Anda di halaman 1dari 3

KEBIASAAN KONSUMSI JUNK FOOD/FAST FOOD TERHADAP

OBESITAS PADA ANAK


PENDAHULUAN
Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir- akhir ini cenderung menunjukkan masalah gizi
ganda yang sangat memprihatinkan, selain dalam menghadapi gizi kurang adapun di lain pihak
pada golongan masyarakat tertentu di kota besar mulai ditemukan masalah gizi lebih atau obesitas.
Karena gizi lebih atau obesitas pada anak mempunyai konsekuensi medis yang serius terutama
untuk masa depan yang menderita maupun terhadap ketersediaan kualitas manusia penerus bangsa.

Menurut WHO (1974) yang dikutip oleh Effendi (1995) medefenisikan sehat merupakan
keadaan yang baik mulai dari fisik, mental, dan sosial, jadi tidak hanya bebas dari penyakit dan
bebas dari kelemahan. Sehat juga ditentukan oleh kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan
sosial seseorang. Menurut UU Kesehatan RI No. 9 tahun 1960 dan UU No. 23 tahun 1992
mendefinisikan kesehatan ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan faktor penting
yang harus diperhatikan oleh manusia, karena jika tubuh sehat maka aktivitas pun akan lancar.
Oleh karena itu, masyarakat harus tahu betul tentang kesehatan, setidaknya tahu tentang kondisi
diri sendiri.

Adapun faktor yang mempengaruhi kesehatan salah satunya adalah makanan, di era
globalisasi saat ini banyak berbagai pengolahan maupun produk makanan yang sangat bervariasi,
misalnya junk food/fast food. Junk food/fast food sendiri merupakan makanan yang kurang baik
apabila sering dikonsumsi secara berlebihan. Junk food mengandung jumlah lemak yang besar,
rendah serat, banyak mengandung garam, gula, zat aditif dan kalori tinggi tetapi rendah nutrisi,
rendah vitamin, dan rendah mineral, sehingga dapat memicu segala macam penyakit berbahaya
seperti obesitas, jantung dan kanker. Dalam hal ini para pakar dan dokter menyebutkan makanan
yang termasuk katagori junk food menjadi ancaman serius bagi kesehatan karena makanan-
makanan yang disediakan banyak mengandung lemak jenuh, sodium, zat aditif, dan ditambah lagi
banyak masyarakat menyukai untuk mengkonsumsi makanan seperti ini yang akhirnya akan
membahayakan kesehatan. Jenis-jenis makanan junk food yaitu makanan gorengan (KFC,McD),
makanan banyak gula (minuman bersoda), olahan keju (pizza), dan makanan dari daging berlemak
(burger).
Menurut World Health Organization (WHO), obesitas merupakan akumulasi lemak
abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2015). National Institutes of
Health (NIH) menjelaskan bahwa obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi
yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan
lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas
fisik (NIH, 2012). Konsumsi makanan berlebih tersebut kemudian akan disimpan oleh tubuh
dalam bentuk timbunan lemak yang akan tersebar di bagian-bagian tertentu seperti pinggang,
perut, lengan bagian atas, dan bagian tubuh lainnya yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

PEMBAHASAN

Peningkatan kemakmuran masyarakat di Indonesia juga diikuti oleh perubahan gaya hidup
dan kebiasaan makan. Untuk pola makan anak-anak terutama di kota besar, sedikit demi sedikit
bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan barat (junk food) yang mutu gizinya tidak
seimbang dan secara potensial mudah menyebabkan kelebihan kalori. Berikut data yang diperoleh
mengenai pengaruh konsumsi junk food terhadap obesitas di SD Negeri 67 Percontohan Banda
Aceh tahun 2013.

Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa dari jumlah 64 orang sampel yang menjadi subjek
penelitian, terdapat 30 orang (46,87%) yang tingkat konsumsi fast foodnya berada pada kategori
sering, dan dari jumlah tersebut terdapat 20 orang (68,7%) yang mengalami obesitas, serta 10
orang (53,73%) tidak mengalami obesitas. Sedangkan jika dilihat dari 34 orang (53,73%) yang
tingkat konsumsi fast foodnya berada pada kategori jarang, terdapat 22 orang (68,7%) yang tidak
mengalami obesitas, dan 12 orang (37,5%) mengalami obesitas.

Hasil penelitian ini juga sesuai dan membuktikan adanya keterkaitannya konsumsi junk
food dengan obesitas, hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi
junk food dengan kejadian obesitas (p = 0,024). Berdasarkan hasil perhitungan OR (odd ratio),
diketahui bahwa konsumsi junk food merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya
obesitas pada murid SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh tahun 2013. Hal ini diketahui bahwa
murid yang konsumsi junk foodnya berada pada kategori sering mempunyai risiko 3,667 kali lebih
besar untuk mengalami obesitas, bila dibandingkan dengan murid yang tingkat konsumsi junk food
nya berada pada kategori jarang.

Adapun data lain yang mendukung mengenai pengaruh konsumsi junk food terhadap
obesitas, misalnya data yang ditunjukkan di perkotaan di Bandung. Satu dari lima anak mengalami
kegemukan, melihat gejalanya saat ini masalah kegemukan pada anak cenderung meningkat.
Menurut survei pada tahun 2000 sebanyak 0,77% anak mengalami kegemukan, pada tahun 2002
meningkat menjadi 1,27% dan 4,60% pada tahun 2006. Sedangkan penelitian yang dilakukan
pada 917 murid SD swasta favorit di Jakarta selatan menunjukkan dari 1.525 SD, terdapat 12,1%
anak yang mengalami kegemukan.

Peningkatan jumlah obesitas pada anak-anak saat ini dipicu karena anak-anak lebih senang
mengkonsumsi fast food modern yang dapat dikategorikan junk food, karena lebih banyak
mengandung energi dan sedikit serat. Biasanya, frekuensi anak-anak dan remaja dalam konsumsi
junk food rata-rata 1-2 kali seminggu, dengan jenis yang sering dikonsumsi adalah fried chicken,
french fries dan soft drink.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kebiasan konsumsi junk food terhadap
kejadian obesitas pada murid di SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh tahun 2013, diketahui
bahwa dari jumlah 64 sampel mayoritas konsumsi junk food pada kelompok kasus kategori sering,
yaitu sebanyak 20 orang (62,5%). Sedangkan pada kelompok kontrol, mayoritas konsumsi junk
food sampel berada pada kategori jarang, yaitu sebanyak 22 orang (68,7%). Konsumsi junk food
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas. Konsumsi junk food yang berlebihan
atau keseringan menyebabkan seseorang lebih berpotensi untuk mengalami obesitas.

REFERENSI

Junaidi, Noviyanda. Habist Of Consumption Fast Food To Primary School Children Of Obesity
In Banda Aceh. Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2016; 1(2): 78-82.

Anda mungkin juga menyukai