Kelompok Cabai
Arif Mardiansyah J3J116039
Azizah Dyah Lestari J3J116050
Friska Putri Nofzil J3J116109
Reda Andhika J3J116215
Reni Budiarti Pasaribu J3J116218
Sonny Irawan J3J116249
Fadhlah Musiska Juyuspan J3J216359
Yusna Nur Firza J3J216383
Dosen :
Undang S.P M.Si
Dr. Lili D.
M. Abdul Goni
M. Iqbal S.P
Fendri Ahmad
Ade Astri S.P
Asisten Dosen :
Ramuni
Iqbal A.
Novida
Fadilah R.
Tanaman cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sudah
sangat dikenal oleh masyarakat. Rasa buahnya memberikan kesegaran pada tubuh dengan cita
rasa pedas. Cabai merupakan tanaman tahunan yang berumur pendek, tetapi umumnya tumbuh
setahun berbentuk perdu. Menurut Tindall (1983) tanaman ini dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Ordo : Polemoniales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
Tanaman cabe rawit batangnya berstruktur keras dan berkayu, berbentuk bulat, berwarna
hijau gelap, halus dan bercabang banyak. Batang utama tanaman tumbuh tegak dan kuat.
Percabangan tanaman terbentuk setelah batang tanaman mencapai tinggi sekitar 30-45 cm.
Cabang tanaman cabe rawit beruas-ruas, setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas (cabang).
Daun tanaman cabe rawit berbentuk bulat telur, ujungnya runcing dan tepi daun rata (tidak
bergerigi). Ukuran daun cabe rawit lebih kecil dibandingkan daun tanaman cabe besar. Daun
tanaman cabe rawit merupakan daun tunggal dengan kedudukan agak mendatar, bertulang daun
menyirip dan tangkai tunggal yang melekat pada batang/cabang. Jumlah daun cukup banyak
sehingga tanaman cabe rawit terlihat rimbun.
Tanaman cabe rawit memiliki bunga tunggal yang berbentuk bintang. Bunga tumbuh
menunduk pada ketiak daun, mahkota bunga berwarna putih. Penyerbukan bunga termasuk
penyerbukan sendiri (self pollinated crop), namun dapat juga terjadi secara silang, dengan
keberhasilan sekitar 56%.
Tanaman cabe rawit akan berbuah setelah terjadi penyerbukan. Buah memiliki
keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa buah. Buah cabe rawit dapat
berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing/berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi,
menurut jenisnya cabe rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran panjang antara 2-2,5 cm dan lebar
5 mm. sedangkan cabe rawit yang agak besar memiliki ukuran yang mencapai 3,5 cm dan lebar
mencapai 12 mm.
Biji cabe rawit berwarna putih kekuningan-kuningan, berbentuk bulat pipih, tersusun
berkelompok (bergerombol) dan saling melekat pada empulur. Ukuran biji cabe rawit lebih kecil
dibandingkan dengan biji cabe besar. Biji-biji ini dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman
(perkembangbiakan).
Perakaran cabe rawit terdiri atas akar tunggang yang tumbuh lurus ke pusat bumi dan akar
serabut yang tumbuh menyebar ke samping. Perakaran tanaman tidak dalam sehingga tanaman
hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah
menyerap air) dan subur.
Syarat Tumbuh yaitu: Tanah gembur, subur dan tidak menggenang, berada didataran rendah
dan tinggi, dan suhu 25oC – 31oC. Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) adalah Mulsa dapat
didefinisikan sebagai setiap bahan yang dihamparkan untuk menutup sebagian atau seluruh
permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut (Waggoner
et al., 1960). Penggunaan mulsa plastik, terutama mulsa plastik hitam perak, dalam produksi
sayuran yang bernilai ekonomis tinggi seperti cabai, tomat, terong, semangka, melon dan
mentimun, semakin hari semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan
permintaan konsumen terhadap produk sayuran tersebut. Meskipun penggunaan mulsa plastik ini
memerlukan biaya tambahan, tetapi nilai ekonomis dari hasil tanaman mampu menutupi biaya
awal yang dikeluarkan. Mulsa plastik hitam perak dapat memantulkan cahaya matahari sehingga
energi cahaya matahari yang diterima oleh tanaman lebih besar energi matahari yang diterima
tanaman akan mempengaruhi aktivitas fotosintesis; makin besar energi yang diterima tanaman
makin tinggi aktivitas fotosintesisnya (Abdurahman, 2004).
3.3.4
Penanaman bibit ke lapangan dilakukan setelah bibit berumur kira-kira 4 minggu atau
tingginya mencapai 10-15 cm. Bibit cabai yang ditanam adalah bibit yang baik, yaitu
pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama penyakit. Penanaman
dilakukan dengan cara mengeluarkan bibit dari gelas plastik semaian secara hati-hati. Caranya,
ambil gelas semaian berisi bibit, lalu balikan dengan pangkal batang bibit cabai dijepit oleh jari
telunjuk dan jari tengah secara hati-hati agar bibit cabai keluar bersama akar dan medianya. Hal
tersebut untuk mencegah kerusakan akar yang dapat menyebabkan stress dan layu pada akar.
Bibit cabai siap ditanam pada lubang tanam yang tersedia dan segera disiram sampai cukup
basah. Penanaman dilakukan pada sore hari agar panas matahari tidak membuat layu dan untuk
mengurangi stres tanaman.
3.4 Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman cabai meliputi penyiraman, pemasangan ajir,
penyulaman, penyiangan, pemangkasan dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman
dikakukan setiap hari pada sore hari untuk menjaga kelembaban media tanah. Apabila hujan
turun tidak perlu dilakukan penyiraman. Pemasangan ajir dilakukan sejak penanaman yang
bertujuan agar tidak mengganggu perakaran tanaman dan untuk menopang tegaknya tanaman.
Ajir ditancapkan sampai kedalaman ± 30 cm dengan ketinggian ajir 150 cm dan diberi tanda 10
cm dari permukaan tanah agar mempermudah pengamatan tinggi tanaman dan tinggi dikotom.
Penyulaman dilakukan apabila bibit yang ditanam tidak tumbuh atau pertumbuhannya
tidak normal. Penyulaman dilakukan sampai 2 minggu setelah tanam ke lapangan. Penyiangan
dilakukan jika ada gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Pemangkasan pada tanaman cabai
adalah membuang tunas yang tumbuh di bawah percabangan utama dan daun-daun yang tidak
efektif. Pemangkasan dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan gunting. Pengendalian
hama dan penyakit tanaman cabai dilakukan dengan mengamati gejala penyakit yang menyerang
tanaman cabai.
3.4 Pemanenan
Panen tanaman cabai dapat dilakukan pada umur 40-60 hari setelah dipindahkan ke
lapangan. Buah cabai dipanen setelah ukurannya mencapai maksimum . Pemanenan dilakukan
dengan cara dipetik secara hati-hati beserta tangkai buahnya dan dilakukan pada saat cuaca
cerah. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin sampai 2 kali
periode pembungaan.
4.1.Hasil
4.1.1 Hasil Sampel
MST Tinggi Rata-Rata Diameter Jumlah Daun Tinggi
Pertanaman Batang Rata- Rata-Rata Dikotomus
Rata Pertanaman Rata – Rata
Pertanaman Pertanaman
Mg 1 Mengolah Tanah dan Lahan
Mg 2 Menanam Tanaman Cabai
Mg 3 Tanaman mati : 12 tanaman
Tanaman yang ditanam : 140 tanaman
12
Persentase : 140 x 100% = 8,57%
Persentase tanaman hidup : 100% - 8,57% = 91,42%
Mg 4 11,7 cm 0,1305 mm 7 helai daun Belum
terlihat
Mg 5 10,85 cm 0,19 mm 9 helai daun Belum
terlihat
117
Persentase tanaman hidup : 128 x 100% = 92,15
Sampling tanaman 2 mati
Mg 6 C. hijau : 41 cm 0,55 mm 105 helai 24 cm
C. Rawit : 18,25 cm 0,246 mm 35 helai 10,25 cm
Mg 7 C. hijau : 48 cm 5,4 mm 114 helai 25.5 cm
C. Rawit : 20,875 cm 0,347 mm 40 helai 11,31cm
Mg 8 C. hijau : 57,5 cm 7,2 mm 120 helai 26 cm
C. Rawit :22,5 cm 0,363 mm 47 helai 12 cm
Keterangan : MST : Minggu Setelah Tanam
4.1.2 Hasil Keselururan
4.1.2.1 Sampling Panen
MST Bobot panen rata- rata Panjang buah Rata- Diameter Rata-Rata
pertanaman Rata perbuah perbuah
Mg 6 Belum sampling
Mg 7 C.Hijau : 0,1 gram 6,75 cm 10,1 mm
C.Rawit : 0,05 gram 1,5 cm 6,8 mm*
Mg 8 C.Hijau : 0,1 gram 6,9 cm 10,15 mm
C.Rawit : 0,05 gram 1,9 cm 7,58 mm**
*Hanya 4 tanaman cabai rawit dari 8 sampel yang dapat dipanen
**Hanya 7 tanaman cabai rawit dari 8 sampel yang dapat dipanen
4.1.2.2 Fisik
Pengukuran untuk
Mengolah lahan yaitu mencangkul Pemasangan mulsa membuat bolongan
4.1.2.3
4.1.2.4
Mulsa dibolongi dengan
cemplongan Mulsa yang telah dibolongi Pertumbuhan cabe
4.1.2.5
4.1.2.6