Original Research
a
Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman, Samarinda,
Indonesia
b
Laboratorium IKM, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
c
Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman, Samarinda,
Indonesia
Korespondensi: c.lidya15@gmail.com
Abstrak
Peningkatan usia harapan hidup dan jumlah lansia di Indonesia sebanding dengan peningkatan jumlah
angka kesakitan yang menyebabkan menurunnya kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah status gizi merupakan faktor risiko terhadap kualitas hidup lansia. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan pada bulan
Agustus-September 2021. Responden penelitian ini adalah 94 orang lansia yang diambil dengan teknik
purposive sampling di Puskesmas Segiri Samarinda. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuesioner MNA (Mini Nutritional Status) untuk menilai status gizi lansia dan kuesioner WHOQOL-BREF
(WHO Quality of Life-BREF) untuk mengukur kualitas hidup lansia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, pendidikan tinggi, dan pensiun. Sebagian besar
responden yang memiliki kualitas hidup baik lebih banyak pada kelompok yang memiliki status gizi normal
dibandingkan dengan kelompok yang memiliki status gizi beresiko malnutrisi (56,4% : 16% dengan p
<0,01). Hasil ini didapatkan dengan menggunakan uji statistik chi-square. Kesimpulan pada penelitian ini
adalah terdapat terdapat pengaruh status gizi terhadap kualitas hidup lansia di Puskesmas Segiri.
Abstract
The increase in life expectancy and the number of elderly people in Indonesia is proportional to the
increase in the number of morbidity which causes a decrease in the quality of life of the elderly. This study
aims to determine wheter nutritional status is a risk factor for the quality of life of the elderly. This study
was an analytical observational study with a cross-sectional design conducted in August-September 2021.
The respondents of this study were 94 elderly people who were taken by purposive sampling technique
at the Segiri Health Center, Samarinda. The instruments used in this study were the MNA (Mini Nutritional
Status) questionnaire to assess the nutritional status of the elderly and the WHOQOL-BREF (WHO Quality
of Life-BREF) questionnaire to measure the quality of life of the elderly. The results of this study indicate
that the majority of respondents are female, have higher education, and are retired. Most of the
respondents who had a good quality of life were more in the group with normal nutritional status than
the group with nutritional status at risk of malnutrition (56.4%: 16% with p<0.01). These results were
obtained using the chi-square statistical test. The conclusion of this study was that there is an influence
of nutritional status on the quality of life of the elderly at the Segiri Health Center
Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang Dampak positifnya apabila penduduk lansia
yang berusia lebih dari 60 tahun. Usia lanjut dalam keadaan sehat, aktif, dan produktif.
penuaan yang ditandai dengan penurunan jumlah penduduk lansia akan menjadi beban
kemampuan fisik, kognitif, dan psikologis. jika lansia memiliki masalah dalam kesehatan
Dalam waktu hampir lima dekade (1971-2019), yang berakibat pada peningkatan biaya
dua kali, yakni dari 4,5% dari total jumlah pendapatan/penghasilan, peningkatan
penduduk menjadi 9,7% dimana lansia disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan
dibandingkan lansia laki-laki (10,10% banding penduduk lansia. Untuk itu, peningkatan
9,10%).1 Kota Samarinda yang merupakan kuantitas lansia harus diimbangi dengan
peningkatan proyeksi jumlah penduduk lansia Adapun domain kualitas hidup lansia
dalam 5 tahun terakhir yaitu tahun 2015 menurut WHO yaitu terdiri dari enam domain
terdapat 4,89% dan pada tahun 2020 terdapat antara lain kesehatan fisik, kesehatan
Usia harapan hidup (UHH) meningkat tingkat ketergantungan, dan aspek spiritual,
seiring dengan peningkatan kualitas hidup. agama, dan keyakinan. Kualitas hidup lansia
World Health Organization (WHO) yang baik akan mendorong lansia menjadi lebih
memperkirakan populasi lansia akan mencapai sehat, mandiri, produktif, dan sejahtera.
1,2 miliar pada tahun 2025 dan 2 miliar pada Kondisi fisik yang baik akan mendukung lanjut
tahun 2050. Laporan data Proyeksi Penduduk usia memiliki gaya hidup yang baik, sehingga
(BPS) menunjukkan peningkatan UHH saat lahir kesehatan lansia ditentukan oleh kualitas dan
dari 69,8 tahun pada tahun 2010 menjadi 70,9 kuantitas asupan zat gizi. Hal ini menyebabkan
tahun pada tahun 2017 dan diperkirakan akan kualitas hidup tidak hanya dipengaruhi oleh
meningkat menjadi 72,4 pada tahun 2035. Hal faktor-faktor psikologis dan sosial ekonomi,
Negara yang memasuki era penduduk menua Kualitas hidup yang berhubungan
(ageing population) karena persentase jumlah dengan kesehatan meliputi status gizi, fungsi
penduduk yang berusia 60 tahun keatas fisik, emosional, perilaku, kognitif, dan sosial4
(penduduk lansia) melebihi 9,7%.1 Status gizi dan kesehatan pada lansia seringkali
maka semakin tinggi juga jumlah penduduk gizi ditujukan untuk bayi, anak kecil, remaja,
yang berusia lanjut. Besarnya pertambahan dan ibu hamil dan menyusui. Padahal, status
jumlah penduduk lansia di masa depan gizi memainkan peranan penting dalam status
J. Ked. Mulawarman Vol. 9 (2) September 2022 51
kesehatan lansia5. Lansia di Indonesia banyak Sempaja (4568), dan Puskesmas Segiri (4041).
mengalami gangguan pada pemenuhan gizi. Di Puskesmas Segiri sendiri, jumlah
Data status gizi orang dewasa termasuk lansia pengunjung lansia mencapai 199 orang pada
di Indonesia yang dilaporkan Riskesdas pada bulan Mei dan 209 orang pada bulan Juni. Hal
tahun 2018 yaitu untuk gizi kurang 9,3%, gizi ini yang membuat peneliti tertarik untuk
lebih 13,6% dan obesitas 21,8%. Sedangkan di melakukan penelitian di Puskesmas Segiri,
Kalimantan Timur untuk gizi kurang 7,1%, gizi karena jumlah populasi yang dibutuhkan untuk
lebih 15,5% dan obesitas 29,7%.6 penelitian sudah cukup banyak khususnya di
Studi yang dilakukan di Brasil untuk masa pandemi saat ini. Berdasarkan hal diatas
mengetahui hubungan aktivitas fisik terhadap peneliti ingin meneliti apakah status gizi
kualitas hidup lansia menggunakan WHOQOL- merupakan faktor risiko terhadap kualitas
BREF, memverifikasi bahwa aktivitas fisik hidup lansia.
berdampak kuat pada domain kesehatan fisik
dan tingkat kualitas hidup lansia.7 Penelitian di METODE PENELITIAN
Inggris membuktikan bahwa lansia rentan Penelitian ini dilakukan menggunakan
dengan peningkatan risiko morbiditas dan dengan pendekatan potong lintang (cross
mortilitas dan menurunkan kualitas hidup yang sectional) yang bertujuan untuk mengetahui
berhubungan dengan kesehatan. Selain itu, apakah status gizi merupakan faktor risiko
lansia dapat meningkatkan kerentanan Data yang digunakan dalam penelitian ini
terhadap infeksi dan memicu timbulnya adalah data primer yang diambil melalui
hipertensi, gout, rematik, dan sebagainya.8 kepada responden. Instrumen yang digunakan
Oleh karena itu, menentukan hubungan antara dalam penelitian ini adalah kuesioner MNA
status gizi terhadap kualitas hidup lansia untuk mengukur status gizi lansia dan
membantu inisiasi program penting dan Populasi penelitian ini adalah seluruh
diperlukan khususnya di kota Samarinda, Sampel penelitian ini adalah semua pasien
lansia terbanyak pada periode tahun 2020, Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus
yaitu Puskesmas Palaran (5.410), Puskesmas 2021- September 2021 dengan jumlah
mayoritas lansia berada pada rentang 65-69 bahwa sebagian besar responden memiliki
tahun sebanyak 48 orang (51%), jenis kelamin status gizi normal yaitu sebanyak 62 responden
perempuan sebanyak 49 orang (52,1%), (66%) dan 34% responden beresiko malnutrisi.
lulusan pendidikan tinggi sebanyak 33 orang Dari wawancara yang peneliti lakukan
(35,1%) dan yang sudah pensiun sebanyak 45 pada responden, didapatkan bahwa lansia
Tabel 1 Karaktersitik responden lansia daripada lansia dengan status gizi malnutrisi.
sebagian besar responden memiliki kualitas kesakitan dan kematian, dan kualitas hidup
hidup baik dengan persentase 71,1%, yang terganggu13, hal ini sejalan dengan hasil
sedangkan responden dengan kualitas hidup penelitian yang peneliti lakukan dimana status
buruk 28,9%. Dari hasil penelitian ini mayoritas gizi berpengaruh terhadap kualitas hidup
lansia memiliki kualitas hidup baik. lansia. Hal ini juga didukung oleh penelitian
Kualitas hidup didefinisikan sebagai yang dilakukan Burhan, dkk yang menjelaskan
persepsi individu dalam hidupnya yang ditinjau bahwa lansia yang mengalami malnutrisi akan
dari konsteks budaya, perilaku dan sistem nilai terjadi peningkatan morbiditas dan penurunan
dimana mereka tinggal dan berhubungan kualitas hidup.14
dengan standar hidup, harapan, kesenangan, Hasil ini sesuai dengan apa yang diperoleh
serta evaluasi individu terhadap posisi mereka dari penelitian ini, terdapat 53 responden
dalam kehidupan. Kualitas hidup dipengaruhi (56,4%) yang memiliki status gizi normal dan
oleh tingkat kemandirian, kondisi fisik dan kualitas hidup yang baik, 17 responden (18%)
psikologis, aktivitas sosial, interaksi sosial dan memiliki status gizi berisiko malnutrisi dan
fungsi keluarga.11 Adapun domain kualitas kualitas hidup buruk, 15 responden (16%)
hidup lansia menurut WHO yaitu terdiri dari memiliki status gizi beresiko manutrisi dan
enam domain antara lain kesehatan fisik, kualitas hidup baik, dan 9 responden (9,6%)
kesehatan psikologi, hubungan sosial, aspek memiliki status gizi normal dan kualitas hidup
lingkungan, tingkat ketergantungan, dan aspek buruk. Hal inilah yang semakin memperkuat
spiritual,agama, dan keyakinan. pernyataan serta adanya keselarasan hasil
Hasil penelitian ini didapatkan adanya yang didapatkan dari beberapa penelitian dan
hubungan yang bermakna antara status gizi dapat diambil kesimpulan bahwa status gizi
dengan kualitas hidup lansia dengan p value secara signifikan berhubungan erat dengan
0,000 (p value < 0,05). Responden yang kualitas hidup yang berarti, kualitas hidup yang
memiliki status gizi normal cenderung memiliki baik dialami oleh responden yang memiliki
kualitas hidup yang baik. Dengan begitu, dapat status gizi normal, begitu pula sebaliknya pada
disimpulkan bahwa jika status gizi lansia individu yang beresiko malnutrisi.15
semakin normal maka kualitas hidupnya SIMPULAN
12
semakin baik juga. Simpulan dari penelitian ini adalah status
Pada penelitian yang dilakukan oleh gizi dapat memengaruhi kualitas hidup lansia di
Lahman di Jerman mengenai Underweight and Puskesmas Segiri Kota Samarinda.
malnutrition in home care: A multicenter study
melaporkan bahwa malnutrisi adalah proses DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik. Katalog: 4104001.
kronis dan sering tidak terlihat, dan identifikasi
Stat Pendud Lanjut Usia di Indonesia 2019.
pada tahap awal sangat penting untuk 2019;xxvi + 258 halaman.
2. BPS Kaltim. Proyeksi Penduduk Provinsi
mengurangi hasil yang merugikan, seperti
Kalimantan Timur Menurut
peningkatan ketergantungan, biaya perawatan Kabupaten/Kota (Perempuan+Laki-Laki),
2010-2020. [Internet]. 2020; Available
medis yang lebih tinggi, peningkatan angka
from:
J. Ked. Mulawarman Vol. 9 (2) September 2022 54