Anda di halaman 1dari 8

GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)

A. Definisi
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) atau Iodine Deficiency Disorder (IDD)
merupakan sekumpulan gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita
kekurangan yodium secara terus menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (manusia dan hewan). Defisiensi yodium
akan terjadi jika asupan yodium tidak adekuat sesuai dengan rekomendasi asupan yodium
harian.
Rekomendasi asupan yodium arian oleh UNICEF, ICCIDD dan WHO
Kelompok Umur

Rekomendasi asupan yodium harian

Anak pra sekolah (0-59 bulan)


90 g
Anak usia sekolah (6-12 tahun)
120 g
Usia remaja (di atas 12 tahun) dan 150 g
dewasa
Wanita hamil dan menyusui

250 g

Yodium merupakan bahan baku yang sangat penting untuk sintesis hormon tiroid.
Gangguan fungsi tiroid dapat diketahui dari perubahan kadar hormon tiroid dan perubahan
thyroid stimulating hormone (TSH) dan juga menganggu pertumbuhan dan perkembangan
makhluk dari janin sampai dewasa. Rangkaian gangguan sprektrum kekurangan yodium baik
seccara fisik maupun mental sejak dalam kandungan sampai dewasa sangat bervariasi sesuai
dengan tingkat tumbuh embang manusia.
Spektrum GAKY
Fetus

Abortus
Lahir mati
Anomaly kongenital
Peningkatan angka kematian perinatal
Peningkatan angka kematian bayi
Kretin neurologic : defisiensi mental
Bisu-tuli, juling
Cebol

Neonatus

Defek psikomotorik
Gondok
Ipotirod neonatal

Bayi, Anak dan remaja

Gondok
Hipetiroid juventil
Gangguan fungsi mental
Gangguan pertumbuhan fisik

Dewasa

Peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir


Gondok dan komplikasinya
Hipertiroid
Peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada
tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium,
kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran,
gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa. (Supariasa, 2002).
Adapun pengertian dari gondok, endemik dan kretin adalah :
1. Gondok
Gondok/goiter adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan pembesaran kelenjar
thyroid (Djokomoeljanto, 1985).
2. Gondok Endemik
Gondok endemik bukan penyakit melainkan suatu istilah kesehatan dalam konsep
kesehatan masyarakat yaitu apabila dalam masyarakat terdapat prevalensi gondok / atau
penderita gondok di masyarakat itu lebih dari 10 % dari jumlah penduduk setempat, maka
daerah tersebut disebut daerah gondok endemik
3. Kretin Endemik
Seseorang disebut kretin endemik apabila lahir di daerah gondok endemik. Kelainan kretin
terjadi pada waktu bayi dalam usia kandungan atau tidaklama setelah dilahirkan dan terdiri
atas kerusakan pada saraf pusat dan hipotiroidisme.
B. Epidemiologi
Pemantauan GAKY dilakukan melalui ekskresi iodium dalam urine (EIU) sebagai reflesi
asupan iodium antara lain dari konsumsi garam beriodium di rumah tangga. Masalah GAKY
di masyarakat dikatakan sudah terkendali jika proporsi penduduk dengan EIU<100 g/L
dibawah 20% dan cakupan garam beriodium 90% diikuti dengan tercapainya indicator
manajemen. Hasil Riskesdas 2007 mendapatkan bahwa proporsi EIU<100 g/L sebesar
12,9%, hasil South East Asion Nutrition Surveys (SEANUTS) 2011 sebesar 11,5% dan hasil

Riskesdas 2013 sebesar 14,9%. Jadi secara nasional proporsi EIU<100 g/L telah berada di
bawah 20%. Sedangkan proporsi rumah tangga dengan konsumsi garam beriodium adalah
sebagai berikut :

GAKY lebih sering ditemukan di daerah pegunungan, hal ini dikarenakan komponen
tanahnya yang sedikit mengandung yodium. Kandungan yodium yang rendah di pegunungan
disebabkan terjadinya pengikisan yodium oleh salju atau air hujan, sehingga hal tersebut
menyebabkan pula kandungan yodium dalam makanan juga sangat rendah. Air tanah, air dari
sumber mata air, atau air dari sungai di daerah pegunungan tidak mengandung yodium yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia, demikian pula halnya dengan ternak serta
tanaman yang tumbuh di pegunungan hampir tidak mengandung yodium sama sekali. Karena
sebab itulah, maka GAKY lebih sering ditemukan di daerah pegunungan dibandingkan
dengan daerah pantai.
C. Tanda Gejala
Defisiensi iodium dapat menyebabkan terjadinya penyakit gondok. Gondok adalah cara
adaptasi manusia terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minumannya.
Untuk menentukan apakah seseorang menderita gondok (mengalami pembesaran kelenjar
gondok) dapat dilakukan dengan palpasi (meraba dengan jari-jari tangan).

Tingkat pembesaran kelenjar gondok


Grade (Tingkat)
Normal (0)

Hasil Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar

1A

Pembesaran kelenjar tidak nampak walaupun leher pada posisi


tengadah maksimum
Pembesaran kelenjar teraba ketika palpasi
Pembesaran kelenjar gondok terlihat jika leher pada posisi tengadah

IB

maksimum
II

Pembesaran kelenjar teraba ketika palpasi


Pembesaran kelenjar gondok terliat pada posisi kepala normal dan

III

terlihat dari jarak 1 meter


Pembesaran kelenjar gondok tampak nyata dari jarak 5-6 meter
Gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar, pada

ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan
berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan
yang dikenal sebagai kretinisme. Seorang anak yang menderita kretinisme mempunyai
bentuk tubuh abnormal dan IQ sekitar 20. Kekurangan yodium pada anak-anak menyebabkan
kemampuan belajar.
Pengurangan tingkat kecerdasan yang diakibatkan oleh GAKI dapat diperinci sebagai
berikut:
1. Setiap penderita gondok akan mengalami pengurangan IQ poin sebesar 5 poin
dibawah normal.
2. Setiap penderita kretin akan mengalami pengurangan IQ poin sebesar 5 poin dibawah
normal.
3. Setiap penderita GAKI lain yang bukan gondok maupun kretin akan mengalami
pengurangan IQ poin sebesar 5 poin dibawah normal.
4. Setiap kelahiran bayi yang terdapat di daerah yang kurang yodium akan mengalami
pengurangan IQ poin sebesar 5 poin dibawah normal
Secara klinis kerusakan saraf pusat bermanifestasi dengan :
a. Retardasi mental
b. Gangguan pendengaran sampai bisu tuli.
c. Gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, cara berjalan yang aneh.
d. Hipotiroidi dengan gejala :
1. Miksedema pada hipotisodisme berat.
2. Tinggi badan yang kurang, cebol (Stunted Growth) dan osifikasi yang terlambat.
3. Pada pemeriksaan darah ditemukan kadar hormon tiroid yang rendah
D. Faktor Risiko

1. Kandungan yodium dalam sumber air.


Kandungan yodium dalam tanah pertanian pada daerah endemic gondok berpengaruh
secara bermakna terhadap kejadian gondok, ditujukan dengan hasil pengukuran kadar
yodium dalam tanah di daerah endemic (rata-rata = 0,13 mg/l) lebih rendah dari pada
kandungan yodium tanah daerah non endemic (rata-rata = 0,21 mg/l).
2. Faktor penanganan garam
Ada kebiasaan para ibu untuk mencampur garam bersama bumbu lain seperti
Lombok, merica atau asam dan memasukknya pada awal atau pertengahan pemasakan.
Hal tersebut dapat terjadi pengurangan kadar yodium. Ada ubungan panas dengan
kandungan reduktor (unsur S,Fe, Cr) yang merubah iodat menjadi iodin, kandungan air,
PH, dan retensi yodium. Dengan pemanasan kandungan reduktor menurun drastic
3. Konsumi makanan zat goitrogen
Goitrogen adalah zat atau bahan yang dapat mengganggu pembentukan hormon
tiroid, sehingga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid (gondok). Terdapat 2
jenis goitrogen yaitu; goitrogen alami dan sintetis. Goitrogen alami yang paling penting
adalah singkong dan kubis. Sedangkan goitrogen sintetis adalah insektisida, organoklor

(DDT, ODD, dan Dieldrin), fungisida dan antibiotik (tetrasiklin).


Goitrogen alami dapat kelompokkan menjadi 3:
Kelompok tiosianat atau senyawa mirip tiosianat yang secara primer menghambat
mekanisme transport aktif iodium ke dalam kelenjar tiroid. Makanan-makanan tinggi

tiosianat adalah singkong, jagung, rebung, ubi jalar dan buncis besar.
Kelompok tiourea, tionamide, tioglicoside, bioflavonoid dan disulfide alifatik.
Kelompok ini bekerja menghambat organifikasi yodium dan penggabungan yodotirosin
dalam pembentukan hormone tiroid aktif. Kelompok ini ditemukan dengan konsentrasi
tinggi dalam bahan makanan seperti: sorgum, kacang-kacangan, bawang merah dan

garlic.
Kelompok yodida. Senyawa ini bekerja pada proses proteolysis dan rilis hormone tiroid.
bahan makanan yang sering dikonsumsi dan diduga banyak mengandung goitrogenik di
daerah endemic adalah singkong dan berbagai macam sayura seperti slada air, daun
mlinjo. Zat goitrogenik yang terdapat dalam berbagai bahan makanan tersebut terutama
sianida (linamarin). Sianid yang bersifat racun yang terkonsumsi oleh masyarakat dapat
didetoksifikasi dengan diubah menjadi tiosianat. Tiosianat akan dikeluarkan dalam urin.
Pengaruh zat goitrogenik dapat terjadi pada berbagai tingkatan dari metabolism yodium

4.

sendiri seperti :
Mengganggu transportasi yodium
Mempengaruhi proses organifikasi dan penggabungan di dalam kelenjar tiroid
Mempengaruhi sekresi hormone tiroid
Mempengaruhi ultilisasi dari hormone tiroid.
Letak Geografis

Dataran tinggi atau pegunungan pegunungan biasanya miskin akan yodium karena
lapisan paling atas dari tanah yang mengandung yodium terkikis dari waktu ke waktu.
Sebaliknya tanah di dataran rendah kemungkinan terkikis lebih kecil sehingga diduga
kandungan yodium masih normal di daerah rawa
5. Pilihan jenis garam
Garam curai dapat berfungsi untuk membantu mempercepat penghalusan bumbu.
Oleh karena itu sebagian konsumen memilih garam curai dari pada garam halus walaupun
garam halus umumnya mengandung yodium.
6. Pengetahuan
Pengetahuan tentang GAKY meliputi definisi GAKY, penyebab GAKY, gejala
GAKY, dan bahaya GAKY. Minimnya pengetahuan tentang GAKY antara lain
disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan.
7. Pendapatan
Rendahnya pendapatan dalam suatu masyarakat menyebabkan orang-orang tidak
mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan. Perubahan pendapatan dapat
secara langsung mempengaruhi perubahan konsumsi pangan keluarga. Meningkatnya
pendapatan berarti memperbesar peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih baik. Sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan
penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas pangan yang dibeli.
8. Faktor Unsur Kelumit (Trace Elemen)
Timbulnya gondok endemik juga disebabkan oleh faktor unsur kelumit seperti timah
hitam (Pb), air raksa (Hg), tembaga (Cu) dan selenium (Se). Faktor unsur kelumit yang
penting adalah unsur selenium (Se). Defisiensi Se dapat menyebabkan tubuh rentan
terhadap masuknya unsur Pb, Hg dan Cu. Asupan yang berlebih dari Pb dapat
menghambat pembentukan hormon tiroid karena Pb akan membentuk ikatan yang kuat
dengan yodium.
9. Faktor genetic
Studi terhadap kembar monosigot menunjukkan bahwa pembesaran kelenjar gondok
pada mereka yang terkena kekurangan iodium mempunyai hubungan dengan factorfactor genetik. Studi tersebut melaporkan bahwa seseorang yang didalam sebuah keluarga
memiliki satu penderita gondok mempunyai resiko mendapat gondok 2x lebih besar
daripada mereka yang berasal dari keluarga yang non gondok. Resiko ini meningkat
menjadi 4x pada mereka yang memiliki 2 atau lebih anggota keluarga yang menderita
gondok.
E. Pencegahan

Upaya pencegahan terhadap defisiensi yodium atau GAKY dapat meliputi 4 tingkat
upaya:
1. Pencegahan Primordial
- Yaitu upaya pencegahan munculnya defisiensi yodium dalam suatu wilayah dimana
belum tampak adanya GAKY.
- Misalnya dengan melakukan pengawasan mutu terhadap produksi garam beryodium
yang diperjual-belikan diwilayah tersebut.
Garam beriodium adalah garam yang mengandung atau yang dicampuri iodium.
Garam beriodium berasal dari garam biasa yang dicampur dengan zat iodium.
Istilahnya adalah difortifikasi atau diiodisasi. Garam beriodium yang dianjurkan untuk
digunakan manusia adalah yang memenuhi Standar Nasional Indonesia, yaitu
kandungan iodiumnya lebih dari 30 ppm. Garam beriodium merupakan istilah yang
biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi (ditambah ) dengan iodium. Di
Indonesia, Iodium ditambahkan dalam garam sebagai zat aditif atau suplemen dalam
bentuk
kalium iodat (KIO3). Penggunaan garam beriodium dianjurkan oleh WHO untuk
digunakan di seluruh dunia dalam menanggulangi GAKI. Cara ini dinilai lebih alami,
lebih murah, lebih praktis dan diharapkan dapat lestari di kalangan masyarakat
2. Pencegahan Primer,
- Yaitu upaya awal pencegahan GAKY sebelum ada penderita.
- Dilakukan dengan pendekatan kommuniti berupa penyuluhan tentang manfaat
garam beryodium, memberikan kapsul Yodium bagi Ibu Hamil terutama daerah
endemik gondok, Mengingat masalah Gaky terutama disebabkan karena lingkungan
yang miskin sumber yodium, maka upaya penanggulangan ditekankan pada
suplementasi yodium baik secara oral, melalui garam beryodium maupun secara
parentral melalui preparat yodium dosis tinggi.
a. Upaya Jangka Pendek
Pemberian kapsul minyak beryodium kepada penduduk wanita umur 0 35 tahun,
pria 0 20 tahun sesuai dengan dosis yang telah ditentukan, pemberian ini
terutama kepada penduduk di daerah endemik berat dan sedang.
b. Upaya Jangka Panjang
Iodisasi garam merupakan kegiatan penanggulangan Gaky jangka panjang.
Program untuk meyodisasi garam konsumsi dimulai tahun 1975, danpelaksanaan
program mulai tahun 1980 dikelola oleh perindustrian. Tujuan dari program ini
adalah semua garam yang dikonsumsi oleh masyarakat baik yang menderita
maupun yang tidak dan garam beryodium tersedia diseluruh wilayah Indonesia.

3. Pencegahan Sekunder,
- Yaitu upaya mencegah keadaan GAKY untuk terjadi kembali atau menjadi lebih
berat. Disini perlu dilakukan pemberian suntikan larutan minyak beryodium kepada
penderita kekurangan yodium dan lakukan cek up secara teratur.
Pemberian lipiodol ini ditujukan terutama untuk daerah endemis berat. Namun
sejak tahun 1992 preparat ini diganti dengan kapsul minyak beryodium agar cakupan
penerimaan meningkat. Manfaat penggunaan suntikan minyak beryodium untuk
mencegah gondok dan kretin endemis. Suntikan minyak beryodium ternyata cocok
digunakan terutama bagi masyarakat yang bermukim di desa terpencil. Minyak
beryodium (dosis 1 cc mengandung 480 mg yodium) harus disuntikan pada setiap
wanita yang berusia hingga 40 tahun, dan pria sampai umur 20 tahun. Suntikan
ulangan dilakukan 3-5 tahun kemudian. Karena itu dosis anjuran harus diulangi
setelah 3 tahun, terutama jika kekurangan berlangsung parah.
4. Pencegahan Tersier, yaitu upaya mencegah terjadinya defisiensi yang lebih berat atau
kematian.

SUMBER

Anda mungkin juga menyukai