Anda di halaman 1dari 4

Sistem irigasi yang baik merupakan faktor penting dalam keberhasilan budidaya tanaman

pangan. Salah satu negara yang telah menerapkan sistem irigasi terintegrasi adalah Jepang.
Bahkan, eksistensi di sektor pertanian Jepang sudah tak diragukan lagi.

Sistem irigasi pertanian yang dikelola Nobutoshi Ikezu di Niigata Prefectur, Jepang, selain unik
juga sangat efisien dalam memanfaatkan air. Bahkan, penerapan manajemen pengelolaan
sumber daya air sangat terstruktur sehingga para petani tidak kesulitan akan sumber irigasi.

Sekitar 3 km dari tempat lahan yang dikelola terdapat sungai besar yang debit airnya cukup
tetapi tidak berlebihan.
Air sungai ini dinaikkan ke tempat penampungan air menggunakan pompa berkekuatan besar.

Air dari tempat penampungan kemudian dialirkan menggunakan pipa-pipa air bawah tanah
berdiameter 30 cm ke pertanian di sekitarnya.

Bahkan, canggihnya lagi para pemilik sawah terdapat tempat pembukaan air irigasi untuk
mengairi lahan sawah. Pembagian air dilakukan bergilir berselang sehari, yang berarti sehari
keluar dan sehari ditutup. Penggunaannya sesuai dengan kebutuhan sawah setempat yang
dapat diatur menggunakan tuas yang dapat dibuka tutup secara manual.

Dari pintu pengeluaran itu air kemudian dialirkan ke sawahnya melalui pipa yang berada di
bawah permukaan tanah. Sementara, untuk mengatur ketinggian air dilakukan dengan cara
menaikkan dan menurunkan penutup pintu pembuangan air secara manual.

Selanjutnya, pembuangan air dari sawah masuk saluran irigasi yang terbuat dari beton sehingga
air dengan mudah kembali ke sungai kecil, tanpa merembes terbuang ke bawah tanah.
Pencegahan perembesan air dilakukan dengan sangat efisien.

http://www.foodstation.co.id/index.php/berita/internasional/2075-cerdas-begini-sistem-irigasi-
lahan-pertanian-di-jepang
SISTEM IRIGASI DI JEPANG

Pada tanggal 17 Juni 2007 kami melakukan kunjungan ke pertanian milik Mr. Nobutoshi Ikezu di Niigata
Prefecture. Pada saat itu kami tertarik untuk mengamati persediaan air yang cukup pada pengelolaan
pertaniannya.

Sekitar 3 km dari tempat tersebut tedapat sungai besar yang debit airnya cukup dan tidak berlebih. Air
sungai dinaikan ke Tempat penampungan air menggunakan pompa berkekuatan besar. Tempat tersebut
terlihat sekitar 3 km dari pertanian milik Mr.Nobutoshi Ikezu (Bangunan putih di bagian tengah pada
gambar di atas).

Air dari tempat penampungan dialirkan menggunakan pipa-pipa air bawah tanah berdiameter 30 cm ke
pertanian di sekitarnya.

Pada setiap pemilik sawah terdapat tempat pembukaan air irigasi tersebut. Pembagian air ini bergilir
berselang sehari, yang berarti sehari keluar, sehari tutup. Penggunaannya sesuai dengan kebutuhan
sawah setempat yang dapat diatur menggunakan tuas yang dapat dibuka tutup secara manual.
Dari pintu pengeluaran air tersebut dialirkan ke sawahnya melalui pipa yang berada di bawah permukaan
sawahnya. Kalau di tanah air kita pada umumnya air dialirkan melalui permukaan sawah.

Sedangkan untuk mengatur ketinggian air dilakukan dengan cara menaikan dan menurunkan penutup
pintu pembuangan air secara manual seperti yang terlihat pada gambar di atas.
Pembuangan air dari sawah masuk saluran irigasi yang terbuat dari beton sehingga air dengan mudah
kembali ke sungai kecil, tanpa merembes terbuang ke bawah tanah. Pencegahan perembesan air
dilakukan dengan sangat efisien.

http://atanitokyo.blogspot.com/2007/06/sistem-irigasi-pertanian-di-niigata.html

Anda mungkin juga menyukai