JURNAL NUTRISI 2
“Status Gizi Lansia Di Posbindu Puskesmas Caringin”
Oleh kelompok : 2
PEMBAHASAN
Lansia merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap masalah gizi.
Lansia hendaknya menjaga status gizi pada kondisi optimal, sehingga dapat membantu
kondisi fisiknya dalam proses penyesuaian diri terhadap perubahan yang dialaminya
Populasi lansia diperkirakan akan terus meningkat secara global di seluruh dunia.
Pada tahun 2012, persentase lansia di Indonesia mencapai 7% dan akan terus meningkat
menjadi 11,34% pada tahun 2020. Berdasarkan World Health Organization (WHO), pada
tahun 2050 Indonesia diprediksi akan masuk dalam 10 besar negara dengan jumlah lansia
mencapai 10 juta (WHO, 2013).
TUJUAN PENELITIAN
METODE PENELITIAN
DISKUSI KELOMPOK
Pada penelitian yang dilakukan di Puskesmas Posbindu Caringin, hampir separuh
sampel berisiko gizi buruk, dan sisanya berada pada kategori normal. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Doumit (2014) yang menemukan bahwa
27,6% lansia memiliki status gizi dengan kategori risiko malnutrisi, dan 3,2% lansia
mengalami malnutrisi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Krzyminska et al
(2015) dengan hasil prevalensi 38,9% lansia berisiko malnutrisi, dan 7,5% lansia berisiko
malnutrisi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wijaya (2011) di Yogyakarta dengan
62 responden mendapatkan persentase gizi buruk 37,1%. Masalah gizi kurang pada lansia
Adanya proses penyakit pada lansia akan mempengaruhi penyerapan zat gizi yang
terkandung dalam makanan yang dapat mempengaruhi status gizi lansia. Selain itu,
riwayat penyakit juga mempengaruhi asupan makanan lansia, hal ini disebabkan
pengaturan makanan yang lebih ketat. Beberapa lansia terlalu ketat dalam memilih
makanan, misalnya karena disuruh membatasi kolesterol, tidak berani makan telur sama
sekali. Sebagian besar lansia penderita diabetes mellitus mengatakan selalu membatasi
porsi makannya.
Hal ini karena semakin tua seseorang, semakin besar risiko gangguan kesehatan.
bertambahnya usia maka kebutuhan zat gizi karbohidrat dan lemak semakin berkurang,
sedangkan kebutuhan protein, vitamin, dan mineral semakin meningkat sehingga lansia
yang semakin tua dapat memiliki risiko masalah gizi yang lebih besar. Selain itu, terdapat
perubahan fisiologis yang membuat lansia berisiko mengalami malnutrisi seperti kondisi
gigi, penurunan saliva, dan juga penurunan peristaltik usus yang menyebabkan lansia
berisiko mengalami malnutrisi.