Anda di halaman 1dari 21

Laporan Pengelolaan Tanaman Pangan

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

(Varietas Bonanza F1)


Oleh :

Ahmad Mizan Matondang (1505101050070)

Zulhilmi Sahputra (1505101050027)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2017
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung merupakan tanaman pangan yang banyak digunakan untuk bahan


makanan pokok.Salah satu produk dari tanaman jagung yang mempunyai prospek
cerah untuk dikembangkan adalah jagung semi (baby corn), yaitu jagung yang
dipanen saat masih muda dan belum membentuk biji. Kendala yang umum timbul
dalam memproduksi jagung semi antara lain adalah belum tersedianya varietas
unggul jagung yang dirakit khusus sebagai jagung semi.

Sebagian besar produksi jagung semi menggunakan varietas jagung pipil


yang sudah tersedia di pasar.Karakteristik varietas jagung yang dapat digunakan
untuk memproduksi jagung semi diantaranya yaitu umur panen pendek, hasil
panen tinggi, jumlah tongkol tiap tanaman banyak (prolifik), dan tongkol
berkualitas baik dalam hal rasa, ukuran, dan warnanya. Varietas jagung yang
banyak digunakan sebagai benih jagung baby corn di Indonesia antara lain adalah
jagung hinrida varietas C-1 dan C-2, Pioneer-1, 2, 7, dan 8, CPI-1, Bisi-2 dan
Bisi-3, IPB-4, serta Semar-1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9.

Produksi jagung di Indonesia selama 5 tahun terakhir terus meningkat,


pada tahun 2006 mencapai sekitar 12 juta ton dan pada tahun 2010 diperkirakan
meningkat menjadi 13,6 juta ton. Pengguna jagung yang terbesar adalah industri
pakan ternak, kemudian menyusul untuk industri makanan dan untuk konsumsi
langsung manusia.Kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak berkisar 5 juta
ton/tahun dengan laju kenaikan sekitar 10% - 15% setiap tahunnya.Dengan
demikian seharusnya produksi jagung dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan
pabrikan pakan ternak.Namun demikian, produksi jagung di Indonesia umumnya
bersifat musiman dan wilayahnya tersebar di berbagai daerah/ wilayah. Kondisi
ini menyebabkan pasokan (supply) jagung dan proses pengumpulannya untuk
keperluan pabrik pakan ternak tidak terjamin kuantitas, kualitas maupun
kontinyuitasnya.
1.2. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui dan memahami cara pemupukan berpengaruh terhadap


pertumbuhan dan produksi jagung manis. Dan juga mengetahui jarak tanam yang
terbaik untuk pertumbuhan dan produksi jagung manis.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Jagung manis adalah sayuran yang sangat baik dan menguntungkan untuk
diikut sertakan dalam pergiliran tiga bulanan dengan tanaman-tanaman lain yang
cocok, sebaiknya sesudah suatu legume. Jagung manis sekarang adalah hasil
panen khusus dan suatu bahan yang popular dalam sop timur dan masakan
sayuran. Pada jagung hijau stadia pemetikan adalah sangat menentukan untuk
kualitas hasil sesudah dimasak. Panen sudah siap sesudah dua bulan pertumbuhan
dan harus dipetik bila biji telah berukuran penuh dan pada stadia masak susu atau
akhir stadia masak susu. Pada cuaca kering peerlu pemberian air setiap minggu,
terutama selama pemantapan pertumbuhan dan berbunga.Didaerah yang sangat
basah atau pada waktu-waktu hujan yang sangat lebat (Williams, 1993).

Pada jagung, hybrid dapat dibuat secara manual.Morfologi tanaman


jagung yang berumah satu mempermudah perlakuan emaskulasi untuk
mendahului antesis, yaitu dengan menarik atau mematahkan tangkai bunga jantan.
Cara praktis yang umum digunakan dalam memproduksi biji jagung hybrid, sperti
dijelaskan oleh Craig, ialah dengan cara menanam beberapa deretan tanaman
betina, kemudian diselingi dengan sejumlah tanaman jantan, diselingi lagi dengan
tanaman betina dan seterusnya. Deretan tanaman jantan kadang-kadang dirusak
secara sengaja atau rapuh sendiri setelah penyerbukan (James,1991).

Jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah.tanah liat lebih disukai
karena mampu menahan lengas yang lebih tinggi. Tanaman ini peka terhadap
tanah masa, dan tumbuh baik pada kisaran pH antara 6 6,8 dan agak toleran
terhadap kondisi basa.Kekurangan air dalam waktu singkat biasanya dapa
ditoleransi dan hanya berpengaruh kecil terhadap perkemmbangan biji.Akan tetapi
kekurangan air yang berkepanjangan setelah penyerbukan dapat secara nyata
menurunkan bobot kering biji.Pada kondisi tersebut, pertumbuhan biji sebagian
disokong oleh mobilisasi asimilat yang peka terhadap drainase tanah yang jelek
dan tidak tahan genangan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
BAB III. METODE PERCOBAAN

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum dilaksanakan dikebun Sektor Timur, Fakultas Pertanian,


Universitas Syiah Kuala. Pada hari sabtu , 28 februari 2017 s/d selesai.Pukul
08.00 WIB

3.2. Bahan dan Alat :

1. Bahan

Benih jagung, Pupuk kandang, Abu sekam, Pupuk Urea, PupukTSP, Pupuk KCL,
Furadan

2. Alat

Cangkul, gembor, timba,pisau, tusuk sate, gunting, meteran, garu, tali plastik
dan alat tulis menulis.

3.3. Prosedur Percobaan

1. Pengolahan Tanah

Bedengan atau tanah diolah pada lapisan topsoil (permukaan atas) dengan
menggunakan cangkul. Bedengan dibuat dengan ukuran panjang 4 m dan lebar 3
m. Jarak antara bedengan sekaligus sebagai drainase adalah 0.5 m dan usahakan
kedalamannya 20 cm. Tanah diolah seminggu sebelum penanaman dilakukan.
2. Perlakuan Cara Pemupukan

Setelah bedengan atau tanah siap diolah maka setelah penanaman benih aplikasi
cara pemupukan dilakukan. Adapun cara pemupukan (CP) yang diberikan terdiri
dari 3 macam, yaitu:

- Cara Pemupukan 1 (CP1) = pupuk diberikan dengan cara larikan

- Cara Pemupukan 2 (CP2) = pupuk diberikan dengan cara disebar

- Cara Pemupukan 3 (CP3) = pupuk ditugal mengitari tanaman

3. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan.kedalaman tanam benih 4-5 cm. Jarak tanam


yang dicoba 75 cm x 25 cm. Jarak terpinggir adalah setengah jarak tanam.Bedeng
yang telah ditugal diisi (ditanam) 2 butir benih jagung. Bersamaan dengan
menanam benih diberikan sedikit furadan atau carbofuran (0,17) ke dalam lubang
tanam. Tujuannya untuk serangan lalat bibit pada awal masa
pertumbuhan. Kebutuhan benih per hektar antara 6-8 kg.

4. Pemupukan

Pupuk yang diberikan adalah 200 kg urea per bedeng (4 g per lubang
atau 240 g per bedeng), 300 kg TSP per bedeng (6 g per lubang tanam atau 360 g
per bedeng) dan 200 kg KCL per bedeng (4 g per lubang tanam atau 240 g per
bedeng). Pemupukan kedua dilakukan pada umur 28 hari setelah tanam dengan
cara yang sama. Pupuk yang diberikan hanya urea sebanyak 250 kg per hektar (5
g per lubang tanam atau 300 g per bedeng).Pupuk diberikan sedalam 10 cm.
5. Pemeliharaan

a. Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada umur 2 minggu , jika ada tanaman


yang tidak hidup.

b. Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangan pertama dilakukan pada umur 3 minggu setelah tanam,


kemudian dilakukan juga pembumbunan.

c. Penyiangan gulma

Gulma sering kali dijumpai pada saat minggu ke 2, disaat itu


penyiangan gulma harus dilakukan agar tidak terjadi kompetisi unsur hara
antara tanaman budidaya jagung dengan gulma.

6. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap sore kecuali jika hari hujan. Air merupakan
salah satu faktor keberhasilan dalam budidaya tanaman jagung manis. Terutama
pada fase awal pertumbuhannya. Mekanisme penyiraman diluar jadwal
praktikum dilakukan secara bergilir oleh praktikan dan dibuat absen secara
khusus.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel1. Pengamatan Bedeng NPK + Abu sekam

Waktu Jenis Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman


Pengamatan ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5
Minggu Tinggi 33 28 27 33 36
ke 1 Tanaman
Jumlah 4 5 5 5 6
Daun
Minggu Tinggi 50 50 51 60 62
ke 2 Tanaman
Jumlah 6 7 7 6 8
Daun
Minggu Tinggi 63 70 85 90 93
ke 3 Tanaman
Jumlah 8 9 9 9 9
Daun
Minggu Tinggi 90 100 98 110 114
ke 4 Tanaman
Jumlah 10 11 11 12 13
Daun
Minggu Tinggi 105 110 112 125 130
ke 5 Tanaman
Jumlah 14 15 16 16 18
Daun
Minggu Tinggi 115 130 145 150 165
ke 6 Tanaman
Jumlah 17 17 19 20 21
Daun
Minguu Tinggi 140 170 180 191 201
ke 7 Tanaman
Jumlah 18 18 20 21 22
Daun
Tabel 2.Berat tongkol dan panjang tongkol pada jagung NPK + AS.

Perlakuan Jenis Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman


Parameter ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5
NPK + Berat 210 220 290 220 390
AS tongkol
Panjang 22 22 24 23 24
tongkol

Tabel 3. Jumlah keseluruhan tanaman

Perlakuan Jumlah Keseluruhan Tongkol Jagung


NPK + AS 39
Tabel 4. Pengamatan Bedeng NPK + PK

Waktu Jenis Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman


Pengamatan ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5
Minggu Tinggi 33 27 25 33 31
ke 1 Tanaman
Jumlah 3 4 4 4 5
Daun
Minggu Tinggi 60 57 57 60 61
ke 2 Tanaman
Jumlah 5 5 5 7 6
Daun
Minggu Tinggi 66 67 67 64 64
ke 3 Tanaman
Jumlah 7 7 8 8 9
Daun
Minggu Tinggi 90 100 98 110 114
ke 4 Tanaman
Jumlah 10 11 11 12 13
Daun
Minggu Tinggi 105 110 112 125 130
ke 5 Tanaman
Jumlah 14 15 16 16 18
Daun
Minggu Tinggi 115 130 145 150 165
ke 6 Tanaman
Jumlah 17 17 19 20 21
Daun
Minguu Tinggi 160 180 175 189 190
ke 7 Tanaman
Jumlah 17 17 16 18 19
Daun
Tabel 5.Berat tongkol dan panjang tongkol pada jagung NPK + PK.

Perlakuan Jenis Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman


Parameter ke 1 (gr) ke 2 (gr) ke 3 (gr) ke 4 (gr) ke 5 (gr)
NPK + Berat 340 330 300 320 320
AS tongkol
Panjang 24 25 23 24 25
tongkol

Tabel 6. Jumlah keseluruhan tanaman

Perlakuan Jumlah Keseluruhan Tongkol Jagung


NPK + PK 39

4.2 Pembahasan

Salah satu faktor penentu produktivitas jagung adalah populasi tanaman


yang terkait erat dengan jarak tanam danmutu benih. Dalam budidaya jagung,
populasi tanaman yang dianjurkan untuk dipertahankan minimal 66.600
tanaman/ha (jarak tanam 75 cm x 20 cm, 1 tanaman/lubang atau 75 cm x 40 cm, 2
tanaman/lubang). Untuk memenuhi populasi tanaman tersebut, viabilitas benih
dianjurkan lebih dari 95% karena dalam budidaya jagung tidak perlu melakukan
penyulaman tanaman yang tidak tumbuh karena peluangnya untuk dapat tumbuh
normal sangat kecil dan biasanya tongkol yang terbentuk kurang berisi. Bunga
betina dari tanaman sulaman biasanya tidak terserbuki dengan sempurna oleh
tepungsari dari bunga jantan tanaman lain karena berbunganya terlambat,
sedangkan peluang terjadinya penyerbukan sendiri hanya sekitar 5% sehingga
menyebabkan tongkol kurang berbiji.
Jarak tanam pada musim hujan 75 cm x 20 cm, 1 tanaman/lubang
dianjurkan pada wilayah yang tenaga kerjanya cukup tersedia. Penanaman dengan
1 tanaman/lubang pertumbuhan tanaman relatif lebih baik karena peluang
persaingan antar tanaman lebih kecil dibandingkan 2 tanaman/lubang. Sedangkan
jarak tanam 75 cm x 40cm, 2 tanaman/lubang dianjurkan untuk diterapkan pada
wilayah yang tenaga kerja menjadi masalah karena kurang atau mahal. Pada
musim kemarau jarak tanam dapat lebih rapat (70 cm x 20 cm, 1 tanaman/lubang
atau 70 cm x 40 cm, 2 tanaman/lubang). Penanaman dengan varietas berumur
genjah dapat diperapat lagi (65 cm x 40 cm, 2 tanaman/lubang)

1. Pemupukan
Tanaman jagung digolongkan sebagai salah satu tanaman indikator untuk
mengetahui ketersediaan hara dalam tanah, oleh karena itu untuk dapat tumbuh
dan berkembangnya tanaman jagung secara optimal relatif dibutuhkan hara yang
cukup, sehingga pemupukan merupakan salah satu faktor kunci bagi
keberhasilan budidaya jagung.Pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun
anorganik pada dasarnya adalah guna memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan
untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman.
Penentuan takaran pupuk (N, P, dan K) yang tepat untuk tanaman jagung
dapat dilakukan melalui analisis tanah sebelum penanaman. Selain itu dapat pula
dilakukan dengan menggunakan BWD (Bagan Warna Daun), seperti halnya yang
biasa dilakukan pada tanaman padi. Takaran pupuk yang diberikan secara tepat
pada waktu yang tepat, akan lebih efisien dibanding dengan takaran yang tepat
tetapi saat pemberiannya tidak tepat. Dalam hal ini dengan stadia pertumbuhan
tanaman,untuk itu sebagai panduan pemberian pupuk pada tanaman jagung
disajikan dalam tabel 2.
Tabel 1. Takaran, porsi, dan waktu pemberian pupuk anorganik pada tanaman
jagung.

Takaran Pupuk (kg/ha)


Jenis Pupuk Takaran2)Pupuk
(kg/ha)
7 10 hst 28 30 hst 40 45 hst
Urea 300 350 25 % 50 % BWD
ZA 1) 50 100 100 % - -
SP36 100 200 100 % - -
KCl 50 - 200 50 % 50 % -

Keterangan:
1) Hanya diberikan jika dari hasil analisis tanah kekurangan unsur sulfur (S).
2) Takaran dapat berubah disesuaikan analisis tanah sebelum tanam atau
rekomendasi setempat.

2. Pembuatan Saluran Drainase/Irigasi


Air merupakan sumber daya alam yang keberadaannya semakin bermasalah
ke depan bagi peruntukan pertanian, karena:
jatah air untuk sektor pertanian relatif semakin berkurang akibat kompetisi
dengan keperluan rumah tangga dan industri.
kerusakan tata hidrologi kawasan yang berdampak semakin rendahnya
proporsi air hujan yang tersediakan bagi cadangan air, dan
adanya perubahan iklim yang kurang menguntungkan. Sehubungan
dengan itu, teknologi pengelolaan air harus semakin mendapat perhatian
besar, tidal hanya dari segi efisiensi penggunaan airnya sendiri tapi juga
pertimbangan cara aplikasinya dan umur tanaman yang mampu
meningkatkan efisiensi tenaga kerja/biaya.
BAB V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikumkali ini dapat disimpulkan, bahwa :

1. Jagung manis adalah salah satu tanaman budidaya yang memiliki nilai
ekonomis tinggi
2. Sekam dapat bermanfaat bagi tanaman karena mengandung unsur-unsur
kimia yang penting serta dapat menggemburkan tanah sehingga bisa
mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara di dalamnya.
3. Dalam pemupukan yang harus diperhatikan adalah ketepatan cara, waktu
serta dosis.
4. Jagung manis (Zea mays, Kelompok Saccharata) adalah salah
satu kelompok budidaya/kelompok kultivar jagung yang cukup penting
secara komersial, setelah jagung biasa (juga biasa disebut jagung ladang
atau field corn).

5.2 Saran

Disarankan kepada para asisten untuk praktikum tahun berikutnya agar


dapat lebih jeli dalam membimbing para praktikan dilapangan supaya tidak terjadi
kesalahan-kesalahan dalam praktikum serta kekeliruan-kekeliruan dalam
pengisian data dan juga disediakan alat untuk melancarkan proses praktikum
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

James, 1991, Dasar-Dasar Pengelolaan Tanaman Terpadu, Erlangga, Jakarta.

Rubatzky Vincent E, 1998, Tanaman Pangan, ITB, Bandung.

Williams C .N, 1993, Produksi Tanaman Jagung dan Padi, UGM, Yogyakarta.
LAMPIRAN

Gambar Perlakuan Bedeng NPK + AS

Gambar 1. Jagung Keseluruhan


Gambar 2. Jagung Tanaman ke 1

Gambar Tanaman ke 2
Gambar Tanaman ke 3

Gambar Tanaman ke 4

Gambar Tanaman ke 5
Gambar perlakuan bedeng NPK + PK

Gambar tanaman ke 1

Gambar tanaman ke 2
Gambar tanaman ke 3

Gambar tanaman ke 4
Gambar tanaman ke 5

Tanaman bedeng perlakuan NPK + PK

Anda mungkin juga menyukai