Anda di halaman 1dari 39

Lampiran 3.

Programa Penyuluhan Pertanian

PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

DESA PARBULUAN III KECAMATAN PARBULUAN


KABUPATEN DAIRI PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh
RADA RANTIKA
NIRM. 01.01.20.191

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Programa Penyuluhan Pertanian Desa parbuluan III disahkan pada pertemuan


tingkat Desa di Kecamatan Parbuluan pada Hari Kamis tanggal 31 Agustus 2023.
Programa ini disusun oleh:

No Nama/NIP Jabatan Tanda Tangan

1. Charles Thamrin Capah PPL WKPP


2. Pelaku Utama
3. SDM
4. Perwakilan Desa
5. Rada Rantika Mahasiswa

Parbuluan, 31 Agustus 2023

Disetujui Disusun oleh:


Kepala Desa Mahasiswa PKL II Polbangtan Medan

Pongat Jomes Pandiangan Rada Rantika


NIRM. 01.01.20.191

Disahkan oleh:
Koordinator BPP

Sahat M Sibarani, STP


NIP.198008292006041006
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Desa parbuluan III tahun
2022 dapat diselesaikan. Programa Penyuluhan Pertanian Nasional disusun sesuai
dengan amanah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), dan merupakan
perencanaan tertulis serta sistematis sebagai acuan dan pengendali pencapaian
tujuan penyuluhan pertanian. Programa disusun mulai dari programa penyuluhan
tingkat desa/kelurahan, kecamatan, dan selanjutnya akan disampaikan ke
kabupaten/kota. Programa penyuluhan pertanian ini berpedoman pada Permentan
Nomor 47 Tahun 2016.

Programa penyuluhan yang disusun setiap tahun dan memuat rencana


penyuluhan tahun berikutnya, merupakan acuan bagi para Penyuluh Pertanian
pada masing-masing tingkatan dalam menyusun Rencana Kerja Tahun Penyuluh
Pertanian yang merupakan penjabaran dari programa penyuluhan pertanian.
Naskah programa ini selanjutnya dilengkapi dengan Matriks Rencana Kegiatan
Penyuluhan Pertanian Tahun 2022 dan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Penyuluhan Pertanian Desa parbuluan III Tahun 2022.

Parbuluan, 31 Agustus 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
DAFTAR TABEL

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman


1.Matriks Rencana Kegiatan Penyuluhan ............................................................. 24
2. Matriks Kegiatan Mengupayakan Kemudahan ................................................ 32

iv
I. PENDAHULUAN

A. Kebijakan Umum Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip kemandirian dan


berkelanjutan senantiasa harus diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat
bagi keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman kelangkaan
pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat nyata. Berkaca dari Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok,
Rusia, 8-9 September lalu, yang mengangkat tema ancaman krisis pangan global,
perhatian terhadap masalah krisis pangan harus lebih ditingkatkan.
Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai
macam masalah yang dihadapi, masalah pertama yaitu penurunan kualitas dan
kuantitas sumber daya lahan pertanian. Dari segi kualitas, faktanya lahan dan
pertanian kita sudah mengalami degradasi yang luar biasa, dari sisi kesuburannya
akibat dari pemakaian pupuk an-organik. Berbagai hasil riset mengindikasikan
bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif di Indonesia, terutama di Pulau
Jawa telah menurun produktivitasnya, dan mengalami degradasi lahan terutama
akibat rendahnya kandungan C-organik dalam tanah yaitu kecil dari 2 persen.
Masalah kedua yang dialami saat ini adalah terbatasnya aspek ketersediaan
infrastruktur penunjang pertanian yang juga penting namun minim ialah
pembangunan dan pengembangan waduk. Selanjutnya, masalah ketiga adalah
adanya kelemahan dalam sistem alih teknologi. Ciri utama pertanian modern
adalah produktifitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan yang terus menerus
harus selalu meningkat dan terpelihara. Produk-produk pertanian kita baik
komoditi tanaman pangan (hortikultura), perikanan, perkebunan dan peternakan
harus menghadapi pasar dunia yang telah dikemas dengan kualitas tinggi dan
memiliki standar tertentu. Tentu saja produk dengan mutu tinggi tersebut
dihasilkan melalui suatu proses yang menggunakan muatan teknologi standar.
Hal lainnya sebagai masalah keempat, muncul dari terbatasnya akses layanan
usaha terutama di permodalan. Yang terakhir menyangkut, masalah kelima adalah
masih panjangnya mata rantai tataniaga pertanian, sehingga menyebabkan petani

1
tidak dapat menikmati harga yang lebih baik, karena pedagang telah mengambil
untung terlalu besar dari hasil penjualan.

Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk


meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan
kemiskinan, memantapkan ketahanan pangan dan mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah. Pemerintah melaksanakan perannya sebagai stimulator dan
fasilitator yang mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi dan sosial para petani
agar memberikan manfaat bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraannya.
Untuk memulihkan pertanian di Indonesia perlu peningkatan perhatian
terhadap bidang pertanian yang dirumuskan dalam suatu kebijakan pembangunan
negara berbasis pertanian yang strategis dan berjangka panjang dalam rangka
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Kebijakan pertanian adalah
serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah
untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum kebijakan pertanian kita
adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih
produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan
dan kesejahteraan petani meningkat.Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, pemerintah
baik di pusat maupun di daerah mengeluarkan peraturan-peraturan tertentu, ada
yang berbentuk Undang-undang, Peraturan-peraturan Pemerintah, Kepres,
Kepmen, keputusan Gubernur dan lain-lain.

B. Latar Belakang
Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama
(pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Penyuluhan pertanian mempunyai dua tujuan yang akan dicapai yaitu:
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah
menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah pada usaha tani yang
meliputi: perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani

2
keluarganya melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan
berubahnya perilaku petani dan keluarganya, diharapkan dapat mengelola
usahataninya dengan produktif, efektif dan efisien. Tujuan jangka panjang yaitu
meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan petani yang diarahkan
pada terwujudnya perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan usahatani
(better business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better
living).
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) menyebutkan bahwa penyelenggraan
penyuluhan menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah
daerah, sehingga tujuan penyuluhan pertanian harus berdasarkan prinsip satu
kesatuan aparat, satu kesatuan Korp dan satu kesatuan pengertian.
Untuk maksud tersebut perlu adanya pedoman bagi penyuluh pertanian dalam
menyelenggarakan penyuluhan yang disebut Programa Penyuluhan. Programa
penyuluhan pertanianadalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk
memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan. Programa Penyuluhan Pertanian, perikanan dan kehutanan disusun
setiap tahun yang memuat rencana tahun berikutya dengan memperhatikan siklus
anggaran pada masing masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian,
pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksana penyuluhan. Programa disusun
mengacu Peraturan Menteri Pertanian nomor permentan no 47 Tahun 2016
tentang Pedoman penyusunan programa penyuluhan pertanian.
Programa penyuluhan pertanian kecamatan dan desa/kelurahan merupakan
perpaduan antara rencana kerja pemerintah dengan aspirasi pelaku utama dan
pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya. Adapun substansinya
meliputi rencana kegiatan dalam rangka perubahan perilaku yang berkaitan
dengan tingkat penerapan inovasi teknologi yang direkomendasikan, serta rencana
kegiatan pendukung yang mempengaruhi keberhasilan usaha tani.
Programa penyuluhan pertanian pada setiap tingkatan disusun setiap tahun
dengan memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya. Programa penyuluhan
pertanian ini pada dasarnya disusun secara mandiri, namun saling memperhatikan
keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan,

3
sehingga semua programa penyuluhan pertanian dalam berbagai tingkatan bersifat
selaras dan saling memperkuat.

C. Tujuan
Tujuan disusunnya programa adalah:
1. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian bagi para
penyelenggara.
2. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana
kegiatan penyuluhan pertanian.\
3. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk disampaikan
dalam forum musrenbangtan tahun berikutnya.

D. Manfaat Programa Penyuluhan


Programa penyuluhan pertanian yang jelas dan sistematis dapat digunakan
sebagai :
1. Dasar untuk penyusunan Rencana Kerja Penyuluh bagi setiap tim/orang di
wilayah kerja (desa, BPP, Kabupaten, Provinsi, Nasional),
2. Dasar untuk merencanakan dan menerapkan monitoring serta evaluasi
pelaksanaan program tersebut,
3. Dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan di
wilayah kerja ( mis koordinasi, pendampingan, pelatihan, dll),
4. Dasar bagi wilayah kerja (desa, BPP, Badan pelaksana Penyuluhan, Badan
Koordinasi Penyuluhan) dalam perumusan usulan proyek/kegiatan
penyuluhan yang ingin dilaksanakan tahun berikutnya untuk dibahas pada
diskusi unit daerah kerja pembangunan.

E. Pengertian
Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan merupakan salah satu
wujud perencanaan partisipasi masyarakat. Hal ini tercermin dari definisi
programa penyuluhan pertanian Tingkat Kecamatan yaitu rencana tertulis yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.

4
Programa Penyuluh terdiri atas programa penyuluhan desa atau unit kerja
lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan
kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi dan programa penyuluhan
nasional. Programa penyuluhan pertanian tingkat kecamatan yang jelas dan
sistematis dapat digunakan sebagai:
1. Dasar untuk penyusunan Rencana Kerja Penyuluh bagi setiap tim/orang di
wilayah kerja (Kecamatan, BPP, Kabupaten, Provinsi, Nasional);
2. Dasar untuk merencanakan dan menerapkan monitoring serta evaluasi
pelaksanaan program tersebut;
3. Dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan di wilayah
kerja (mis koordinasi, pendampingan, pelatihan, dll);
4. Dasar bagi wilayah kerja (Kecamatan, BPP, Badan pelaksana Penyuluhan,
Badan Koordinasi Penyuluhan) dalam perumusan usulan proyek/kegiatan
penyuluhan yang ingin dilaksanakan tahun berikutnya untuk dibahas pada
diskusi unit daerah kerja pembangunan.

F. Dasar Hukum
Dasar hukum penerbitan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
03/Permentan/SM.200/1/2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian adalah:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembagunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4660);
3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

5
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan,
Pembinaan, Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5018);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
8. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85);
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 03/PERMENTAN/ OT.140/1/2011
tentang Pedoman Pembinaan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh
Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 51);
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 120/PERMENTAN/ OT.140/10/2014
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan serta Sertifikasi
Kompetensi Petani (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1611);
11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131/PERMENTAN/ OT.140/12/2014
tentang Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Teknis, Penelitian dan
Pengembangan, dan Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung Peningkatan
Produksi Beras Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1903);
12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/PERMENTAN/ OT.010/8/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1243);

6
13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/PERMENTAN/ SM.200/8/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya
Manusia Sektor Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1325);
14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/PERMENTAN/ OT.010/8/2016
tentang Pedoman Nomenklatur Tugas dan Fungsi Dinas Urusan Pangan dan
Dinas Urusan Pertanian Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1330);
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47/PERMENTAN/ SM.010/9/2016
tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1477);
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67/PERMENTAN/SM.010/9/2016
tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2038);

7
II. KEADAAN UMUM

A. Gambaran Umum Desa Parbuluan III

Secara administratifsi Desa Parbuluan III berada dalam wilayah Kecamatan


Parbuluan. Desa Parbuluan III terdiri dari Dusun Barisan Nainggolan, Huta
Ginjang, Huta Nainggolan, Huta Napa, Huta Sinaga, Lumban Pandiangan,
Nainggolan Toruan, Parbakalan, Siringkabor, dan dusun lainnya. Wilayah kerja
penyuluh pertanian Parbuluan III mempunyai luas wilayah 1180 Ha, dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara, Desa Parbuluan IV


 Sebelah Selatan Desa Parbuluan II
 Sebelah Timur Dengan Kabupaten Pakpak Bharat
 Sebelah Barat Dengan Desa Parbuluan VI

Luas wilayah Desa Parbuluan III adalah 1180 ha, dengan bentuk wilayah datar.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 586 KK, dengan jumlah jiwa 2616 jiwa. yang
terdiri dari laki laki 1303 jiwa, perempuan 1313 jiwa. 90% warga desa Bangun
bermata pencaharian sebagai petani. Desa Parbuluan III terletak pada ketinggian ±
1200-1300 meter dari permukaan laut. Dengan suhu ± 190C dengan curah hujan
bervariasi ± 2000-3000 mm/tahun, dengan tipe iklim C (klasifikasi Oldeman), pH
5-6.

Bulan basah pada bulan Oktober sampai Desember dan bulan kering pada bulan
Februari sampai Juni Keadaan jalan usaha tani di Desa Parbuluan III, sekitar 20%
masih jalan pengerasan dan masih tahap perbaikan. Untuk menuju Desa
Parbuluan III transportasi tersedia karena desa Parbuluan III merupakan jalan
lintas sumatera.

8
Adapun tabel persebaran luas wilayah yang digunakan di Desa Parbuluan III

Tabel 1. Luas Lahan Yang Digunakan Parbuluan III

Penggunaan Lahan Luas(ha)

1 Sawah 20
2 Ubi Jalar 86
3 Pemukiman 190
4 Pekarangan 156
5 Tanah Hortikultura 20
6 Tanah Perkebunan 75
7 Fasilitas Umum 34
Jumlah 581

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa luas wilayah dan tata guna
lahan di Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan untuk luas (Ha) Sawah seluas
20 Ha, sedangkan untuk luas wilayah tanaman Ubi Jalar 86 (Ha) pemukiman 190
Ha, sedangkan untuk luas wilayah pekarangan 156 (Ha) tanah hortikultura 20 Ha,
sedangkan untuk luas wilayah tanah perkebunan 75 (Ha) fasilitas umum 34 Ha,

a. Topografi dan Iklim

Desa Parbuluan III memiliki topografi datar s/d bergelombang dan jenis lahan
yang dijumpai di desa Parbuluan III adalah Podsolik Merah Kuning (PMK) dan
Aluvial dengan ph tanah 5-6. Tipe iklim desa parbuluan III adalah tipe iklim
basah, yaitu tipe iklim yang mempunyai bulan basah/curah hujan lebih dari 2000-
3000 mm/bulan selama 6-7 bulan, dan bulan kering/curah hujan kurang dari 220
mm/bulan 3-4 bulan. Musim penghujan puncaknya pada bulan April sampai Juni,
suhu rata-rata berkisar 28 c.

9
a. Keadaan Produksi Dan Produktivitas Komoditi Pertanian
1. Data Usaha Tani
Potensi kegiatan usaha perkebunan dan pertanian di Desa Parbuluan III
sangat memiliki potensi yang besar untuk di kembangkan. Keadaan tofografi dan
iklim Parbuluan III yang memilki karakteristik yang cocok sebagai wilayah untuk
menanam berbagai tanaman pangan dan hortikultura contohnya padi sawah, Ubi
jalar, Cabe Merah, Cabai Rawit, Kubis, Kentang, Buah-Buahan dll.

Tabel 2. Data Luas Lahan Produktivitas Tanaman Perkebunan

No. Komoditas Luas (Ha) Produksi Ket


(Ton)
1 Tanaman pangan dan hortikutura
a. Cabe Merah 16,50 2,0 -
b. Cabe Rawit 1,80 -
c. Kubis 28,50
35,00
d. Kentang 2
25
e. Padi Sawah 2
3,5
f. Ubi Jalar 20
31
g. Jeruk 80
35,00
5,00
2 Tanaman Perkebunan
a. Kopi 75 56,81 -

Berdasarkan tabel 2 di atas data luas lahan produktivitas tanaman di Desa


Parbuluan III yaitu, Cabe Merah dengan luas 16,50 Ha dapat mencapai 2,0 ton ,
Cabai Rawit dengan luas 28,50 Ha mencapai produktivitas 1,80 ton , Kubis 35,00
ton/ 2 Ha, tanaman Kentang memilki luas 2 Ha produktivitas 25 ton, Padi Sawah
luas lahan 20 Ha dengan tingkat produktivitas 3,5 ton. Sedangkan Ubi jalar
merupakan komoditi yang unggul di desa parbuluan III dengan luas lahan 80 Ha
dengan tingkat produktivitas 31 ton, dan untuk Jeruk dengan luas lahan 5 Ha
memiliki produktivitas 35 ton, untuk tanaman perkebunan kopi luas 75 Ha
produktivitas 56,81 ton.

10
b. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
1. Penduduk
Tabel 3.Data Jumlah Penduduk Laki- Laki Dan Perempuan

No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Kk (kepala


(jiwa) (jiwa) (jiwa) keluarga)
1 Parbuluan 1.303 1.313 2.616 585
III

Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa data jumlah penduduk Laki-laki dan
Perempuan berdasarkan jumlah jiwa yang ada di Desa Parbuluan III Kecamatan
Parbuluan berjumlah 2.616 jiwa yang terdiri dari golongan Pria berjumlah 1.303
jiwa dan golongan wanita berjumlah 1.313 jiwa. Berdasarkan sumber Profil Desa
Parbuluan tahun 2020 dapat kita simpulkan bahwa jumlah penduduk terbanyak
adalah golongan Wanita berjumlah 1.313 jiwa.

Tabel 4.Data Jumlah Penduduk Menurut Golongan Pendidikan

Tingkatan Pendidikan Jumlah Persentase %


(Orang)
Usia 3-6 Tahun yang belum masuk TK 55 3,86
Usia 3-6 Tahun yang sedang TK/Playgroup 40 2,81
Usia 7-18 Tahun yang sedang sekolah 424 29,792
Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 1 0,07
Tamat SD/Sederajat 64 4,49
Tamat SMP/sederajat 173 12,15
Tamat SMA/Sederajat 546 38,36
Tamat D3/Sederajat 26 1,82
Tamat S1/Sederajat 92 6,46
Tamat S2/Sederajat 1 0,07
Total 1.423 100

Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk Desa


Parbuluan III berdasarkan ting kat pendidikan terbanyak yaitu penduduk dengan
tingkat usia 3-6 Tahun yang belum masuk TK sebesar 3,86%, kemudian
penduduk dengan tingkat usia 3-6 Tahun yang sedang TK/Playgroup sebesar

11
2,81%, penduduk yang tingkat usia 7-18 Tahun yang sedang sekolah sebesar
29,792%, penduduk dengan tingkat pendidikan usia 18-56 tahun tidak pernah
sekolah sebesar 0,07%, penduduk dengan tingkatan pendidikan lulusan tamat
SD/Sederajat sebesar 4,49%,penduduk dengan tingkatan pendidikan lulusan tamat
SMP/Sederajat sebesar 12,15%, penduduk dengan tingkatan pendidikan lulusan
tamat SMA/Sederajat sebesar 38,36%, penduduk dengan tingkatan pendidikan
lulusan tamat D3/Sederajat sebesar 1.82%, tamat S1/Sederajat sebesar 6,46%,
penduduk dengan tingkatan pendidikan lulusan tamat S2/Sederajat sebesar 0,07%.

Berdasarkan data tersebut, maka metode penyuluhan pertanian yang dilakukan


adalah ceramah dan diskusi dalam untuk pemahaman teori dan praktik lapangan
untuk pemahaman lapangan petani. Ceramah dan diskusi yang dilakukan bersifat
sederhana agar mudah dipahami oleh petani dan harus didukung dengan media
yang menarik minat petani.

Tabel 5. Kalender Musim Tanam Parbuluan III

BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Padi
sawah
Kopi
Cabai
merah
kentang
Ubi jalar

Keterangan:
Padi
Kentang
Ubi jalar
Kopi
Cabai
merah

Dari tabel 5 di atas dijelaskan untuk tanaman Padi petani pada Desa Parbuluan
III mulai menanam Padi pada bulan April, Mei, Juni, sedangkan untuk tanaman

12
Kopi petani melakukan panen pada bulan Septemver, Oktober, dan November,
untuk tanaman Cabai Merah petani mulai melakukan penanaman di bulan Januari
sampai Juni dan berlangsung pada bulan September sampai November. Untuk
tanaman kentang pertahun di desa Parbuluan III hanya satu kali musim tanam
yaitu pada bulan Oktober, November dan Desember serentak dengan musim
tanam Ubi Jalar.

c. Keberagaman Kelompok Tani


a) Poktan

Kelompok tani merupakan kelembagaan pendukung yang memilki peran


sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan – tujuan penyuluhan melalui tabel
berikut.

Tabel 6. Kelompok Tani Desa Parbuluan III

No Nama Luas Nama Ketua Tahun Jumlah Lokasi Kelas


Kelompok lahan Berdiri Anggota Kelompok Kelompok
(Ha) Tani Tani
1 Saoloan 40 Tua Bernandus 2020 19 Huta Napa Pemula
Limbong
2 Bintang TanI 40 Mariono 2016 25 Huta Napa Lanjut
Simarmata
3 MM.HT.Napa 40 Eko 2020 20 Huta Napa Pemula
Situmorang
4 Suka Maju 40 Arya K Sinaga 2020 20 Parbakalan Pemula
5 Bersatu Maju 40 Heddy 2020 22 Nainggolan Pemula
Siburian
6 Jaya Bersama 40 Patimah 2020 22 T.Sinaga Pemula
Situmorang
7 Marsaor 40 Agustinus 2012 19 Parbuluan3 Pemula
Nainggolan
8 Marsitoguan 40 A.Manungkalit 2012 22 Parbuluan3 Pemula
9 Karya Murni 40 Makran Sinaga 2012 19 Parbuuan3 Pemula

13
10 Family 40 Ober 2012 17 Parbuuan3 Pemula
Pandiangan
11 Satahi Tani 40 Surya Sianturi 2012 20 Parbuluan3 Lanjut
12 Maju 40 Marulak 2012 19 Parbuluan3 Pemula
Bersama Pandiangan
13 Maju Tani 20 Anjuran 2012 20 Parbuluan3 Pemula
Nainggolan
14 Bona Pasogit 40 Andi 2020 25 Parbuluan# Pemula
Nainggolan

b) Gapoktan

Tabel 7.Gapoktan Desa Parbuluan III

No Nama gapoktan Nama Jlh Tahun Jenis lokasi


pengurus anggota berdiri keg/usaha

1 Fama Karya Marulak.P 2008 Parb,III

c) Kios Dan Saporodi

Tabel 8.Kios Dan Saprodi

No Nama Kios saprodi Nama Pemilik Jumlah kios saprodi Lokasi kios
1 UD. ANDRI A.Nainggolan 1 Parbakalan
2 UD. K.NainggolaN 1 Parbakalan

d. Prasarana Dan Sarana Pendukung


Yang dibutuhkan oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesungguhnya adalah
adanya teknologi yang bersifat praktis dan bisa diterapkan sesuai dengan kondisi
perekonomian warga. Disamping itu petani juga sangat membutuhkan adanya
kepastian dalam berusahatani melalui ketersediaan sarana dan prasarana usahatani
yang memadai seperti irigasi serta penguatan modal agribisnis.

14
Selain masalah sarana dan prasarana kendala lain yanag dihadapi oleh
masyarakat tani yaitu terkendala sarana produksi (saprodi) terutama masalah
pemupukan yang disebabkan oleh masalah distribusi pupuk, dimana pupuk sering
mengalami kelangkaan dilapangan sehingga jadwal pemupukan sering terlambat
yang mengakibatkan kurangnya produksi pertanian di Desa Parbuluan III.

Tabel 9. Prasarana Dan Sarana

No Nama alsintan Jumlah (unit) kondisi Lokasi


1 Cultivator 2 Baik Parbuluan III
2 Hand Traktor 3 Baik Parbuluan III

15
III. TUJUAN

A. Tujuan Bersifat Perilaku


1. Tujuan Perilaku Pelaku Utama
a. Perkebunan
1) Perkebunan Tanaman Kopi
a) Meningkatkan pengetahuan & keterampilan petani penerapan
teknologi persiapan lahan dari 20% menjadi 50%.
b) Meningkatkan pengetahuan & keterampilan petani dalam
pemangkasan pada tanaman kopi dari 60% menjadi 80%.
b. Peternakan
1) Sapi
a) Meningkatkan pengetahuan & keterampilan petani dalam
pemanfaatan limbah ternak sapi dari 0% menjadi 30%.
b) Meningkatkan pengetahuan & keterampilan petani dalam pemberian
vitamin ternak dari 15% menjadi 35%.
c. Tanaman Pangan
1) Padi Sawah
a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
penggunaan varietas unggul dari 25% menjadi 50%.
b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
penerapan sistem tanam jajar legowo 4:1 dari 10% menjadi 65%.
c) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
penerapan pemupukan berimbang sesuai anjuran dari 40% menjadi
70%.
d) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
pengendalian hama terpadu dari 30% menjadi 45%.
d. Hortikultura
1) Sayuran
a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
penggunaan varietas unggul dari 55% menjadi 70%.

16
b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
penerapan pemupukan berimbang sesuai anjuran dari 20% menjadi
60%.
c) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani pengendalian
hama terpadu dari 35% menjadi 50%.
d) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
pembuatan pupuk bokasi dari 20% menjadi 60 %.

2. Tujuan Perilaku Pelaku Usaha


a. Pelaku usaha mau melakukan usaha kios saprodi

B. Tujuan Non Prilaku


Sebelum disepakati sebagai permasalahan, terlebih dahulu dilakukan
identifikasi masalah yang kerap kali dihadapi oleh petani di Desa parbuluan III,
antara lain:
1. Aspek Teknis
e. Perkebunan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura
1) Alsintan tidak ada dan jumlahnya tidak ada,
2) Pembagian air susah merata dikarenakan tanah jenis tanah tadah hujan
2. Aspek Sosial
a. Perkebunan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura.
1) Kurangnya kerjasama antar petani dan kelembagaan petani.
2) Lemahnya koordinasi lintas instansi terkait dengan kegiatan usahatani.
b. Ternak
1) Petani kurang mempedulikan kebersihan lingkungan terutama sanitasi
kandang dan sekitarnya.
3. Ekonomi
1) Harga benih unggul yang berlabel biru mahal
2) Harga pasar produk pertanian tidak stabil.
3) Kurangnya kepercayaan pihak pemberi modal terhadap usaha dibidang
pertanian

17
IV. MASALAH

A. Masalah Perilaku
Sebelum disepakati sebagai permasalahan, terlebih dahulu dilakukan
identifikasi masalah yang kerap kali dihadapi oleh petani di Desa parbuluan III
Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, antara lain ditinjau dari Aspek:
1 Aspek Teknis
a. Belum berkembangnya sentra komoditi unggulan, dan
b. Masih rendahnya produktivitas tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan serta peternakan.
2 Aspek Ekonomis
a. Pemupukan Modal
Modal yang dimiliki oleh kelompok tani di Desa parbuluan III
jumlahnya masih relatif kecil, karena belum seluruh kelompok tani dapat
melaksanakan pemupukan modal.
b. Kerjasama Kemitraan
Sampai dengan saat ini, tidak ada realisasi kredit usaha tani. Usaha
kegiatan penjualan hasil produksi bagi para petani dikoordinir oleh agen
pengumpul, belum kepada pengurus kelompok tani untuk dijual ke LUEP
melalui Poktan.
3 Aspek Sosial
Kurangnya kerja sama antar petani dan kelembagaan petani, dan
Lemahnya koordinasi lintas instansi terkait dengan kegiatan usaha tani sehingga
budidaya maupun sector hulu ke hilir nya kurang baik.

B. Masalah Khusus
1. Perkebunan
a. Perkebunan Tanaman Kopi
1) Petani belum menerapkan penggunaan teknologi persiapan lahan
sebesar 75 %.
2) Petani belum menerapkan pemangkasan yang baik dan benar pada
tanaman kopi sebesar 50%.

18
2. Peternakan
a. Sapi
1) Petani belum terampil dalam pemanfaatan limbah ternak sapi sebesar
100%.
2) Petani belum terampil dalam pemberian vitamin ternak sebesar 85%.
3. Tanaman Pangan
a. Padi Sawah
1) Petani belum menerapkan penggunaan varietas unggul sebesar 75%.
2) Petani belum menerapkan sistem tanam jajar legowo 4:1 sebesar 90%.
3) Petani belum menerapkan pemupukan berimbang sesuai anjuran
sebesar 60%.
4) Petani belum terampil dalam pengendalian hama terpadu sebesar
70%.

4. Hortikultura
a. Sayuran
1) Petani belum menerapkanpenggunaan varietas unggul sebesar 45%.
2) Petani belum menerapkan pemupukan berimbang sesuai anjuran
sebesar 80%
3) Petani belum terampil dalam pengendalian hama terpadu 65%.
4) Petani belum terampil dalam pembuatan pupuk bokasi sebesar 40 %.

C. Masalah Non Perilaku


Sebelum disepakati sebagai permasalahan, terlebih dahulu dilakukan
identifikasi masalah yang kerap kali dihadapi oleh petani di Desa parbuluan III,
antara lain:
1. Aspek Teknis
a. Perkebunan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura
1) Alsintan tidak ada dan jumlahnya tidak ada,
2) Pembagian air susah merata dikarenakan tanah jenis tanah tadah hujan
2. Aspek Sosial
a. Perkebunan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura

19
1) Kurangnya partisipasi petani dalam kelembagaan petani.
2) Kurangnya kerjasama antar petani dan kelembagaan petani.
3) Lemahnya koordinasi lintas instansi terkait dengan kegiatan usahatani.
b. Ternak
1) Petani kurang mempedulikan kebersihan lingkungan terutama sanitasi
kandang dan sekitarnya.
3. Ekonomi
1) Harga benih unggul yang berlabel biru mahal
2) Harga pasar produk pertanian tidak stabil.
3) Kurangnya kepercayaan pihak pemberi modal terhadap usaha dibidang
pertanian.

20
V. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN

Langkah-langkah yang akan di tempuh dalam kegiatan penyuluhan terhadap


petani di Desa Gurgur Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi adalah langkah
dengan metode pendekatan perorangan dan metode dengan pendekatan kelompok
ataupun keluarga. Pendekatan dengan metode pendekatan perorangan dilakukan
dengan melaksanakan anjangsan terhadap petani yang di jadikan sebagai objek
dan target penyuluhan. Pendekatan dengan metode kelompok ataupun keluarga
dilakukan dengan melaksanakan penyuluhan massa dengan sistem penyuluhan
sesuai dengan peraturan penyuluhan yaitu Permentan 47/2016 dengan
menggunakan media dan pemilihan metode serta alat dan bahan pembantu.
Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mengatasi permasalah yang ada
di tuangkan dalam rencana kegiatan penyuluhan. Rencana kegiatan ini dibagi
menjadi 2 (dua), pertama yaitu berhubungan dengan perilaku dan kedua adalah
menyangkut non perilaku.

A. Kegiatan Penyuluhan Perubahan Perilaku


Dalam hal ini ada empat permasalahan yang di carikan jalan keluarnya
yaitu, Penggunaan Pohon Pelindung, Pembuatan Pupuk Organik Cair,
Pengendalian Hama dan Penyakit, Pemangkasan, dan Kriteria Panen pada
tanaman kopi yang di lakukan oleh Penyuluh Pedamping dan Mahasiswa
Polbangtan Medan.
Permasalahan ini adalah permasalahan yang di jadikan sebagai
permasalahan prioritas setelah melakukan kegiatan anjangsana kepada Dua Ratus
Petani yang berdomisili letak lahannya di Desa Parbuluan III Kecamatan
Parbuluan Kabupaten Dairi ini. Dijadikan permasalahan prioritas dikarenakan
petani belum dapat menanggulangi permasalahannya dengan baik sesuai dengan
standarisasi pemerintah khususnya Kementerian Pertanian. Dalam kegiatan
penyuluhan Perubahan Perilaku, Penyuluh Pendamping dan Mahasiswa
mengharapkan adanya perubahan yang terjadi pada setiap individu petani dalam
pola pikir dan cara dalam pelaksanaan teknis pertanian di desa tersebut, yang di
harapkan dapat meningkatkan nilai produksi dan mempermudah dalam
menjalankan usaha tani.

21
Untuk beberapa permasalahan di atas juga sangat berkaitan dengan
permasalahan yang di jadikan sebagai pokok permasalahan Penyuluhan Non
Perilaku petani di desa ini. Untuk permasalahan Non Perilaku akan di jelaskan di
bagian Non Perilaku di bawah ini.

B. Kegiatan Penyuluhan Perubahan Non Perilaku


Dalam hal ini ada beberapa masalah yang di angkat sebagai permasalahan
Non Perilaku Petani di Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi
yaitu, Belum ada nya sarana transportasi jalan yang rusak, Petani mengalami
kesulitan dalam mendapatkan pupuk dan Bibit yang bersubsidi dan unggul serta
penyakit yang menyerang.
Masalah transportasi jalan yang rusak adalah masalah yang paling utama
dalam permasalahan Non Perilaku petani di Desa parbuluan III Kecamatan
Parbuluan Kabupaten Dairi. Permasalahan ini dapat di lihat ketika proses
pengangkutan pupuk yang membuat sulitnya dalam pendistribusian.
Dalam kegiatan penyuluhan ini diharapkan agar petani ataupun pemerintah
dalam menanggulangi masalah transportasi jalan yang rusak didapatkan dari
pembangunan pemerintah. Dengan adanya perbaikan transportasi jalan yang baik
maka infrastruktur akan mendukung produktivitas hasil perkebunan dalam
pendistribusian. Disamping transportasi jalan yang rusak dialami petani, bahwa di
Desa parbuluan III juga mengalami masalah Non Perilaku yakni sulitnya dalam
mendapatkan pupuk subsidi dan bibit unggul serta penyakit yang menyerang.
Adapun bibit yang di sediakan di Desa parbuluan III terkadang tidak sesuai
dengan kondisi lahan yang ada di Desa ini, menyebabkan bibit tidak dapat tumbuh
dalam keadaan maksimal yang menyebabkan menurunnya jumlah produksi
sebagaimana mestinya dan dalam teknik pemangkasan juga sangat berpengaruh
pada produktivitas tanaman. Dalam kegiatan penyuluhan Non Perilaku ini,
Penyuluh pendamping dan Mahasiswa tidak dapat memaksakan dan hanya dapat
berusaha bahwa masalah ini adalah masalah bersama yang harus di selesaikan
bersama sama baik instansi Pemerintah, Swasta maupun perorangan

22
VI. PENUTUP

Dengan tersusunnya Programa Penyuluhan Pertanian yang telah disusun


berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada di desa parbuluan III Tahun
2023, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi penyelenggara
penyuluhan pertanian dalam merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan,
memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian di wilayah
kerja masing-masing.
Programa Penyuluhan Pertanian desa parbuluan III Tahun 2023,
dijabarkan pelaksanaannya dalam Rencana Kerja Tahunan bagi para Penyuluh
Pertanian di desa dalam mendukung Program Pembangunan Pertanian dan
sekaligus sebagai bahan perencanaan penyusunan anggaran tahun 2023.
Dalam melaksanakan kegiatan programa perlu adanya dukungan dari
berbagai pihak dan memanfaatkan semua potensi wilayah yang ada baik SDM,
SDA, kelembagaan , sarana dan prasarana dan lain-lain yang semuanya terfokus
kepada kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga
tujuan penyuluhan dapat tercapai.

23
Lampiran 1.Matriks Rencana Kegiatan Penyuluhan
MATRIKS RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA PARBULUAN III KECAMATAN PARBULUAN
TAHUN 2023

Sasaran Kegiatan Penyuluhan


Pela
ku Petuga
Pelaku Utama
No Keadaan Tujuan Masalah Usah s Materi Kegiat Vo Lokasi Wakt Sumb Penan Pela Ke
a an/ l u er ggun ksan t
Tar Petan Metod Biaya g a
Wan
una i L P L P a Jawa
ita
Tan Dewa b
Tani
i sa
1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 1
I. Tanaman Pangan
1 Petani belum Petani Petani
melaksanakan mampu belum
penanaman melaksanak melaksanak Sistem
padi sistem an an Tanam Ceram 3 Poktan Juli Swad PPL PPL
legowo 4:1 penanaman penanaman Padi Jajar ah 1-12 aya dan
setiap musim padi sistem padi sistem Legowo pokta Pokt
tanam baru legowo legowo 4:1 4:1 n an
- - 272 √ √ √ √
sebesar 27 4:1setiap setiap
orang dari musim musim -
272 orang tanaman tanam
(10%) dari 27 sebesar 244
orang orang.
menjadi 176
orang (65%)
2 Petani yang Petani mau Petani yang - - 127 √ - √ - Cara Ceram 2 Poktan Septe Swad PPL PPL -

24
telah menggunak belum menghitu ah 3,6,8,9 mber aya dan
menggunakan an benih menggunak ng Dan dan 12 pokta peta
benih unggul unggul an benih kebutuha Demo n ni
bersertifikat bersertifikat unggul n nstrasi
pada tanam pada tanam bersertifikat pestisida cara
padi sesuai padi sesuai pada dalam
anjuran baru anjuran dari tanaman pengenda
sebesar 31 31 orang padi sesuai lian H/P
orang dari menjadi 63 anjuran
127 orang orang sebesar 95
(25%). (50%). orang
(75%).
3 Petani yang Petani mau Petani yang
menerapkan menerapkan belum
pemupukan pemupukan menerapkan
berimbang berimbang pemupukan Ceram
pada musim dari pada berimbang ah
Pemupuk Poktan Swad PPL
tanam padi tanam padi pada musim Dan
an 3,4,5,8,1 aya dan
sesuia sesuai tanam padi - - 150 √ √ √ √ Demo 2 Maret PPL -
berimban 0 dan pokta peta
anjuran baru anjuran dari sesuai nstrasi
g 11. n ni
sebanyak 60 60 orang anjuran cara
orang dari menjadi 105 sebanyak 90 cara
150 orang orang orang
(40%). (70%). (60%).

4 Petani yang Petani mau Petani yang


Ceram
menghitung menghitung belum Menghitu
ah dan Poktan Swad PPL
dosis dosis menghitung ng dosis
Demo 1,2,6,7,9 aya dan
pestisida pestisida dosis - - 148 √ √ √ √ pestisida 1 Maret PPL -
nstrasi ,10 dan pokta Peta
dengan benar dengan pestisida sesuai
cara 11. n ni
pada setiap benar pada dengan anjuran
cara
musim tanam setiap benar pada

25
padi sesuai musim saat musim
anjuran tanam padi tanam padi
sebesar 44 sesuai sesuia
orang dari anjuran 44 anjuran
148 orang orang sebanyak
(30%) menjadi 88 102 orang
orang (70%).
(60%).
II. Tanaman Perkebunan
1. Petani yang Petani mau Petani tidak
mengunakan menggunak mengunaka
bibit unggul an bibit n bibit
sesuai unggul unggul
anjuran setiap sesuai sesuai Ciri-ciri Ceram Peta
Poktan Swad
budidaya anjuran anjuran bibit kopi ah ni
1,2,6,7,8 aya
kopi baru setiap setiap - - 200 √ √ √ √ yang baik Demo 2 Mei PPL dan -
,9,10,11 Pokta
sebesar 40 berbudidaya berbudidaya dan nstrasi pokt
dan 12. n
orang dari kopi dari 40 kopi sebesar unggul cara an
200 orang orang 160 orang
(20%). menjadi 120 (80%).
orang
(20%).
2 Petani yang Petani mau Petani tidak
menerapkan menerapkan menerapkan
pemupukan pemupukan pemupukan
Ceram
berimbang berimbang berimbang Kebutuha Poktan Swad PPL
ah
pada pada pada n pupuk 1,2,6,7,8 aya dan
- - 200 √ √ √ √ Demo 1 Mei PPL -
budidaya budidaya budidaya tanaman ,9,10,11 Pokta pokt
nstrasi
kopi sesuia kopi sesuia kopi sebesar kopi dan 12. n an
cara
anjuran baru anjuran dari 150 orang
sebanyak 50 50 orang (75%).
orang dari menjadi 140

26
200 orang orang
(25%). (70%).
3 Petani yang Petani mau Petani tidak
melakukan melakukan melakukan
pemamngkas pemangkasa pemangkasa
an pada n pada n pada Ceram
Pemamn Poktan Swad PPL
tanaman kopi tanaman tanaman ah
gkasan 1,2,6,7,8 aya dan
sesuai kopi sesuai kopi - - 200 √ √ √ √ Demo 1 Maret PPL -
tanaman ,9,10,11 Pokta pokt
anjuran baru anjuran dari sebanyak 80 nstrasi
kopi dan 12. n an
sebanyak 120 120 orang orang (40%) cara
orang dari menjadi 160
200 orang orang
(60%) (80%).
4 Petani yang Petani mau Petani tidak
menanam menanam menanam
tanaman kopi tanaman tanaman
Ceram
sesuai jarak kopi sesuai kopi sesuai Poktan Swad PPL
Jarak ah
tanaman yang jarak yang jarak 1,2,6,7,8 aya dan
- - 200 √ √ √ √ tanaman Demo 1 Maret PPL -
di anjurkan dianjurkan tanaman ,9,10,11 Pokta pokt
kopi nstrasi
baru sebesar dari 120 yang di dan 12. n an
cara
120 orang orang anjurkan
dari 200 menjadi 160 sebesar 80
orang (60%) orang (80%) orang (40%)
5 Petani yang Petani dapat Petani tidak
bisa menerapkan dapat
Pengenda
menerapkan pengendalia menerapkan Ceram
lian hama Poktan Swad PPL
pengendalian n sesuai pengendalia ah
PBKo 1,2,6,7,8 aya dan
hama PBKo anjuran dari n hama - - 200 √ √ √ √ Demo 2 Mei PPL -
pada ,9,10,11 Pokta peta
sesuai 40 orang PBKo nstrasi
tanaman dan 12. n ni
anjuran baru menjadi 120 sesuai cara
kopi
sebesar 40 orang (60%) anjuran
dari 200 sebesar 160

27
orang (20%). orang
(80%).

III.Peternakan
1 Petani yang Petani dapat Petani
mengetrahui mengetahui belum
cara cara mengetahui Ceram
Manfaat
pemanfaatan pemanfaata cara ah Poktan Swad PPL
limbah
limbah ternak n limbah pemanfaata Demo 1,2,5,6,7 aya dan
- - 141 √ √ √ √ jadi 4 Mei PPL -
sapi baru ternak sapi n limbah nstrasi ,10, dan Pokta peta
bahan
sebesar 0 dari 0 orang ternak sapi cara 11. n ni
organik
orang dari menjadi 42 sebesar 112 cara
141 orang orang (30%) orang (80%)
(20%)
2 petani yang Petani tahu Petani
mengetahui komposisi belum
komposisi pembuatan mengetahui Ceram
pemuatan pakan komposisi Sumber ah
Poktan Swad PPL
pakan ternak ternak sapi pembuatan bahan & Dan
1,2,5,6,7 aya dan
sapi baru sesuai pakan - - 141 √ √ √ √ pengolah Demo 2 Maret PPL -
,10, dan Pokta peta
sebesar 14 anjuran dari ternak sapi an pakan nstrasi
11. n ni
orang dari 14 orang sesuai ternak cara
141 orang menjadi 49 anjuran cara
(10%) orang (35%) sebesar 126
orang (90%)
3 Petani yang Petani mau Petani Manfaat
memberikan memberikan belum vaksinasi Ceram
Poktan Swad PPL
vaksinasi dan vaksinasi melakukan dan ah
1,2,5,6,7 aya dan
vitamin dan vitamin vaksinasi - - 141 √ √ √ √ pemberia Dan 4 Juni PPL -
,10, dan Pokta pokt
ternak sesuai ternak dan n vitamin Diskus
11. n an
anjuran baru sesuai pemberian pada i
sebesar 21 anjuran dari vitamin ternak

28
orang dari 21 menjadi pada ternak
141 orang 49 orang sesuai
(15%) (35%) anjuran
sebesar 119
orang
(85%).
IV. Ekonomi
1 Petani yang Petani mau Petani tidak
melakukan melakukan melakukan
pemupukan pemupukan pemupukan
Ceram
modal usaha modal usaha pemupukan Poktan Swad PPL
Pemupuk ah
bersama baru bersama modal usaha 1,3,4,6,7 aya dan
- - 150 √ √ √ √ an Modal Dan 2 Juli PPL -
sebesar 15 dari 15 bersama ,10,11, Pokta pokt
Usaha Diskus
orang dari orang sebesar 135 dan 12. n an
i
150 orang menjadi 45 orang
(10%). orang (90%).
(30%).
2 Petani yang Petani mau Petani yang
mau melengkapi tidak
melengkapi sarana dan melengkapi
sarana dan prasarana sarana dan
Fungsi Ceram
prasarana produksi prasarana Poktan Swad PPL
sarana ah
produksi usaha produksi 3,4,6,7,1 aya dan
- - 140 √ √ √ √ dan Dan 2 Juli PPL -
usaha usaha taninya dari usaha 0, dan Pokta Pokt
prasarana Diskus
taninya baru 28 orang taninya 12. n an
poktan i
sebesar 28 menjadi 56 sebesar 112
orang dari orang orang
140 orang (40%). (80%).
(20%).
3 Petani yang Petani Petani tidak Manfaat Ceram Poktan Swad PPL
Agust
mampu mampu mampu - - 180 V V V V analisa ah 3 1,3,4,6,7 aya PPL dan -
us
membuat membuat membuat usaha Dan ,9,10,11, Pokta Pokt

29
analisa usaha analisa analisa tani Diskus dan 12. n an
taninyabaru usaha usaha i
sebesar 36 taninya taninya
orang dari dengan sebesar 144
180 orang benar dari orang
(20%). 36 orang (80%).
menjadi 63
orang
(35%).

V. Sosial
1 Tingkat Meningkatn Pengurus/
pengetahuan ya anggota
petani pengetahuan kelompok
mengenai petani tani tidak Ceram
Administ Poktan Swad PPL
administrasi mengenai tahu ah
rasi 1,2,3,4,5 Agust aya dan
kelompok administrasi mengenai - - 200 √ √ √ √ Dan 2 PPL -
Kelompo ,6,8,11, us Pokta Pokt
baru sebesar kelompok administrasi Diskus
k dan 12. n an
80 orang dari dari 80 kelompok i
200 orang orang sebesar 120
(40%) menjadi 160 orang
orang (80%) (60%).
2 Petani yang Meningkatn Pengurus/an
mengetahui ya ggota
tentang pengetahuan kelompok
Ceram
penyusunan petani tani tidak Poktan Swad PPL
Penyusun ah
RDKK baru tentang tau 1,2,3,4,5 Septe aya dan
- - 200 √ √ √ √ an Dan 2 PPL -
sebesar 80 penyusunan mengenai ,6,8,11, mber Pokta BKP
RDKK Diskus
orang dari RDKK dari penyusunan dan 12. n P
i
200 orang 80 orang RDKK
(40%). menjadi 160 sebesar 120
orang orang

30
(80%). (60%).
3 Petani yang Petani Petani tidak
mengetahui mengetahui mengetahui
tentang tentang tentang
Ceram
database database database Poktan Swad
Database ah PPL
kelompok kelompok kelompok 1,2,3,4,6 Dese aya
- - 160 √ √ √ √ Kelompo Dan 2 BKP BPP -
tani baru tani dari 48 tani sebesar ,8,10, mber Pokta
k Diskus P
sebesar 48 orang 112 orang dan 11. n
i
orang dari menjadi 80 (70%).
160 orang orang
(30%). (50%).

Parbuluan, 24 Maret 2022

Mengetahui, Mahasiswa,
Koordinator BPP Parbuluan

(Ferdinan M. Siahaan) (Wahyu Fikriansyah)


NIP. 19850228 201706 1001 NIRM. 01.02.19.096

31
Lampiran 2. Matriks Kegiatan Mengupayakan Kemudahan Pelayanan dan Pengaturan
MATRIK KEGIATAN MENGUPAYAKAN KEMUDAHAN PELAYANAN DAN PENGATURAN
DI SESA GURGUR AEK RAJA KECAMATAN PARBULUAN
TAHUN 2022

No Tujuan Masalah Upaya Kegiatan Lokasi Waktu Perkiraan Penanggung Pelaksanaan Keterangan
yang dilakukan
biaya jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tersedianya pupuk Pengawalan Desa
Pupuk tidak tersedia Dinas
saat dibutuhkan pendistribusian parbuluan Mei - Dinas dan TNI -
saat dibutuhkan pertanian
pupuk III
2 Badan pekerja
umum (PU)
ataupun
Pengajuan
pembangunan desa
Petani belum dapat pembangunan Desa - Dinas PU
dapat Dinas
mendistribusikannya sarana dan parbuluan Mei - - Pelaku
berkontribusi Pertanian
secara tepat waktu prasarana dalam III utama
dapat
proses produksi
membangunan
sarana transportasi
jalan yang rusak

Parbuluan, 24 Maret 2022

Mengetahui, Mahasiswa,
Koordinator BPP Parbuluan

32
(Ferdinan M. Siahaan) (Wahyu Fikriansyah)
NIP. 19850228 201706 1001 NIRM. 01.02.19.096

33

Anda mungkin juga menyukai