Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


“Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Cabai Merah”

Dosen Pengampu: Rion Apriyadi, S.P., M.Si

Disusun Oleh:
Nama : Suci Dwi Anggia
NIM : 2011911015
Kelas : Agroteknologi 5 B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN, DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
TAHUN 2021
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura


yang termasuk dalam famili Solanaceae, memiliki nilai ekonomi dan nutrisi
yang tinggi. Kandungan gizi yang terdapat pada tanaman cabai merah seperti
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vit (A dan C) menjadikan cabai merah
sebagai komoditi yang dibutuhkan masyarakat untuk bahan masakan (Rindani,
2015). Cabai merah sangat populer di Indonesia karena memiliki rasa yang
pedas juga mempunyai kandungan gizi yang baik (Fahmi et al., 2011).

Produksi cabai merah di Indonesia terus dikembangkan. Konsumsi


cabai merah yang terus meningkat dari tahun ke tahun terjadi karena
meningkatnya jumlah penduduk. Penurunan mutu dan produksi cabai merah
yang tidak stabil disebabkan oleh media tanam, cuaca yang tidak menentu,
serangan hama dan organisme pengganggu tanaman. Oleh karena itu budidaya
tanaman cabai merah membutuhkan perawatan yang optimal dan kondisi
lingkungan yang tepat (Suwardani et al., 2014). Salah satu upaya untuk
meningkatkan produksi cabai merah yang berkualitas ialah dengan cara
melakukan uji tanam melalui berbagai jenis media tanam seperti top soil,
kompos, kotoran sapi, kotoran ayam, dan pasir tailing.

Pemupukan merupakan hal yang paling penting untuk menyumplai


pertumbuhan tanaman. Pemupukan adalah salah satu usaha pemberian unsur-
unsur hara yang dapat dibutuhkan oleh tanaman guna membantu ketersediaan
unsur hara di dalam tanah (Syam et al, 2017). Pemupukan dapat diberikan
melalui pupuk organik maupun anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk
yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan limbah organik lainnya
yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya
dengan bahan mineral, dan mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan
kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah (Permentan No. 70/Permentan/SR.140/10/2011).
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran sapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia dan
biologi tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan daya
pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar kation (Hadisumitro, 2002).
Sementara pupuk kandang ayam merupakan pupuk yang mempunyai potensi
yang baik, karena selain berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah pupuk kandang ayam juga mempunyai kandungan N, P, dan K
yang lebih tinggi bila dibandingkan pupuk kandang lainnya (Muhsin, 2003).

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis media tanam


terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah.
II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

Tanaman cabai tergolong dalam famili terung-terungan (Solanaceae)


yang tumbuh sebagai perdu atau semak. Cabai termasuk tanaman semusim atau
berumur pendek. Menurut Haryanto, (2018), dalam sistematika tumbuh-
tumbuhan cabai diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae

Ordo : Tubiflorae (Solanales)

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annuum L.

Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang


memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya
daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia
termasuk negara Indonesia (Baharuddin, 2016). Tanaman cabai banyak ragam
tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang
sebagian besar hidup di negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya
mengenal beberapa jenis jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit
dan paprika (Pratama et al., 2017).

2.2 Morfologi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

Tanaman cabai sama halnya dengan tanaman lain cabai juga memiliki
akar, daun, batang, buah, biji, dan bunga yang mana biasanya disebut dengan
morfologi dari tanaman cabai. Harpeas dalam Nurfalach Devi (2010)
menjelaskan bahwa:
a) Akar Cabai adalah tanaman semusim yang berbentuk perdu dengan
perakaran akar tunggang. Sistem perakaran tanaman cabai agak menyebar,
panjangnya berkisar 25-35 cm. Akar ini berfungsi antara lain menyerap air dan
zat makanan dari tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman.

b) Batang Batang utama cabai tegak dan pangkalnya berkayu dengan


panjang 20- 28 cm dengan diameter 1,5-2,5 cm. Batang percabangan berwarna
hijau dengan panjang mencapai 5-7 cm, diameter batang percabangan
mencapai 0,5-1 cm. Percabangan bersifat dikotom atau menggarpu, tumbuh
cabang beraturan secara berkesinambungan.

c) Daun Daun cabai berbentuk hati, lonjong atau agak bulat telur
dengan posisi berselang seling, sedangkan menurut (Hewindati dalam
Nufalach, Devi, 2010, hlm. 7), daun cabai berbentuk memanjang oval dengan
ujung meruncing atau diistilahkan dengan oblongus acutus, tulang daun
berbentuk menyirip dilengkapi urat daun. Bagian permukaan daun berwarna
hijau muda dan hijau terang. Panjang daun berkisar 9-25 cm dengan lebar 3,5-
5 cm. Selain itu daun cabai merupakan daun tunggal, bertangkai, letak tersebar,
helaian daun berbentuk bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal
runcing, tepi rata, menyirip, panjang 5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau.

d) Bunga Bunga tanaman cabai berbentuk teromper kecil, umumnya


bunga cabai berwarna putih, tetapi ada juga berwarna ungu. Cabai berbunga
sempurna denganbenang sari yang lepas tidak berlekatan. Disebut bunga
sempurna karena terdiri atas tangka bunga, dasar bunga, kelopak bunga,
mahkota bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Bunga cabai
disebut juga berkelamin dua atau hermaprodite karena alat kelamin jantan dan
betina dalam satu bunga. e) Buah dan Biji Buah cabai buahnya berbentuk
kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya,
menggantung, permukaan licin mengkilap, diameter 1-2 cm, oanjang 4-17 cm,
bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah
masak menjadi merah cerah. Sedangkan untuk bijinya, biji yang masih muda
berwarna kuning, setealh tua menjadi coklat, berbentuk pipij, berdiameter
sekitar 4 mm.
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

Cabai merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang luas,


sehingga dapat ditanam di lahan sawah, tegalan, dataran rendah, maupun
dataran tinggi (sampai ketinggian 1.300 m dpl). Tanaman cabai umumnya
tumbuh optimum di dataran rendah hingga menengah pada ketinggian 0-800 m
dpl dengan suhu berkisar 20-25 0C. Pada dataran tinggi (di atas 1.300 m dpl),
tanaman cabai dapat tumbuh, tetapi pertumbuhanya lambat dan
produktivitasnya rendah (Amri, 2017).
III.METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang,


Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 29
September sampai dengan 29 November 2021.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kamera dan alat
pertanian lapangan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih
cabai merah, top soil, kompos, pupuk kotoran sapi, pupuk kotoran ayam, pasir
tailing, polybag, dan ajir kayu.

3.3 Metode Pelaksanaan

Praktikum dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5


taraf, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga terdapat 10
unit percobaan. 5 taraf perlakuan terdiri dari:

1. M0: Top Soil


2. M1: Top Soil + Kompos (1:1)
3. M2: Top Soil + Kotoran Sapi (1:1)
4. M3: Top Soil + Kotoran Ayam (1:1)
5. M4: Pasir Tailing + Kompos (1:1).
3.4 Cara Kerja
1. Siapkan 10 polybag berukuran diameter 25 cm.
2. Benih cabai dibibitkan terlebih dahulu di baki / polybag kecil dan
dipindah tanamkan setelah memiliki minimal 4 helai daun dan berciri
sehat serta tidak terserang penyakit.
3. Tanaman dirawat selama 2 bulan hingga panen pertama.
4. Selama perawatan tanaman, tidak diperkenankan memberikan pupuk
kimia maupun kapur kedalam media tanam.
5. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari dan apabila turun hujan maka
penyiraman ditiadakan.
6. Pengendalian HPT diperbolehkan menggunakan bahan kimia sesuai
dosis anjuran.
7. Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali dengan parameter yang
sudah ditentukan.
3.5 Peubah yang Diamati

Adapun peubah yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Tanaman
2. Jumlah Daun
3. Jumlah Cabang
4. Jumlah Bunga
5. Jumlah Buah
6. Berat Buah Panen Pertama.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai

Minggu Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai


Ke-

M0 M1 M2 M3 M4

1 MST 6,7 7,2 7 7 6,4

2 MST 8,6 12 11 9 6,6

3 MST 0 17,8 14,2 11,2 0

4 MST 10,2 21 16,4 13,4 7,3

5 MST 0 24,4 18,8 16,8 0

7 MST 0 26,2 20,6 18 0

8 MST 0 32 21 19,8 0

Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Cabai

Minggu Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Cabai


Ke-

M0 M1 M2 M3 M4

1 MST 5 5 6 5 5

2 MST 7 8 8 7 5

3 MST 0 13 8 7 0

4 MST 9 17 9 9 6

5 MST 0 21 9 9 0

7 MST 0 23 11 12 0

8 MST 0 25 11 12 0
Tabel 3. Jumlah Cabang Tanaman Cabai

Minggu Jumlah Cabang Tanaman Cabai


Ke-

M0 M1 M2 M3 M4

1 MST 5 5 6 5 5

2 MST 7 8 8 7 5

3 MST 0 13 8 7 0

4 MST 9 17 9 9 6

5 MST 0 21 9 9 0

7 MST 0 23 11 12 0

8 MST 0 25 11 12 0

Tabel 4. Jumlah Bunga Tanaman Cabai

Minggu Jumlah Bunga Tanaman Cabai


Ke-

M0 M1 M2 M3 M4

1 MST 0 0 0 0 0

2 MST 0 0 0 0 0

3 MST 0 0 0 0 0

4 MST 0 0 0 0 0

5 MST 0 0 0 0 0

7 MST 0 0 0 0 0

8 MST 0 0 0 0 0
Tabel 5. Jumlah Buah Tanaman Cabai

Minggu Jumlah Buah Tanaman Cabai


Ke-

M0 M1 M2 M3 M4

1 MST 0 0 0 0 0

2 MST 0 0 0 0 0

3 MST 0 0 0 0 0

4 MST 0 0 0 0 0

5 MST 0 0 0 0 0

7 MST 0 0 0 0 0

8 MST 0 0 0 0 0

4.2 Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil


bahwa perlakuan M1 campuran top soil dengan kompos (1:1) merupakan
perlakuan terbaik dibandingkan dengan perlakuan M0 dan M4. Campuran top
soil dan kompos dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah
cabang pada tanaman cabai. Rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan M1 yaitu
32 cm. Rata-rata jumlah daun pada perlakuan M1 yaitu 25 helai. Jumlah cabang
tanaman cabai perlakuan M1 yaitu 25 cabang. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan pupuk kompos mampu meningkatkan jumlah buah per tanaman
dan diameter batang tanaman cabai merah. Hal ini juga sejalan dengan
pernyataan Nurwanto et al. (2017) yang menyatakan bahwa pupuk kompos
sangat berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
sehingga tanah mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
cabai rawit. Pemberian kompos dapat meningkatkan penyerapan unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman, karena kompos memiliki daya memegang air
yang baik dan unsur hara dalam tanah tidak akan di serap oleh tanaman jika
ketersediaan air tidak tercukupi.
Pemberian pupuk kompos pada tanaman cabai memberikan pengaruh
yang nyata pada setiap parameter pertumbuhan tanaman cabai rawit baik
pertumbuhan vegetative maupun produktivitas (Imas et al., 2017). Pupuk
kompos dalam proses mineralisasi akan melepaskan unsur hara tanaman yang
lengkap yaitu N, P, K, Ca, Mg dan S serta unsur hara mikro (Bahrun, 2012).
Sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah memungkinkan meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan berlangsung dengan baik.

Perlakuan campuran top soil dengan kompos ayam dan kompos sapi
juga menunjukkan pertumbuhan cabai yang cukup baik. Di dalam pupuk
kandang kotoran sapi kandungan unsur N, P, K dan C organik yang diperoleh
dari proses mineralisasi bahan organik sehingga berfungsi sebagai
pembentukan jaringan tubuh tanaman dan karbohidrat (Hafizah et al., 2017).
Hasil penelitian (Safei et al. 2014), juga menunjukkan bahwa baik pada jenis
pupuk organik berupa pupuk kandang sapi (p1) maupun bokashi pupuk kandang
sapi (p2), dengan meningkatnya dosis pupuk-pupuk organik yang diberikan
cenderung menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman terung yang lebih
baik dibandingkan dengan tanpa pupuk organik. Hal ini dapat di duga bahwa
pemberian pupuk kandang pada tanaman cabai rawit mampu memperbaiki
kondisi lingkungan bagi pertumbuhan tanaman (Prasetya, 2014). Sebagaimana
di katakan oleh (Sarido, 2013) bahwa kelebihan pupuk kandang sapi atau pupuk
organik lainnya akan mampu merubah struktur tanah menjadi lebih baik bagi
perkembangan perakaran, meningkatkan daya pegang dan daya serap tanah
terhadap air, memperbaiki kehidupan organisme dalam tanah dan menambah
unsur hara di dalam tanah.

Perlakuan M4 menggunakan pasir tailing dengan kompos tidak


menunjukkan pertumbuhan yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Holilullah et al., (2015) yang menyatakan bahwa tanah berpasir memiliki
banyak pori-pori makro sehingga memiliki daya sifat yang rendah dalam
menahan air didalam tanah dan kemampuan menyediakan hara pada tanaman
juga rendah.
V.SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan


bahwa penggunaan media tanam dengan perlakuan campuran top soil dengan
kompos menghasilkan pertumbuhan tanaman cabai merah terbaik. Hasil
ditandai dengan tingginya nilai rata-rata pertumbuhan cabai yaitu tinggi
tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang pada tanaman cabai.

5.2 Saran

Sebaiknya menggunakan pupuk kompos organik pada saat melakukan


budidaya tanaman cabai, karena dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Pupuk kotoran sapi dan ayam juga disarankan untuk dilakukan karena
memberikan pertumbuhan yang cukup baik bagi tanaman cabai. Jika ingin
menanam cabai menggunakan media pasir tailing, sebaiknya menambahkan
amelioran, agar dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, R. 2016. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum


annum L.) Terhadap Pengurangan Dosis NPK 16:16:16 dengan Pemberian
Pupuk Organik, XXXII, 115–124.

Fahmi, T dan E. Sujitno. 2011. Peningkatan Produksi Cabai Merah (Capsicum


annum L.) Melalui Penggunaan Varietas Unggul di Kecamatan Sukamantri,
Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Barat, Bandung.

Hafizah N,Mukarramah R. 2017. Aplikasi Pupuk Kandang Kotoran Sapi Pada


Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frustescens L.)
Di Lahan Rawa Lebak. ZIRAA’AH, 42(1), 1-7.

Holilullah., Afandi dan H. Novpriansyah. 2015. Karakterisitik sifat fisik tanah pada
lahan produksi rendah dan tinggi di PT Great Giant Pineapple. Jurnal
Agrotek Tropika, 3(2): 278 – 282.

Imas, S., Damhuri, dan A., Munir. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos
terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.).
Ampibi. 2 (1)

Nurwanto, A., Soedradjad, R., dan N., Sulistyaningsih. 2017. Aplikasi Berbagai
Dosis Pupuk Kalium dan Kompos terhadap Produksi Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.). Fakultas Pertanian. Universitas Jember. Agritrop.
15 (2): 181 – 193.

Prasetya ME. 2014. Pengaruh pupuk NPK mutiara dan pupuk kandang sapi
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah keriting varietas
arimbi (Capsicum annuum L.). Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan,13(2),
191-198.

Rindani, M. 2015. Kesesuaian lahan tanaman cabai merah di lahan jorong kota
Kenagarian Lubuak Batingkok, Kecamatan. Harau, Kabupaten. Lima Puluh
Kot Payakumbuh. Nasional Ecopedon. 2(2): 28-33.
Safei M, Rahmi A, Jannah N. 2014. Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung (Solanum Melongena
L.) Varietas Mustang F-1. Jurnal AGRIFOR, 8(1), 59-66.

Sarido AD. 2013. Uji empat jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman cabai keriting (Capsicum annum L.). Agrifor, 12(1), 22-29.

Suwardani, N. W. Purnomowati dan E. T. Sucianto. 2014. Kajian penyakit yang


disebabkan oleh cendawan pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum
L.) di pertanaman rakyat Kabupaten Brebes. Jurnal Scripta Biologica Vol 1
No.3

Syam N, Suriyanti S, Killian LH. 2017. Pengaruh Jenis Pupuk Organik dan Urea
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolus L.).
AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian, 1(2), 43-53.
LAMPIRAN

MEDIA TANAM

1. Top Soil + Kompos (1:1)

2. Top Soil
3. Top Soil + Kotoran Sapi (1:1)

4. Top Soil + Kotoran Ayam (1:1)


5. Pasir Tailing + Kompos (1:1)

Anda mungkin juga menyukai