Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN II


PENYULUHAN PETERNAKAN DI DESA PASIR JAYA
KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR

Oleh :

DEDE SUWANDI
NIRM 04 2 17 0772

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
JURUSAN PETERNAKAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
Nama
Judul
NIRM
Program Studi
Jurusan
: Laporan Praktik Kerja Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor
Lapangan (PKL) II : Dede Suwandi
Penyuluhan Peternakan Di : 04 2 17 0772
Desa
Pasir : Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan
Jaya : Peternakan

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Supriyanto, M.Si Dr Arif Nindyo Kisworo, S.Pt, M.Si


NIP 19570227 197803 1 002 NIP 19740611 200501 1 001

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Ir Kenedy Putra, M.Si


NIP 19570529 198903 1 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal
praktik kerja lapangan 2 ini dengan baik.
Laporan ini penulis buat untuk kelengkapan dari kegiatan praktik kerja
lapangan yang diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor
sebagai salah satu program pendidikan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) dan untuk menghasilkan aparat yang tangguh, khususnya di
bidang pertanian dan peternakan.
Dalam penulisan proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini
dengan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih, khususnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Ir. Siswoyo MP, Direktur Pembangunan Pertanian Bogor.
2. Bapak Dr. Arif Nindyo Kisworo, S.Pt, M.Si Ketua Jurusan Peternakan.
3. Bapak Ir. Kenedy Putra, M.Si Ketua Prodi Penyuluhan Peternakan dan
Kesejahteraan Hewan.
4. Bapak Supriyanto, M.Si Dosen Pembimbing I.
5. Bapak Dr. Arif Nindyo Kisworo, S.Pt, M.Si Dosen Pembimbing II.
6. Semua pihak yang telah membantu baik dari segi moral maupun material
dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi perbaikan laporan dimasa yang akan datang. Demikianlah
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II ini penulis susun semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Bogor, 23 Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................iv
PENDAHULUAN
Latar belakang......................................................................................................................1
Tujuan.....................................................................................................................................2
Manfaat...................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi Potensi Wilayah...........................................................................................4
Materi Penyuluhan Pertanian..........................................................................................6
Media Penyuluhan Pertanian..........................................................................................8
Metode Penyuluhan Pertanian........................................................................................9
Program GIS (Geographic Information System) 11
Akses Informasi, Teknologi, Permodalan dan Pasar 12
Prinsip Pendidikan Orang Dewasa 15

METODE PELAKSANAAN
Waktu dan Pelaksanaan 20
Sasaran Kegiatan 20
Materi Kegiatan 20

HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................................21


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 52
Saran 53

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................54

LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel Batas Wilayah........................................................................................................................21
Tabel Luas Wilayah.........................................................................................................................22
Tabel Jumlah Penduduk..................................................................................................................22
Tabel Jumlah Tenaga Kerja...........................................................................................................23
Tabel Sumber Daya Alam..............................................................................................................24
Tabel Usia Penduduk.......................................................................................................................26
Tabel Tingkat Pendidikan..............................................................................................................27
Tabel Jenis Mata Pencaharian......................................................................................................27
Tabel Potensi Wilayah....................................................................................................................30
Tabel Data Transek..........................................................................................................................33
Tabel Pola Usaha..............................................................................................................................37
Tabel Urutan Pejabat.......................................................................................................................39

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar Kalender Musiman..........................................................................................................33


Gambar Kalender Harian...............................................................................................................34
Gambar Diagram Venn...................................................................................................................35
Gambar Pemetaan Desa Pasir Jaya Menggunakan GIS........................................................47

v
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) sebagai penyelenggara


pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai rumpun ilmu terapan
untuk mendukung pembangunan pertanian. Penyelenggaraan Pendidikan di
Polbangtan bertujuan menghasilkan Job Creator dan Job Seeker yang akan
bermitra dengan dunia usaha/dunia industri/dunia kerja. Sistem pendidikan yang
diberikan berbasis pada peningkatan keterampilan sumber daya manusia dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang kuat, sehingga
lulusannya mampu mengembangkan diri untuk menghadapi perubahan
lingkungan. Disamping itu lulusan Polbangtan diharapkan dapat berkompetisi di
dunia industri dan mampu berwirausaha secara mandiri.

Sejalan tuntutan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang handal,


maka Polbangtan dituntut untuk merealisasikan pendidikan akademik yang
berkualitas dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu kegiatan
pendidikan akademik dimaksud merupakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan secara bertahap,


terstruktur dan berkesinambungan. PKL I dilaksanakan di semester IV bidang
agribisnis, dan PKL II di semester VI bidang penyuluhan sesuai kurikulum
Polbangtan tahun 2018.
Praktik Kerja Lapangan II merupakan kegiatan kurikuler yang wajib
dilakukan mahasiswa dengan bobot SKS (0-4), artinya seluruh kegiatan
pembelajaran dilaksanakan di lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan secara
terprogram dan terintegrasi dengan mata kuliah yang sudah dipelajari sebelumnya.
Metode pendekatan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan II adalah
pemagangan pada Balai Penyuluhan Pertanian. Setelah pelaksanaan kegiatan PKL
II, mahasiswa diharapkan mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi penyuluhan pertanian berkelanjutan melalui kegiatan pemagangan
pada lembaga penyuluhan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mampu
menyusun pengembangan usaha agribisnis di pedesaan khususnya komoditas

1
unggulain baik di sektor pertanian maupun sektor peternakan serta kompeten
dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai seorang Penyuluh Pertanian Lapangan.
Penyusunan petunjuk teknis PKL II perlu dilaksanakan sebagai landasan
berlangsungnya kegiatan PKL II bidang penyuluhan agar sesuai dengan output
yang diharapkan.
Tujuan

Tujuan Praktik Kerja Lapangan adalah :

1. Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan pelaku utama/pelaku usaha


pada kelompoktani/gabungan kelompoktani dan menyelenggarakan pola
penyuluhan peternakan secara partisipatif.
2. Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuannya dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan penyuluhan peternakan.
3. Mahasiswa mampu meningkatkan proses pemberdayaan dan pembelajaran
bagi pelaku utama pada situasi nyata agar dapat meningkatkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan pada kelompoktani/gabungan kelompoktani sehingga
menjadi dinamis.

Manfaat

1. Manfaat Praktik Kerja Lapangan bagi Mahasiswa adalah :


a. Mahasiswa dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan penyuluhan peternakan
bagi pelaku utama dan pelaku usaha serta mampu membantu permasalahan
pelaku utama dalam pengembangan agribisnis dipedesaan.
b. Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta,
pengusahatani/petani dan stakeholder lain dalam memfasilitasi kegiatan
penyuluhan peternakan.
c. Mahasiswa dapat berlatih bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur yang
beragam.
2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah/swasta, petani dan
stakeholder lain adalah :

2
a. Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin yang dilakukan instansi
terkait dan organisasi agribisnis.
b. Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik antar dinas terkait dan
pengusaha dibidang peternakan yang saling menguntungkan.

3
TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Potensi Wilayah

Identifikasi potensi wilayah dilakukan untuk memperoleh data keadaan


wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan data primer maupun data
sekunder. Data primer diperoleh di lapangan baik dari petani maupun masyarakat
yang terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari monografi desa/
kecamatan/BPP dan atau dari sumber-sumber lain yang relevan.
Identifikasi data primer bisa dilakukan melalui pendekatan partisipatif dan
wawancara semi tersetruktur menggunakan teknik PRA, sedangkan identifikasi
data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data potensi wilayah
dan agroekosistem dari data monografi desa/kecamatan/BPP dan sumber lain yang
mendukung.
Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah ―suatu pengalaman belajar
bersama secara intensif, sistematis, dan semi-terstruktur yang dilakukan di
masyarakat dengan tim multi-disiplin, dimana anggota masyarakat termasuk
sebagai peserta aktif‖ (Bechsted, 1997).
PRA adalah sekumpulan metode/pendekatan yang diharapkan
dapat digunakan untuk memfasilitasi masyarakat untuk saling berbagi
pengetahuan dan pengalaman, menganalisis kondisi kehidupannya, dan membuat
rencana kegiatan berdasarkan hasil analisisnya.
Instrument PRA
Instrument PRA yang digunakan dalam penyusunan programa penyuluhan
pertanian tingkat kecamatan dan desa antara lain :
1. Peta Potensi Desa (Peta Sumber Daya)
Memuat peta potensi fisik dari wilayah desa atau kecamatan yang
menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Dalam peta potensi ini
memuat seluruh potensi yang dimiliki; baik potensi SDA,SDM, dan potensi
lainnya. Peta ini harus mewakili keadaan sesungguhnya dan mewakili kondisi
permasalahan yang dihadapi.
2. Transek

4
Merupakan gambar peta penampang daerah tersebut yang dibuat secara
visual untuk menggambarkan kondisis topografi, vegetasi, dan kontur daerah
yang bersangkutan. Bagan transek menceritakan keadaan lingkungan fisik
mulai dataran yang tertinggi sampai dengan daerah terlandai

3. Kalender Musiman
Menggambarkan aktivitas musim tanam yang sering dilaksanakan di
daerah tersebut. Dalam kalender musiman ini memuat jadwal tanam per tahun
dari berbagai komoditas pertanian yang ada di daerah tersebut. Kalender
musiman ini dibuat dengan tabulasi
4. Kalender Harian
Menggambarkan aktivitas harian dari seluruh petani yang ada di daerah
tersebut. Dibuat selengkap mungkin dengan memuat seluruh jenis
aktivitas,dan urutan waktu yang dilaksanakan secara harian. Kalender ini
dibuat dengan diagram lingkaran.
5. Diagram Venn
Menggambarkan hubungan intensitas dari berbagai lembaga yang ada di
daerah tersebut dengan keberadaan petani. Dengan diagram ini akan
tergambarkan frekuensi hubungan dan tingkat intensitas yang dilaksanakan
oleh petani secara umum di daerah tersebut. Jika terdapat suatu irisan antara
petani dengan suatu lembaga tertentu, maka dapat dipastikan petani
mempunyai hubungan yang kuat dengan lembaga tersebut.
6. Pola Usaha tani
Menggambarkan kondisi atau kedaaan sistem usaha tani yang
dilaksanakan di daerah tersebut. Informasi yang dimuat dalam katagori ini
harus bisa mengidentifikasi keragaan sistem atau pola tanam, teknis budidaya
yang dijalankan dan adopsi teknologi yang digunakan.
7. Alur pemasaran produksi
Alur pemasaran yang dimaksud dalam hal ini adalah menjelaskan rantai
atau susunan lembaga yang teribat dalam sistem pemasaran suatu komoditi
yang terdapat didaerah tersebut. Selain menjelaskan nama pelaku yang
terlibat,juga dijelaskan lokasi tujuan pemasaran dari komoditi tersebut.

5
8. Alur Sejarah
Mendeskripsikan secara singkat kronologis daerah tersebut dari tinjauan
historis. Menceritakan asal usul dan sejarah daerah tersebut.
9. Mata Pencarian
Menjelaskan jenis dan komposisi penduduk yang mempunyai jenis
pekerjaan tertentu.
10. Bagan Kecendrungan dan perubahan
Menjelaskan kecendrungan pola berusaha baik usaha tani maupun usaha
yang lainnya dari penduduk daerah tersebut selama kurun waktu 5 tahun
terakhir. Informasi yang digali apakah ada perubahan atau peralihan sektor
lapangan kerja selama kurun waktu tersebut. Bagan kecendrungan ini dibuat
secara tabulasi.
11. Bagan peringkat
Menjelaskan skala prioritas dari permasalahan usaha tani yang dihadapi
lengkap dengan alternatif solusi yang akan dilaksanakan. Bagan ini dibuat
secara tabulasi.

Materi Penyuluhan Pertanian

 Pengertian Materi Penyuluhan

Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan,


dibicarakan, dikarangkan atau disampaikan dalam bidang penyuluhan pertanian
materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh
kepada sasaran penyuluhan. Isi dari materi penyuluhan ada yang bersifat anjuran
(persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan
(entertaiment). Materi penyuluhan antara lain dapat berbentuk pengalaman,
misalnya pengalaman-pengalaman petani yang sukses dalam mengembangkan
usaha taninya., berupa hasil pengujian, keterangan pasar maupun kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah.

Materi penyuluhan dapat mencakup :

1. Pengalaman petani yang lebih berhasil dalam mengembangkan usaha taninya.


2. Hasil pengujian.

6
3. Keterangan pasar, seperti catatan harga hasil-hasil pertanian, dll.
4. Kebijaksanaan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah pusat dan
daerah setempat yang berkaitan dengan sektor pertanian seperti kebijakan
harga pasar dll.

 Sumber-sumber Materi Penyuluhan

a. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti :


- Kementrian atau dinas terkait.
- Lembaga penelitian dan pengembangan. -
Pusat-pusat pengkajian.
- Pusat-pusat informasi.
- Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh.
b. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta swadaya masyarakat yang
bergerak dibidang penelitian, pengkajian, dan penyebaran informasi.
c. Pengalaman petani, baik itu pengalaman usaha taninya sendiri atau hasil dari
perak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan
penyuluhnya.
d. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para
pedagang, perguruan tinggi dll.

 Syarat-syarat Bahan Untuk Penyusunan Materi


Syarat-syarat Bahan Untuk Penyusunan Materi yang tepat diantaranya :
1. Harus relavan dengan kebutuhan sasaran, dimana materi yang akan
disampaikan tidak hanya apaa yang kita tahu, tetapi harus merupakan
kebutuhan yang dibutuhkan oleh sasaran sehingga dapat terpenuhi.
2. Berasal dari sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Dapat diakses dengan baik oleh sasaran.

7
Media Penyuluhan Pertanian

Kata media berasal dari bahasa Latin ―medius‖ yang secara harafiah
berarti ―tengah, perantara atau pengantar‖. Dalam bahasa Arab media artinya
―perantara‖ atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut
Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, kejadian yang membangun kondisi siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Guru, bukubuku, fasilitas yang ada, dan
lingkungan sekolah merupakan media dalam proses pembelajaran.
Penyuluh pertanian sebagai pendidikan non formal pun harus sejalan
dengan kemajuan cara manusia berkomunikasi. Karena itu, penyuluh
berkewajiban untuk mengerahkan segala cara dan daya untuk menggunakan
semua alat yang ada untuk membuat penyuluhan menjadi efektif. Alat-alat audio-
visual yang digunakan dalam penyuluhan pertanian berguna untuk membuat cara
berkomunikasi menjadi efektif. Di antara alatalat audio-visual itu termasuk
gambar, foto, slide, model, pita kaset, tape recorder, film bersuara, televisi, dan
komputer.
Menurut Hamzah (1981), di waktu perang terbukti bahwa selain gambar,
peta, dan bola dunia, alat-alat audio-visual seperti slide, rekaman suara, dan
berbagai proyektor sanggup meningkatkan efisiensi pengajaran antara 25 %
sampai 50%. Banyak ahli berpendapat bahwa 75% dari pengetahuan manusia
sampai ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan
indera-indera yang lain. Inilah yang menyebabkan orang sering berkata: ―Oh ya,
saya ingat rupanya, tetapi lupa namanya‖. Namun yang tidak boleh dilupakan
adalah bahwa semua itu merupakan alat bantu semata yang harusdigunakan secara
tepat dan terampil dalam proses penyuluhan.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian media yang dijelaskan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pengertian media penyuluhan adalah alat
bantu penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan yang dapat merangsang sasaran
suluh untuk dapat menerima pesan-pesan penyuluhan, dapat berupa media
tercetak, terproyeksi, visual ataupun audio-visual dan komputer.

8
Metode Penyuluhan Pertanian

Metode penyuluhan pertanian merupakan cara/teknik penyampaian


materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku
usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumber daya
lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Metode penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode belajar


oranag dewasa (andragogy). Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya sebagai
pendidik, pengajar dan pendorong, selalu berhubungan dengan sasaran
penyuluhan yang biasanya adalah para petani, peternak, dan nelayan dewasa.
Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan
penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan
oleh sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses
belajar pada orang dewasa serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang
penyuluh dalam menjalankan tugasnya menjadi sangat penting peranannya karena
dapat membantu penyuluh dalam mencapai tujuan penyuluhan yang telah
ditentukannya.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), pilihan seorang agen
penyuluhan terhadap satu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung
kepada tujuan khusus yang ingin dicapainya dan situasi kerjanya
Metode Penyuluhan Pertanian menurut Wahyuti (2006) menyatakan
bahwa dalam dunia pendidikan, metode sering diartikan sebagai ―cara‖, dan
teknik diartikan sebagai ―prosedur‖, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
metode penyuluhan pertanian merupakan cara menyampaikan penyuluhan kepada
sasaran (pelaku utama dan keluarganya) agar kegiatan penyuluhan memiliki
greget dan mendorong pelaku utama dan keluarganya untuk berubah pengetahuan,
sikap dan keterampilannya.
Kusnadi (2011) menyatakan bahwa Metode Penyuluhan Pertanian adalah
cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh

9
pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung
maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi
baru.
Meminjam pendapat Mounder dalam Suriatna (1987) menggolonggkan
metode penyuluhan menjadi 3 (tiga) golongan berdasarkan jumlah sasaran yang
dapat di capai:
1. Metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode ini,
penyuluh berhubungan dengan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasaran secara pororangan. Yang termasuk ke dalam
metode ini adalah:
a. Anjangsana
b. Surat-menyurat
c. Kontak informal
d. Undangan
e. Hubungan telepon
f. Magang
Metode berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh
berhubungan dengan sekelompok orang yang menyampaikan pesannya. Beberapa
metode pendekatan kelompok antara lain:
a. Ceramah dan diskusi
b. Rapat
c. Demonstrasi
d. Temu karya
e. Temu lapang
f. Sarasehan
g. Perlombaan
h. Pemutaran slide
i. Penyuluhan kelompok lainnya
Sedangkan para ahli yang lain menggolongkan metode berdasarkan teknik
komunikasi dan berdasarkan indra penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik
komunikasi, metode penyuluhan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

10
1. Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung
bertatap muka dengan sasaran. Misalnya anjangsana, kontak personal,
demonstrasi, dll.
2. Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan
tidak secara langsung dilakaukan oleh penyuluh teteapi melalui perantara
atau media. Misalnya pertunjukan film atau slide, siaran melalau radio
atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.

Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi


menjadi tiga golongan yaitu:
1. Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang
diterima melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster,
pemutaran film dan pemutaran slide.
2. Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran
pertanian melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat audiotif
lainnya.
3. Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam
indra secara kombinasi. Misalnya:
a. Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)
b. Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)
c. Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)

Program GIS (Geographic Information System)

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information


System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang
memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih
sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis,
misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para
praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan
data sebagai bagian dari sistem ini.

11
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi
ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan
perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat
menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat
digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan
dari polusi.

Akses Informasi, Teknologi, Permodalan dan Pasar

Akses merupakan kosakata dalam bahasa Indonesia yang diserap dari


bahasa Inggris yaitu access yang berarti jalan masuk. Akses berarti jalan atau izin
masuk dari suatu tempat/wilayah baik yang dapat dilihat dengan mata ataupun
tidak dimana kita dapat berhubungan dengan sumber daya yang ada di dalam
wilayah tersebut sesuai dengan izin yang dimiliki.
Akses merupakan kemampuan untuk mendapatkan manfaat dari sesuatu
atau hak untuk memperoleh sesuatu kekuasaan (Ribot dan Peluso : 2003)
sedangkan menurut Schlager dan ostrom, 1992 akses merupakan hak untuk
memasuki, memakai, dan memanfaatkan kawasan atau zona-zona tertentu
(Schlager dan Ostrom : 1992).
Akses dalam penyuluhan pertanian terbagi menjadi tiga antara lain :
 Akses Pasar
Akses pasar sangat penting artinya bagi petani. Akses pasar dapat
membantu petani dalam proses penjualan produk hasil, dan penentuan harga yang
paling menguntungkan bagi mereka. Semakin sering petani mampu
memperoleh/mengakses informasi pasar maka semakin banyak pula petani
mengetahui peluang-peluang pasar yang menjanjikan.

 Akses Modal
Akses modal tidak kalah penting artinya bagi petani. Ketersediaan akses
modal dapat membantu petani dalam mempermudah dan memperlancar proses
peningkatan modal usahataninya. Peningkatan modal usahatani akan berdampak
meningkatnya kinerja usahatani dan akhirnya akan meningkatkan pendapatan
usahatani juga. Semakin sering petani mampu memperoleh/mengakses informasi

12
modal maka semakin besar pula kemungkinan petani untuk meningkatkan modal
usahataninya.

 Akses teknologi
Akses teknologi dapat membantu petani dalam memperlancar dan
mempermudah mereka dalam melakukan kegiatan usahatani di lahan garapannya.
Semakin sering petani mampu memperoleh/mengakses informasi teknologi maka
semakin mudah proses kegiatan usahatani yang mereka jalani dan hasil
produksinya pun akan semakin baik.
Akses secara ekonomi maupun geografi kepada bahan pangan bernutrisi,
adalah salah satu perspektif dalam pertanian urban. Dengan meningkatnya
populasi dunia di kawasan urban, kebutuhan trhadap bahan pangan yang segar dan
aman semakin meningkat. Wilayah yang memiliki kerawanan pangan akan
memiliki pilihan yang terbatas kepada bahan pangan karena keterbatasan akses,
dan masyarakatnya akan cenderung memilih makanan terproses seperti makanan
cepat saji atau makanan dalam kemasan yang diproduksi oleh industri, dan yang
memiliki kalori tinggi dan nutrisi rendah.
Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto HM., (1999: 692), ―Informasi
dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian – kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan
keputusan.‖
Sistem Informasi Penyuluh Pertanian adalah sistem informasi untuk
manajemen penyuluh pertanian dan komoditi pertanian.
 Informasi Pasar
Menurut Suparta (2009) ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam
mengenal potensi pasar, yaitu sebagai berikut.
a) Permintaan pasar
Petani penting mengetahui permintaan pasar potensial dan permintaan pasar
aktual. Dengan memahami kedua permintaan tersebut, maka petani dapat
memperkirakan tingkat produksinya.
b) Kebutuhan konsumen

13
Ada korelasi antara perkembangan jaman yang semakin modern dengan
perilaku konsumen. Preferensi konsumen akan semakin meningkat, karena itu
petani penting mengetahui tuntutan kebutuhan konsumen.
c) Persaingan harga
Tingkat persaingan ke depan akan semakin hebat. Bentuk persaingan bukan
hanya terjadi pada harga, tetapi juga pada kualitas hasil, kemudahan dan
kecepatan pelayanan, kedekatan hubungan, dan kemampuan memenuhi
kebutuhan konsumen.
d) Sistem distribusi
Sistem distribusi akan sangat menentukan keberhasilan pemasaran. Faktor
terpenting yang harus dipertimbangkan adalah efektivitas baik dari segi nilai
tambah, volume penjualan, maupun kelancarannya.

 Informasi Modal
Menurut Ashari (2009) permodalan masih menjadi salah satu
permasalahan pokok dalam pembangunan pertanian. Untuk menanggulangi
permasalahan tersebut, selama kurun waktu empat dekade terakhir pemerintah
telah meluncurkan beberapa kredit program/bantuan modal untuk petani dan
pelaku usaha pertanian di perdesaan. Diantara program yang sangat popular dapat
berupa bantuan langsung (BLT, BLM), bantuan bergulir (BPLM, PMUK),
penguatan modal (DPM LUEP, PUAP), subsidi bunga (kredit Bimas, KUT,
KKP), maupun yang sudah mendekati komersial (SP3, P4K, dan KUR).

 Informasi Teknologi
Menurut Suparta (2009) bahwa sumberdaya teknologi untuk aktivitas
produksi pertanian dapat berupa teknologi tradisi (adat), teknologi sederhana,
teknologi input tinggi, dan teknologi canggih khususnya untuk komoditas yang
secara ekonomis bernilai tinggi/mahal. Menurut Kamandalu, Sudaratmaja, dan
Sagung (2007 dalam Suparta 2009) bahwa suatu terobosan peningkatan produksi
padi nasional yang sejalan dengan peningkatan pendapatan petani telah
dirumuskan dalam bentuk strategi, yaitu penerapan semua komponen teknologi
inovasi terbaik yang sesuai dengan kondisi spesifik wilayah. Hal ini dapat
dimengerti, karena tidak ada satu pun komponen budidaya padi yang terbaik

14
untuk semua lokasi, mengingat bahwa di Indonesia lingkungan biotik, abiotik
serta kondisi sosial, ekonomi, budaya sangat beragam.

Prinsip Pendidikan Orang Dewasa

Pengertian Pendidikan Orang Dewasa


Menurut Knowles, 1980. Pendidikan Orang Dewasa atau Andragogi
berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan
agogos berarti memimpin. Dapat juga dikatakan bahwa andragogi merupakan
suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar
sedangkan lain yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah
"pedagogi", yang ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogos" artinya
membimbing atau memimpin. Maka dengan demikian secara harafiah "pedagogi"
berarti seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak.
Beberapa defenisi Pendidikan Orang Dewasa, menurut para ahli:
1. UNESCO (Townsend Coles, 1977), pendidikan orang dewasa merupakan
keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apa pun isi,
tingkatan, metodenya baik formal dan tidak, yang melanjutkan maupun
yang menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan
universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa
oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya
pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan
mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif
rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam
pengembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas.
Definisi diatas menekankan pencapaian perkembangan individu dan
peningkatan partisipasi sosial.
2. Bryson, menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah semua
aktifitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan
sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk
mendapatkan tambahan intelektual.

15
3. Reeves, et al, pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan
untuk pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa paksaan legal,
tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya.

Tujuan dan Karakteristik Pendidikan Orang Dewasa


Pendidikan Orang Dewasa umumnya memiliki sasaran kelompok orang
dewasa yang beraneka ragam, baik usianya, tingkat pendidikannya. Lingkungan
sosialnya, pelajarannya dan lain-lain. Misalnya pendidikan keaksaraan Functional
(Functional Literacy program) warga belajrnya orang dewasa yang masuk buta
huruf dan sering terdiri ekonominya msikin. Sedang Pendidikan kepelatihan di
industri / perkantiran warga belajarnya adalah para pekerja maupun sifat yang
umumnya tingat pendidikannya cukup tinggi dn kondisi ekonominya cukup baik.
Tujuan POD dengan demikian beraneka ragam sesuai dengan
permasalahannya, dan sasarannya. Secara umum terdapat beberapa tujuan. Houle
(1972), menggambarkan enam orientasi yang dipegang oleh pendidik orang
dewasa, yaitu:
1. Memusatkan pada tujuan.
2. Memenuhi kebutuhan dan minat.
3. Menyerupai sekolahan.
4. Menguatkan kepemimpinan.
5. Mengembangkan lembaga pendidikan orang dewasa.
6. Meningkatkan informalisasi.

Prinsip Pendidikan Orang Dewasa


Menurut Miller (1904) Prinsip pembelajaran bagi orang dewasa adalah
sebagai berikut:
1. Peserta didik perlu diberikan motivasi untuk mengubah tingkah laku.
Peserta didik perlu sadar tingkah laku yang tidak diingini dan mempunyai
gambaran jelas berkenaan dengan tingkah laku yang diingini.
2. Peserta didik mempunyai peluang mencoba tingkah laku yang baru.
3. Peserta didik membutuhkan bahan-bahan pembelajaran yang dapat
membantu kebutuhannya.

16
Pendidikan orang dewasa memiliki 10 Prinsip yang dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. 10 Prinsip tersebut, yaitu:
1. Prinsip kemitraan
Prinsip kemitraan menjamin terjalinnya kemitraan di antara
pengajar dan pelajar. Dengan demikian pelajar tidak diperlakuan sebagai
murid tetapi sebagai mitra belajar sehingga hubugan yang mereka bangun
bukanlah hubungan yang bersifat memerintah, tetapi hubungan yang
bersifat membantu, yaitu pengajar akan berusaha semaksimal mungkin
untuk membantu proses belajar pelajarnya.
2. Prinsip pengalaman nyata
Prinsip pengalaman nyata menjamin berlangsungnya kegiatan
pembelajaran pendidikan orang dewasa terjadi dalam situasi kehidupan
yang nyata. Kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa tidak
berlangsung di kelas atu situasi yang simulative, tetapi pada situasi yang
sebenmarnya.
3. Prinsip kebersamaan
Prinsip kebersamaan menuntut digunakannya kelompok dalam
kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa untuk menjamin adanya
interaksi yang maksimal di antara peserta dengan difasilitasi pengajar.
4. Prinsip partisipasi
Prinsip partisipasi adalah untuk mendorong keterlibatan pelajar
secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa, dengan
fasilitas dari pengajar. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikna orang
dewasa semua pesrta harus terlibat atau mengambil bagian secara aktif
dari seluruh proses pembelajarn mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran.
5. Prinsip keswadayaan
Prinsip keswadayaan merupakan prinsip yang mendorong
kemandirian pelajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pendidikan orang dewasa bertujuan untuk menghasilkan manusia yang
mandiri yang mampu melakukan peranan sebagai subyek atau pelaku.
Untuk itulah diperlukan prinsip keswadayaan.

17
6. Prinsip kesinambungan
Prinsip yang menjamin adanya kesimambungan dari materi yang
dipelajari sekarang dengan materi yang telah dipelajari di masa yang lalu
dan dengan materi yang akan dipelajari di waktu yang akan datang.
Dengan prinsip ini maka akan terwujud konsep pendidikan seumur hidup
(life long education) dalam pendidikan orang dewasa.
7. Prinsip manfaat
Prinsip manfaat menjamin bahwa apa yang dipelajari dalam
pendidikan orang dewasa adalah ssesuai dengan kebutuhan yang dirasakan
oleh pelajar. Orang dewasa akan siap untuk belajar manakala dia
menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kesadaran terhadap
kebutuhan ini mendorong timbulnya minat untuk belajar, dan karena rasa
tanggung jawabnya sebagai orang dewasa maka timbul kesiapanya untuk
belajar.
8. Prinsip kesiapan
Prinsip kesiapan menjamin kesiapan mental maupun kesiapan fisik
dari pelajar untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran. Orang dewasa
tidak akan dapat melakukan kegiatan pembelajaran manakala dirinya
belum siap untuk melakukannya, apakah itu karena belum siap fisiknya
atau belum siap mentalnya.
9. Prinsip lokalitas
Prinsip lokalitas menjamin adanya materi yang dipelajari bersifat
spesifik local. Generalisasi dari hasil pembelajaran dalm pendidikan orang
dewasa akan sulit dilakukan. Hasil pendidikan orang dewasa pada
umumnya merupakan kemampuan yang spesifik yang akan dipergunakan
untuk memecahkan masalah pelajar pada tempat mereka masing-masing,
pada saat sekarang juga. Kemampuan tersebut tidak dapat diberlakukan
secara umum menjadi suatu teori, dalil, atau prinsip yang dapat diterapkan
dimana saja, dan kapan saja. Hasil pembelajaran sakarang mungkin sudah
tidak dapat lagi dipergunakan untuk memecahkan masalah yang sama dua
atau tiga tahun mendatang. Demikian pula hasil pembelajaran tersebut
tidak dapat diaplikasikan dimana saja, tetapi harus diaplikasikan di tempat

18
pelajar sendiri karena hasil pembelajaran tersebut diiproses dari
pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh pelajar.
10. Prinsip keterpaduan
Prinsip keterpaduan menjamin adanya integrasi atau keterpaduan
materi pendidikan orang dewasa. Rencana pembelajaran dalam pendidikan
orang dewasa harus meng-cover materi-materi yang sifatnya terintegrasi
menjadi suatu kesatuan meteri yang utuh, tidak partial atau terpisah-pisah.

19
METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL II) dengan kegiatan mengenai
penyuluhan peternakan dari mulai Tanggal 13 Juli 2020 sampai Tanggal 24
Agustus 2020. Tempat pelaksanaan kegiatan PKL II ini yaitu di Desa Pasir Jaya
Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor.

Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan pada kegiatan praktik kerja lapangan ini yakni para
pelaku utama, pelaku usaha dan pihak pemangku kepentingan lainya terkait
peternakan/pertanian di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor

Materi Kegiatan
1. Melaksanakan identifikasi potesi wilayah, identifikasi permasalahan, dan
merumuskan rekomendasi potensi dan pemecahan masalah wilayah melalui
kegiatan PKL pada lembaga penyuluhan/ balai penyuluhan pertanian (BPP).
2. Menyusun materi penyuluhan pertanian berkelanjutan.
3. Memilih, menetapkan dan mendesain media penyuluhan pertanian.
4. Memilih, menetapkan dan menyusun desain dan strategi metode penyuluhan
pertanian.
5. Menggunakan program GIS untuk memetakan potensi wilayah desa
6. Mengakses dan memanfaatkan informasi teknologi, permodalan dan pasar
7. Melaksankan penyuluhan dengan menerapkan prinsif Pendidikan Orang
Dewasa ( POD ) dan pemberdayaan manysarakat.

20
HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Potensi Wilayah Desa Pasir Jaya

Kondisi Geografis

Desa Pasir Jaya luas wilayahnya 799,668 Ha, terdiri dari 9 RW, 23 RT dan
4 Dusun. Yaitu Dusun I,II,III dan Dusun IV, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut:

Batas Desa Kecamatan Kabupaten


Sebelah Utara Ciburayut Cigombong Bogor
Sebelah Selatan Tugu Jaya Cigombong Bogor
Sebelah Timur Cisalada Cigombong Bogor
TamanNasional Bogor
Sebelah Barat Cigombong
Halimun Salak

Jarak dari Desa Pasir Jaya ke ibu kota Kecamatan 2.5 Km, jarak ke ibu
kota Kabupaten Bogor 50 Km, jarak ke ibu kota Provinsi di Bandung 135 Km dan
jarak ke ibu kota Negara di Jakarta 70 Km.

Topografi
Desa Pasir Jaya merupakan desa yang berada didaerah dataran Tinggi
berbukit, dengan ketinggian ± 600 – 700 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Sebagian besar wilayah desa adalah lahan pertanian/sawah/tegalan dengan
permukaan tanah datar 40%, berbukit-bukit 50% dan lereng 10%. Suhu rata-rata
o
harian mencapai 26-28 C dan curah hujan rata-rata 3000-3500 Mm/tahun.

Hidrologi dan Klimatologi


Sumber air yang ada di Desa Pasir Jaya meliputi air permukaan
dan air tanah. Air permukaan berupa sungai. Sesuai dengan kebijakan penyediaan
air baku untuk irigasi, maka di Desa Pasir Jaya mendapat pasokan pelayanan
irigasi berasal dari Pegunungan Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga,

21
masyarakat sebagian menggunaan air bersih dari Perusahaan Air Minum (PAM)
dan sebagian yang lain dari sumur gali dan sumur pompa/bor.

1. Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan


Pada umumnya lahan yang berada atau terdapat di Desa Pasir Jaya
digunakan secara produktif, karena merupakan lahan yang subur terutama untuk
lahan pertanian, jadi hanya sebagian kecil saja yang tidak dimanfaatkan oleh
warga, hal ini pula menunjukan bahwa kawasan Desa Pasir Jaya adalah daerah
yang memiliki sumber daya alam yang memadai. Luas lahan wilayah menurut
penggunaan sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini:
Luas Wilayah Menurut Penggunaannya
Sawah (Ha) Darat (Ha)
Tada
½ Pasan
h Pemuki Pertani Perkanto Perkebun Lainny
Tek g
Huja man an ran an a
nis Surut
n

25 4 - 146 181 0,650 180 -

Sumber: Data Profil Desa Pasir Jaya

Keadaan Sosial

1. Kependudukan

Penduduk Desa Pasir Jaya berdasarkan data terakhir hasil sensus Penduduk Tahun
2019 tercatat sebanyak 7.659 jiwa, Tahun 2018 sebanyak 7.019 Jiwa, dan Tahun
2017 sebanyak 6.944 Jiwa, Sehingga mengenai penduduk Desa Pasir Jaya
mengalami kenaikan untuk setiap tahunnya dengan rata-rata 5 %, untuk lebih
jelasnya sebagaimana kita lihat dalam tabel berikut ini:

Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Jumlah Laju
No. Tahun
Lk Pr Jumlah KK Pertumbuhan
1 2017 3.544 3.400 6.944 1.761

22
2 2018 3.649 3.370 7.019 1.987
3 2019 4.042 3.671 7.659 2.325
Sumber: Data Desa Pasir Jaya
2. Kesehatan

Tenaga Kesehatan Di Desa Pasir Jaya Pada Tahun 2019 terdiri dari
Medis/Dokter 0 , Perawat 0 Orang, Bidan Desa 1 Orang, Untuk Lebih Jelasnya
dapat dilihat dari Tabel berikut ini:
Jumlah Tenaga Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat
di Desa Pasir Jaya Tahun 2019

No. Tenaga Kesehatan Jumlah Ket


Doktor Umum -
1 Medis
Dokter Spesialis -
Bidan 1
2 Perawat
Perawat -
Dukun Bayi 5
Posyandu 13
3 Partisipasi Masyarakat Poskesdes -
Desa Siaga -
Kader 65
Jumlah 84
Sumber: Data Desa, Posyandu dan Desa Siaga Desa Pasir Jaya

Isu Strategis Potensi dan Masalah

Berdasarkan hasil pengkajian potensi dan masalah maupun penggalian


informasi dan aspirasi dari berbagai pihak, maka dapat dijelaskan gambaran
permasalahan kunci yang dihadapi berikut prioritas penanggulangan masalah serta
gambaran potensi unggulan beserta prioritas rencan pengembangannya. Adapun
prioritas potensi dan masalah dapat dijelaskan sebagaimana tabel dibawah ini:

23
1. Potensi
Potensi adalah sumber daya yang tersedia yang mungkin dapat digunakan
untuk mengatasi permasalahan. Hasil kajian sketsa desa, secara umum potensi
yang dimiliki Desa Pasir Jaya menggambarkan banyak potensi, namun belum
tergali serta belum dimanfaatkan secara optimal. Namun demikian, berdasarkan
hasil kajian potensi ini bisa maksimal dan dapat digolongkan ke dalam 2 katagori
yaitu:

 Dapat maksimal bila dilakukan pendekatan, penyuluhan,


pengarahan, penekanan terhadap unsur manusianya.

 Dapat Maksimal bila ada Stimulus dalam bentuk Pendanaan, dan ini
biasanya sering terjadi di Desa Pasir Jaya.
2. Sumber Daya Alam
Keberadaan sumber daya alam di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong
Kabupaten Bogor sangat melimpah, terutama dalam pemanfaatan tanah atau lahan
pertanian, karena lahan di Desa Pasir Jaya merupakan Lahan tanah yang sangat
subur untuk pertanian, dan juga potensi di peternakan. (lembar sebaliknya)

Jenis Sumber daya alam

Jumlah
No. Jenis Lokasi
/Luas
1 Tanah Carik Desa - -
2 Batu Alam/Batu Pasir - -
3 Hutan Negara Kp. Loji
4 Kayu - -
5 Lahan Pekarangan
6 Luas Pesawahan
7 Tanah Perkebunan
8 Tanah Perkantoran Kantor Desa
9 Sumber Mata Air Desa Pasir Jaya
10 Hutan Rakyat
11 Bangunan Sekolah 9 RW

24
12 Sungai / Selokan Desa Pasir Jaya
13 Tanah Kuburan Umum 9 RW
14 Tanah Hibah Masyarakat 9 RW

3. Sumber Daya Manusia

 Umumnya masyarakat rela lahan miliknya dihibahkan tanahnya


untuk digunakan sarana pembangunan seperti: Untuk Jalan, Masjid, Wakaf
Kuburan, Posyandu, Dll.

 Masyarakat memiliki semangat yang tinggi untuk membangun


desanya dalam upaya mengatasi permasalahan.
 Semangat gotong royong, khususnya di semua Dusun masih tinggi.
 Tingkat kepedulian masyarakat melalui iuran/Sumbangan masih tinggi.

 Banyak tersedia tenaga-tenaga teknis (Pertukangan lainnya).

 Tingkat Pendidikan Masyarakat sudah mulai maju dengan


terlahirnya sarjana-sarjana yang bermunculan.

 Kader-kader Lembaga Kemasyarakatan terlihat lebih hidup dalam


menunjang pembangunan desa Pasir Jaya

 Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pemuda, Seniman, olahragawan


sudah mulai Nampak dan siap untuk berkompetisi.

Jumlah Penduduk
Data Desa Pasir Jaya Tahun 2019

Prosentase
No Jenis Kelamin Jumlah
(%)
3.988 55%
1 Laki-laki

3.671 45%
2 Perempuan

JUMLAH 7.659 100

25
Usia Penduduk
Data Desa Pasir Jaya Tahun 2019

Prosentase
No Usia Jumlah
(%)
1 2 3 4
1 0-4 Tahun 795 9
2 5-9 Tahun 489 6.5
3 10-14 Tahun 490 6.5
4 15-19 Tahun 350 5
5 20-24 Tahun 569 8
6 25-29 Tahun 475 6
7 30-34 Tahun 480 6
8 35-39 Tahun 572 7.5
9 40-44 Tahun 576 7.5
10 45-49 Tahun 652 8.5
11 50-54 Tahun 671 8.5
12 55-59 Tahun 581 8
13 60-64 Tahun 539 8
14 65-69 Tahun 300 4
15 70 Tahun ke atas 120 1

JUMLAH 7.659 100

26
Tingkat Pendidikan Penduduk
Data Desa Pasir Jaya Tahun 2019

Prosentase
No Tingkat Pendidikan Penduduk Jumlah
(%)
1 Tidak Tamat SD 23 2
2 Tamat SD 841 55
3 Tamat SLTP 350 24
4 Tamat SLTA 235 16
5 D1 10 1
6 D2 - -
7 D3 10 1
8 S1 9 1
9 S2 - -
10 S3 - -

JUMLAH 1.478 100

Jenis Mata Pencaharian


Data Desa Pasir Jaya Tahun 2019

No Mata Pencaharian Jumlah Keterangan

1 PNS Umum 9
2 PNS Guru 27
3 Guru Honor 69
4 TNI 3
5 POLRI 2
6 Pensiunan TNI/POLRI 0
7 Pensiunan PNS/Guru 5
8 Pensiunan BUMN 0
9 Karyawan Swasta 345
10 Buruh 115

27
11 Tukang 23
12 Wiraswasta 23
13 Pedagang Keliling 46
14 Pedagang 115
15 Petani 8
16 Peternak 23
17 Buruh tani 16
18 Buruh ternak 3
19 Sopir 20
20 Pengemudi Ojeg 46
21 Dokter 0
22 Ustadz 63
23 Bidan 1
24 Perawat 1
No Mata Pencaharian Jumlah Keterangan

25 Artis/Seniman 0
26 Dukun/Paranormal 0
27 Anggota Dewan 0
28 Wartawan 4
29 Mahasiswa 23
30 Pelajar 1.626
31 Mengurus Rumah Tangga 1.472
32 Tidak Bekerja 1.405
33 Lainya

JUMLAH

28
Instrumen PRA

1. Peta Potensi Desa

Pelaksanaan kajian Pemetaan untuk membuat Sketsa Desa dilaksanakan


pada tanggal 24 Juni 2019. Mengawali kajian dengan mengajak warga untuk
mengidentifikasi potensi-potensi (sumberdaya) yang ada di Desa. Selanjutnya
menyepakati penggunaan simbol potensi/sumber daya yang akan dituangkan
dalam Peta/Sketsa Desa. Potensi/sumber daya yang disepakati adalah :
1. Sumber Daya Alam, terdiri dari : sungai, hutan, perkebunan dan lainnya.
2. Sumber Daya Manusia, meliputi : pendidikan, kesehatan.
3. Sumber Daya Buatan, meliputi : pemukiman, tempat ibadah, jalan, jembatan,
dan lainnya.

29
Tanaman Pangan, Holtikultura dan perkebunan :
Potensi
Masalah

1. Padi Sawah

 55% petani belum melaksanakan cara panen


yang sesuai dengan anjuran
 54% petani belum menggunakan dosis
2. Jagung pupuk yang tepat
 53% petani belum menggunakan
benih bersertifikat
3. Kacang Tanah
 55% petani belum menggunakan ZPT/PPC
 54% petani belum menggunakan PHT
 64% petani belum melaksanakan
pergiliran varietas
4. Ubi Kayu
 56% petani belum melaksanakan PHT
 70% petani belum bisa menggunakan pupuk
an-organik
 65% petani belum melaksanakan jarak
tanam sesuai anjuran

 60% petani belum menggunakan bibit sesuai


anjuran
5. Ubi Jalar
 60% petani belum ssuai menggunakan dosis
pemupukan
 55% petani belum pemupukan sesuai dengan
dosis anjuran
6. Buah-buahan
 Petani belum melaksanakan pasca panen sesuai
anjuran
 55% petani belum menggunakan benih bermutu
7. Sayuran  55% petani belum melaksanakan jarak tanam
sesuai anjuran

30
Peternakan, Perikanan, dan
Kehutanan
 75% peternak belum menggunakan bibit sesuai
anjuran
1. Kambing
 75% peternak belum sesuai cara dosis pemberian
pakan
 85% peternak belum terampil dalam penanganan
penyakit
2. Domba
 77% peternak belum menggunakan bibit sesuai
anjuran
 80% peternak belum terampil dalam penanganan
3. Kelinci
penyakit
 80% peternak belum sesuai penggunaan bibit
4. Kerbau  76% peternak belum sesuai pengetahuan jarak
kandang
 80% peternak belum terampil dalam penanganan
penyakit
5. Ayam Ras
 75% peternak belum menggunakan bibit sesuai
anjuran
 75% peternak belum terampil dalam pemilihan
6. Ikan Lele bibit/benih
 65% peternak belum memperhatikan kualitas air
 75% kelompok tani belum membuat rencana
kerja secara tertulis
 50% kelompok tani belum ada pembagian tugas
Aspek Sosial
yang baik
 65% pengambilan keputusan kelompok tani
hanya melibatkan pengurus saja
 80% kelompok tani belum melakukan
Aspek Ekonomi pemupukan modal usaha
 70% pembelian sarana produksi dilakukan secara

31
personal
 75% cara penjualan hasil produksi
dilakukan secara personal

2. Penelusuran Wilayah (Transek)


Kajian Penelusuran Wilayah dilaksanakan dengan menentukan topik
kajian, yaitu : tata guna lahan, jenis tanaman/tumbuhan (vegetasi), kepemilikan
lahan, masalah serta potensi. Setelah itu dilakukan penelusuran. Penelusuran
dimulai dari arah Selatan ke Utara yang didominasi oleh perkebunan lalu bergerak
menuju perkampungan.
Gambar 2. Peta Transek

32
Data Transek Desa Pasir Jaya

Ketinggian 425 dpl 400 dpl 325 dpl 300 dpl 275 dpl 250 dpl 245 dpl
Pengunaan Kawasan Kebun/lahan Pemukiman Pemukiman Pemukiman Sawah dan sungai
Lahan pabrik dan kebun dan lahan dan lahan kolam ikan
Vegetasi Kayu Bambu Bambu bambu Bambu Padi Ikan
rerumputan Kolam ikan

Pemanfaatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Konsumsi Konsumsi


Pakan ternak Konsumsi Konsumsi Konsumsi Pendapatan Pendapatan
Tempat tinggal Tempat tinggal

33
3. Kalender Musiman

Untuk kajian kalender musim yang dilakukan di Desa Pasir jaya dominan
pada Pertanian. Kajian ini berdasarkan data kalender musim yang dimiliki oleh
PPL setempat.

Kalender Musiman

Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Padi Padi Padi

Peternakan

Potensi Masalah
Pertanian  Pola tanam
 Pemupukan
 Pengendalian hama penyakit
 Panen
 Pasca panen
Peternakan  Bibit
 Produksi
 Pakan
 Perkandangan
 Penyakit
 Manajemen pemeliharaan
 Pasca panen
 Pemasaran

34
4. Kalender Harian

Pembuatan kalender harian adalah teknik yang menggambarkan pola


kegiatan keluarga yang terdiri dari kegiatan bapak, ibu, anak dalam suatu waktu
tertentu. Dalam kajian ini, saya mencoba melihat aktivitas keseharian dari seorang
petani anggota kelompok tani dan berdiskusi secara semi terstruktur dengan
penyuluh di Desa Pasir jaya, Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, yaitu bpk.
Handi (anggota poktan). Sesuai keterangan dari PPL setempat, bahwa mereka dan
keluarga dapat dianggap mewakili untuk kajian ini.
Adapun gambar kegiatan harian yang telah dibuat dapat dilihat pada
diagram di bawah ini :
Gambar Kalender Harian

5. Hubungan Kelembagaan (Diagram Venn)

Diagram Venn merupakan teknik yang bermanfaat untuk melihat


hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat di desa. Diagram
venn memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa
berada di desa, serta menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingannya untuk

35
masyarakat dan manfaat untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji meliputi
lembaga-lembaga lokal, lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga
swasta (Termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat).
Awal kajian, dengan kajian mengajak warga untuk mengidentifikasi
lembaga/organisasi yang ada di Desa Pasir Jaya, peran/fungsi serta apa
manfaatnya bagi masyarakat. Selanjutnya disepakati dekat jauhnya simbol dengan
lingkaran yang menggambarkan besar kecilnya fungsi/peran lembaga bagi
masyarakat.
Gambar 5. Diagram Venn

PASA
BPD

GAPOKTA

MASYARAKAT
KANTOR
DESA
KOPERASI
BPP PPL
KELOMPOK
TANI

BPP merupakan singkatan dari (Balai Penyuluhan Pertanian), Badan


Permusyawaratan Desa (BPD)
Setelah menempatkan peran dan fungsi lembaga serta membuat gambar
atau bagan yang disepakati, tim kajian menanyakan warga untuk mendiskusikan
lebih lanjut tentang permasalahan yang dirasakan ataupun manfaat lembaga bagi
warga. Hasil diskusi tentang masalah kelembagaan digambarkan seperti tabel
berikut :

36
Lembaga Fungsi/Tugas Potensi Masalah

Pemerintahan  Melayani masyarakat  Ada fasilitas Layanan untuk


Desa/Kelurahan desa/kelurahan Pendukung masyarakat
 Menjalankan tugas (kenderaan dinas berkurang
pemerintahan dan kantor) khususnya untuk
 Menjalankan peraturan  SDM cukup baik menyampaikan
desadan peraturan keluhan laporan
daerah yang dirasakan
 Memfasilitasi masyarakat
kepentingan masyarakat
desa kepada para pihak
diluar desa
Kelompoktani  Memfasilitasi  Ada lahan yang  Kurang modal
kebutuhan anggota baik untuk  Jalur
kelompok dikelola pemasaran
 Mendorong peningkatan  Mampu hasil masih
taraf hidup petani bekerjasama dan kurang
bekerja keras  Ada beberapa
 Teknik anggota yang
pertanian cukup kurang aktif
menguasai  Masih
terbatas
bidang
usahatani
tertentu
Pasar  Sebagai sarana  Tersedia Lokasi yang
distribusi hasil produksi berbagai barang agak jauh
pertanian kebutuhan
 Menyediakan barang- masyarakat
barang kebutuhan
masyarakat

37
Keagamaan  Menjalankan ibadah Mampu mendidik
 Bisa membentuk masyarakat
kelompok pengajian berakhlak baik
Posyandu dan  Pelayanan kesehatan Mengontrol  Kurangnya
Balai kepada balita dan Ibu kesehatan ibu tenaga dokter
Pengobatan hamil hamil dan balita  Balai
Sebagai tempat pengobatan
sosialisasi kesehatan di jauh
desa

6. Pola Usaha Tani

1. Pola tanam Padi dan Palawija


Pada tanam yang diusahakan petani di Wilbin Pasir Jaya dalam
tahun 2019 menunjukan adanya perkembangan sehingga di beberapa areal
telah menerapkan pola tanam padi dan palawija data pola tanam dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel. Data keadaan pola usaha tani dan pola tanam satu tahun

No Pola Usaha Tani

1 Pola Usaha Tani yang diterapkan dengan pola tanam


- Tanam I : Padi – Palawija – Sayuran
- Tanam II : Padi – Padi – Sayuran/Palawija

2. Pola Usaha Peternakan


Berdasarkan potensi wilayah kerja binaan Desa Pasir Jaya
menunjukan adanya peluang untuk pengembangan usaha peternakan
domba dan kelinci. Ketersediaan hijauan untuk pakan ternak tersebut di
wilayah Pasir Jaya cukup mendukung. Pada tahun 2019, usaha peternakan
domba dan kelinci menunjukan adanya perkembangan minat pada petani
namun masih perlu adanya pembinaan dan penguatan kelompok

38
pengembangan usaha peternakan tersebut. Saat ini data jumlah ternak
kambing sebanyak 393 ekor, domba sebanyak 497 ekor, bebek sebanyak
150 ekor, dan kelinci jumlahnya lebih dari 650 ekor dengan perkembangan
reltif cepat.

7. Alur Pemasaran Produksi

Petani Padi Tengkulak Pasar

konsumen

Potensi Masalah

Padi  Petani belum mengetahui


penggunaan dosis pupuk yang baik
 Petani belum menggunakan bibit
unggul
 Hama tanaman

8. Alur Sejarah
Legenda Desa (Sasakala)
Desa Pasir Jaya adalah salah satu desa pemekaran wilayah dari Desa Cisalada
pada tahun 1984
Terbentuknya Desa Pasir Jaya

Pada tahun 1984

39
Urutan Pejabat Kepala Desa
Tahun
No Nama Keterangan
…. s/d …….

1 M. Subyani 1984 s/d 1985 Pejabat sementara

2 M. Mahpud 1985 s/d 1993 Kepala Desa

3 M. Mahpud 1993 s/d 2002 Kepala Desa

4 Suhanda Hendrawan 2002 s/d 2008 Kepala Desa

5 Suhanda Hendrawan 2008 s/d 2014 Kepala Desa

6 Gina Garmina 2014 s/d 2020 Kepala Desa

7 Suhanda Hendrawan 2020 s/d 2026 Kepala Desa

Sejarah Pembangunan Desa

Sejarah Pembangunan Desa

Kejadian yang baik Kejadian yang buruk


Tahun
(Positif) (Negatif)

1984 Persiapan Kantor Desa Sewa Tanah

Persiapan Pembangunan Kantor Tidak adanya sarana


1988
Desa Prasarana Desa

1990 Pembangunan Kantor Fasilitas belum memadai

1995 Pembangunan Kantor Desa Fasilitas belum memadai

1988 Renovasi Desa Fasilitas belum memadai

40
2008 Pembangunan Desa Baru -

2012 Pembangunan Poskamdes -

2013 Renovasi Kantor Desa -

9. Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa)

1 PNS 54

2 TNI/POLRI 38

3 Wiraswata/pedagang 1.645

4 Petani 150

5 Buruh Tani 80

6 Nelayan -

7 Peternak 50

8 Jasa 40

9 Pengrajin 40

10 Pensiunan 20

11 Lainnya 20

12 Tidak Bekerja/pengangguran 150

Sumber : Data Desa Pasir Jaya 2019


41
10. Bagan Kecenderungan dan Perubahan

Bagan Kecenderungan dan Perubahan Desa Ciburuy Tahun 2018

Tahun
Jenis Usaha Catatan
2013 2014 2015 2016 2018
Tenaga kerja berkurang
dikarenakan banyak petani
****
Tenaga Kerja ***** **** *** ** yang sudah tua dan
***
kurangnya minat para
remaja untuk bertani
Kepemilikan **** ***** *****
***** ****** Kepemilikan tetap
Lahan ** * *
Varietas ***** ***** ****** Penggunaan varietas
**** *****
yang ditanam * * ** bermutu semakin beragam
Penggunaan
**** Penggunaan lahan
Lahan ***** ***** ***** *****
* pertanian tetap
Perrtanian
Penggunaan teknologi
Penggunaan
semangkin meningkat
Teknologi
** ** **** ***** ****** karena teknologi saat ini
Pertanian/pet
semakin canggih dan
ernakan
memudahkan petani
Populasi ***** ***** ****** Populasi ternak khususnya
*** ****
ternak * ** * ayam dan sapi meningkat
Sumber: programa Desa Pasir Jaya 2019

Perilaku masyarakat di Desa Pasir Jaya dari tahun ke tahun sangat baik dan
meningkat hanya saja jumlah petani yang ada di Desa Pasir Jaya berkurang.

11. Bagan Peringkat


Penetapan peringkat pilihan merupakan kegiatan untuk menentukan dengan
cepat, masalah utama/pilihan seseorang untuk dijadikan prioritas pilihan dalam
satu kelompok masyarakat tani. Kegunaannya adalah terpilihnya kegiatan yang
42
layak dan lebih utama untuk dilaksanakan dari berbagai kegiatan yang sudah
dikumpulkan oleh masyarakat.
1. Masyarakat setempat diminta untuk menyeleksi satu obyek komoditas yang
sangat menguntungkan bagi nilai tambah pendapatan.
Komoditas pilihan yang akan diseleksi adalah padi
2. Melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada pada komoditas yang
mempengaruhi pendapatan, sering tidaknya masalah tersebut muncul dan
jumlah orang yang terkena dampak masalah tersebut.
3. Identifikasi masalah tersebut digambarkan dalam sebuah matriks dan
masyarakat harus menilai kriteria yang dipilih dengan memperhatikan nilai
sebagai berikut :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Sangat

Kriteria Penilaian
Jumlah
Jumlah
Masalah Mempengaruhi Frekuensi yang Rangking
Skor
pendapatan masalah menerima
Dampak
Padi
1 Petani belum
menggunakan
3 2 1 6 III
pupuk sesuai
dosis
2 Tanaman diserang
3 3 3 9 I
hama tikus
3 Petani belum
menggunakan 3 2 3 8 II
bibit unggul
43
Pada matriks di atas masalah pilihan masyarakat adalah masalah tidak ada
pakan tambahan. Solusi masalah tersebut adalah membuat pakan tambahan seperti
fermentasi gedebok pisang, silase dan lain-lain.

Penetapan Masalah

No Komoditas Masalah Penyebab

1 Tanaman padi Hasil belum  Hama tikus, wereng cokelat,


Optimal penggerek batang
 Musim kemarau yang panjang
 Pemupukan yang belum
sesuai dosis
2 Ternak domba Domba kurus  Kurangnya pakan hijauan saat
musim kemarau
 Penyakit
 Kurangnya pengetahuan
seleksi bibit domba

44
Menyusun Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong disusun
berdasarkan kebutuhan kelompok yang ada di daerah tersebut, materi penyuluhan
pertanian yang akan disampaikan penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku
usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak yang positif kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Materi penyuluhan harus disiapkan sebaik
mungkin agar para petani bisa mengerti dalam pemahaman materi yang disajikan
oleh pemateri.
Sumber–sumber Materi Penyuluhan Pertanian yang dapat menjadi acuan
pemateri adalah sebagai berikut:
a. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti: Kementrian /dinas-dinas
terkait Lembaga penelitian dan pengembangan, Pusat-pusat pengkajian,
Pusat-pusat informasi, dan Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh
penyuluh.
b. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat
yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi
c. Pengalaman petani, baik pengalaman usaha taninya sendiri atau hasil dari
petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa
bimbingan penyuluhnya.
d. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar dari para
pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.

Pemilihan judul materi yang telah dipilih berdasarkan kebutuhan para


peternak di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor kemudian
pemateri membuat Sinopsis yang berisi ringkasan materi penyuluhan yang akan
diberikan kepada peternak dan Lembar Persiapan Penyuluhan (LPM).
Sebelum dilaksanakan penyuluhan, Setelah melakukan beberapa kali
kunjungan dan berdiskusi dengan penyuluh dan kelompok saya menyimpulkan
bahwa saya memilih penyuluhan dengan beberapa judul tapi dengan waktu yang
berbeda. Materi yang disajikan sesuai kebutuhan kelompok tani/ternak di Desa
Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, yaitu: Manajemen
Pemeliharaan ternak kambing dan domba ( pemeliharaan, kesehatan dan pakan ).

45
Media Penyuluhan Pertanian
Media penyuluhan merupakan alat pembantu utuk menyampaikan suatu
materi penyuluhan yang dapat merangsang sasaran suluh untuk dapat menerima
pesan-pesan penyuluhan, dapat berupa media tercetak, terproyeksi, visual ataupun
audio-visual dan komputer.
Media penyuluhan disusun setelah penyusunan materi penyuluhan minggu
ke tiga bulan agustus 2019 karena media yang digunakan harus sinkron dengan
materi penyuluhan yang disampaikan. Media penyuluhan yang dibuat di Desa
Pasir jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor yaitu peta singkap dan power
point.

Tahapan Penyusunan Media Penyuluhan:

1. Menyiapkan materi yang akan disampaikan.


2. Peta singkap dan power point yang dibuat tidak terlalu ramai dan tidak
terlalu polos, tulisan harus terbaca, setelah jadi bisa digunakan sebagai
media penyuluhan
3. Hasil dari pembuatan media penyuluhan terdapat pada lampiran

Mengapa saya memilih peta singkap dan power point sebagai media
penyuluhan? Karena peta singkap dan power point sangat mudah dipahami oleh
para kelompok anggota yang hadir, mudah dimengerti dan terdapat beberapa
gambar yang akan membantu proses pemahaman materi penyuluhan yang
diberikan.

Pengaplikasiannya sangat gampang yaitu dengan cara menyetel power point


nya yang telah disambungkan pada proyektor dan menempel kertas peta singkap
pada kayu atau dinding.

Metode Penyuluhan Pertanian


Penyusunan metode penyuluhan di Desa Pasir Jaya Kecamatan
Cigombong Kabupaten Bogor dilaksanakan pada minggu ke tiga bulan Juli 2019.
Pemilihan metode penyuluhan harus disesuaikan dengan materi penyuluhan yang

46
disusun. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menentukan metode
penyuluhan yang akan dilaksanakan, yaitu:
1. Karakteristik peternak seperti pengalaman, pendidikan, keadaan sosial,
budaya dan adat istiadat di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong
Kabupaten Bogor.
2. Keadaan wilayah Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten
Bogor.
3. Permasalahan yang dihadapi di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong
Kabupaten Bogor.
4. Menetapkan metode penyuluhan yang akan digunakan.

Metode penyuluhan yang digunakan selama kegiatan PKL II di Desa Pasir


Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor :
a. Anjangsana : metode penyuluhan ini dilaksanakan di Desa Pasir Jaya
Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dengan cara mengunjungi ke
setiap rumah anggota kelompok ternak hal ini dikarenakan lokasi antar
peternak yang cukup jauh dan waktu luang petani tidak sama, oleh karena
itu metode ini dilakukan agar semua petani mendapatkan materi
penyuluhan yang sama dari pemateri/penyuluh.
b. Ceramah : metode penyuluhan ini dilaksanakan di Desa Pasir Jaya
Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dengan cara pemateri/penyuluh
berbicara di depan umum dan petani mendengarkan.
c. Diskusi: metode penyuluhan ini dilaksanakan dihadapi di Desa Pasir Jaya
Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dengan cara mengarahkan
peternak agar berinteraksi dengan sesama anggotanya dan berdiskusi
mengenai materi penyuluhan.
d. Demontrasi Cara : metode penyuluhan ini dilaksanakan di Desa Pasir Jaya
Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dengan cara melakukan
demontrasi didepan peternak dengan menggunakan alat dan bahan nyata
dan memperlihatkan proses pembuatannya.

Metode yang digunakan saat melakukan penyuluhan adalah dengan cara


ceramah, diskusi, dan demonstrasi cara. Dengan cara ini kami bisa saling

47
menukar pengalaman dan berbagai informasi mengenai penyuluhan yang
diberikan kepada seluruh anggota kelompok tani.

Pemetaan Wilayah Desa Pasir Jaya Dengan Menggunakan Program


GIS
Pemetaan Desa Pasir Jaya menggunakan GIS

Kondisi Umum Desa Pasir Jaya yang disajikan merupakan hasil


penyelesaran Data Desa yang bersumber dari data sekunder antara lain Potensi
Desa, Profil Desa, Catatan Kependudukan dan Data dari Badan Pusat Statistik
Tahun 2010. Kondisi umum Desa ini bersifat dinamis sehingga perlu dilakukan
koreksi, update secara periodik dan hal ini akan dilakukan setiap Tahun
bersamaan dengan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD) melalui
pola partisipatif dalam kegiatan Pengkajian Keadaan Desa.
Desa Pasir Jaya merupakan suatu desa di Kecamatan Cigombong,
Kabupaten Bogor. Letaknya berada di wilayah pembangunan Bogor Tengah.
Secara geografis, Desa Pasir Jaya yang berada pada ketinggian 1.300 meter di atas
permukaan laut ini berbatasan dengan beberapa desa yang juga termasuk dalam
wilayah kecamatan Cigombong.

48
Obritas/ Jarak antar Ibu kota/ Km adalah sebagai berikut :

 Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 1,5 Km


 Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : 30 Km
 Jarak dari Kota/Ibu Kota Kabupaten : 80 Km
 Jarak dari Pusat Ibu Kota Provinsi : 120 Km

Adapun batas-batas wilayah Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong


Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

Batas Desa Kecamatan Kabupaten


Sebelah Utara Ciburayut Cigombong Bogor
Sebelah Selatan Tugu Jaya Cigombong Bogor
Sebelah Timur Cisalada Cigombong Bogor
Taman Nasional Bogor
Sebelah Barat Cigombong
Halimun Salak

Adapun luas wilayah Desa Pasir jaya, yang terdiri dari :

Luas Wilayah Menurut Penggunaannya


Sawah (Ha) Darat (Ha)
Tada
½ Pasan
h Pemuki Pertani Perkanto Perkebun Lainny
Tek g
Huja man an ran an a
nis Surut
n

25 4 - 146 181 0,650 180 -

Potensi yang cocok pada bidang peternakan adalah Domba karena selain
sawah yang luas juga banyak sekali hijauan dan beberapa perkebunan seperti
singkong, karena singkong dapat digunakan sebagai pakan tambahan untuk
domba.

49
Akses dan Informasi
Akses Informasi Teknologi
Akses informasi teknologi di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong
Kabupaten Bogor sudah banyak digunakan oleh para petani, dengan adanya
teknologi yang semakin canggih akan lebih mempermudah petani dalam
mendapatkan informasi.
Informasi teknologi sangat penting bagi petani karena dengan adanya
informasi teknologi petani dapat mengetahui informasi yang sulit petani ketahui,
bahkan jarak pun tidak menjadi halangan untuk mendapatkan informasi. informasi
teknologi mempermudah petani dalam mendapat pengetahuan, informasi
teknologi yang sering digunakan petani seperti, Internet, Whastapp, line, TV,
Radio, koran, Leaflet, penyuluh bahkan informasi dari sesama petani.
Kelompok tani di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten
Bogor sangat terbantu dengan adanya informasi teknologi karena informasi yang
dibutuhkan oleh kelompok tani dapat terpenuhi dengan cukup mudah, banyak
informasi teknologi yang kelompok tani butuhkan seperti:
- Harapan Maju : Informasi teknologi padi
Kebutuhan teknologi informasi ini hasil dari wawancara identifikasi
masalah, potensi dan kebutuhan petani.

Akses Informasi Permodalan


Akses informasi permodalan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong
Kabupaten Bogor kebanyakan para petani menggunakan modal sendiri adapun
kelompok tani yang mempunyai modal bantuan dari pemerintah seperti pupuk,
benih, alsintan, kartu tani, dan lain-lain sesuai pengajuan didalam proposal yang
dibantu melalui BP3K, selain itu permodalan yang diterima petani bersumber dari
BANK. Permodalan berupa bantuan akan sangat membantu para petani untuk
menjalankan usaha taninya.

Akses Informasi Pasar


Pemasaran hasil usaha tani di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong
Kabupaten Bogor dibantu oleh para penyuluh yang bertugas di daerah tersebut,
pemasaran yang dilakukan biasaanya di pasar yang berpotensi dan memiliki

50
peluang yang besar, sebagian peternak/petani ada yang menjual ke pasar ternak,
menjual ke tengkulak adapun menjual langsung ke konsumen. Penyuluh
mengarahkan agar petani memilih rantai pemasaran sependek mungkin (petani –
Konsumen).

Prinsip Pendidikan Orang Dewasa

Penyuluhan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor


sudah melaksanakan sebagian prinsip pendidikan orang dewasa, seperti :
1. Orang Dewasa Tidak Ingin Digurui
Penyuluh yang bertugas didaerah tersebut sudah melaksanakannya
dengan cara penyuluhan seperti bertukar pendapat, informasi, dan
berbincang-bincang non-formal sehingga petani tidak merasa digurui.
2. Orang Dewasa Banyak Pengalaman
Penyuluh yang bertugas didaerah tersebut sudah melaksanakannya
dengan cara penyuluhan seperti meminta petani agar menceritakan
pengalamannya dan kemudian penyuluh mengarahkan agar pengalaman
tersebut bisa berubah menjadi keuntungan bagi petani.
3. Orang Dewasa Kurang Motivasi Dalam Belajar
Penyuluh yang bertugas didaerah tersebut sudah melaksanakannya
dengan cara penyuluhan seperti membuat pembelajaran yang menarik agar
petani tertarik dengan apa yang dipelajari.
4. Orang Dewasa Berpandangan Ingin Segera Mempraktekan Yang Telah
Diajarkan
Penyuluh yang bertugas didaerah tersebut sudah melaksanakannya
dengan cara penyuluhan seperti melakukan demontrasi bersama setelah
pemberian materi.

Penyuluh yang bertugas di daerah tersebut juga sudah menggunakan


prinsip pemberdayaan petani agar meningkatkan kemampuan petani untuk
melaksanakan usaha tani yang lebih baik.

51
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Simpulan pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan II yang


dilaksanakan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

1. Hasil Identifikasi potensi wilayah yang dilakukan di Desa Pasir Jaya dengan
menggunakan metode PRA terdiri atas : tanaman pangan dan hortikultura,
perkebunan dan peternakan. Potensi yang paling besar di Desa Pasir Jaya
yaitu dibidang tanaman pangan (padi sawah), dimana sebagian besar
masyarakat merupakan petani padi. Sementara potensi peternakan di Desa
Pasir Jaya cukup menjanjikan, terutama ternak kambing/domba dan ayam
buras, karena didukung dengan keadaan alam yang cukup baik, ketersediaan
pakan dan akses pemasaran yang baik. Namun kendala yang dihadapi petani
dibidang peternakan yaitu keterbatasan modal usaha dan rendahnya
pengetahuan petani tentang pembudidayaan ternak kambing/domba dan ayam
buras.
2. Materi penyuluhan.
Penetapan materi penyuluhan yang dilaksankan pada PKL 2 di Desa Pasir
Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
berdasarkan pada permasalahan dari hasil identifikasi potensi wilayah.
Permaslahan dari hasil identifikasi potensi wilayah, yaitu Kurangnya minat
dan pengetahuan petani/peternak dalam manajemen pemeliharaan
kambing/domba.

3. Media penyuluhan
Media yang digunakan pada PKL 2 di Desa Pasir Jaya Kecamatan
Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi jawa Barat berupa peta singkap dan
power point

4. Metode penyuluhan

52
Metode penyuluhan yang dilaksanakan pada PKL 2 di Desa Pasir Jaya
Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat berupa
metode ceramah dan diskusi.
5. Akses dan informasi, teknologi, permodalan dan pasar
Akses dan informasi, teknologi, permodalan dan pasar yang dilaksankan pada
PKL 2 di Pasir Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat sangat baik, karena hubungan antara penyuluh dengan masyarakat Desa
sangat baik (kelompoktani). Kemudian didukung dengan akses pemasaran
yang mudah, akses jalan yang bagus dan adanya Taman Teknologi Pertanian
(TTP) sehingga penerapan teknologi pertanian di Desa Pasir Jaya dapat
berjalan dengan baik.
6. Pelaksanaan penyuluhan dengan prinsip pendidikan orang dewasa
Pelaksanaan penyuluhan dengan prinsip pendidikan orang dewasa dalam
kegiatan PKL II di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten
Bogor, Provinsi Jawa Barat menggunakan prinsip - prinsip pendidikan orang
dewasa, diantaranya :
 Prinsip latihan (praktik).
 Prinsip hubungan
 Prinsip akibat.
 Prinsip kesiapan

Saran
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan II yang telah dilaksanakan di
Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong menyarankan:
1. BPP bekerjasama dengan petugas peternakan untuk mengadakan
penyuluhan tentang materi peternakan dan kesejahteraan hewan secara rutin
dan berkelanjutan dalam mengembangkan potensi peternakan yang ada di
wilayah Kecamatan Cigombong.
2. Penyuluh dapat membina dan membantu kelompok untuk meningkatkan
kelas kemampuan kelompoknya.
3. Membangaun hubungan dan kerjasama yang baik antar petani dengan
penyuluh dan pemerintahan wilayah setempat.

53
DAFTAR PUSTAKA

A.W. van den Ban, (1999). Penyuluhan Pertanian, Jogyakarta: Kasinius.

Adimihardja, K. &. H. H., 2003. Participatory Research Appraisal: Pengabdian


dan Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Penerbit Humaniora.

Amanah S. 2003. Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan di Desa Anturan


Kabupaten Buleleng Bali. Bogor: Departemen Sosial Ekonomi
Perikanan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993). Penyuluhan Pertanian. Cet.1. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993). Penyuluhan Pertanian. Cet.1. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Chambers, Robert. 1996. PRA (Participatory Rural Appraisal) Memahami Desa


Secara Partisipatif. Yogyakarta: Penerbit Kanisuis.

[Deptan]. Departemen Pertanian. 2006. Undang-Undang No. 16 Tahun 2006


tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
Jakarta: Departemen Pertanian.

Mardikanto, T., 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta:


Sebelas Maret University Press.

Mulyandari Retno S. H, dan Eko Ananto 2005. Teknik Implementasi


Pengembangan Sumber Informasi Pertanian Nasional dan Lokal P4MI.
Diunduh dari URL : htpp// www. Litbang.deptan.go.id/PDF..

Sujono dan Yahya M. 2017. Bahan Ajar Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian.


BPPSDMP, Jakarta.

Widodo, S dan Nuraeni I. 2006. Media Penyuluhan Pertanian. Universitas


Terbuka, Jakarta.

54
Lampiran 1

Identifikasi Potensi Wilayah Melalui Metode PRA

1. Daftar Hadir
Kegiatan : Identifikasi Potensi Wilayah Desa Pasir Jaya

Hari/Tanggal : Rabu,15 Juli 2020

Tempat : Desa Pasir Jaya


2. Foto Kegiatan
Lampiran 2

Menyusun Materi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan

1. Sinopsis Materi Penyuluhan

Pengenalan, Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Tympani Pada


Domba

Bloat atau tympani merupakan penyakit alat pencernaan yang disertai


penimbunan gas dalam lambung akibat proses fermentasi berjalan cepat. Kembung
merupakan akibat mengkonsumsi pakan yang mudah menimbulkan gas di dalam rumen.
Kondisi rumen yang terlalu penuh dan padat yang berujung menurunkan gerakan rumen
dan menurunkan derajat keasaman dari rumen. Pakan hijauan yang masih muda dapat
memicu timbulnya bloat, selain itu tanaman kacang-kacangan juga memicu timbulnya
kembung (Sitepoe, 2008).

FAKTOR PENYEBAB BLOAT/ KEMBUNG PERUT

1. Penyebab primer, akibat fermentasi makanan yang berlebihan dan hewan tidak
mampu mengeluarkan gas, terjadi akumulasi gelembung gas

2. Penyebab sekunder berupa gangguan fisikal pada daerah esophagus oleh


benda asing, stenosis atau tekanan dari perluasan jalan keluar esophagus.
3. Faktor individu

a. Ternak dalam keadaan bunting atau dalam kondisi kurang baik cenderung
mudah mengalami kembung

b. Susunan dan derajat keasaman (Ph) air liur

4. Faktor pakan:

a. Pemberian leguminosa, Centrocema dan alfafa secara berlebihan. Pemberian


rumput terlalu muda yang banyak mengandung air dan berprotein tinggi secara
berlebihan atau karena tidak dilayukan.

b. Pemberiaan makanan konsentrat yang terlalu banyak

c. Adanya sumbatan pada kerongkongan

d. Merumput pada lahan yang baru dipupuk, memakan racun dan ubi atau
tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dari perut.

e. Terlalu banyak mengkonsumsi rumput basah atau berembun.

f. Pergantian jenis makanan tertentu yang memyebabkan produksi gas


berlebihan

GEJALA KLINIS

1. Ternak nampak resah dan berusaha menghentakkan kaki atau mengais-ais


perutnya

2. Sisi perut sebelah kiri nampak membesar dan kencang.

3. Apabila bagian perut ditepuk/dipukul dengan jari akan terdengar suara mirip
suara drum

4. Ternak mengalami kesulitan bernapas atau sering bernpas melalui mulut.

5. Nafsu makannya menurun drastis, bahkan tidak mau makan sama sekali.
6. Mata merah, namun segera berubah menjadi kebiruan yang menandakan
adanya kekurangan oksigen dan mendekati kematian

7. Pulsus nadi meningkat, terdengar eruktasi

PENCEGAHAN

1. Tidak membiarkan ternak dalam kondisi terlalu lapar

2. Memberikan tempat bagi ternak untuk leluasa melakukan gerakan seperti


berjalan-jalan, Sebelum diberikan hijauan segar diberikan terlebih dahulu jerami
kering atau rumput kering

3. Menghindari pemberian hijauan terutama legum maksimal 50%.

4. Apabila ternak di gembalakan usahakan setelah tidak ada embun

PENGOBATAN

1. Pertolongan pertama dengan menempatkan kaki ternak pada tempat yang lebih
tinggi, mulut dibuka dan sepotong kayu dimasukkan melintang pada kedua
ujungnya dikaitkan tali yang dililitkan disamping kepala sampai ke belakang
tanduknya agar tidak lepas dan gas dapat segera keluar.

2. Ternak diberi minyak goreng 100-200 ml atau lebih, minyak kayu putih atau
minyak atsiri lainnya diberikan melalui mulut maupun dicampur air hangat.

3. Memberikan obat-obatan seperti Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone), dosis


sapi/ kerbau: 100 ml obat diencerkan dengan 500 ml air, sedang untuk kambing/
domba: 25 ml obat diencerkan dengan 250 ml air, kemudian diminumkan.
Wonder Athympanicum, dosis: sapi/ kerbau: 20 – 50 gram, sedang untuk
kambing/ domba: 5 – 20 gram, dicampur air secukupnya, kemudian diminumkan.

4. Apabila keadaan ternak sudah parah maka upaya pengeluaran gas dengan cara
menusuk perut ternak sebelah kiri dengan trocoar dan cannula.
Penyakit Newscastle Disease

Penyakit Newcastle desease atau yang dikenal dengan penyakit ND atau


juga disebut dengan penyakit Tetelo atau Sampar merupakan masalah besar yang
sering dikhawatiri bagi para peternak ayam, karena penyakit ini dapat
menimbulkan angka kematian yang sangat tinggi (mencapai 100%) dan waktu
penyebarannya yang sangat cepat, baik pada ayam ras, ayam buras maupun jenis
unggas lainnya.

Saat ini penyakit telah tersebar secara luas dibeberapa bagian


dunia.Kerugian yang ditimbulkan penyakit ini adalah kematian yang tinggi,
penurunan produksi serta kualitas telur dan pertumbuhan terhambat.

Gejala Penyakit Newscastle Disease

Gejala Klinis Gejala penyakit ini dapat diamati melalui :

Gejala pernafasan seperti bersin-bersin, batuk , sukar bernafas, megap-megap dan


ngorok.

Gejala syaraf berupa sayap terkulai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan
mundur (sempoyongan) serta kepala dan leher terpuntir (torticoles) yang
merupakan gejala khas penyakit ini.

Gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau, jaringan sekitar mata dan leher
bengkak.
Pemberian pakan dicampur dengan bunga pepaya sangat efektif digunakan
selain itu sangat mudah didapatkan. Dari berbagai pengalaman para peternak
ayam penggunaan bunga pepaya sudah terbukti ampuh mencegah penyakit ND
atau Tetelo

Pembuatan Pakan Silase

Silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan


dalam kantong plastik yang kedap udara atau silo, drum dan sudah terjadi proses
fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob. Proses silase ini melibatkan
bakteri-bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactis Acidi dan
streptococcus yang hidup secara anerob dengan derajat keasaman 4 (pH 4). Oleh
karena itu mengapa pada saat proses silase pakan hijauan ternak yang tersimpan
dalam kantong plastik atau dalam silo harus ditutup rapat, sehingga proses silase
berjalan dengan baik dan pakan hijauan tidak cepat dibusukkan oleh bakteri lain
dan jamur.

Tujuan Membuat Silase Untuk Pakan Ternak

Sebagai cadangan dan persediaan pakan ternak pada saaat musim tanpa
penghujan (kemarau) yang panjang. Untuk meyimpan dan menampung pakan
hijauan yang berlebih pada saat musim hujan, sehingga dapat digunakan sewaktu-
waktu pada saat musim kemarau. Memanfaatkan pakan hijauan pada saat kondisi
dengan nilai nutrisi terbaik seperti protein yang tinggi. Mendayagunakan sumber
pakan dari sisa limbah pertanian ataupun hasil agroindustri pertanian dan
perkebunan seperti bekatul, dedak, bungkil sawit, ampasa tahu, tumpi jagung,
janggel jagung dll.

Proses membuat silase yang dilaksanakan di Agro Cempaka yaitu:

Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan:

Tetes tebu (molasses) = 3% dari bahan silase, di gapoktan kami karena molasses
susah diperoleh kami ganti dengan larutan gula jawa dengan beberapa variasi
persentase terhadap pelarut air.
Probion sebagai bahan bakteri pemerkaya dan pemercepat proses fermentasi.

Dedak hulus = 5% dari bahan silase.

Menir = 3.5% dari bahan silase (tidak digunakan).

Onggok = 3% dari bahan silase (tidak digunakan).

Rumput Gajah atau hijauan sebagai bahan silase (menggunakan batang dan daun
jagung (boros jagung)).

Silo atau kantong plastik, kami menggunakan tong berpengunci dengan volume
150 liter.

Cara membuat Silase :

1.Potong boros jagung tersebut dengan menggunakan mesin chopper.

Potongan boros jagung yang kecil tujuannya agar boros jagng yang tercacah
tersebut yang selanjutnya akan dimasukkan dalam silo dalam keadaan rapat dan
padat, sehingga tidak ada ruang untuk oksigen dan air yang masuk.

Campurkan bahan pakan tersebut hingga menjadi satu campuran (homogen


merata). Di gapoktan kami ada beberapa perbandingan yaitu: (gula (kg): dedak
(kg): boros jagung (kg): probion (ml))

4 x 6 x 100 x 15

3 x 5 x 100 x 15

2 x 4 x 100 x 15

Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan dalam silo dan sekaligus dipadatkan
sehingga tidak ada rongga udara.

Bahan pakan ternak dimasukkan sampai melebihi permukaan silo untuk menjaga
kemungkinan terjadinya penyusutan isi dari silo. Dan tidak ada ruang kosong
antara tutup silo dan permukaan pakan paling atas.
Setelah pakan hijauan dimasukkan semua, diberikan lembaran plastik, dipadatkan
dan tutup tong dikunci rapat.

Cara pengambilan silase :

Sesudah enam sampai delapan (6—8) minggu proses ensilase telah selasai, dan
silo dapat dibongkar, selanjutnya diambil ensilasenya. Proses silase yang benar
dapat bertahan satu sampai dua (1—2) tahun, bahkan lebih. Asalkan wadah/ tong
tertutup dengan rapat.

Pengambilan silase secukupnya untuk pakan ternak, contonya untuk 3-5 hari.

Silase yang baru dibongkar sebaiknya dijemur atau diangin-anginkan terlebih


dahulu.

Jangan sering-sering membuka silo untuk mengabil silase, ambil seperlunya, dan
tutup rapat kembali silasesnya, agar silesa tidak mudah rusak

Ciri-ciri silase yang baik.

Rasa dan wanginya asam

Warna pakan ternak masih hijau

Teskstur rumput masih jelas

Tidak berjamur, tidak berlendir, dan mengumpal


Cara Pemberian Pakan yang baik dan Benar

Salah satu faktor penting dalam keberhasilan ternak domba adalah cara
pemberian pakan pada kambing domba.Karena meskipun domba didapat dari
bibit unggul, jika salah dalan teknik pemberian makan juga tidak akan bisa gemuk
seperti apa yang diinginkan. Maka dari itu, perhatikan beberapa cara pemberian
makanan yang baik dan sesuai pada domba berikut ini.
Perlu diketahui, bahwa ada 3 jenis makanan untuk domba. Yaitu rumput hijau,
makanan kering serta air dan garam. Di sini akan dibahas satu per satu.

1. Rumput Hijau
Sebenarnya, makanan hijau pada domba tidak hanya sebatas rumput hijau saja.
Tapi juga daun-daunan yang tidak mengandung racun. Banyaknya makanan hijau
yang diberikan pada domba adalah sebanyak 10 persen dari berat badan domba.
Atau rata-rata 5 kg per ekor dalam sehari. 5 kg ini tidak diberikan pada sekali
makan. Namun dibagi 2 – 3 kali dalam sehari. Pagi, siang dan sore. Hal ini
dimaksudkan agar sifat alami domba yang memamah biak bisa terpenuhi.

 Makanan Kering
Selain makanan hijau, domba juga perlu makanan pelengkap berupa makanan
kering. Cara pemberian pakan pada kambing dombaberupa makanan kering
ini bisa didapatkan dari campuran antara ampas tahu, bekatul, ampas singkong,
ampas kedelai dan sisa makanan di dapur. Karena sifatnya hanya melengkapi saja,
maka pemberian makanan kering ini berguna untuk menambah nutrisi yang tidak
didaparkan dari makanan hijau.

 Air Dan Garam


Seperti halnya mahluk hidup yang lain, domba juga memerlukan air dan garam.
Air untuk memenuhi kebutuhan cairan pada domba. Sedangkan garam berguna
untuk memenuhi kebutuhan akan zat NaCl. Idealnya, pemberian garam sekitar 7 g
per ekor tiap harinya. Letakkan air dan garam pada tempat tertentu yang mudah
dijangkau oleh domba. Usahakan untuk menyediakannya selama 24 jam sehari.
Agar domba bisa mengambilnya kapanpun yang mereka mau.

Setelah mengetahui macam-macam makanan bagi domba, langkah selanjutnya


adalah bagaimana mengaplikasikan berbagai macam makanan tersebut pada
domba. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:

1. Cacahlah terlebih dahulu makanan hijau sebelum memberikannya pada


domba. Untuk mempermudah proses pencernaan pada perutnya.
2. Pakan kering dan hijau bisa dicampur dan diberikan secara bersamaan.
3. Namun untuk konsentrat dan bekatul, sebaiknya diberikan secara terpisah.

Ada beberapa pola yang bisa diterapkan, antara lain:

Pola 2 Kali Sehari

Pola ini menerapkan pemberian makanan berupa makanan tambahan pada pagi
dan siang hari. Sedangkan pada sore hari diberikan makanan hijau.

Pola 3 Kali Sehari

Pola 3 kali sehari ini memberikan makanan tambahan pada pagi hari, makanan
hijau pada sore hari sekitar jam 3 dan pada pukul 8 malam kembali diberikan
makanan hijau.

Pola 4 Kali Sehari

Ini adalah pola selang seling. Dimana ketika pagi hari diberikan makanan
tambahan, siang hari diberikan makanan hijau, sore diberikan lagi makanan
tambahan dan pada malam hari diberikan makanan hijau lagi.
Lampiran 3

Menyusun Media Penyuluhan

1. Dokumentasi
Lampiran 4

Menetapkan Metode Penyuluhan

LPM

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH

Praktik Kerja Lapangan II (PKL II)

Pengenalan, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Tympani pada Domba

Kegiatan : Penyuluhan

Judul : Peternak dapat mengetahui tentang pencegahan dan


pengenalan penyakit tympani pada domba

Pokok Bahasan : Penyakit timpany

Penyaji : Dede Suwandi

Peserta : Kelompok Tani Harapan Maju

Waktu : 60 Menit

Tempat : Desa Pasir Jaya

Metode Penyajian : Diskusi

Media Penyajian : Power point dan leaflet

Hari/Tanggal : Senin, 10 agustus 2020

Alat dan Bahan : Laptop

Kegiatan :
No Waktu Urutan Materi Petunjuk Dedaktif

1 15 menit Pembukaan 1. Salam perkenalan


dan perkenalan
Pengenalan dan perkenalan
2. Memberi sekilas
Menyampaikan tujuan gambaran materi
yang akan
disampaikan
2 20 menit Menyampaikan hasil 1. Menggunakan PPT
pengkajian sebagai media
tampilan materi
Penjelasan materi
2. Menggunakan
Diskusi metode ceramah

3 20 menit Tanya jawab 1. Menyelesaikan hal


hal yang belum
dimengerti oleh
sasaran
4 5 menit Penutup 1. Mengucapkan
terimakasih
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH

Praktik Kerja Lapangan II (PKL II)

Tips pemberian pakan yang baik dan benar

Kegiatan : Penyuluhan

Judul : Tips pemberian pakan yang baik dan benar

Pokok Bahasan : Pakan

Penyaji : Dede Suwandi

Peserta : Kelompok Tani Harapan Maju

Waktu : 60 Menit

Tempat : Desa Pasir Jaya

Metode Penyajian : Diskusi

Media Penyajian : Powerpoint dan leaflet

Hari/Tanggal : Senin, 10 agustus 2020

Alat dan Bahan : Laptop

Kegiatan :

No Waktu Urutan Materi Petunjuk Dedaktif

1 15 menit Pembukaan 3. Salam perkenalan


dan perkenalan
Pengenalan dan perkenalan
4. Memberi sekilas
Menyampaikan tujuan gambaran materi
yang akan
disampaikan
2 20 menit Menyampaikan hasil 3. Menggunakan PPT
pengkajian sebagai media
tampilan materi
Penjelasan materi
4. Menggunakan
Diskusi metode ceramah

3 20 menit Tanya jawab 2. Menyelesaikan hal


hal yang belum
dimengerti oleh
sasaran
4 5 menit Penutup 2. Mengucapkan
terimakasih
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH

Praktik Kerja Lapangan II (PKL II)

Pembuatan Silase

Kegiatan : Penyuluhan

Judul : Pembuatan silase

Pokok Bahasan : Pakan

Penyaji : Dede Suwandi

Peserta : Kelompok Neglasari

Waktu : 60 Menit

Tempat : Desa Tugu Jaya

Metode Penyajian : Demonstrasi cara

Media Penyajian : Power Point

Hari/Tanggal : Kamis, 6 Agustus 2020

Alat dan Bahan : Laptop

Kegiatan : penyuluhan

No Waktu Urutan Materi Petunjuk Dedaktif

1 15 menit Pembukaan 1. Salam perkenalan


dan perkenalan
Pengenalan dan perkenalan
2. Memberi sekilas
Menyampaikan tujuan gambaran materi
yang akan
disampaikan
2 20 menit Menyampaikan hasil 1. Menggunakan
pengkajian leaflet sebagai
media tampilan
Penjelasan materi
materi
Diskusi 2. Menggunakan
metode Demonstrasi
cara
3 20 menit Tanya jawab 1. Menyelesaikan hal
hal yang belum
dimengerti oleh
sasaran
4 5 menit Penutup 1. Mengucapkan
terimakasih
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH

Praktik Kerja Lapangan II (PKL II)

Pengenalan, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Newcastle desease pada ayam

Kegiatan : Penyuluhan

Judul : Peternak dapat mengetahui tentang pencegahan dan


pengenalan penyakit Newcastle desease pada ayam

Pokok Bahasan : Penyakit

Penyaji : Dede Suwandi

Peserta : Anggota Kelompok Wanita Tani Gemes

Waktu : 60 Menit

Tempat : Desa Wates Jaya

Metode Penyajian : Diskusi

Media Penyajian : Peta singkap

Hari/Tanggal : Senin, 10 Agustus 2020

Alat dan Bahan : Laptop

Kegiatan :

No Waktu Urutan Materi Petunjuk Dedaktif

1 15 menit Pembukaan 5. Salam perkenalan


dan perkenalan
Pengenalan dan perkenalan
6. Memberi sekilas
gambaran materi
Menyampaikan tujuan yang akan
disampaikan
2 20 menit Menyampaikan hasil 5. Menggunakan Peta
pengkajian singkap sebagai
media tampilan
Penjelasan materi
materi
Diskusi 6. Menggunakan
metode ceramah
3 20 menit Tanya jawab 3. Menyelesaikan hal
hal yang belum
dimengerti oleh
sasaran
4 5 menit Penutup 3. Mengucapkan
terimakasih
1. Dokumentasi (menyuluh)
Lampiran 5

Daftar Hadir
Kegiatan : Penyuluhan tentang pengenalan, pencegahan dan pengobatan penyakit
timpany pada domba

Hari/Tanggal : Senin, 10 agustus 2020

Tempat : Desa Pasir Jaya


Daftar Hadir
Kegiatan : Tips memberikan pakan yang baik dan benar

Hari/Tanggal : Senin, 10 agustus 2020

Tempat : Desa Pasir Jaya


Daftar Hadir
Kegiatan : Membuat pakan silase

Hari/Tanggal :Kamis, 6 Agustus 2020

Tempat : Desa Tugu jaya


Daftar Hadir
Kegiatan : Penyuluhan tentang pengenalan, pencegahan dan pengobatan penyakit ND
pada ayam

Hari/Tanggal : Senin, 10 Agustus 2020

Tempat : Desa Wates Jaya


Lampiran 6

DOKUMENTASI KEGIATAN
JURNAL HARIAN
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) II
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

Nama : Dede Suwandi

NIRM : 042170772

Lokasi PKL : Desa Pasir Jaya Wilayah binaan Balai Penyuluhan


Pertanian (BPP) Caringin

No Hari/Tanggal Kegiatan
1. Senin, 13 Juli 2020  Perijinan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) II selama satu bulan di
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Caringin
 Pembagian lokasi PKL
 Pembagian pembimbing eksternal
2. Rabu, 15 Juli 2020  Kunjungan ke rumah ketua kelompok
tani Harapan Maju
 Identifikasi wilayah pasir jaya

3. Kamis, 17 Juli 2020  Kunjungan ke Balai Desa Tugujaya


4. Senin, 20 Juli 2020  Kunjungan ke kelompok tani di Desa
Pasir Muncang
 Identifikasi potensi wilayah Desa Pasir
Muncang
5. Rabu, 22 Juli 2020  Demonstrasi plot di area persawahan di
Desa Pasir Buncir
 Kunjungan dan Identifikasi ke Desa
Tangkil
6. Jumat, 24 Juli 2020  Kunjungan sekaligus perijinan untuk
PKL II di KWT Manunggal Pasir Buncir
 Penyemaian tanaman cabai dan tanaman
hortikultura di KWT Manunggal Pasir
Buncir
7. Senin, 27 Juli 2020  Diskusi dan indentifikasi kegiatan KWT
Manunggal Pasir Buncir
 Merapel daun tanaman cabai yang mulai
tumbuh di KWT Manuggal
No Hari/Tanggal Kegiatan
8. Selasa, 28 Juli 2020  Mengawal kegiatan kunjungan dari BEJO
ke KWT Manunggal dalam rangka
program kampung jahe
 Packing olahan hasil pertanian di KWT
Manunggal
 Identifikasi Masalah peternakan di Desa
Pasir Buncir melalui KWT Manunggal.
9. Rabu, 29 Juli 2020  Identifikasi potensi wilayah Desa Tangkil
 Kunjungan ke pengusaha hidroponik di
Desa Tangkil
 Kunjungan ke Perusahaan ayam petelur
di Desa Tangkil
10. Senin, 3 Agustus 2020  Penyuluhan manajemen pemeliharaan
kambing dan domba di KWT Manunggal
11. Kamis, 6 Agustus 2020  Penyuluhan di Kampung Neglasari
12. Sabtu, 8 Agustus 20202  Penyuluhan di Desa Tangkil di
Kelompok Tani Maju 3
13. Senin, 10 Agustus 2020  Penyuluhan di KWT Manunggal Desa
Pasir Buncir mengenai fermentasi pakan
dan demonstrasi caranya.
 Penyuluhan di KWT Gemes di Kampung
Lengkong
 Penyuluhan di Desa Pasir Jaya
14. Rabu, 12 Agustus 2020  Penyuluhan di Desa Cinagara
15. Jumat, 14 Agustus 2020  Penyuluhan manajemen pemeliharaan
kambing dan domba di Kelompok Tani
Maju 3 Desa Tangkil
 Kunjungan ke Pengusaha Hidroponik di
Desa Tangkil
16. Senin, 24 Agustus 2020  Perpisahan dengan pihak Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP)
 Penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) II

Koordinator Penyuluh

Anda mungkin juga menyukai