Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENILAIAN KONDISI INFRASTRUKTUR KEAIRAN


“ PENILAIAN KONDISI INFRASTRUKTUR EMBUNG KALIAJI,
WONOKERTO, TURI, SLEMAN, YOGYAKARTA”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4
1. Niken Famila 16/396044/SV/10257
2. Ardiansyah Syaifurrahman 16/400561/SV/11065
3. Dimas Dwi Saputro 16/400566/SV/11070
4. Maria Harianti Setiani 16/400576/SV/11080
5. Ilyas Luhur Pribadi 16/405741/SV/12437

PROGRAM STUDI
D-IV TEKNIK PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
INFRASTRUKTRUR SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Embung merupakan bangunan air yang menampung, mengalirkan air
menuju hilir embung Embung Kaliaji merupakan tandon air atau waduk
berukuran kecil yang berfungsi untuk menampung kelebihan air hujan dan
juga air dari aliran avur. Embung kaliaji dimanfaatkan oleh warga untuk
perikanan , pengairan sawah dan kebun, serta embung kali dimanfaatkan
airnya untuk menambah ketersedian air pada PDAM Sleman.

Letak geografis Embung Kaliaji terletak di utara Daerah Istimewa


Yogyakarta, tepatnya terletak di dua Desa yaitu Desa Donokerto dan Desa
Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Pada titik koordinat
7°38’56.02” S ; 110°22’34.58” E.

Berdasarkan salah satu penelitian Universitas Muhammadiyah


Yogyakarta pada tahun 2014, Embung kali aji terletak pada ketinggian 412
mdpl yang memiliki luas 11.000 m2 dengan luas Kawasan sekitar 20.000 m2
serta kapasitas tampungan sebesar 54.500 m3 yang digunakan untuk mengairi
sawah dan kebutuhan lain. Selain menjadi air penampungan untuk irigasi,
Embung Kaliaji dijadikan tempat wisata sejak tahun 2012. Dengan kondisi
iklim di sebagian besar wilayah Sleman termasuk daerah Turi dan Pakem
termasuk ke dalam tropis basah.

Pada kesempatan survei penilaian kondisi infrastruktur Embung ini


dilakukan pada Hari Minggu, 28 April 2019 pukul 09.00 WIB hingga selesai.
Kondisi lingkungan di sekitar Embung Kaliaji terdapat beberapa tempat yang
dapat digunakan untuk beraktivitas seperti aktivitas wisata, lahan perkemahan,
persawahan, perkebunan, dan rumah penduduk.
Permasalahan yang terjadi berdasarkan hasil survei pada Embung
Kaliaji yaitu terdapat banyak sampah pada daerah pintu air embung, kondisi
fasilitas embung seperti jembatan dengan perkerasan yang berlubang dan jalan
sekitar embung terdapat beberapa bagian yang belum di berikan paving block,
dan kondisi tempat wisata yang tidak tertata dengan baik seperti saung-saung
yang dibiarkan rusak. Serta kondisi tanggul yang sudah terdapat kebocoran
kecil di titik tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam survei ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana kondisi Embung Kaliaji serta infrastruktur yang terdapat di
sekitar Embung Kaliaji ?
b. Apa saja permasalahan yang terdapat di sekitar Embung Kaliaji ?

1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya survei ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kondisi Embung Kaliaji serta infrastruktur yang
terdapat di sekitar Embung Kaliaji.
b. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terdapat di sekitar
Embung Kaliaji.

1.4 Manfaat
Manfaat dilakukannya survei ini adalah sebagai berikut :
a. Agar mahasiswa/i mengetahui kondisi Embung Kaliaji serta infrastruktur
yang terdapat di sekitar Embung Kaliaji.
b. Agar mahasiswa/i mengetahui permasalahan-permasalahan yang terdapat
di sekitar Embung Kaliaji.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Embung
Embung terdapat dua jenis berdasarkan ukuran yaitu embung besar
dan embung kecil. Embung kecil didefinisikan sebagai bangunan konservasi
air berbentuk kolam/cekungan untuk menampung air limpasan serta sumber
air lainnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan air dengan volume
tampungan 500 m3 sampai 3000m3, dan kedalaman dari dasar hingga puncak
tanggul maksimal 3 meter. Embung dapat menampung air dari berbagai
sumber air misalnya air hujan, limpasan sungai, mata air, dan limpasan
saluran pembuangan irigasi. Sedangkan, Embung besar didefinisakan sebagai

Fungsi air pada embung akan digunakan untuk memenuhi berbagai


kebutuhan yaitu untuk kebutuhan rumah tangga, untuk kebutuhan irigasi
terutama di musim kemarau, dan juga untuk kebutuhan air bagi hewan ternak.

Embung kecil memiliki beberapa kriteria yang sudah ditentukan


adalah sebagai berikut :

a. Volume tampungannya ada di antara 500 – 3000 m3


b. Tinggi Embung dari dasar hingga puncak tanggul maksimal 3 meter.
c. Mempunyai Panjang 20-50 meter dan lebar 10-30 meter.
d. Dilaksanakan dengan system padat karya oleh masyarakat setempat.

Sedangkan, Embung besar memiliki kriterian volume lebih dari 3000 m3


dengan kedalaman tertentu.

Komponen-komponen embung yang terdapat pada gambar tersebut


adalah :
Gambar 2.1 Komponen Embung

a. Sumber air dari sungai


Air yang berasal dari sungai/saluran alami yang masuk ke dalam
kolam embung.
b. Sumber air dari mata air
Air yang bersumber dari mata air alami sebagai sumber air yang
masuk kedalam kolam embung.
c. Bak Pengendap
Bangunan yang berfungsi untuk mengendapkan material yang terbawa
oleh air sebelum masuk ke dalam embung.
d. Batas daerah tadah hujan
Titik tertinggi di sekeliling embung yang menandai daerah yang dapat
diisi oleh air ketika hujan turun.
e. Kolam embung
Wadah air yang terbentuk pada cekungan embung dan tertahan oleh
tubuh embung yang berfungsi menampung air hujan.
f. Pelimpah
Saluran terbuka dari galian/timbunan tanah atau batu untuk
melimpaskan air yang berlebih pada kolam embung.
g. Pintu penguras
Pintu yang bias dibuka/ditutup untuk menguras dan membersihkan
embung dari kotoran dan sedimentasi serta untuk mengosongkan
seluruh isi embung bila diperlukan untuk perawatan.
h. Pipa distribusi/saluran terbuka
Pipa yang menyalurkan air dari kolam embung ke lokasi dimana air
akan digunakan. Dalam kondisi tertentu, penggunaan saluran terbuka
untuk pipa distribusi dapat diterapkan.
i. Bak air untuk rumah tangga
Tampungan air yang akan digunakan untuk keperluan rumah tangga.
j. Bak air untuk hewan ternak
Tampungan air yang akan dikonsumsi oleh hewan ternak
k. Bak air untuk tanaman
Tampungan air yang akan dipakai untuk mengairi tanaman pada sawah
atau kebun.
2.2 Diagram Alir Pengamatan
2.3 Diagram Alir Pengisian Formulir Pengamatan
BAB III
ANALISIS MASALAH
3.1 Evaluasi Kondisi Embung

3.1.1 Aspek Ketersediaan Air

Evaluasi embung Kaliaji Wonokerto kami lakukan dengan cara


pengamatan visual, wawancara dan pengukuran sederhana pada
tempat tempat yang memungkinkan untuk kami ukur. Kami
melakukan survey sebanyak 2 (dua) kali, survey pertama untuk
mendapatkan data primer dan survey kedua untuk melakukan
wawancara secara langsung pada beberapa masyarakat yang
berhubungan langsung dengan keberadaan embung termasuk petani di
daerah sekitar embung.

3.1.2 Aspek Fisik

Pada saat kami melakukan survey jumlah air terlihat normal


dapat diketahui melalui ketinggian air pada papan duga yang berada di
dekat pelimpah, muka air berada di elevasi 430cm, dan bangunan
pelimpah terus menerus mengalirkan air.

Bentuk fisik embung dapat dilihat pada gambar Gambar 1.


Gambar 3.1 Bentuk Fisik Embung

Dengan inlet berada di sebelah timur dan outlet berada di


sebelah barat, tanggul dan talud embung sebagian masih berupa tanah
dan sebagian yang lain merupakan perkerasan batu kali dan beton.
Kondisi talud pada bagian yang masih berupa tanah terdapat beberapa
longsoran di bagian pinggir dan rembesan yang ditandai dengan tanah
yang basah dan lunak. Pada bagian talud yang diperkeras dengan batu
kali dan beton terdapat kerusakan berupa retak rambut, retak
memanjang, retak melintang, dan beberapa lubang yang rawan
membuat kerusakan yang lebih parah, dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 3.2 Kerusakan Pada Embung

Secara keseluruhan embung terlihat terawat karena rutin


dibersihkan oleh pihak pengelola objek wisata di sekitar embung dan
pemilik café serta petugas dari pemerintah, informasi ini kami
dapatkan dari wawancara yang kami lakukan.

3.1.3 Aspek Pemanfaatan

Embung Kaliaji Wonokerto yang berada di Turi, Donokerto,


Turi, Kabupaten Sleman ini memberikan suplai air yang cukup untuk
masyarakat di sekitar embung terutama untuk kegiatan pertanian dan
perkebeunan, sedankan untuk peternakan tidak banyak disuplai oleh
embung ini. Menurut pak Hadipo Wiyono sebagai petani beliau
mengatakan bahwa air yang mengaliri sawahnya selalu lancer
walaupun di musim kemarau dan relatif jernih.

Selain itu fungsi pariwasata juga berkembang baik di sekitar


embung ini, terlihat terdapat camping ground, restaurant dan kafe yang
pengunjungnya cukup ramai karena didukung suasana embung yang
tenang, sejuk dan indah.

3.1.4 Aspek Operasi dan Pemeliharaan

Menurut penuturan beberapa masyarakat sekitar, terdapat


sebuah perkumpulan yang terdiri dari warga sekitar yang rutin
melakukan perawatan pada area sekitar embung, dibantu oleh pihak
pemilik restaurant, kafe dan tempat wisata dalam hal pendanaan dan
peralatan. Pemerintah Kab. Sleman juga ikut andil dalam pendanaan
perawatan dan operasional. Perawatan yang rutin dilakukan adalah
pemotongan rumput, dan perbaikan sederhana seperti pemberian pasir
pada lapisan atas jalan inspeksi. Namun untuk kegiatan pengurasan
embung tidak dapat kami ketahui pada saat survey kemarin. Dan
bentuk kegiatan seperti pelatihan dalam melakukan operasional dan
perawatan tidak sempat kami dapatkan dari informasi yang kami gali
kemarin, Gambar 3 menunjukkan kondisi factual embung.
Gambar 1.3 Kondisi Factual Embung
BAB IV
ANALISIS AKNOP

4.1 Pengertian AKNOP


AKNOP adalah Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan yang
memeberikan estimasi dan evaluasi dari kegiatan dan pemeliharaan yang akan
dikerjakan sehingga metoda dan biaya dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

Besaran biaya operasi dan pemeliharaan sungai dan pantai mengacu pada
format dan penilaian dari masing-masing pengelola. Mulai dari perhitungan,
formulasi dan tata cara dalam menentukan biaya operasi dan pemeliharaannya
berbeda-beda. Akibatnya adalah beberapa usulan biaya operasi dan pemeliharaan
tidak efektif

4.2 Ketersediaan Data


Data yang dibutuhkan untuk pekerjaan AKNOP antara lain sebagai berikut :

a. Peraturan dan Kebijakan terkait operasi dan pemeliharaan sarana dan


prasarana sungai.
b. Data kondisi penyusunana AKNOP yang sudah berjalan.
c. Data bangunan air yang dimiliki di lokasi kegiatan.

4.3 Pendekatan Teknis


Dalam teknis dan pelaksanaan penyusunan AKNOP, maka digunakan beberapa
pendekatan sebagai berikut :
1. Pendekatan Bibliografis dimana akan dilakukan studi peraturan, kebijakan dan
literatur lainnya terkait Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan.
2. Studi Kasus, dimana akan dilakukan kunjungan lapangan guna mendapatkan
gambaran kondisi dan tingkat kerusakan sarana atau prasarana bangunan air.
3. Pendekatan Komparatif, dimana akan dilakukan perbandingan antara
penyusunan AKNOP yang sudah berjalan terhadap peraturan dan kebijakan
yang berlaku
4.4 Contoh Perhitungan AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan)
a. Permasalahan Kondisi Eksisting
1. Adanya pengelupasan cat pada pagar sekitar embung.
2. Adanya pengelupasan cat pada pintu air

b. Perhitungan AKNOP
1. Pintu Air
- Masalah : Berkarat
- Solusi : Perbaikan dengan pengecatan
- Tinggi :3m
- Lebar :2m
- Luas : 2 x 3 x 2 pintu = 12 m3

2. Pagar Sandaran
- Masalah : Cat mengelupas
- Solusi : Pemeliharaan dengan pengecatan
- Tinggi : 0,1 m
- Lebar : 1,2 m
- Luas : 0,1 x 1,2 x 50 pagar = 6 m3
• Volume Pekerjaan = 18 m3
• Harga Satuan Pekerjaan (AHS) (m3) = Rp 68.590,00
• Biaya yang dibutuhkan = Rp 1.234.620,00
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Permasalahan yang terjadi pada Embung Kaliaji adalah terjadinya
kebocoran pada tanggul yang mengakibatkan terjadinya rembesan yang
apabila terus dibiarkan akan berbahaya

5.2 Saran
a. Melakukan perbaikan terhadap kebocoran pada tanggul agar tidak ada
terjadi rembesar lagi.
b. Melakukan perbaikan jalan menuju Embung Kaliaji.
c. Melakukan survei dan monitoring terhadap debit.
d. Melakukan pembersihan dan pengerukan secara berkala untuk menambah
umur embung.
e. Meningkatkan kualitas fasilitas umum seperti toilet dan roda air.
DAFTAR PUSTAKA

Surat Edaran No. 07/SE/M/2018 Tentang Pedoman Pembangunan Embung Kecil dan
Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa.

Jurnal Studi Pengembangan Pemanfaatan Embung Kaliaji sebagai Suplai Air PDAM
Sleman, Anis Mulyati Cholifah,dkk, Universitas Teknologi Yogyakarta, Vol.X Mei
2014.

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/26019/G.%20BAB%20III.pd
f?sequence=7&isAllowed=y

https://www.scribd.com/document/326486855/Metodologi-Tahapan-Pelaksanaan-
Pekerjaan-AKNOP-Sungai
LAMPIRAN

a. Formulir Tabel Inventaris Embung


b. Formulir Hasil Responden (warga sekitar)
TABEL INVENTARIS EMBUNG

Nama Embung Embung Kaliaji Wonokerto Lokasi Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Titik Koordinat 7°38’56.02” S ; 110°22’34.58” E Kota Kabupaten Sleman

No Aspek Obyek Pemeriksaan Variabel Kondisi Kriteria Nilai Persentase Dokumentasi Dimensi Kondisi Faktual Tindak Lanjut

Daerah basah karena rembesan


Perawatan dan pembuatan
melalui tubuh embung atau
Terdapat lahan basah, longsoran tanggul di area yang masih tanah
pondasi yang menyebabkan TB 2 10 Panjang ± 10 m merata
lokal karena tanah jenuh dievaluasi kebocoran dan
terjadinya longsoran lokal karena
rembesan
tanah jenuh

merata di tanggul tanah Perbaikan pada kebocoran di


Daerah basahan memanjang di
Terdapat kebocoran pada tubuh dan menimbulkan tubuh tanggul agar tidak
tubuh embung dan menimbulkan STB 1 14
tanggul disekitar pelimpah rembesan keatas menimbulkan kebocoran yang
rembesan
(Kapilaritas) lebih besar

merata di tanggul tanah


Retakan melintang di tubuh Retak halus, potensi kebocoran dan dan menimbulkan Perbaikan pada retak halus dan
TB 2 10
embung rembesan rembesan keatas rembesan
(Kapilaritas)

Tanggul Perbaikan dan perwatan berkala


Retakan Memanjang ditubuh
Ada dan berpotensi bocor atau pada kebocoran agar tidak
embung pada again puncak (bisa TB 2 14 Merata ± 2-4 mm
hancur menimbulkan dampak yang
lurus/melengkung)
lebih besar.

Retakan susut dimana retakan


sedikit ± 6 buah (sebesar Perbaikan dan perawatan pada
biasanya pendek,dangkal,sempit, TB Banyak disepanjang tanggul 2 14
5mm-1 cm) retak halus susut
banyak dan berarah tidak teratur
± 1 m lebarnya erosi pada
Perbaikan dan perawatan area
Erosi alur di tubuh bendung TB Ada dibagian tanggul tanah 2 18 daerah tanggul tanah
tubuh bendung
akibat rembes

Tumbuhan tinggi di tubuh tinggi tumbuhan 20-30


B Rumput terlihat 3 5 Pembersihan tumbuhan tinggi
embung cm
agar kebersihan embung terjaga.

Rerata Nilai 14 85

runtuh dinding pelimpah


Perbaikan pada runtuhan dinding
Runtuhan di saluran pelimpah TB Ada runtuhan batu 2 40 akibat gerusan air ± lebar
pelimpah
2 m, tinggi 2,5 m

± 1 m memanjang Perbaikan pada runtuhan saluran


Erosi di saluran pelimpah TB Ada erosi dibawah jembatan 2 20
sepanjang 2 m pelimpah

Pelimpah

bagian dasar pelimpah Perbaikan pada bagian yang


Gerusan lokal di pelimpah TB Tergerus air bocoran 2 20
tergerus, lebar ± 2,5 m mengalami gerusan lokal
Tumbuhan tinggi di sepanjang tinggi tumbuhan 20-30 Pembersihan tumbuhan tinggi
B Terlihat terawat dan habis dipotong 3 20
pelimpah cm agar kebersihan embung terjaga.

Rerata Nilai 9 100

Endapan lumpur seluas Melakukan pengerukan secara


Endapan Lumpur B Endapan lumpur pinggir 10 cm 3 90 -
embung 11000 m2 berkala

Kotoran/ranting pohon lapuk Kotoran berukuran kecil Melakukan pembersihan secara


B Ada namun sedikit 4 95 -
pada kolam dan sedikit berkala

Melakukan pembersihan lumut


Pagar di sekeliling kolam B Ada dan dalam kondisi baik 3 90 - Panjang total pagar 160m
dan pengecatan ulang

Kolam Tampungan

Berjumlah 3 dan tinggi Melakukan pembersihan agar


Papan Duga B Ada dan masih jelas terbaca 3 85 - maksimal papan duga 570 tetap bisa terbaca dan berfungsi
m dengan baik

Pelampung - Tidak ada pelampung 0 0 - -


Elevasi muka air dari papan duga
Ketersedian air pada Melakukan monitoring secara
Ketersediaan Air B 4.3m jadi masih mampu 4 75 -
embung 54500 m3 berkala
menyediakan air

Rerata Nilai 17 435


Pipa Jaringan Pipa Transmisi - - - - - -
Distribusi Pipa Distribusi - - - - - -
Rerata Nilai

Bak dalam kondisi baik, cor beton Pajang = 26 m dan Lebar Melakukan monitoring isi air
Bak Air Bersih / Bak Manusia B 4 40 -
hanya sedikit berlumut =16 m dalam bak secara berkala

1
Aspek Fisik

Bak Layanan
Air tertampung dengan baik, tetapi
Panjang = 6 m dan Lebar Mengecek kondisi bak dan
Bak Air Ternak B ada sedikit bagian bak tampung yang 3 30 -
=5m melakukan perawatan
bocor

Air tertampung dengan baik, tetapi


Panjang = 15 m dan Mengecek kondisi bak dan
Bak Air Kebun B ada sedikit bagian bak tampung yang 3 30 -
Lebar = 10 m melakukan perawatan
bocor

Rerata Nilai 10 100


Panjang=70 cm, Mempertahankan perawatan
Pintu Air berkarat/tidak B Tidak berkarat 3 100
Lebar=20cm, berkala agar tidak berkarat

Terdapat sedikit sampah pada dasar Melakukan perawatan berupa


Sampah pada dasar pintu air B 3 95 Kedalaman 2,83 m
pintu air pembersihan sampah

Panjang=1,1 cm, Mempertahankan perawatan


Pintu Air berkarat/tidak B Tidak berkarat 3 100
Lebar=20cm, berkala agar tidak berkarat

Pintu Air

Terdapat sedikit sampah pada dasar Melakukan perawatan berupa


Sampah pada dasar pintu air B 3 95 Kedalaman 3,23 m
pintu air pembersihan sampah
Panjang=70 cm, Mempertahankan perawatan
Pintu Air berkarat/tidak B Tidak berkarat 3 100
Lebar=20cm, berkala agar tidak berkarat

Terdapat cukup banyak sampah Melakukan perawatan berupa


Sampah pada dasar pintu air TB 2 90 Kedalaman 2,83 m
pada dasar pintu air pembersihan sampah

Rerata Nilai 17 580

Melakukan perwatan berkala


Sandaran berkarat/tidak B Cat pada sandaran mengelupas 3 99
berupa pengecatan sandaran

Panjang 3,84 m ; Lebar


2,2 m

Melakukan perawatan berupa


Permukaan perkerasan jalan B Terdapat sedikit retakan / lubang 3 99.3 perbaikan pada perkerasan jalan
jembatan
Melakukan perwatan berkala
Sandaran berkarat/tidak B Cat pada sandaran berkarat 3 99
berupa pengecatan sandaran

Jembatan Panjang 7,2 m ; Lebar 3,3


m

Melakukan perawatan berupa


Permukaan perkerasan jalan B Permukaan jalan tidak rata 3 98.5 perbaikan pada perkerasan jalan
jembatan

Melakukan perwatan berkala


Sandaran berkarat/tidak B Cat sandaran berkarat 3 99
berupa pengecatan sandaran

Panjang 4,13 m ; Lebar


3,4 m

Melakukan perawatan berupa


Permukaan perkerasan jalan B Permukaan jalan rata 3 100 perbaikan pada perkerasan jalan
jembatan

Rerata Nilai 18 594.8


Jumlah Responden (fi)
Jumlah pada nilai skala likert (∑fi.Xi)
No Aspek Penilaian Variabel Jumlah Responden (fi) Ẋ Prosentase
Pertanyaan (xi) /(∑fi)

1 2 3 4
Pembagian Air 1 30 80 80 100 4 72.5 72.5 16.73%
Rasa Nyaman dengan adanya
1 60 85 85 100 4 82.5 82.5 19.04%
1 Aspek Pemanfaatan jaminan air embung
Peningkatan kualitas
1 70 80 83 90 4 80.75 80.75 18.64%
hidup/kesehatan
Ketaatan melaksanakan OP 1 80 80 85 60 4 76.25 76.25 17.60%
2 Aspek OP Ketersediaansarana dan dana OP 1 80 90 70 30 4 67.5 67.5 15.58%
Kegiatan Pelatihan OP 1 50 60 65 40 4 53.75 53.75 12.41%
433.25 100%
skala 1-100
1 Mbak Nana
2 Mas Yanto Pak Yono
3 Pak Hadipo Wiyono

Anda mungkin juga menyukai