Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul MEMBANGUN EMBUNG SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGATASI
MASALAH KEKERINGAN & BANJIR.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian mengenai
Embung atau yang lebih khususnya membahas mengenai bangunan
embung sebagai solusi kekeringan dan banjir, Diharapkan Makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang menyelesaikan
masalah kekeringan dan banjir.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Cimahi,

April 2014

Rangga Dwi Prasetyo (2411121023)

BAB I. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Air merupakan sumber daya dan faktor determinan yang
menentukan kinerja sektor pertanian, karena tidak ada satu pun
tanaman pertanian dan ternak yang tidak memerlukan air. Meskipun
perannya sangat strategis, namun pengelolaan air masih jauh dari
yang diharapkan, sehingga air yang semestinya merupakan sehabat
petani berubah menjadi penyebab bencana bagi petani. Indikatornya,
di musim kemarau, ladang dan sawah sering kali kekeringan dan
sebaliknya di musim penghujan, ladang dan sawah banyak yang
terendam air. Secara kuantitas, permasalahan air bagi pertanian
terutama di lahan kering adalah persoalan ketidaksesuaian distribusi
air antara kebutuhan dan pasokan menurut waktu ( temporal) dan
tempat ( spatial). Persoalan menjadi semakin kompleks, rumit dan sulit
diprediksi karena pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan di
sepanjang tahun, yang sebarannya tidak merata walau di musim hujan
sekalipun. Oleh karena itu, diperlukan teknologi tepat guna, murah
dan aplicable untuk mengatur ketersediaan air agar dapat memenuhi
kebutuhan air ( water demand) yang semakin sulit dilakukan dengan
cara-cara alamiah ( natural manner). Teknologi embung atau tandon
air merupakan salah satu pilihan yang menjanjikan karena
teknologinya sederhana, biayanya relatif murah dan dapat dijangkau
kemampuan petani. Embung atau tandon air merupakan waduk
berukuran mikro di lahan pertanian ( small farm reservoir) yang
dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan. Air
yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber
irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai
ekonomi tinggi ( high added value crops) di musim kemarau atau di
saat curah hujan makin jarang. Embung merupakan salah satu teknik
pemanenan air ( water harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis
agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond yang berfungsi sebagai
tempat penampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan
dan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau. Sementara pada
ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan
distribusi hujan yang tidak merata, embung dapat digunakan untuk
menahan kelebihan air dan menjadi sumber air irigasi pada musim
kemarau. Secara operasional sebenarnya embung berfungsi untuk
mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air
untuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan
penghujan.

Tidak dipungkiri lagi sampai saat ini ada 2 masalah yang sulit
diselesaikan di negeri kita ini, yakni masalah banjir dan kekeringan.

Dampak kekeringan dan banjir kini dirasakan semakin besar dan resiko
pertanian semakin meningkat dan sulit prediksi. Sementara itu,
tekanan penduduk yang luar biasa menyebabkan kerusakan hutan dan
daur hidrologi tidak terelakan lagi. Indikatornya, debit sungai merosot
tajam di musim kemarau, sementara di musim penghujan debit air
meningkat tajam. Rendahnya daya serap dan kapasitas simpan air di
DAS ini menyebabkan pasokan air untuk pertanian semakin tidak
menentu. Kondisi ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan
agronomis akibat pemilihan komoditas yang tidak sesuai kemampuan
pasokan airnya.
Untuk mengatasi kekeringan, maka salah satu strategi yang
paling murah, cepat dan efektif serta hasilnya langsung terlihat adalah
dengan memanen aliran permukaan dan air hujan di musim penghujan
melalui water harvesting. Teknologi ini sudah berkembang sangat
pesat dan luas tidak saja di negara maju seperti Eropa, Amerika, dan
Australia, melainkan juga di negara seperti China yang padat
penduduk dan luas pemilikan lahannya sangat terbatas. Upaya water
harvesting yang dibarengi dengan memperbesar daya simpan air di
sungai, waduk, dan danau yang akan dapat menjaga pasokan sumbersumber air untuk keperluan pertanian, domestik, municipal, dan
industri, Salah satu upaya dapat dilakukan untuk memanfaatkan
limpahan air hujan adalah dengan membangun embung (onfarm
reservoir).

1.2

Tujuan Masalah

Makalah yang saya susun dengan judul Membangun Embung Sebagai


Solusi untuk Mengatasi masalah Kekeringan & Banjir bertujuan untuk
mengetahui tentang :
1. Untuk mengetahui apa itu bangunan embung
2. Untuk mengetahui seperti apakah ketentuan-ketentuan atau konsep
pembangunan embung yang baik dan benar sebagai solusi
kekeringan & banjir
3. Untuk mengetahui keuntungan apa saja jika kita membangun
embung sebagai solusi kekeringan & banjir
1.3

Rumusan masalah

Berdasarkan tujuan makalah di atas, maka masalah-masalah yang


dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apa itu bangunan Embung ?
b. Seperti apakah ketentuan-ketentuan atau konsep pembangunan
embung yang baik dan benar sebagai solusi kekeringan & banjir?
c. Apa saja keuntungan membangun embung sebagai solusi
kekeringan & banjir?

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Bangunan Embung
Kata embung menurut beberapa orang berasal dari bahasa Nusa
Tenggara Timur yang secara keseluruhan dapat diartikan suatu tandon air
atau waduk kecil dilahan pertanian yang bertujuan untuk menampung
kelebihan air hujan dan menggunakannya pada saat musim kemarau
untuk berbagai keperluan baik dibidang pertanian maupun yang lainnya.
Embung adalah kolam penampung air baik itu dari kelebihan air hujan
pada musim hujan maupun dari sumber air lainnya, dan untuk digunakan
pada saat musim kemarau. Embung juga merupakan Bangunan
konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air
limpahan atau air rembesan di lahan sawah tadah hujan yang
berdrainase baik.
Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan
pertanian ( small farm reservoir) yang dibangun untuk menampung
kelebihan air hujan di musim hujan. Air yang ditampung tersebut
selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk
budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi ( high added value
crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang. Embung
merupakan salah satu teknik pemanenan air ( water harvesting) yang
sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond
yang berfungsi sebagai tempat penampungan air drainase saat kelebihan
air di musim hujan dan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau.
embung memang merupakan bangunan yang dapat mengurangi debit
puncak banjir pada suatu daerah aliran sungai (DAS) dan menahan
kelebihan air tersebut untuk beberapa waktu lamanya. Sehingga, potensi
banjir di suatu kawasan/daerah dapat diminimalisasi bahkan dieliminisasi.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pun sudah berencana
membangun 1.000 embung atau danau buatan sejak tahun 2012 untuk
tempat penampungan air secara bertahap. Embung-embung itu
diharapkan nantinya bisa jadi solusi sekaligus antisipasi jika kekeringan
melanda sejumah kawasan di Indonesia. "Untuk jangka panjang memang
kita antisipasi yang lebih permanen yaitu akan dibangun banyak embung.
Nanti (Kementerian) PU akan bangun lebih dari 1.000 embung," kata
Menteri Pertanian RI Suswono saat ditemui usai menghadiri September
Horti Ceria 2012 di Lapangan Gasibu, Senin (10/9/2012).
Selama musim hujan, embung itu diharapkan berfungsi sebagai sarana
penampung air hujan. Air akan disimpan di sana dan nantinya akan
dipakai saat dibutuhkan.
"Tentu saja ini kita harapkan saat musim hujan air ini bisa ditampung dan
bisa jadi cadangan air (bagi petani) kalau suatu saat terjadi musim
kemarau," jelasnya.
Rencana membangun banyak embung di berbagai kawasan itu
merupakan kerjasama lintas sektoral dengan Kementerian PU. Nantinya,
yang akan diuntungkan dengan adanya embung itu adalah para petani.

Ketika kemarau, mereka diharapkan tak lagi kesulitan mencari air dan bisa
meminimalisir kemungkinan terjadinya puso atau gagal panen.

Gambar
: Embung
Muru
di Kalimantan
Gambar
: Embung
di Pinnau,
Jerman

2.2 Tahapan Tahapan Pembangunan Embung dengan


ketentuan-ketentuan yang benar untuk mengatasi
masalah Kekeringan & Banjir
Membangun embung itu harus sesuai spek atau ketentuan
yang benar agar bangunan embung yang nantinya kita jadikan sebagai
solusi untuk mengatasi masalah kekeringan dan banjir ini dapat maksimal
hasilnya.
Dalam pengembangan lokasi embung harus memenuhi persyaratan lokasi dan persyaratan
petani dan kelompok tani.
A. Persyaratan Lokasi

1. Daerah pertanian lahan kering/perkebunan/ peternakan yang memerlukan pasokan air


dari embung sebagai suplesi air irigasi.
2. Air tanahnya sangat dalam.
3. Bukan lahan berpasir.
4. Terdapat sumber air yang dapat ditampung baik berupa air hujan, aliran permukaan
dan mata air atau parit atau sungai kecil.
5. Wilayah sebelah atasnya mempunyai daerah tangkapan air atau wilayah yang
mempunyai sumber air untuk dimasukkan ke embung, seperti mata air, sungai kecil
atau parit dan lain sebagainya.

B. Pencatatan Koordinat
Lokasi embung yang akan dibuat supaya dicatat koordinat geografisnya
yang meliputi :
- Lintang dan bujur
- Ketinggian lokasi (dpl)
dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) atau dengan
ekstrapolasi peta topografi yang tersedia. Data koordinat sumur resapan
ini selanjutnya diperlukan untuk menyusun sistem basis data pengelolaan
lahan dan air sekaligus memantau kinerja pelaksanaan kegiatan yang
telah berjalan.
C. Desain Sederhana
Desain sederhana dibuat oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama
dengan petani/kelompok tani. Desain diusahakan sesederhana mungkin
agar dapat dibaca oleh pelaksana (petani/kelompok tani) di lapangan.
Dalam penyusunan Desain perlu diperhatian hal-hal sbb:
1. Melakukan observasi lapangan untuk menentukan kontruksi
embung yang paling sesuai dengan kondisi lokasi setempat.
Misalnya pada kondisi tanah yang porus, dinding embung harus
lebih kuat dan kedap air. Embung dapat dibangun dengan
memanfaatkan
alur
alami,
saluran
drainase,
menampung mata air atau menggali tanah, atau langsung
menampung air hujan.
2. Menentukan letak geografis embung. Dalam menentukan letak
embung
harus
diperhatikan
posisi
lahan dan areal pertanaman, lokasi sumber air, ketinggian dan
kemiringan lahan. Sebaiknya letak embung lebih tinggi
dibandingkan lahan usahatani agar distribusi dan pengaliran air ke
lahan pertanian/peternakan dapat dilakukan dengan sistem
gravitasi.
3. Daerah atas calon lokasi embung sebaiknya merupakan daerah
tangkapan air hujan, yang aliran permukaannya dapat diarahkan
masuk ke embung.
D. Pengadaan Bahan dan Peralatan
Pengadaan
bahan
dan
peralatan
dilaksanakan
oleh
petani/kelompok tani agar mengikuti pedoman pengelolaan anggaran
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air.
E. Konstruksi

Konstruksi pembangunan embung dilakukan oleh pelaksana


yang telah ditunjuk (kelompok tani) dan dilaksanakan secara padat karya
agar petani mampu mengembangkan embung dan merasa ikut memiliki
sejak dini. Pelaksanaaan pembuatan embung dilakukan dalam beberapa
tahap antara lain :
a) Bentuk permukaan embung

Bentuk permukaan
kondisi
diBeraturan)
lapangan
Gambar embung
: Bentukdisesuaikan
Permukaandengan
Embung
(Tidak
Volume galian merupakan volume air yang akan ditampung. Besaran volume
yang dibuat minimal 170 m3. Besaran volume embung ini akan tergantung
kepada konstruksi embung yang akan digunakan atau ada partisipasi dari
masyarakat. Embung dengan kontruksi sederhana (tanpa memperkuat
dinding) dimungkinkan akan lebih luas dari volume minimal tersebut.

Gambar : Sketsa Bentuk Embung Tampak Atas Dan Samping

b) Menggali Tanah
Penggalian dapat pula dilakukan di dekat alur alami/saluran drainase/mata air untuk
dapat dijadikan sebagai sumber pengisian air ke dalam embung.
c) Dinding pinggir embung

Dinding pagar embung dibuat miring atau tegak dengan kedalaman 2 s/d 2,5 m
(tergantung kondisi lapangan). Tanggul dibuat agak tinggi untuk menghindari kotoran
yang terbawa air limpasan.
d) Memperkokoh dinding embung
Prinsip tahapan ini adalah agar embung tidak mudah retakdan air yang telah
berada embung tidak bocor. Jika struktur tanah yang ada kuat dan
memungkinkan air di embung tidak bocor, maka kegiatan ini tidak
diperlukan. Penguatan dinding embung ini juga dapat dilakukan pada bagianbagian tertentu yang rawan bocor, seperti pada Gambar di bawah ini :

Gambar : Dinding Embung Yang Tidak Diperkokoh (Tanah


Asli)

Untuk memperkokoh dinding embung, ada beberapa bahan yang bisa


digunakan tergantung dari bahan/material yang mudah diperoleh di lokasi dan
biaya yang tersedia. Adapun bahan/material yang dapat dipakai untuk dinding
embung antara lain pasangan batu bata, pasangan batu kali, pasangan beton.
Proses pembuatan dinding embung seperti membangun kolam, kemudian
permukaan dinding embung dapat dilapisi dengan adukan pasir dan semen.
Jika diperlukan dasar embung dapat dipasangi batu bata/batu kali yang dilapisi
semen agar tidak bocor.

Untuk mengurangi longsor pada dinding embung, dapat dibuat tangga atau
undakan di sekeliling dinding selain dapat juga berfungsi untuk mempermudah
pengambilan air.

Gambar : Tangga Atau Undakan Di Sekeliling Dinding Embung

e) Pembuatan saluran pemasukan ( inlet).


Pembuatan saluran pemasukan berupa sudetan dari saluran air ke embung
sangatlah penting. Saluran pemasukan dibuat untuk mengarahkan aliran air yang
masuk ke dalam embung, sehingga tidak merusak dinding/tanggul. Saluran
pemasukan ini dapat dilengkapi dengan pintu pembuka/penutup berupa sekat balok
yang mudah dibuka dan ditutup.
f) Membuat pelimpas air/saluran pembuangan ( outlet).
Pelimpas air sangat diperlukan bagi embung yang dibuat pada alur alami atau
saluran drainase. Hal ini untuk melindungi bendung sekaligus mengalirkan air

berlebih. Demikian pula pembuatan saluran pembuangan bagi embung. Secara


skematis embung dapat direpresentasikan pada gambar berikut:

Gambar : Desain Sederhana Embung

Gambar : Sketsa Embung

Persyaratan Teknis

Gambar : Sketsa Embung

1. Kemiringan lereng: 0 30 % (topografi bergelombang)


2. Penggunaan lahan: lahan tadah hujan
3. Tekstur : liat / liat berdebu
4. Curah hujan : kekurangan air sebesar 50 1000 mm / tahun
Gambar Teknis

Gambar : Tata Letak Embung yang ideal dalam Siklus Air. Sumber: Tim
Peneliti BP2TPDAS IBB 2002.

2.3 Keuntungan Membangun Embung sebagai Solusi


untuk mengatasi Kekeringan & Banjir
Banyak keuntungan ataupun dampak positif yang akan kita
dapat jika kita membangun embung sebagai solusi untuk mengatasi
masalah kekeringan dan banjir, selain dapat mengatasi dua masalah
tersebut namun juga dapat memberikan dampak positif bagi sektor
pertanian, perikanan, bahkan untuk keperluan rumah tangga seperti
untuk MCK.
Hal hal positif dengan membangun embung :

Menyediakan air untuk pengairan tanaman di musim kemarau.

Meningkatkan produktivitas lahan, masa


pendapatan petani di lahan tadah hujan.

Mengaktifkan tenaga kerja petani pada musim kemarau sehingga


mengurangi urbanisasi dari desa ke kota.

Mencegah/mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan


resiko banjir.

Memperbesar peresapan air ke dalam tanah.

Dapat dibuat perorangan atau kelompok tergantung luas lahan yang akan diairi.

Dapat pula dibangun dengan cara bertahap dari ukuran kecil, kemudian diperbesar
atau diperdalam.

Tidak memerlukan modal yang besar.

Meningkatkan pandapatan petani di daerah lahan tadah hujan.

Meningkatkan produktivitas lahan, invensitas tanam, dan pendapatan petani di lahan


tadah hujan.

pola

tanam

dan

BAB. III KESIMPULAN


Embung adalah kolam penampung air baik itu dari kelebihan air
hujan pada musim hujan maupun dari sumber air lainnya, dan untuk
digunakan pada saat musim kemarau.
Dalam membangun embung, kita harus merujuk pada
ketentuan-ketentuan ataupun konsep pedoman teknis yang baik dan
benar, agar embung yang berhasil kita bangun nantinya dapat
bermanfaat dengan optimal.
Keuntungan jika kita menerapkan solusi membangun embung,
banyak sekali manfaat yang akan kita dapat.
Maka dari itu sudah selayaknya kita terapkan solusi dengan
membangun embung untuk mengatasi masalah kekeringan dan banjir,
karena selain efektif dan lebih efisien, embung juga lebih banyak dampak
positif nya bagi sektor pertanian, perikanan, dan bagi keperluan rumah
tangga serta untuk hal lainnya.

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Terima Kasih pada semua pihak yang membantu. Teman-teman, Bu
Agustin selaku Dosen Pengampu mata kuliah Perancangan Sistem
Drainase yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
juga sumber-sumber yang telah membantu kami dalam melengkapi
materi makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatankesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Dari :
www.wikipedia.com/id.wikipedia.org/wiki/Embung
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalianbanjir/embung/
http ://radionewongtani.blogspot.com/.../embung-pembuatan-danmanfaat.html
http://bpkaliori.blogspot.com/2013/04/teknologi-pembuatanembung-dan.html

Cover

- Kata Pengantar

- Daftar Isi

- BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

- BAB II (Isi Materi/Pembahasan)


A. (Pengertian dalam makalah)
B. .............
C. .............

- BAB III SIMPULAN

- DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai