3. Peta topografi (kontur) dengan skala 1: sungai. Peta - peta tersebut harus dengan
50000 digunakan untuk mengetahui kondisi format shp (Prahasta, 2001) (Prahasta, 2005).
alam, elevasi, dan arah aliran. Data hujan yang digunakan adalah data hujan
4. Peta tata guna lahan digunakan untuk yang berasal dari empat stasiun hujan yaitu,
mengetahui tata guna lahan tahun erakhir Penfui, Oeletsala, Tarus dan Baun.Sedangkan
yaitu tahun 2016 di DAS Manikin dan data suhu berasal dari stasiun meteorologi
menentukan faktor pengelolaan tanaman. Eltari Kupang.
5. Peta jenis tanah digunakan untuk
mengetahui jenis tanah pada DAS Manikin Interpretasi Citra Satelit Peta Tataguna
dan menentukan nilai erodiblitas tanah. Lahan
6. Peta stasiun hujan digunakan mengetahui Interpretasi citra satelit diperlukan untuk
penyebaran stasiun penakar hujan. Selain itu mengolah data citra menjadi peta Tataguna
untuk mengetahui luas daerah pengaruh Lahan DAS Manikin.Proses interpretasi citra
stasiun hujan. satelt menjadi peta tataguna lahan
Flow Chart (Diagram Alir Penelitian) menggunakan software Envi 5.1 dan ArcGIS
Mulai 10.1 (ESRI, 1996). Hasil interpretasi yang
Peta Topografi Data Peta Tataguna
berupa peta tataguna lahan digunakan untuk
Digital Hujan Lahan Digital melengkapi data spasial dalam melakukan
Uji Konsistensi Data
Koefisien
analisis limpasan permukaan di daerah studi.
Pengaliran (C),
Luas Areal (A)
Data yang digunakan adalah citra satelit
DEM (Model Grid) Curah Hujan
Rerata Daerah
Landsat 8 OLI (Operational Land Imager) tahun
Pemodelan DAS 2014 tanggal perekaman 25 April 2014 dengan
Batas DAS,
Curah Hujan Rancangan
(Log Pearson III)
path-row 111-067. Citra ini melingkupi Seluruh
Panjang & slope
Tidak
wilayah Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote
Uji Kesesuaian
Ndao, dan sebagian Kabupaten Timor Tengah
To (Overland v
Distribusi
Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data
flow time ) (kec. rerata) Ya ini diunduh gratis dari situs EarthExplorer milik
Td (Drain
USGS (http://earthexplorer.usgs.gov). Hasil
Intensitas Hujan
flow time ) Mononobe (I) unduhan adalah satu paket file
Tc (Waktu Konsentrasi)
LC81110672014115LGN00.tar.gz sebesar
705 mb.
Koef. Tampungan (Cs)
Analisa SIG
Selesai
proses yaitu kalibrasi radiometrik dan koreksi tidak diinginkan yang mencemari citra. Bising
atmosferik. Kalibrasi Radiometrik merupakan yang muncul pada citra bisa berasal dari
langkah pertama yang harus dilakukan saat kita banyak sumber. Proses akuisisi citra digital
mengolah data citra satelit. Tujuan utama dari adalah proses primer yang dapat
Kalibrasi radiometrik ini adalah untuk menyebabkan timbulnya bising dalam citra
mengubah atau mengkonversi data pada citra digital. Bising juga dapat disebabkan oleh jarak
yang (pada umumnya) disimpan dalam bentuk sensor dengan objek dan kondisi lingkungan
DN (Digital Number) menjadi radiance atau (keadaan cuaca). Citra satelit yang berisi sinyal
reflectance, tergantung metode yang bising dan menyebabkan gambar terdistorsi,
digunakan dalam proses koreksi dapat menyebabkan informasi yang
atmosferik. Jika metode yang digunakan terkandung citra tidak mampu untuk dipahami
dalam proses koreksi atmosferik adalah DOS dan dipelajari dengan benar. Untuk itu
(Dark Object Subtraction), maka DN diubah ke diperlukan sebuah metode yang tepat untuk
nilai reflectance; dan apabila metode yang membatasi atau mengurangi bising tersebut
digunakan dalam proses koreksi atmosferik agar dapat membantu untuk menginterpretasi
adalah FLAASH (Fast Line-of-sight citra dengan lebih baik.
Atmospheric Analysis of Hypercubes), maka Salah satu Tools yang dapat membantu
DN diubah ke nilai radiance. Dalam penelitian untuk mereduksi atau mengurangi bising
ini proses koreksi atmosferik menggunakan (noise) pada citra adalah transformasi MNF
metode FLAAS sehingga terlebih dahulu nilai (Minimum Noise Fraction Transform).
DN citra diubah ke nilai radiance. Transformasi MNF adalah metode yang
dimodifikasi dari Green et al. (1988) dan
diimplementasikan dalam perangkat lunak
ENVI.
sedangkan band-band yang nilai Eigennya kombinasi band (saluran) citra yang
kurang dari 2 adalah band-band yang lebih mengandung informasi paling banyak untuk
banyak mengandung noise. Dari grafik nilai menghasilkan komposit band terbaik.
Eigen dapat dilihat kalau band 1 adalah band Kombinasi band pada citra satelit hanya dapat
yang paling sedikit mengandung noise dan dilakukan terhadap tiga band saja, meskipun
band 7 adalah band yang paling banyak citra satelit yang ada mempunyai banyak band.
mengandung noise. Band-band yang Landsat 8 OLI dapat memiliki 20 kombinasi 3
mengandung banyak noise harus diproses band yang berbeda. Dari ke-20 kombinasi
dengan perintah Inverse MNF Transformation band-band tersebut dengan metode OIF dapat
untuk untuk mereduksi noiseatau bising pada diketahui peringkat semua kombi nasi band ini
band-band tersebut. berdasarkan total varian dan korelasi antara
band. Tiga kombinasi band terbaik adalah yang
memiliki nilai OIF tertinggi. Proses OIF
dilakukan dengan bantuan perangkat lunak
ILWIS.
Klasifikasi Citra
Klasifikasi citra dilakukan untuk mempe
roleh informasi tentang Tataguna Lahan pada
daerah studi. Pada penelitian ini digunakan
teknik pendekatan klasifikasi terbimbing yaitu
klasifikasi yang dilakukan dengan arahan analis
(supervised). Sedangkan metode Klasifikasi
yang dipakai dalah metode klasifikasi
kemungkinan maksimum (Maximum
Gambar 13. Metadata Viewer yang menunjukan Likelihood).
resolusi spasial Citra sebelum penajaman Pan- Pada studi ini unsur klasifikasi (kunci
Sharpening (atas) dan sesudah proses penajaman interpretasi) dari citra Landsat dengan
Pan-Sharpening (bawah). kombinasi komposit citra 6-5-1 dibagi menjadi
Analisis Debit Limpasan Air Limpasan Permukaan ( Run Off) 51
Di Daerah Aliran Sungai (DAS Manikin Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
1 2 3
Yunus Fallo *, Djunaedi , dan Arnoldus Nama
menjelaskan luasan distribusi penutup lahan use area sebesar 0 %, yaitu agar semua jenis
atau jenis tanah apa saja yang ada dalam suatu tataguna lahan dan jenis tanah yang ada di
sub DAS yang akan dimodelkan. Terdapat dua masing-masing Sub DAS akan diperhitungkan
pilihan dalam tool ini, yang pertama adalah Running Simulation AVSWAT 2000 (Run
dominant land use and soil dan pilihan kedua SWAT)
adalah mutiple hydrologic respose unit. Setelah semua data-data yang diminta
Menu ini akan aktif apabila sudah AVSWAT 2000 berhasil diinput dengan
melakukan proses Overlay antara Jenis sempurna, maka simulasi bisa
Tataguna Lahan dengan Jenis Tanah pada dilakukan.Simulasi ini bertujuan untuk
menu Definisi Jenis Lahan dan Tanah. Untuk memproses semua data masukan sehingga
menampilkan dialog Distribusi HRU ini klik menghasilkan nilai debit, limpasan permukaan,
menu AVSWAT > HRU Distribution erosi dan sedimentasi yang terjadi di daerah
Selanjutnya akan ditampilkan jendela dialog studi (Utomo, 1994).
Distribusi HRU sebagai berikut : Perintah Run SWAT terdapat di View
SWAT pada menu Simulation.Pada menu Run
SWAT terdapat sejumlah menu yang disajikan
yang harus diisi sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan analisis.Untuk period of
simulationdimulai dari 1 Januari 1998 sampai
dengan 31 Desember 2015.Untuk menu yang
lain seperti Potential ET method dipilih
Penman-Monteith method, Printout frequency
dipilih Monthly, sedangkan pilihan yang lainnya
dibiarkan sesuai bawaan AVSWAT 2000
(default) seperti Gambar 23.
memulihkan kondisi hutan dan lahan lahan sehingga dapat berfungsi secara
sehingga dapat berfungsi kembali dalam optimal.
mendukung sistem penyangga kehidupan. f. Konservasi vegetatif pada kawasan lindung
Kegiatan utama lebih mengarah kepada diarahkan untuk pengembangan sumber
kegiatan-kegiatan vegetatif baik di luar daya air dan upaya pengendalian tata air
maupun di dalam kawasan hutan (fungsi DAS dan konservasi air. Dengan tujuan
kawasan lindung dan penyangga). pengendalian tata air DAS, untuk memper
c. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi dilaku baiki angka Koefisien Rejim Sungai (KRS).
kan dengan penerapan teknik konservasi KRS adalah perbandingan antara debit
tanah baik secara vegetatif (reboisasi dan maksimum dan debit minimum dari sungai
penghijauan) maupun teknik sipil. Kegiatan yang bersangkutan.
vegetatif (reboisasi dan penghijauan) di
dalam kerangka untuk pemulihan hutan dan UCAPAN TERIMAKASIH
lahan juga berfungsi untuk pengendalian
erosi dan sedimentasi Pada kesempatan ini penulis ingin
d. Pengembangan Sumber Daya Air, pengem menyampaikan terima kasih kepada :
bangan upaya ini peningkatan pemanfaatan Direktur Politeknik Negeri Kupang yang
fungsi sumber daya air guna memenuhi memberikan kesempatan kepada penulis untuk
kebutuhan air baku untuk berbagai keper diikutsetakan dalam penelitia Rutin Politeknik
luan. Kegitan rehabilitasi sumber daya air Negeri Kupang pada Tahun Anggaran 2018.
lebih difokuskan pada upaya pengendalian Dan Kepala Pusat Penelitian dan PpM
tata air DAS dan konservasi air (UU RI No & Politeknik Negeri Kupang yang dengan giat dan
Tahun 2004). berusaha untuk mengembangkan Dosen dalam
membuat suatu karya ilmiah dalam bentuk
Saran penelitian yang lebih maju dari tahun-tahun
Upaya rehabilitas lahan secara vegetatif sebelumnya
selain sebagai usaha pencegahan erosi dan
sedimentasi, diusahakan agar menggunakan DAFTAR PUSTAKA
metode yang dapat meningkat kan produktivitas
lahan dan tingkat kesuburan tanah sesuai Aronoff. 1989. Geographic Information System
metode-metode yang disarankan untuk diterap – A Management Perspective. Ottawa :
kan di kawasan budidaya DAS Manikin meliputi WDL Publications.
a. Tanaman Bersusulan (Tumpang Gilir) dan Asdak, Chay. 2004. Hidrologi Dan Pengelolaan
Penana man tanaman penutup tanah yang Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta :
berfungsi sebagai pupuk hijau Gajah Mada University Press.
b. Budidaya lorong (alley cropping) yang Bisri, Mohammad, 2009 Pengelolaan Daerah
berfungsi sebagai menahan erosi, juga Aliran Sungai, Malang : Penerbit
berguna sebagai mulsa yang dapat menyum Percetakan CV. Asrori
bangkan hara, terutama nitrogen, bagi ESRI (Environmental System Research
tanaman lorong. Institute, Inc). 1996. ArcView GIS, The
c. Pagar hidup dilakukan di kawasan budi daya Geographic Information System for
untuk mengurangi erosi dan sedimentasi Everyone. New York : ESRI.
serta konservasi tanah yang sudah ber Junaidi, Rahmad. 2006. Studi Perencanaan
kurang tingkat kesuburannya.. Fungsi Kawasan dan Arahan Konservasi
d. Penghijauan lingkungan di Kawasan Lahan dan Tanah di DAS Brantas Bagian
budidaya yang peruntukannya berupa Hulu dengan Menggunakan SIG. Skripsi
pemukiman (urban), untuk menghijaukan Tidak Diterbitkan. Malang : Jurusan
lapangan dengan melaksanakan penana Pengairan FT Unibraw, 2006.
man di taman, jalur hijau, pemukiman, per Marwan, Achmad. 2003. “Implementasi Sistem
kantoran dan lain-lain. Informasi Geografis Dalam Penentuan
e. Konservasi vegetatif pada kawasan Batas Genangan Bendungan Genteng
penyangga yang dilakukan dengan penana Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang”.
man secara total pada lahan yang terlantar, Skripsi tidak diterbitkan. Malang :
lahan kosong (penghijauan) maupun peng Jurusan Pengairan FT Unibraw, 2003.
kayaan tanaman pada lahan-lahan yang Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-Konsep Dasar
menurut pertimbangan teknis maupun sosial- Sistem Informasi Geografis. Bandung :
ekonomis masih perlu diperkaya dengan CV Informatika
tanaman tahunan. Baik penghijauan maupun Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi
pengkayaan tanaman ditujukan untuk Geografis. Bandung : CV Informatika.
memulihkan dan meningkatkan pro duktivitas Soemarto, CD. 1999. Hidrologi Teknik Edisi
58 Jurnal Ilmiah JUTEKS, Vol. IV No. II Oktober, 2019