK di desa Bonyoh presentase keberadaan ibu

menyusui sebesar 94,7% dengan frekuensi 36 KK , presentase ibu tidak menyusui

sebesar 5,3% dengan frekuensi 2KK. Presentase ibu menyusui yang melakukan

pemeriksaan hemoglobin sebesar 34,2% dengan frekuensi 13 KK sedangkan

prevalensi ibu menyusui yang tidak melakukan pemeriksaan hemoglobin sebesar

42,1% dengan frekuensi 16 KK.

Dari hasil survey 7KK ibu hamil diperoleh prevalensi keluarga tidak

terdapat ibu menyusui sebesar 85,7% dengan frekuensi 6KK dan prevalensi

keluarga dengan ibu menyusui sebesar 14,3% dengan frekuensi 1 KK dan ibu

hamil tersebut tidak pernah melakukan pemeriksaan hemoglobin.

8. prevalensi keluarga dengan berat badan kurang

96
Berdasarkan hasil survey 38 KK di desa Bonyoh terdapat prevalensi keluarga

dengan berat badan kurang sebesar 10,5 % dengan frekuensi 4KK, dari hasil tersebut

2KK tidak diberikan obat cacing dan 2 KK diberikan obat cacing.

Berdasarkan survey 7KK ibu hamil di desa Bonyoh prevalensi keluarga

dengan berat badan kurang sebesar 28,6% dengan frekuensi 2 KK dan tidak

mendapatkan obat cacing.

97
J. Kegiatan KKN IPE

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Interprofessional Education (IPE) oleh mahasiswa

Poltekkes Denpasar dilaksanakan mulai tanggal 13 Januari – 08 Februari 2020.

Peserta KKN adalah mahasiswa Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan, Jurusan

Kebidanan, Jurusan Gizi dan dietetik, Jurusan Keperawatan Gigi, Jurusan Sanitasi

Lingkungan dan Jurusan teknologi laboratorium medis pada semester akhir. Peserta

KKN di desa Bonyoh terdiri dari 20 orang. Adapun kegiatan mahasiswa pada KKN-

IPE di desaBonyoh adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan dan Pembekalan

Pembekalan dilaksanakan sebelum kegiatan KKN-IPE dimulai.Mahasiswa

sebagai peserta KKN memperoleh pembekalan berupa materi-materi yang dibutuhkan

sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai oleh masing-masing profesi.Tujuan dari

pembekalan ini yaitu untuk menyiapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan

mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan di lahan praktik.Pembekalan dilakukan

pada tangal 14-15 Januari 2020 di Auditorium Politeknik Kesehatan

Denpasar.Pembekalan diberikan materi oleh penanggung jawab kegiatan KKN-IPE

mengenai program praktik dan penjelasan teknis tentang kegiatan di lapangan.Selain

itu, pembekalan juga diberikan materi oleh Dinas Kesehatan dan Tokoh Masyarakat

berupa pengenalan sosial budaya masyarakat, demografi, geografi, epidemiologi dan

prosedur advokasi.Kegiatan KKN-IPE resmi dibuka pada tanggal 15 Januari 2020

bertempat di UPT Puskesmas Kintamani VI.

2. Survei Keluarga Baduta , ibu menyusui dan ibu hamil

98
Survei Keluarga Baduta , ibu menyusui dan ibu hamil dilaksanakan oleh 20

orang mahasiswa peserta KKN Poltekkes Denpasar Semester Akhir dimulai pada

tanggal 22-24 Januari 2020, dengan responden yang diambil adalah 45 kepala

keluarga. Jumlah KK Baduta , ibu menyusui dan ibu hamil yang ada Desa Bonyoh

adalah sebanyak 55 KK. Terdapat 10 KK yang tidak di survey karena 1 KK tinggal

di Denpaar dan 1 KK tinggal di Singaraja dan 8 KK sulit ditemui karena setiap

survey tidak ada di rumah.

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan, tabulasi, analisa dan

disusun berdasarkan kelompok masalah kesehatan di, Desa Bonyoh, Kecamatan

Kintamani wilayah kerja UPT Puskesmas VII Kintamani untuk selanjutnya akan

dilakukan intervensi berbasis pendekatan keluarga.

3. Intervensi Berbasis Pendekatan Keluarga

Intervensi Berbasis Pendekatan Keluarga dilakukan terhadap 13 KK yang

berdasarkan hasil Survei Keluarga Sehat, terdapat 2 – 3 masalah kesehatan sesuai

dengan program upaya pencegahan stunting melalui 1000 hari pertama kehidupan.

Masalah-masalah kesehatan yang ada pada masing-masing keluarga akan dilakukan

intervensi dengan memberikan konseling upaya pencegahan stunting melalui 1000

hari pertama kehidupan berbasis pendekatan keluarga oleh peserta KKN-IPE

berdasarkan profesi masing-masing. Kegiatan Intervensi Berbasis Pendekatan

Keluarga terlebih dahulu diawali dengan kontrak waktu dengan KK yang bermasalah

99
sehingga seluruh anggota keluarga yang bermasalah ada di rumah.Kegiatan ini

dilaksanakan pada tanggal 29 – 30 Januari 2020.

4. Intervensi berbasis sekolah

Intervensi berbasis sekolah dilakukan di SD Negeri Bonyoh dengan

melibatkan siswa kelas I – VI. Masalah yang terdapat di SD Negeri Bonyoh adalah

kurangnya penerapan CTPS dan sikat gigi dengan baik dan benar. Masalah kesehatan

tersebut dilakukan intervensi dengan memberikan penyuluhan PHBS dan cara sikat

gigi dengan baik dan benar serta melakukan praktek cuci tangan pakai sabun dan

sikat gigi dengan baik dan benar. Masalah kesehatan ini dilakukan dengan melibatkan

anak sekolah karena anak – anak merupakan generasi penerus yang penting

diperhatikan kesehatannya serta anak – anak sangat potensial untuk dipengaruhi dan

diberi motivasi sehingga membiasakan sejak dini perilaku hidup bersih dan sehat

sehingga anak sekolah memiliki potensi untuk menyebarkan pesan kesehatan kepada

anak lain , anggota keluarga dan masyarakat sekitar. penyuluhan PHBS dan cara sikat

gigi dengan baik dan benar dilakukan oleh peserta KKN-IPE pada 29 Januari 2020.

5. Intervensi berbasis masyarakat

Intervensi berbasis masyarakat dilakukan dengan mengadakan kegiatan

Minggu sehat. Dalam kegiatan Minggu sehat dilakukan pemeriksaan kesehatan gratis

dan penyuluhan tentang jamban sehat. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah

pemeriksaan tensi, glukosa dan asam urat. Pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan secara

berkala dan menemukan dini kasus – kasus berpotensi PTM ( seperti hipertensi,

hipotensi, DM, asam urat ) agar dapat ditangani sesuai standar.

100
Penyuluhan jamban sehat dilakukan karena masyarakat desa Bonyoh masih

ada yang belum mempunyai jamban. Tujuan penyuluhan jamban sehat adalah untuk

meningkatkan kesehatan lingkungan sekitar sehingga masyarakat terhindar dari

penyakit seperti : diare,gatal – gatal, cacingan ataupun muntaber. Kegiatan Minggu

sehat dilakukan oleh peserta KKN-IPE pada 02 Februari 2020.

6. Pembuatan PMT bagi kader

Kegiatan pembuatan PMT bagi kader dihadiri oleh seluruh kader dan ibu

baduta di desa Bonyoh. Pembuatan PMT dilakukan dengan memanfaatkan bahan

hasil perkebunan yang ada di desa Bonyoh yaitu labu siam, labu siam tersebut diolah

menjadi pudding agar menarik minat anak. Pembuatan PMT bagi kader dilakukan

pada 02 Februari 2020.

101

Anda mungkin juga menyukai