Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBIBITAN TANAMAN PADI

Oleh:

1. A. BAGAS WARDANA ZULKARNAEN (201510501013)


2. MUHAMMAD ZULFA KHOIRUTTAMAM (201510501070)
3. ROSCUPON ALGERI (201510501103)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman padi merupakan tanaman pangan utama di indonesia karena


sebagian besar penduduk indonesia menjadikan beras sebagai sumber makanan
pokok. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, padi dapat digantikan oleh
bahan makan lainnya, namun padi memiliki niai tersendiri bagi orang yang sudah
terbiasa mengkonsumsi nasi dan tidak dapat digantikan dengan mudah oleh bahan
makanan yang lain. Padi termasuk golongan tanaman semusim yaitu yang
biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali
berproduksi, setelah berproduksi akan mati atau dimatikan.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam melakukan pembibitan


tanaman padi, keberhasilan pengelolaan padi di pengaruhi oleh ketersediaan dan
kemampuan tanaman dalam memanfaatkan sumber daya lingkungan, salah
satunya dapat dicapai melalui penggunaan umur bibit yang tepat (Marlina,
2017:27). Porong (2012:27) menegaskan, bahwa umur bibit 15 hari setelah semai
(HSS) adalah yang tepat untuk pindah tanam, karena produksi lebih tinggi dan
jumlah anakan lebih banyak dibandingkan umur 20 HSS, 25 HSS, 30 HSS dan 35
HSS.

Penggunaan bibit dengan vigor yang baik dianggap dapat meningkatakan


ketahanan tanaman terhadap cekaman rendaman (Irmawati, 2020:113). Bibit dari
benih yang baik dapat tumbuh dengan lebih cepat dan benih yang baik akan
memperoleh hasil yang berkualitas tinggi. Keberhasilan penanaman terutama
dalam skala yang besar sangat di pengaruhi oleh interaksi antara faktor-faktor
biotik. Dalam pembudidayaan tanaman padi ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan dengan baik agar hasilnya sempurna. Tahapan tersebut yaitu adalah
pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, dan pemanenan. Di
indonesia terdapat beberapa macam sistem budidaya yaitu diantaranya sistem
tanam tabela, sistem tanam konvensional, sistem tanam hazton, dan SRI
(Kurniasari, 2018:12).

1.2 Tujuan

1. Mengetahui cara menentukan mutu benih padi berdasar konsentrasi larutan


uji.
2. Mengetahui cara pembibitan tanaman padi menggunakan metode
pembibitan basah.
BAB 2
METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat Dan Bahan

1. Benih Padi
2. Timba
3. Alat Tulis
4. Lembar Kerja
5. Kamera
6. Timbangan

2.2 Cara Kerja

1. Menentukan Mutu Benih


a) Buatlah larutan pupuk ZA dengan melarutkan 225 gr ZA dalam setiap
liter air dalam timba, sampai mencapai volume larutan dua kali volume
benih yang akan di uji.
b) Masukkan secara hati-hati benih padi yang kan di uji ke dalam larutan
sambil di aduk secara merata.
c) Ambil benih padi yang mengapung kemudian timbang dan cata
beratnya.
d) Buanglah secara hati-hati larutan uji sehingga yang tersisa tinggal
benih padi yang tenggelam pada dasar. Timbang dan catat beratnya.
e) Pelaksanaan praktik mutu benih dilakukan langsung oleh mahasiswa
secara offlline apabila anggota dalam satu kelompok berada dalam satu
kota dan memungkinkan untuk bertemu atau secara online apabila
anggota dalam satu kelompok tidak memungkinkan untuk saling
bertemu

2. Pembibitan Padi Secara Basah


a) Setiap kelompok mencari lahan sawah yang siap untuk dilakukan
pembibitan di sekitar tempat tinggal salah satu anggota.
b) Amati setiap proses dalam pelaksanaan pembibitan yang dilakukan
oleh petani. Dapatkan informasi sebanyak mungkin dari petani terkait
proses pembbitan padi di sawah
c) Dokumentasikan (foto dan video) proses pengamatan tersebut.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Menentukan Mutu Benih
Uraian Hasil Pengamatan Keterangan

Berat Benih yang


Mengapung
53gram/250gram x 100% = 21,2%

Berat Benih yang


Tenggelam
230gram/250gram x 100% = 96%

Persentase Benih
Baik
4075/5530 x 100% = 73,69%

Pembibitan Tanaman Padi

Uraian Hasil Pengamatan Keterangan

Varietas
Inpari 32

Tanggal Sebar
25 Desember 2020
Jl. Sunan Muria, Krajan,
Ampel, Wuluhan
Kabupaten Jember Jawa
Timur 68162

Tanggal Tanam
11 Januari 2021

Jl. Sunan Muria, Krajan,


Ampel, Wuluhan
Kabupaten Jember Jawa
Timur 68162
PEKERJAAN PEMBIBITAN TANAMAN PADI
1 Penyiapan Benih

1 1 Tahap pekerjaan

1. Menyiapkan benih padi (Inpari 32)


2. Melakukan perendaman benih
3. Menyiapkan benih yang lolos uji untuk dilakukan penyebaran
4. Menyiapkan lahan bedengan

2 Pengamatan Hasil

1. Benih yang disiapkan mempunyai kualitas yang bagus


2. Benih yang disiapkan merupakan benih bernas

3 Keterangan

Jl. Sunan Muria, Krajan, Ampel, Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Timur
68162
2 Pembuatan Bedengan Pembibitan
1 Tahap Pekerjaan

a. Mengolah lahan yang akan dibuat untuk bedengan terlebih dahulu.


b. setelah lahan diolah dan menjadi halus atau lumpur kemudian
membuat bedengan pembibitan tinggi 20 cm lebar 120 cm panjang
1000 cm atau menyesuaikan kondisi lahan.
c. Mengairi lahan guna menciptakan tanah yang lunak.
2 Pengamatan Hasil

Terdapat bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20 cm lebar 120 cm


panjang 1000 cm atau disesuaikan dengan lahan.

3 Keterangan

Jl. Sunan Muria, Krajan, Ampel, Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Timur
68162
3 Penyebaran Benih

1 Tahap Pekerjaan

1. Memasukkan benih yang sudah diseleksi kedalam timba


2. Menaburkan benih untuk ditanam ke bedengan yang telah
disediakan.
3. Meratakan benih agar tidak menumpuk pada bedengan.
4. Menutupi benih yang sudah ditaburkan di bedengan dengan jerami.
Bila dikawatirkan hujan tutup permukan dengan jerami setebal satu
lapis.
5. Penaburan disarankan tidak terlalu rapat atau terlalu lebar.

2 Pengamatan Hasil

Bibit tersebar merata pada bedengan-bedengan yang telah dibuat, dengan jarak
yang tidak terlalu rapat dan terlalu lebar.

3
Keterangan

Jl. Sunan Muria, Krajan, Ampel, Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Timur
68162

4 Pemeliharaan Pembibitan

1 Tahap pengerjaan

1. Menjaga kondisi air selama berlangsungnya kegiatan pembibitan dan


melakukan pelemiharaan lainnya sesuai baku teknis yang telah
diterapkan.
2. Melakukan penyiangan dengan membuang gulma yang tumbuh di
lahan bedengan.
3. Melakukan perlindungan dari gangguan organisme pengganggu
tanaman (OPT) dengan membuang OPT yang ada di lahan persemaian.

2 Pengamatan Hasil

Pemeliharaan bibit dperlu dilakukan agar bibit yang dipersemaian dalam


kondisi baik.
3 Keterangan

Jl. Sunan Muria, Krajan, Ampel, Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Timur
68162
5 Pencabutan dan Pemindahan Benih

1 Tahap Pengerjaan

a. Bibit padi yang siap dicabut berusia 18 hari


b. Pencabutan dilakukan pada sore hari
c. Pencabutan dilakukan dengan mencabut darai akarnya.
d. Bibit yang sudah dicabut dikumpulkan dan di ikat daunnya
e. Bibit siap dipindah pada usia 18 hari

2 Pengamatan Hasil

Bibit yang sudah dicabut dikumpulkan dan di ikat daunnya supaya


memudahkan dalam pemindahan.
3 Keterangan

Jl. Sunan Muria, Krajan, Ampel, Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Timur
68162

3.2 Pembahasan

Dilakukan pengambilan sampel benih padi seberat 250gr dalam kegiatan


ini. Benih padi yang telah diambil tadi dimasukkan kedalam larutan pupuk ZA.
Kemudian benih yang mengapung akan dipisahkan dengan benih yang tenggelam
dan kemudian ditimbang. Benih yang tenggelam menunjukkan kualitas benih
yang baik. benih yang mengapung artinya benih tersebut kualitasnya rendah dan
tidak layak untuk ditanam. Ini berdasarkan kebernasan benih yang dapat diketahui
saat dilakukan uji larutan. Benih yang bernas tenggelam dalam larutan
sedangankan benih yang mengapung berarti tidak memiliki kebernasan.
Penggunaan benih yang bernas akan menjamin keberhasilan dari suatu benih
untuk dapat tumbuh dan beradaptasi dengan lingkungan dan membentuk bibit.

Berdasarkan pada data yang kami dapat dapat kami ketahui bahwa jumlah
benih yang tenggelam lebih banyak dari pada benih yang mengapung. Hal ini
menunjukkan bahwa dari 250g benih yang diuji, jumlah benih yang bagus lebih
banyak daripada benih yang jelek. Data menunjukkan berat benih yang
mengapung hanya 53g sedangkan berat benih yang tenggalam memiliki berat
hingga 230g. Hasil penimbangan berat benih ini mengalami ketidaktepatan jumlah
berat secara total dikarenakan kemungkinan benih masih basah ketika ditimbang.
Dengan demikian jumlah benih yang baik berjumlah 4075 benih dari 5530 benih
total atau dengan presentase 73,69% dari jumlah benih total.

Lahan atau tempat penyemaian padi harus di pilih tanah yang subur dan
menyesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanam.Teknis penyiapan lahan
untuk usaha pembibitan padi yaitu dengan membuat media semai yaitu dimulai
pekerjaan 3-7 hari sebelum penyebaran benih tersebut dimulai. Pembuatan media
semai dapat dilakukan dengan dua cara, akan tetapi harus dipilih salah satu cara
sesuai dengan keadaan lahan yang akan ditempati. Pengairan dilakukan pada
wilayah lahan yang akan dibuat sebagai media semai. Hal tersebut dilakukan
dengan tujuan tanah akan menjadi lunak, rerumputan yang ada menjadi mati, serta
memusnahkan berbagai serangga yang kemungkinan dapat merusak bibit padi
nantinya. Rumput dan jerami yang masih tertinggal dibersihakan terlebih dahulu
kemudian dicangkul, dibajak dan digaru kurang lebih dua kali setelah selesai
dapat memebuat bedengan dengan tinggi antara 15-20cm, lebar 120 cm, panjang
1000 cm atau disesuaikan dengan kondisi lahan. Teknik diatas merupakan
persiapan lahan dengan pengolahan lahan basah jika dengan lahan persemaian
kering dapat dilakukan sama dengan diatas hanya saja air diberi dengan kuliatas
lapang dan pembuatan bedengan dengan tinggi 20cm, lebar 120cm, dan penjang
menyesuaikan dengan keadaan lahan.

Dalam budidaya tanaman padi hal utama yang harus diperhatikan adalah
ketersediaan bibit. Untuk itu perlu adanya proses penyemaian terlebih dahulu. Hal
ini dikarenakan tanaman padi yang akan ditanam dilahan harus dalam bentuk bibit
yang siap tanam, dan bukan dalam bentuk benih yang akan ditanam. Penyemaian
benih juga dilakukan dengan tujuan agar benih padi dapat tumbuh dengan baik.
Artinya benih padi yang baru tumbuh diharapkan dapat menyesuaikan pada
kondisi yang baru. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya proses
penyemaian benih yang ditujukan untuk nenperoleh bibit-bibit padi yang
pertumbuhannya baik dan seragam, mengetahui persentase benih yang tumbuh,
mempermudah pemeliharaan bibit pada lahan yang akan ditanami padi serta dapat
ditanam pada lahan sawah yang dibutuhkan.

Teknik penaburan atau penyebaran benih juga mempengaruhi keberhasilan


dalam pertumbuhan bibit pada media semai. Penaburan dilakukan dengan cara
manual, sehingga menuntut pekerjanya untuk dapat menabur benih secara merata.
Apabila penaburan benih dihasilkan secara tidak merata atau menumpuk pada
bagian-bagian tertentu, tentunya pertumbuhan benih menjadi bibit yang baik dan
bagus tidak akan berhasil. Ketidak berhasilan tersebut nantinya dapat dilihat dari
keseragaman tinggi serta kesehatan benih yang tumbuh mada media semai.

Pemeliharan benih sampai menjadi bibit merupakan perawatan atau


perlakuan yang ditujukan agar benih dapat tumbuh menjadi bibit yang sehat dan
bagus. Hal utama yaitu menjaga kecukupan air serta mencegah terjadinya
kerusakan bibit terutama oleh gangguan hama dan penyakit. Ketersediaan air
untuk masa pembibitan disesuaikan dengan model pembibitan yang digunakan.
Untuk sistem pembibitan basah, air umumnya dibiarkan menggenang pada saluran
antar petak pembibitan. Sedangkan pada sistem pembibitan kering, air umumnya
dibuat kapasitas lapang, dan yang penting dijaga sedemikian rupa agar tanah tidak
mengalami kekeringa. Pada sektor lain yaitu perlu adanya pengendalian organism
pengganggu, dimana yang paling dominan pada pembibitan padi adalah kelompok
hama.

Perlakuan pencabutan bibit untuk ditanam pada lahan tentunya


memperhatikan umur atau kesiapan bibit yang akan ditanam. Secara umum
kesiapan bibit untuk ditanam yaitu berumur 18 hari. Jika bibit terlalu muda
tentunya akan rentan mati saat ditanam dilahan. Begitupun sebaliknya, apabila
bibit terlalu tua tentunya tidak akan tumbuh secara maksimal pada lahan.
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Uji benih menggunakan larutan pupuk ZA bertujuan untuk mendapatkan


benih yang memiliki kualitas baik serta dapat tumbuh dengan baik. Benih yang
memiliki kualitas baik dapat dilihat pada benih yang bernas atau tenggelam pada
uji larutan tersebut sedangkan benih yang mengapung merupakan benih dengan
kualitas kurang baik sehingga tidak bisa ditanam. Pembibitan benih dilakukan
dengan melalui langkah – langkah yaitu, penyiapan benih baik siap tanam,
melakukan persemaian dengan teknik basah atau kering dengan memperhatikan
kondisi lahan, melakukan perawatan pada bibit dengan menjaga dari serangan
hama OPT atau penyakit setelah dilakukan penyebaran, dan pencabutan atau
pemindahan dilakukan pada bibit dengan usia 18 – 21 hari jika berdasarkan
budidaya padi dengan sistem konvensional dan usia 11 – 15 hari jika berdasarkan
budidaya padi dengan sistem SRI.
DAFTAR PUSTAKA

A. A. Aznan, R. R. (2017). Rice Seed Varieties Identification based on Extracted


Colour Features Using Image Proccesing and Artificial Neural Network
(ANN). Internasional Journal on Advanced Science Engineering
Information Technology, 7, 2220-2222.
Chhay Ros, P. F. (2015). Nursery Fertilizer Application Increases Rice Growth
and Yield in Rainfed Lowlands with or without Post-Transpanting Crop
Stress. American Journal of Plant Sciences, 6, 2878-2892.
Eny Widajari, E. W. (2013). Dasar Ilmu Dan Teknologi Benih. Bogor: PT.
Penerbit IPB Press.
Irianti Kurniasari, A. P. (2018). Pengaruh Umur Transplantasi Benih Terhadap
Varietas Lokal Jenis Padi Merah ( Oryza Sativa L ). Agricultural
Extension Program, sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang,
Agricultural Extansion Program, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
Yogyakarta, Vol. 2 No. 1, 11-15.
Irmawati, I. W. (2020). Pengaruh Pemberian Fosfor di Pembibitan Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Pada Cekaman Rendaman.
Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya,
Program Studi Agroeteknologi, fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya,
2, 112-123.
Khin Thuzar Win, A. Z.-O. (2018). Bacillus Pumilus Strain TU-AT-1 and
Nitrogen Application in Nursery Phase Promote Growth of Rice Plants
under Field Conditions. Faculty of Agriculture, Tokyo University of
Agriculture and Technology, Saiwaicho, Tokyo, Japan, Instituate of
Agriculture, Tokyo University of Agriculture and Technology, Saiwaicho,
Fuchu, Tokyo, Japan, 8, 1-12.
Marlina. Setyono, d. Y. (2017). Pengaruh Umur Bibit Dan Jumlah Bibit Terhadap
Perrumbuhan Dan Hasil Panen Padi Sawah ( Oryza Sativa ) Ciherang.
Progra Studi Agriteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda
Bogor, Volume 8 Nomor 1, 26-36.
LAMPIRAN

Jl. Sunan Muria, Krajan, Ampel, Jl. Sunan Muria, Krajan, Ampel,
Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Timur
Timur 68162 68162

Jl. Sunan Muria, Krajan, Ampel, Jl. Sunan Muria, Krajan, Ampel,
Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Timur
Timur 68162 68162

Anda mungkin juga menyukai