Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

SURVEY SANITASI TEMPAT REKREASI : SAM POO KONG


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sanitasi Pemukiman dan Tempat-tempat Umum
Dosen Pengampu : dr.Yuni Wijayanti, S.KM, M.Kes.

Oleh :
Mei Ernawati

64114130

Diah Putri Lestiani

6411413078

Peminatan Kesehatan Lingkungan

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan cara untuk menunjang kesehatan masyarat

karena tempat umum merupakan tempat bertemunya semua orang dengan segala penyakit yang
menyertainya. Oleh sebab itu, tempat umum dapat menjadi tempat menyebarnya segala penyakit,
terutama penyakit yang media penularannya melalui makanan, minuman, air, dan udara.
Salah satu tempat umum yang dapat menjadi persebaran penyakit adalah tempat rekreasi.
Sam Poo Kong merupakan salah satu tempat ibadah berupa klenteng, yang kini menjadi salah
satu objek wisata menarik di Semarang. Ia merupakan klenteng jelmaan dari sebuah masjid kuno
yang pernah didirikan oleh penjelajah laksamana Tiongkok beragama Islam bernama Zheng He
atau yang lebih dikenal dengan nama Cheng Ho.
Bangunan kelenteng Sam Poo Kong mempunyai nilai arsitektur yang tinggi dan indah,
perpaduan arsitektur Cina, beragam kepercayaan seperti fengshui, ajaran Islam, Budha, Hindu,
serta penyesuaiannya dengan iklim budaya Jawa Tengah. Selain itu, Klenteng ini juga
mempunyai nilai sejarah yang mendalam, didalamnya terdapat interaksi antara berbagai budaya
dan bangsa. Klenteng sekaligus tempat wisata yang terletak di daerah Simongan, Semarang ini,
hingga sampai saat ini masih aktif digunakan sebagai tempat peribadatan agama Kong Hu Cu.
Untuk dapat memasuki tempat wisata ini, pengunjung yang datang cukup membayar tiket masuk
seharga Rp 4.000,-/orang dan karcis parkir Rp 1.000,-/kendaraan.
1.2
a)
b)
c)
1.3

Tujuan
Mengimplementasikan pembelajaran SPTTU pada kondisi lapangan, yakni di tempat
wisata Sam Poo Kong
Menemukan hal-hal penting yang belum sesuai dengan sanitasi tempat wisata.
Berlatih memberikan rekomendasi pada suatu instansi terkait sanitasi tempat wisata.
Sasaran
Sasaran kegiatan survey tempat rekreasi ini mencakup pengelola dan pengurus Klenteng
Sam Poo Kong.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1

Lokasi
Klenteng Sam Poo Kong/ Gedung Batu terletak di Jalan Simongan 129, Semarang - Jawa

Tengah, kurang lebih sekitar 3 km dari Simpang Lima ke arah barat daya. Jika menggunakan

kendaraan umum dari pusat kota akan memakan waktu sekitar 20 menit, Tempat ini dibuka untuk
umum setiap hari selama 24 jam dengan tarif biaya masuk Rp 4.000-/orang.
2.2

Kondisi Bangunan
Bangunan Kelenteng Sam Poo Kong ini telah ada sejak 600 tahun yang lalu, namun

dahulu bangunan ini tidak seperti sekarang keadaannya. Berawal dari sebuah gua alami tempat
pemujaan, kemudian berkembang menjadi kelenteng pemujaan dewa lainnya yang dipuja oleh
masyarakat sekitar. Perkembangan tersebut berlangsung terus menerus, sampai pada tahun 2002
terjadi revitalisasi kawasan Kelenteng Sam Poo Kong. Berikut ini merupakan gambar siteplan
kawasan Kelenteng Sam Poo Kong secara keseluruhan. Kawasan ini memiliki luas 3,2 hektar.

Berdasarkan hasil survey, bangunan yang terdapat di Kelenteng dibedakan menjadi 2,


yaitu bangunan yang digunakan sebagai tempat wisata dan bangunan tempat ibadah. Bangunan
yang digunakan untuk tempat ibadah diantaranya adalah bangunan utama (kelenteng utama),
Goa Pemujaan, kelenteng Kyai Juru Mudi, Dewa Bumi, Kyai Nyai Tumpeng dan Kyai Tjundrik
Bumi, serta Kyai Jangkar. Sedangkan bangunan yang digunakan untuk wisata terdiri dari
kelenteng besar, gerbang, mushola, kantin, toilet, pendopo, ruang penyimpanan dan pemutaran

film, Bangunan-bangunan tersebut mempunyai elemen-elemen seperti bentuk, jenis bahan,


warna, tekstur, ukuran/skala, serta tata letaknya tersendiri. Selain itu, terdapat elemen pembentuk
ruang pada masing-masing bangunannya, yaitu elemen pembatas, elemen pengisi serta elemen
pelengkap. Yang termasuk dalam elemen pembatas yaitu Atap, dinding, pilar, lantai, gerbang/
pintu, dan pagar. Yang termasuk dalam elemen pengisi yaitu Patung Dewa Dewi, meja
persembahan, Patung Penjaga, lampion, dan peralatan sembahyang. Sedangkan yang termasuk
dalam elemen pelengkap yaitu papan nama, lampu, dan perlengkapan sembahyang.
No

Bangunan

Kondisi

.
Ukuran bangunan besar, pencahayaan cukup, lantai bersih, pilar dan
1.

2.

Klenteng besar

Gerbang belakang

atap kuat, terdapat saluran air yang terlindungi di bagian lantai


untuk mengalirkan air apabila klenteng tergenang air.
Ukuran bangunan sedang, dinding dan atap kuat, terdapat pintu
dengan ukuran sangat besar yang terbuat dari besi/baja.
Ukuran bangunan sedang, dinding dan atap kuat, lantai untuk sholat
beralaskan karpet merah dengan kondisi yang kurang bersih,

3.

Mushola

tersedia mukenah, sarung, dan sajadah yang di gantung di dalam


mushola, tempat wudlu bersih dengan lantai yang tidak licin,
terdapat 8 kran air untuk berwudlu tanpa pemisahan wudlu putra
maupun putri.
Terletak di dekat mushola, berjumlah 8 ruang toilet tanpa adanya
pemisahan toilet putra maupun putri, kondisi toilet bersih dengan

4.

Toilet

lantai yang tidak licin, menggunakan toilet tipe leher angsa,


terdapat sebuah ember besar, sebuah gayung, dan sebuah tempat

5.

Kantin

sampah terbuka di setiap ruang toilet.


Bangunan cukup luas, dengan kondisi lantai yang bersih, dinding
dan atap kuat. Makanan dan minuman yang tersedia mencakup
makanan dan minuman instan, dilengkapi dengan beberapa kursi
panjang untuk menikmati makanan/ minuman.
Ukuran bangunan luas, bangunan terdiri dari atap, pilar dan lantai.

6.

Pendopo

7.

Ruang penyimpanan

Kondisi atap dan pilar kokoh, lantai bersih.


Ukuran bangunan relatif sempit, atap dan dinding kuat, bangunan

dan pemutaran film

tidak terlalu tinggi, terdapat barang-barang untuk perlengkapan jasa

tour guide dan fasilitas pemutaran film perjalanan Cheng Ho.


Terdapat 4-5 tempat sampah setengah terbuka yang disediakan di
8.

Tempat sampah

lokasi wisata, tempat sampah terbuat dari seng/besi, tempat sampah


dilengkapi dengan tutup untuk mencegah air masuk ke dalam
tempat sampah.
Di Sam Poo Kong terdapat sebuah kolam yang membatasi
kelenteng untuk ibadah dan kelenteng untuk wisata. Kondisi kolam

9.

Saluran air/ drainase

airnya berwarna hijau dan dihuni oleh ikan-ikan hias warna-warni.


Sumber air kolam berasal dari kran air.Selain berfungsi sebagai
pembatas, kolam ini juga dijadikan sebagai tempat mengalirnya air
apabila lokasi Klenteng tergenang air.
Hampir semua permukaan bawah Klenteng dibuat dari paving

10

Kondisi lantai

block. Hal ini menyebabkan air tidak dapat merembes ke


permukaan tanah.
Lokasi loket berada di bagian awal masuk. Kondisinya bersih,

11.

12.

2.2

Loket

Tempat Parkir

kokoh, dan terawat. Dijaga oleh 2 orang petugas administrasi, dan 2


orang petugas keamanan.
Lokasi tempat parkir berada di dekat loket pintu masuk. Kondisinya
luas, lantai terbuat dari paving, tidak berdinding maupun beratap.

Aspek Teknis

2.2.1 Penyediaan Air Bersih


Air bersih yang digunakan bersumber dari sumur bor yang terletak di dekat Klenteng
Ibadah. Air dari sumur dipompa menuju sebuah tandon penampungan untuk kemudian
digunakan di setiap kamar mandi.
2.2.2 Pengelolaan Air Buangan
Air buangan atau air limbah terdiri dari dua jenis, yakni black water (feces, air kencing)
dan grey water (sisa aktivitas wudlu). Kedua jenis air buangan dikelola dengan sistem yang
berbeda. Pada grey water, air buangan dialirkan ke saluran air untu selanjutnya mengalir ke
dalam kali/sungai yang melintasi Klenteng. Untuk pengelolaan black water, air limbah sisa
aktivitas toilet langsung masuk ke dalam septic tank.

2.2.3 Pengelolaan Sampah


Sampah dikelola masih dengan cara yang minim, sebab tidak ada pemilahan terlebih
dahulu. Tahapan pengelolaan sampah di tempat ini berupa pewadahan, pengumpulan dan
pengangkutan.
2.2.4 Drainase dan Saluran Air Hujan
4.4

Aspek Sosial

Secara sosial, water blaster memang didirikan untuk area rekreasi di perumahan Grand Candi,
sehingga tarifnya pun memang mahal. Konsep yang diutamakan bagi kalangan menengah ke
atas, sehingga bagi kalangan menengah ke bawah harus berupaya keras untuk menyiapkan dana
lebih.
Sistem pengelolaan limbah yang dikerjakan secara mandiri dengan IPAL yang berada di
lingkungan kolam renang, tidak menimbulkan pencemaran bagi sumber air bersih sekitar. Oleh
sebab itu, dengan berdirinya WB, dapat diterima masyarakat sekitar, terutama yang tinggal di
perumahan, secara baik.

Anda mungkin juga menyukai