Anda di halaman 1dari 69

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang sebagai salah

satu penyelenggara pendidikan tinggi keahlian di lingkungan Kementerian

Pertanian dengan program diploma penyuluhan pertanian bertujuan

menghasilkan penyuluh pertanian ahli. Didasari oleh hal tersebut, STPP

Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta menerapkan sistem

pembelajaran melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 yang di dalamnya

terdapat satu mata kuliah yang mempelajari dan mendalami tentang

penyuluhan pertanian.

Perencanaan penyuluhan pertanian merupakan suatu kerangka kerja

yang digunakan oleh penyuluh dan semua pihak yang terlibat (termasuk

masyarakat) untuk mengambil suatu keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang

harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan pembangunan pertanian.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ini dilaksanakan penulis

untuk mencapai kompetensi Penyuluh Pertanian. Penulis diharapkan mampu

memahami dan melaksanakan perencanaan kegiatan penyuluhan di tingkat

desa dengan tepat. Kegiatan PKL 1 yang dilakukan ini merupakan bagian dari

pelatihan kerja dan sebagai salah satu syarat utama untuk menyelesaikan proses

pendidikan. Penulis diharapkan mampu mengikuti sistem kerja dan segala

kegiatan yang dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan dapat

berinteraksi dengan penyuluh yang bertugas disana agar dapat menambah

pengalaman dan ilmu pengetahuan.


2

Kegiatan PKL I Perencanaan penyuluhan pertanian mengambil

wilayah kerja penyuluh pertanian di Kelurahan Tegalede, Kecamatan

Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Desa tersebut

mempunyai potensi pertanian yang cukup maju dalam pengelolaan

usahataninya, di bawah bimbingan para penyuluh dari Balai Penyuluhan

Kecamatan (BPK).

B. Tujuan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I fokus dalam perencanaan programa

penyuluhan pertanian yang bertujuan agar :

1. Mampu menentukan potensi dan permasalahan agribisnis dan penyuluhan

wilayah desa,

2. Mampu membuat peta usaha tani bersifat spesifik wilayah desa,

3. Mampu menyusun draf programa penyuluhan pertanian tingkat desa,

4. Mampu menetapkan materi penyuluhan pertanian berdasarkan Rencana

Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) yang ada,

5. Mampu menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis dan

media penyuluhan pertanian.

C. Manfaat

1. Manfaat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I bagi penulis adalah:

a. Dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam pemberdayaan

masyarakat tani untuk pengembangan agribisnis,


3

b. Dapat mempraktikkan dan mengenal lebih lanjut realita ilmu yang telah

diterima di bangku kuliah melalui kenyataan yang ada di lapangan,

c. Dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta,

pengusaha tani/petani dalam memfasilitasi pengembangan agribisnis.

2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah/swasta dan petani

adalah :

a. Mengenal STPP Magelang sebagai penyelenggara pendidikan program

Diploma IV Penyuluhan Pertanian,

b. Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik di bidang pertanian maupun

pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang saling

menguntungkan.

3. Manfaat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I bagi STPP adalah :

a. Menciptakan SDM Penyuluh Pertanian yang memiliki kompetensi

Penyuluh Pertanian,

b. Memberikan peran serta dalam peningkatan program pemberdayaan

petani dan keluarganya.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Aspek Penyuluhan Pertanian

1. Pengertian Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku

utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup

(Permentan Nomor 47 Tahun 2016).

Menurut Departemen Pertanian (2009), penyuluhan pertanian

adalah suatu pandangan hidup atau landasan pemikiran yang bersumber

pada kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus

diterapkan dalam perilaku atau praktek kehidupan sehari-hari. Penyuluhan

Pertanian harus berpijak kepada pengembangan individu bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu “Penyuluhan Pertanian sebagai

“upaya membantu masyarakat agar mereka dapat membantu dirinya

sendiri dan meningkatkan harkatnya sebagai manusia”.

Menurut Mardikanto (2009) penyuluhan adalah proses perubahan

sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat

kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif,

agar terjadi perubahan perilaku dari semua stakeholders (individu,

kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan, demi


5

terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri, dan partisipatif

yang semakin sejahtera secara berkelanjutan.

2. Falsafah Penyuluhan Pertanian

Falsafah berarti pandangan, yang akan dan harus diterapkan.

Falsafah penyuluhan adalah Bekerja bersama masyarakat untuk

membantunya agar mereka dapat membantu dirinya meningkatkan

harkatnya sebagai manusia.Falsafah penyuluhan berpijak pada pentingnya

pengembangan individu dalam menumbuhkan masyarakat dan bangsa

(Slamet dalam Supriatna, 2014).

3. Tujuan Penyuluhan Pertanian

Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan

SDM sebagai pelaku pembangunan pertanian yang kompeten sehingga

mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik

(better farming), berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines),

hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan lebih sehat. (Supriono,

2013).

Tujuan penyuluhan pertanian yaitu jangka pendek dan jangka

panjang. Tujuan jangka pendek hanya menumbuhkan perubahan yang

lebih terarah pada usahatani yang meliputi : perubahan pengetahuan,

kecakapan, sikap, dan tindakan petani. Sedangkan tujuan jangka panjang

yaitu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani (Kartono, 2008).


6

4. Sasaran Penyuluhan Pertanian

Sasaran penyuluhan adalah pihak yang paling berhak memperoleh

manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama  dan sasaran antara.  Sasaran

utama penyuluhan pertanian meliputi petani, pekebun, peternak, baik

individu maupun kelompok, dan pelaku usaha lainnya. Sedangkan sasaran

antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi

kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan

serta generasi muda dan tokoh masyarakat (Cekza, 2011).

5. Materi Penyuluhan Pertanian

a. Pengertian Materi Penyuluhan

Materi Penyuluhan adalah bahan yang akan disampaikan oleh

para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagi

bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen,

ekonomi hukum dan kelestarian lingkungan (Permentan, 2016).

Setiana (2005) mengungkapkan bahwa materi penyuluhan

adalah segala sesuatu yang di sampaikan dalam kegiatan

penyuluhan baik menyangkut ilmu maupun teknologi yang sesuai

kebutuhan sasaran, dapat meningkatkan pendapatan, dan

memecahkan masalah yang di hadapi sasaran.

b. Sumber-sumber Materi Penyuluhan

Tipe materi penyuluhan sangatlah beragam, dan beragam pula

sumber informasi yang dijadikan materi penyuluhan. Baik yang

dihasilkan oleh para peneliti, penyuluh, atau oleh masyarakat pengguna


7

sendiri yang lebih dahulu telah menerapkan inovasi yang ditawarkan.

Dari beragam sumber materi tersebut, dapat dikelompokkan menjadi:

1) Sumber resmi dari instansi pemerintah, baik yang berasal dari: a)

Departemen/dinas-dinas terkait, b) Lembaga penelitian dan

pengembangan, c) Pusat-pusat pengkajian, d) Pusat-pusat informasi,

e) Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh,

2) Sumber resmi dari lembaga swasta/ swadaya masyarakat, yang

khusus bergerak di bidang penelitian, pengkajian dan penyebaran

informasi,

3) Pengalaman petani, baik dari pengalaman usahataninya sendiri atau

hasil dari "petak pengalaman" yang dilakukan secara khusus dengan

atau tanpa bimbingan penyuluhnya,

4) Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar dari

para pedagang, perguruan tinggi,

5) Publikasi, (buku teks, jurnal, media-masa, majalah, surat, internet.

c. Jenis-jenis Materi Penyuluhan

1) Ilmu Teknik Pertanian, meliputi kegiatan pra-panen (bibit unggul,

tanam, pemupukan,perlindungan tanaman secara terpadu), dan

kegiatan pasca panen (perontokan, pengeringan, pengolahan dan

penyimpanan),

2) Ilmu Ekonomi pertanian, meliputi pengelolaan usaha tani,pemasaran,


8

3) Ilmu Tata Laksana Rumah Tangga Petani, meluputi makna usaha

tani, proses manajemen, membangun perencanaan anggaran, dan

evaluasi,

4) Dinamika Kelompok, meluputi dasar-dasar pengertian dinamika

kelompok, makna dinamika kelompok, latihan pengembangan

dinamika kelompok,

5) Politik Pembangunan Pertanian, meliputi makna pertanian atau

usahatani bagi kehidupan manusia dan stabilitas nasional, berbagai

peraturan dan atau kebijaksanaan  “baru” dari pemerintah pusat dan

daerah.

B. Elemen Kompetensi

1. Identifikasi Potensi Wilayah

Identifikasi Potensi Wilayah adalah kegiatan penggalian data

dan informasi potensi wilayah yang berupa data primer dan data

sekunder yang dilakukan secara partisipatif. Sumber identifikasi potensi

wilayah yaitu: (a) Data primer diperoleh di lapangan baik dari petani

maupun masyarakat yang terkait. (b) Data sekunder dari monografi

desa/kecamatan/BPP dan sumber lain yang relevan (permentan, 2009).

Manfaat IPW adalah: (a) Tersedianya data dan informasi yang

memberikan gambaran akurat mengenai potensi wilayah. (b) Tersedianya

data dan informasi yang kelak diperlukan dalam proses pengambilan

keputusan baik bagi pengembangan usahatani maupun perancangan

kegiatan penyuluhan pertanian (BPK Lenteng Sumenep, 2011).


9

Dalam mengidentifikasi potensi wilyah tentunya terdapat

beberapa tahap pelaksanaannya, sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk

menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis desa,

b. Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah tersedia,

sudah di kumpulkan atau di dokumentasikan oleh pihak lain

(dinas/instansi/LSM dll),

c. Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang

dimaksud, sebelum membagi tugas diantara anggota tim untuk

melakukan pengumpulan data,

d. Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan agar semua

anggota tim dapat membaca, mengerti dan memahami

kondisi/keadaan wilayahnya.

Melakukan telaahan bersama pada setiap topik yang berkaitan dengan

pengkajian yang akan dilakukan, misalnya dengan menghubungkan

antara satu data dengan data lainnya sehingga dapat terlihat masalah-

masalah, potensi atau peluang pengembangan agribisnis di wilayah

tersebut.

2. Metode PRA (Participatory Rural Appraisal)

a. Pengertian PRA

Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Identifikasi Lokasi

Partisipatif adalah kegiatan dan metode yang menjadikan masyarakat

sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan


10

suatu wilayah dengan mengamati, mengkaji, saling berbagi,

meningkatkan dan menganalisis pengetahuan tentang kondisi dan

aspek-aspek kehidupan yang ada di wilayahnya agar mereka mampu

membuat rencana dan tindakan pembaharuan yang lebih baik yang

dilakukan oleh masyarakat itu secara partisipatif (Saputro, 2015).

b. Prinsip-Prinsip PRA

Samsudin (2015) mengungkapkan prinsip-prinsip PRA sebagai

berikut:

1) Melibatkan kelompok masyarakat (mewakili : kades/Lurah,

UMKM, Tokoh Masyarakat), Masyarakat setempat sebagai pelaku

utama,

2) Penerapan prinsip trianggulasi,

3) Berorientasi praktis,

4) Optimalisasi hasil,

5) Santai dan Informal,

6) Keterbukaan.

c. Alat-alat PRA

Terdapat beberapa alat yang digunakan dalam metode PRA.

Alat-alat PRA yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Peta Sumber Daya

a. Pengertian

Peta Sumber Daya Desa dibuat untuk melihat keadaan

umum desa dan lingkungannya yang menyangkut sumber daya


11

dan sarana/ prasarana yang ada di desa, keadaan fisik

lingkungan desa seperti kondisi topografis (kemiringan lahan,

padang, perbukitan, dsb), luas dan tata letak lahan-lahan kebun,

penyebaran daerah pemukiman, daerah berhutan, lahan-lahan

kritis, mata air, sungai atau aliran air, koperasi, pasar, sekolah,

Posyandu, Puskesmas, jalan raya, dan sebagainya (Djohani,

1996).

b. Tujuan

Tujuan pemetaan desa adalah memfasilitasi masyarakat

untuk mengungkapkan keadaan desa dan lingkungannya sendiri,

seperti :

 Lokasi sumber daya dan batas-batas suatu wilayah tertentu,

 Keadaan jenis-jenis sumber daya yang ada di desa, baik

masalah maupun potensinya.

c. Langkah Penerapan

Langkah penerapan kegitan pemetaan desa adalah sebagai

berikut :

 Terangkan maksud dan proses pemetaan,

 Diskusikan tentang jenis-jenis sumber daya yang ada di desa,

dan lokasi-lokasi sumber daya tersebut. Setelah cukup

tergambarkan, sepakatilah bersama peserta :

- Jenis-jenis sumber daya penting yang akan dicantumkan

dalam peta,
12

- Simbol setiap jenis sumber daya yang dicantumkan ke

dalam peta.

 Mintalah masyarakat untuk mulai membuat peta dengan cara

sebagai berikut :

- Pembuatan peta dimulai dari tempat-tempat tertentu (titik

awal) yang diinginkan masyarakat. Biasanya berupa

tempat-tempat yang mudah diingat, seperti rumah ibadah,

balai desa, sekolah, dan lain-lain,

- Setelah lokasi-lokasi utama dipetakan, kemudian peta

dilengkapi dengan detail detail lain seperti jalan setapak,

sungai, petunjuk utama seperti batasan dusun, dsb,

- Melengkapi peta degan detail-detail khusus yang sesuai

dengan jenis peta yang akan dibuat,

- Pastikan informasi yang diperoleh sudah cukup memadai.

 Cantumkan di sudut peta simbol beserta artinya atau

penjelasan lain untuk memahami gambar.

 Setelah peta selesai lakukan diskusi, yaitu :

- Bagaimana keadaan sumber daya dan apa masalah yang

terjadi dengan sumber daya tersebut,

- Apa akibat dari perubahan dan masalah tersebut terhadap

kehidupan masyarakat,

- Apakah terdapat hubungan sebab akibat di antara

perubahan tersebut,
13

- Catatlah seluruh masalah, potensi, dan informasi yang

muncul.

 Dokumentasi peta atau menyalin peta, lengkapi gambar

dengan rincian tambahan, memberinya keterangan-

keterangan tempat, pemberian tanda untuk mata angin dan

nama tempat.

2) Diagram Venn

a. Pengertian

Djohani (1996) menjelaskan teknik pembuatan bagan

hubungan kelembagaan merupakan Teknik PRA yang digunakan

untuk memfasilitasi kajian hubungan antara masyarakat dengan

lembaga-lembaga yang terdapat di lingkungannya. Hasil

pengkajian dituangkan ke dalam Diagram Venn (sejenis diagram

lingkaran, diadaptasi dari disiplin ilmu matematika), yang akan

menunjukkan besarnya manfaat, pengaruh dan dekatnya

hubungan suatu lembaga dengan masyarakat.

b. Jenis Informasi

Jenis informasi yang dikaji dalam Diagram Venn adalah

sebagai berikut :

 Lembaga secara umum, yaitu informasi mengenai semua

Lembaga yang berhubungan dengan masyarakat desa, baik

yang berada di dalam desa tersebut, maupun yang berada di

luar desa tetapi berhubungan dengan desa.


14

Jenis Lembaga yang dikaji adalah :

 Lembaga-lembaga local (tradisional),

 Lembaga-lembaga pemerintah (misal Pemerintah Desa,

Puskesmas, Koperasi Unit Desa, dsb).

 Lembaga-lembaga khusus, yaitu informasi mengenai

Lembaga-lembaga tertentu saja, misalnya lembaga yang

kegiatannya berhubungan dengan pertanian saja, kesehatan

saja, Lembaga adat, dan sebagainya.

c. Tujuan

Tujuan kajian bagan hubungan kelembagaan adalah sebagai

berikut :

 Memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai keberadaan,

manfaat dan peranan berbagai lembaga di desa.

 Memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai saling hubungan

diantara lembaga-lembaga tersebut.

 Memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai keterlibatan

berbagai kelompok masyarakat di dalam kegiatan

kelembagaan tersebut.

d. Langkah Pelaksanaan

Langkah pelaksanaan pembuatan diagram venn adalah

sebagai berikut :

 Diskusi mengenai jenis Lembaga yang berhubungan dengan

desa langsung, baik itu berada di dalam maupun di luar desa.


15

 Mintalah masyarakat untuk membuat daftar nama-nama

Lembaga tersebut di atas kertas besar.

 Fasilitasi masyarakat untuk mendiskusikan kegiatan atau

program yang telah dikembangkan oleh masing-masing

Lembaga, juga mengenai anggota dan pengurusnya.

 Fasilitasi masyarakat agar mengemukakan saran tentang cara

membuat bagan yang lebih mudah bagi mereka. Sepakati

mengenai :

- Simbol yang akan dipergunakan (biasanya yang

digunakan adalah besar kecilnya lingkaran),

- Pengertian dan kriteria ‘penting’ atau ‘bermanfaatnya’

suatu lembaga,

- Pengertian dan kriteria ‘kedekatan’ lembaga.

 Minta salah seorang untuk memilih besarnya lingkaran sebagai

symbol Lembaga tertentu yang telah didiskusikan dan dinilai

manfaat kegiatannya bagi masyarakat. Penilaian berdasarkan

kesepakatan Bersama.

 Menentukan jarak penempatan lingkaran Lembaga tadi dari

lingkaran masyarakat. Cara penempatan lingkaran jangan

permanen dulu agar masih bisa dipindahkan jika terjadi

koreksi.

 Lakukan pemeriksaan kembali ketepatan informasi dari hasil

yang diperoleh.
16

 Diskusikan dan bahas lebih lanjut bagan tersebut, terutama

tentang potensi dan masalah kelembagaan, serta kegiatan dan

pola hubungan yang diharapkan masyarakat.

3) Transek

a. Pengertian

Menurut harfiah “transek” adalah gambar irisan muka

bumi. Teknik Penelusuran Lokasi (Transek) adalah Teknik PRA

untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan dan sumber

daya masyarakat dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa

mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil

pengamatan dan lintasan tersebut kemudian dituangkan ke dalam

bagan atau gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih

lanjut (Djohani, 1996).

b. Tujuan

Tujuan dari kegiatan penyusunan transek adalah sebagai

berikut :

 Memfasilitasi masyarakat agar mendiskusikan keadaan

sumber daya dengan cara mengamati langsung hal yang

didiskusikan di lokasinya.

 Hal-hal yang biasanya didiskusikan adalah :

 Masalah pemeliharaan sumber daya pertanian : seperti

erosi, kurangnya kesuburan tanah, hama dan penyakit

tanaman, pembagian air, penggundulan hutan, dll.


17

 Potensi-potensi yang tersedia,

 Pandangan dan harapan-harapan para petani mengenai

keadaan-keadaan tersebut,

 Hal lain disesuaikan dnegan jenis transek dan topik

bahasan yang dipilih untuk diamati.

c. Langkah Pelaksanaan

Langkah pembuatan transek adalah sebagai berikut :

 Persiapan

 Persiapkan tim yang ikut, diharapkan narasumber

memahami hal yang sudah diperkirakan akan dikaji dalam

kegiatan transek ini, terutama masalah teknis pertanian.

 Pelaksanaan

 Sebelum berangkat, Bahasa kembali maksud dan tujuan

kegiatan penelusuran lokasi serta proses kegiatan yang

akan dilakukan.

 Sepakati Bersama peserta, lokasi-lokasi penting yang akan

dikunjungi serta topik-topik kajian yang akan dilakukan

dan lintasan penelusurannya.

 Sepakati titik awal perjalanan, biasanya diambil dari titik

terdekat dengan kita berada saat itu.

 Lakukan pengamatan keadaan di sepanjang perjalanan.

Biarkan petani menunjukkan hal yang dianggap penting

untuk diperlihatkan dan dibahas keadaannya.


18

 Setelah Perjalanan

 Jelaskan cara dan proses membuat bagan.

 Sepakati lambing atau symbol yang akan dipergunakan

untuk menggambar bagan transek. Catat symbol tersebut

beserta artinya di sudut kertas.

 Mintalah masyarakat untuk menggambarkan bagan

transek berdasarkan hasil lintasan yang telah dilakukan.

 Selama penggambaran diperhatikan mengenai :

- Perkiraan ketinggian (naik turun permukaan bumi),

- Perkiraan jarak antara satu lokasi dengan lokasi lain.

 Pergunakan gambar transek untuk mendiskusikan potensi

dan masalah, serta harapan masyarakat mengenai semua

informasi bahasan.

4) Kalender Musiman

a. Pengertian

Djohani (1996) menyebutkan bahwa teknik penyusunan

kalender musim adalah Teknik PRA yang memfasilitisi

pengkajian kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan yang terjadi

berulang dalam suatu kurun waktu tertentu (musiman) dalam

kehidupan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan

itu dituangkan dalam ‘kalender’kegiatan atau keadaan-keadaan,

biasanya dalam jarak waktu 1 tahun musim (12 bulan).


19

b. Jenis Informasi

Informasi-informasi yang biasanya muncul antara lain :

 Penanggalan atau system kalender yang dipakai oleh

masyarakat.

 Iklim, curah hujan, ketersediaan air.

 Pola tanam/ panen, biaya pertanian, hasil pertanian dan tingkat

produksi.

 Ketersediaan pangan dan pakan ternak terutama masa paceklik

di desa.

 Ketersediaan tenaga kerja.

 Musim bekerja ke kota pada musim paceklik.

 Masalah hama dan penyakit tanaman/ ternak.

c. Manfaat

Manfaat kajian kalender musim adalah sebagai berikut :

 Gambaran mengenai pola kegiatan dan pola pembagian kerja

masyarakat memunculkan berbagai pemikiran tentang keadaan

usaha mereka sendiri terutama usaha pertanian.

 Informasi yang diperoleh melalui teknik kalender musim dapat

menjadi masukan dalam pembuatan perencanaan.

 Salah satu cara untuk menilai suatu tawaran program, misalnya

tentang penanaman jenis tanaman baru, perbaikan varietas,

perubahan pola tanam, atau anjuran tanam serentak.


20

d. Langkah Pelaksanaan

Langkah penyusunan kalender musim adalah sebagai

berikut:

 Terangkanlah maksud dan proses pelaksanaan kegiatan.

 Ajak masyarakat untuk mendiskusikan secara umum :

- Jenis kegiatan apa yang sering terjadi pada bulan tertentu,

- Apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ke tahun,

- Selain kegiatan, keadaan apa yang juga sering terjadi pada

bulan tertentu (seperti kekeringan, wabah penyakit).

 Membuat kesepakatan mengenai :

- Kegiatan-kegiatan utama yang akan dicantumkan dalam

kalender,

- Keadaan-keadaan kritis yang berakibat besar bagi masyarakat

yang akan dicantumkan dalam kalender,

- Symbol topik-topik yang dicantumkan ke dalam bagan, berupa

gambar sederhana yang mudah dikenali,

- Symbol untuk memberikan nilai dengan bahan-bahan local

yang tersedia.

 Mintalah masyarakat untuk membuatkan kalender di atas kertas

besar yang ditempelkan di dinding dengan mencantumkan kolom

kedua belas bulan serta kolom topik informasi sesuai hasil diskusi

 Cantumkan di sudut kertas symbol beserta artinya serta

penjelasan lain untuk memahami gambar.


21

 Lakukan analisis kalender musim :

- Apa sebab terjadinya masalah di dalam kegiatan mereka,

- Apa sebab terjadi masa kritis di masyarakat,

- Apakah terdapat hubungan sebab akibat di masalah dan

keadaan tersebut,

- Apakah jalan keluar yang telah dilakukan masyarakat untuk

mengatasinya.

5) Bagan Kecenderungan dan Perubahan

e. Pengertian

Teknik pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan

adalah Teknik PRA yang dapat menggambarkan perubahan-

perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan masyarakat

dari waktu ke waktu. Dari besarnya perubahan hal-hal yang

diamati, yang dapat berarti berkurang, tetap, atau bertambah,

dapat diperoleh gambaran adanya kecenderungan umum

perubahan yang akan berlanjut di masa depan (Djohani, 1996).

f. Jenis Informasi

Topik-topik yang sering muncul dengan kajian teknik ini

antara lain :

 Perubahan dan perkembangan keadaan berbagai sumber daya

seperti produktivitas lahan dan tingkat kesuburan tanah, curah

hujan, ketersediaan air, ketersediaan kayu bakar dan kayu

bangunan.
22

 Perubahan dan perkembangan tata guna lahan (luas lahan

untuk bersawah, berladang, pemukiman, hutan, luas rata-rata

pemilikan lahan, dan sebagainya).

 Perubahan dan perkembangan penanaman pepohonan (jenis-

jenis pohon, hasil, dsb).

 Perubahan dan perkembangan penduduk (kelahiran, kematian,

dan perpindahan).

 Perubahan dan perkembangan aspek social, ekonomi dan

budaya, dan sebagainya.

c. Langkah Pelaksanaan

Langkah pelaksanaan pembuatan bagan kecenderungan

adalah :

 Terangkan maksud dan proses kegiatan.

 Ajak masyarakat untuk mendiskusikan :

- Perubahan-perubahan penting yang terjadi di desa,

- Apa sebab terjadinya perubahan tersebut.

 Membuat kesepakatan :

- Topik-topik utama (perubahan paling penting) yang akan

dicantumkan ke dalam bagan,

- Symbol topik-topik bahasan yang dicantumkan dalam

bagan, berupa gambar sederhana,

- Symbol untuk memberikan nilai,

- Titik-titik waktu atau selang waktu yang akan dicantumkan.


23

 Mintalah masyarakat untuk membuatkan bagan beserta topik

informasi sesuai dengan hasil diskusi.

 Cantumkan pada sudut kertas symbol beserta artinya serta

penjelasan lain untuk memahami gambar.

 Lakukan diskusi mengenai :

- Apa akibat dari perubahan-perubahan (akibat yang sudah

terjadi atau kira-kira akan menjadi akibat di masa datang),

- Apakah terdapat hubungan sebab akibat di antara

perubahan tersebut,

- Apakah perubahan itu akan berlanjut terus di masa datang.

 Catat masalah, potensi, dan informasi yang muncul dalam

diskusi.

3. Potensi Wilayah Desa

Potensi wilayah desa adalah kondisi optimal sumberdaya dan

pengelolaan yang bisa dicapai dalam rangka memanfaatkan SDA

pertanian, SDM, Sumberdaya Kelembagaan dan kondisi sosial

masyarakat, untuk memenuhi kehidupan masyarakat dan pembangunan

wilayah desa. Hal – hal yang diidentifikasi : 1) sumberdaya alam,

manusia, dan sarana prasarana, 2) Kegiatan ekonomi dan

sosial(penghidupan) masyarakat, 3) Pola usahatani (sistem usahatani)

masyarakat, 4) lembaga – lembaga sosial ekonomi, 5) pola kegiatan

musiman, 6) pengetahuan kearifan lokal, 7) isu gender, 8) alokasi

kegiatan harian.
24

Kondisi aktual SD dan pengelolaan SDA pertanian, SDM,

Sumberdaya Kelembagaan dan kondisi sosial adalah keadaan senyatanya

dilapangan dari hal-hal tersebut untuk dikonfirmasikan dengan

kemungkinannya untuk dikembangkan (Sujono dkk, 2018).

4. Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa

Programa Penyuluhan Pertanian adalah pernyataan tertulis yang

disusun secara sistematis tentang Rencana Kegiatan Penyuluhan

Pertanian, yang menggambar kan keadaan sekarang, tujuan yang akan

dicapai, masalah yang dihadapi, dan rencana kegiatan penyuluhan yang

dilakukan secara partisipatif, guna mendukung pencapaian tujuan

Program Pembangunan Pertanian. Programa Penyuluhan adalah rencana

tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan

pedoman sebagai alat pengendali pencapaian penyuluhan (Permentan,

2009).

Menurut Padmowihardjo (2011) programa penyuluhan pertanian

adalah suatu pernyataan tertulis yang mempunyai unsur-unsur keadaan,

masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk

dan sistimatika yang teratur. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Keadaan

Menurut Mardikanto (2009) keadaan adalah fakta-fakta yang

berkaitan dengan programa yang ditunjukkan oleh data yang terdapat

pada saat akan disusunnya suatu programa penyuluhan pertanian.


25

Untuk itu fakta yang dimaksudkan harus dapat menceritakan tentang

keadaan, di antaranya adalah berikut ini :

1) Yang menunjukkan keadaan nyata pada saat itu. Data dari fakta

ini disebut data actual,

2) Yang menunjukkan tentang keadaan yang mungkin dapat dicapai.

Data yang dapat dicatat dari fakta ini disebut data potensial.

b. Masalah

Masalah adalah faktor-faktor penyebab keadaan tidak memuaskan atau

hal-hal yang tidak dikehendaki (Mardikanto, 2009).

c. Tujuan

Tujuan adalah pernyataan tentang perubahan yang hendak dicapai

dalam jangka waktu tertentu. Dalam penyusunan programa penyuluhan

pertanian ada dua macam tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus

yaitu sebagai berikut :

1) Tujuan umum, adalah pernyataan tujuan secara umum apa yang

ingin dicapai dalam jangka panjang,

2) Tujuan khusus, yaitu pernyataan tentang perubahan yang hendak

dicapai dalam jangka waktu satu tahun.

d. Cara Mencapai Tujuan

Cara mencapai tujuan merupakan penyusunan rencana kegiatan yang

menggambarkan bagaimana tujuan dapat dicapai serta uraian tentang

rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang dikembangkan

berdasarkan masalahnya (Mardikanto, 2009).


26

5. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)

a. Pengertian RKTP

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah jadwal kegiatan

yang disusun oleh penyuluh berdasarkan programa penyuluhan

setempat yang dilengkapi dengan hal-hal yang dianggap perlu untuk

berinteraksi dengan pelaku utama dan pelaku usaha (Permentan No 47

Tahun 2016).

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah suatu rencana

tertulis yang dibuat oleh penyuluh pertanian untuk suatu wilayah kerja

tertentu dalam bentuk kegiatan penyuluhan pertanian. RKTP

merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian yang

harus dibuat seorang penyuluh satu kali dalam setahun (BP3K, 2013).

b. Tujuan RKTP

Tujuan disusunnya Rencana Kerja Tahunan (RKT) adalah

untuk memberikan arahan bagi pejabat/petugas dalam melaksanakan

kegiatan dan anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian.

c. Tahapan Penyusunan RKTP

1) Penetapan tujuan RKTP adalah perumusan keadaan yang hendak

dicapai dalam waktu satu tahun. Tujuan dirumuskan dengan

kalimat yang menggambarkan perubahan perilaku dari pelaku

utama dan pelaku usaha yang ingin dan hendak dicapai. Penetapan

tujuan tersebut mencakup keinginan dan kepentingan dari dua

belah pihak,
27

2) Masalah, adalah faktor-faktor yang menyebabkan belum

tercapainya tujuan RKTP baik yang bersifat perilaku maupun non

prilaku,

3) Sasaran, sasaran dalam RKTP adalah pelaku utama dan pelaku

usaha ditingkat desa/kelurahan. Penetapan sasaran perlu dilakukan

berdasarkan hasil analisis gender yang dilakukan terhadap pelaku

utama dan pelaku usaha pertanian tingkat rumah tangga petani dan

masyarakat pedesaan pada umumnya,

4) Kegiatan, kegiatan Penyuluhan meliputi materi, metode, volume,

lokasi, waktu, sumber biaya, penanggun jawab dan pelaksana.

6. Pemilihan Materi Penyuluhan

Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993) memberikan acuan agar

setiap penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan

yang ingin disampaikan pada setiap kegiatannya ke dalam :

a. Materi Pokok (Vital)

Materi pokok merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan dan

harus diketahui oleh sasaran utamanya. Materi pokok sedikitnya

mencakup 50 persen dari seluruh materi yang disampaikan.

b. Materi Penting (Important)

Materi penting berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan perlu oleh sasarannya.

Materi ini diberikan sekitar 30 persen dari seluruh materi yang

disampaikan.
28

c. Materi Penunjang (Helpful)

Materi penunjang masih berkaitan dengan kebutuhan yang

dirasakan yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas

cakrawala pemahamannya tentang kebutuhan yang dirasakannya itu.

Materi ini maksimal 20 persen dari seluruh materi yang

disampaikan.

d. Materi Mubazir (Super flous)

Materi ini sebenarnya tidak perlu dan tidak ada gayutannya dengan

kebutuhan yang dirasakan oleh sasaran. Karena itu dalam setiap

kegiatan penyuluhan sebaiknya justru dihindari penyampaian materi

seperti ini.

Agar materi yang akan kita sampaikan benar-benar efektif (sesuai

dengan kebutuhan sasaran), maka dalam melakukan pemilihan materi

penyuluhan pertanian hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

a. Profitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran.

b. Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer

daripada kegiatan yang ada sekarang,

c. Competibility, tidak bertentangan dengan adat istiadat dan

kebudayaan masyarakat,

d. Simplicity, sederhana mudah dilaksanakan, tidak memerlukan

ketrampilan yang terlalu tinggi,

e. Availability, pengetahuan, biaya dan sarana yang diperlukan, dapat

disediakan oleh sasaran,


29

f. Immediate Aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan

hasil yang nyata,

g. In expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu

mahal,

h. Law risk, tidak mempunyai resiko yang besar dalam penerapannya,

i. Spectaculer impact, impact dari penerapannya menarik dan

menonjol,

j. Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah

diperluas dalam kondisi yang berbeda-beda.

7. Sinopsis Penyuluhan Pertanian

a. Pengertian Sinopsis Penyuluhan Pertanian

Ringkasan dari materi penyuluhan pertanian perlu disiapkan dan

dituangkan dalam bentuk “sinopsis”. Sinopsis berasal dari kata

synopical yang artinya ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut,

sinopsis diartikan: ringkasan suatu materi tulisan yang panjang (baik

fiksi maupun non-fiksi) dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk

narasi.

Sedangkan sinopsis penyuluhan pertanian adalah ringkasan bahan

materi yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada pelaku utama

dan pelaku usaha yang diambil dari materi penyuluhan pertanian

berdasarkan programa penyuluhan pertanian.


30

b. Tujuan Penyusunan Sinopsis

Tujuan penyusunan sinopsis yaitu untuk meringkas bahan-bahan

materi penyuluhan sehingga menjadi lebih singkat, padat, mudah

dipahami, dan terhindar dari bahan-bahan yang kurang relevan dengan

topik yang telah ditetapkan.

c. Cara Menyusun Sinopsis

Langkah-langkah membuat sinopsis karya yang sudah ada adalah:

1) Menentukan materi yang dibutuhkan oleh pelaku utama dan pelaku

usaha yang sudah tertuang dalam programa penyuluhan pertanian

dengan seksama dan penuh konsentrasi,

2) Menyediakan waktu khusus untuk membaca, serta dalam kondisi

rileks – tanpa tekanan,

3) Pahami materi penyuluhan yang akan disampaikan,

4) Tulis sinopsis dengan sesingkat mungkin namun seluruh materi

sudah tercantum dalam sinopsis dan gunakan bahasa yang mudah

dimengerti oleh petani atau pelaku utama pertanian dan pelaku

usaha pertanian.

d. Bagian Bagian Sinopsis

1) Judul materi,

2) Pembukaan,

3) Isi,

4) Penutup.
31

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu Dan Tempat

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I tahun akademik 2017/2018

yang berlangsung selama 21 hari kerja efektif di lapangan, dilaksanakan pada

tanggal 01 Juli 2018 sampai tanggal 31 Juli 2018 di Balai Penyuluhan

Kecamatan (BPK) Karanganyar tepatnya di Kelurahan Tegalgede, Kecamatan

Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.

B. Materi Kegiatan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I di Balai Penyuluhan

Kecamatan (BPK) Karanganyar di Kelurahan Tegalede berfokus pada

perencanaan penyuluhan pertanian. Materi yang dipelajari selama

pelaksanaan PKL I meliputi :

Tabel 1. Materi Kegiatan PKL 1

Unit Elemen Kegiatan


Kompetensi Mahasiswa
Kompetensi Kompetensi PKL

Menyusun Memetakan - Data potensi dan IPW


Programa potensi dan permasalahan agribisnis dengan
penyuluhan permasalahan - Menganalisa data potensi metode
Pertanian agribisnis wilayah dan permasalahan PRA
agribisnis
- Merumuskan data potensi
wilayah dan permasalahan
agribisnis
Menyusun - Menjelaskan tahapan dan Menyusun
konsep Programa mekanisme penyusunan programa
Penyuluhan programa
Pertanian - Mensintesa kegiatan
penyuluhan pertanian
berdasarkan permasalahan
32

Unit Elemen Kegiatan


Kompetensi Mahasiswa
Kompetensi Kompetensi PKL
yang didapat
- Menetapkan tujuan
programa
- Menyusun matrik RKTP
- Menyusun konsep
programa
Menyiapkan Menetapkan - Menyeleksi bahan materi Menganali
materi materi penyuluhan berdasarkan sis
Penyuluhan RKTP kebutuhan
Pertanian - Mengelompokkan materi materi
penyuluhan berdasarkan
kebutuhan
Menyusun materi - Menulis materi Mempersia
penyuluhan dalam bentuk pkan
sinopsis materi
- Menulis materi
penyuluhan berdasarkan
media yang akan
digunakan
Sumber : Juknis PKL 1 2018

C. Prosedur Pelaksanaan

1. Observasi Partisipatif

Observasi partisipatif yaitu mahasiswa melakukan pengamatan dan

bekerja secara langsung yang diwujudkan dalam magang kerja sehingga

diperoleh data primer dan data data sekunder. Data primer diperoleh dari

pihak terkait yaitu penyuluh pertanian di BPP serta masyarakat setempat

dan data sekunder diperoleh dari pencatatan dan dokumentasi yang

selanjutnya akan diolah lebih lanjut dalam Laporan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) I.
33

2. Wawancara

Selain melalui observasi partisipatif, mengumpulkan data melalui

wawancara, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan melakukan tanya jawab antara

mahasiswa dengan penyuluh pertanian, petani dan atau pihak yang

dianggap perlu untuk mendapatkan informasi lebih mendalam mengenai

data perencanaan penyuluhan pertanian. Bahkan keduanya dapat dilakukan

bersamaan, dimana wawancara dapat digunakan untuk menggali lebih

dalam lagi data yang didapat dari observasi.

3. Pertemuan Petani atau Kelompok Tani

Pertemuan petani atau kelompok tani adalah kegiatan pertemuan yang

dilakukan mahasiswa ke rumah petani atau mengikuti secara langsung

pertemuan yg diadakan di kelompok tani untuk membicarakan tentang

permasalahan pertanian.

D. Output Kegiatan.

Output kegiatan didasarkan pada hasil identifikasi elemen kompetensi

yang dilaksanakan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1. Output

kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


34

Tabel 2. Tugas kerja/penugasan dan tagihan


ELEMEN
NO JENIS TAGIHAN PENGUKURAN KETERANGAN
KOMPETENSI

1 Mampu 1. Sketsa Sumber Daya Semua tagihan Semua tagihan


menetapkan 2. Peta Transek lengkap (gambar, disajikan
potensi dan 3. Kalender Musiman angka, skala, urut/sistematis
permasalahan 4. Bagan Kecenderungan keterangan/penjelasan, yang
sumber, dll) menggambarkan
agribisnis dan dan Perubahan
pola kegiatan/kerja,
penyuluhan 5. Diagram Venn dan ada
wilayah desa; 6. Profil Keluarga pengesahan dari
7. Rencana Agribisnis pembimbing
Keluarga (RAK)
8. Akumulasi Potensi dan
Permasalahan Kegiatan
Usaha
2 Mampu membuat 1. Peta Desa Semua tagihan Kedua peta
peta usahatani 2. Peta Usaha Tani lengkap (gambar, tersebut
desa; angka, skala, dicocokan dengan
keterangan/penjelasan, data desa dan ada
sumber, dll) pengesahan dari
pembimbing
3 Mampu 1. RKK Semua tagihan ada, Kesesuaian antara
menyusun 2. RKPD lengkap isinya, dan materi/barang
Programa 3. LPM saling terkait bukti di tagihan
Penyuluhan 4. Daftar alat bantu dan ada
5. Foto kegiatan pengesahan dari
Pertanian Tingkat
pembimbing
Desa ;
4 Mampu 1. Rencana Kerja Tahunan Materi penyuluhan Dalam RKTP
menetapkan Penyuluh Pertanian sesuai dengan RKTP mungkin terdapat
materi (RKTP) banyak materi,
penyuluhan 2. Materi yang ditetapkan perlu koreksi
materi yang
pertanian
sesuai dan
berdasarkan dominan dan ada
Rencana Kerja pengesahan dari
Tahunan pembimbing
Penyuluh (RKTP)
yang ada;
5 Mampu 1. RKTP Sinopsis lengkap Sinopsis disusun
menyusun materi 2. Sinopsis sesuai dengan maksimal 2
penyuluhan 3. Media Penyuluhan sistematika. Media lembar/halaman.
pertanian dalam Pertanian yang sesuai dengan materi dan ada
dan konsdisi pengesahan dari
bentuk sinopsis dibuat/digunakan
pendukung pembimbing
dan media
penyuluhan
pertanian;
Sumber: Modul PKL 1 2018
35

E. Jadwal Kegiatan

Rencana Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) I dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Rencana Kegiatan PKL I

No Kompetensi Kegiatan Waktu Lokasi Peserta


1. Mampu menetapkan Mencari data Minggu I bln Juli Kelurahan Petani
potensi dan permasalaha 2018 Tegalgede
Permasalahan Agribisnis n agribisnis
wilayah desa
2. Mampu membuat peta Mencari data Minggu I bln Juli Kelurahan Petani
usaha tani lokasi 2018 Tegalgede
3 Mampu Menyusun Data Potensi Minggu II bln Juli Kelurahan Petani
Programa tingkat desa wilayah 2018 Tegalgede
4 Mampu menetapkan Membuat Minggu III bln Kelurahan Petani
materi penyuluhan materi Juli 2018 Tegalgede
pertanian berdasarkan penyuluhan
Rencana Kerja Tahunan pertanian
(RKT)
5. Mampu menyusun Membuat Minggu IV bln Kelurahan Petani
materi penyuluhan materi Juli 2018 Tegalgede
pertanian dalam bentuk penyuluhan
synopsis dan media pertanian
penyuluhan pertanian
36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Letak dan Batas Wilayah

Kelurahan Tegalgede yaitu salah satu Kelurahan dari 12 Kelurahan

yang ada diwilayah Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.

Letak Kelurahan Tegalgede berada pada jarak 1 km dari ibu kota

Kecamatan Karanganyar Arah Timur dan jarak dari ibu kota Kabupaten

1,5 Km disebelah Timur. Luas wilayah Kelurahan Tegalgede adalah ±

385,63 ha.

Batas Wilayah Kelurahan Tegalgede adalah :

- Sebelah Barat : Kelurahan Karanganyar

- Sebelah Utara : Kelurahan Bejen

- Sebelah Timur : Kelurahan Jantiharjo

- Sebelah Selatan : Kelurahan Jantiharjo

2. Potensi Sumber Daya Alam

Luas wilayah Kelurahan Tegalgede adalah ± 385,63 ha, yang

terdiri dari luas tanah sawah ± 182 ha dan luas tanah darat / kering ±

162,01 ha.

Kemudian jenis tanah yang terdapat di Kelurahan Tegalgede

adalah mediterian coklat dengan ketinggian tempat rata-rata 150 mdpl

dan Topografi rata-rata datar atau tidak bergelombang. Klasifikasi iklim

yang digunakan adalah klasifikasi iklim system oldmen yaitu dengan

menghitung rata-rata curah hujan selama satu tahun.


37

Adapun data curah hujan selama 4 tahun terakir (2013 – 2018)

berdasarkan data monografi Kelurahan terlampir pada lampiran 8.

3. Potensi Sumber Daya Manusia

Penduduk wilayah Kelurahan Tegalgede mayoritas adalah petani.

Jumlah penduduk sesuai data monografi terakhir awal tahun 2018 adalah

9.021 jiwa dengan perhitungan berdasarkan jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan mata pencaharian sebagai berikut :

a) Jumlah penduduk menurut

 Jenis kelamin :

1) Laki-Laki : 4.528 Orang

2) Perempuan : 4.493 Orang

Jumlah : 9021 Orang

 Kepala Keluarga KK : 2.397 Orang

 Kewarganegaraan

1) WNI : Laki : 4528 Orang

Perempuan : 4.493 Orang

Jumlah : 9.021 Orang

2) WNA : Laki-laki : - Orang

Perempuan : - Orang

Jumlah : - Orang

b) Jumlah penduduk menurut Usia :

 Kelompok Prasekolah

1) 0-3 Tahun : 2.888 Orang


38

2) 4-6 Tahun : 812 Orang

 Kelompok pendidikan:

1) 7-12 tahun : 869 Orang

2) 13-15 tahun : 585 Orang

3) 16-18 tahun : 597 Orang

4) 19 tahun keatas : 3270 Orang

c) Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan :

 Taman Kanak-kanak : 295 Orang

 Tidak/belum pernah SD

1) Tidak/belum pernah SD : 2.888 Orang

2) Tidak tamat SD : Orang

 Lulusan Pendidikan Umum

1) SD/ MI Sedrajat : 662 Orang

2) SMP/MTS/Sederajat : 649 Orang

3) SMA/SMK/MA/Sederajat : 687 Orang

4) Akademi / D1 – D3 : 348 Orang

5) Sarjana / S1 / D4 : 343 Orang

6) Pasca Sarjana / S2 – S3 : 26 Orang

 Lulusan Pendidikan Khusus

1) Pondok Pesantren : 79 Orang

2) Pendidikan keagamaan : 188 Orang

3) Sekolah Dasar Luar Biasa : 6 Orang

4) Kursus / Ketrampilan : 131 Orang


39

d) Jumlah penduduk menurut mata pencaharian :

 Karyawan :

1) Pegawai Negeri Sipil : 589 Orang

2) TNI / POLRI : 56 Orang

3) Swasta : 2.089 Orang

 Wiraswasta / pedagang : 698 Orang

 Tani : 572 Orang

 Pertukangan : 597 Orang

 Buruh Tani : 458 Orang

 Pensiunan : 167 Orang

 Angkutan : 53 Orang

 Jasa : 126 Orang

 Lainnya : 3.616 Orang

e) Kelembagaan Pertanian

 Jumlah Kelompok Tani : 4 kelompok

 Jumlah Kelompok Wanita tani : 1 kelompok

 Jumlah Taruna tani : kelompok

 Jumlah Kelompok P3A : 1 kelompok

 Jumlah Koperasi tani : 1 kelompok

 Jumlah Kelompok Ternak : kelompok

 Jumlah Kelompok Perikanan : kelompok


40

B. Hasil Kegiatan

1. Menetapkan Potensi Dan Permasalahan Agribisnis

Identifikasi potensi dan permasalahan wilayah desa dilaksanakan

dengan cara menggali data primer pada kelompok tani di Kelurahan

Tegalgede. Kelompok tani tersebut adalah Makarti Tani III. Data yang

akan diambil meliputi identitas kelompok tani, komoditas yang

diusahakan, masalah yang dihadapi, serta potensi yang dapat

dikembangkan di kelompok tani, selanjutnya data tersebut akan dianalisis

dengan menggunakan metode PRA untuk menentukan prioritas masalah

dan materi yang akan disampaikan.

a. Sketsa Sumberdaya

Sketsa sumber daya Kelurahan Tegalgede dapat dilihat pada

lampiran 2. Dari sketsa sumberdaya Kelurahan Tegalgede kita dapat

melihat batas-batas Kelurahan, sumberdaya apa saja yang sudah

dimanfaatkan masyarakat dengan baik, untuk apa tanah-tanah yang ada

di Kelurahan tersebut, dan sumberdaya apakah yang menjadi masalah

bagi masyakarakat

Identifikasi potensi dan masalah berdasarkan sketsa sumber

daya Kelurahan Tegalgede terlihat dalam tabel di bawah ini :


41

Tabel 4. Identifikasi Potensi dan Masalah Berdasarkan Sketsa


Sumberdaya
N PEMECAHAN
MASALAH PENYEBAB POTENSI
O MASALAH

1. Alih fungsi  Bertambahnya jumlah Kesuburan tanah, Intensifikasi


lahan pertanian penduduk dan motivasi lahan pertanian
untuk lahan  Perkembangan ekonomi penyuluh pertanian
perumahan yang bagus di Kelurahan tinggi.
Tegalgede (karena Kel.
Tegalgede dekat dengan
pusat kota)
2. Kotoran ternak Hanya dibuang ke lahan PPL Kotoran ternak
belum sawah langsung tanpa ada belum
termanfaatkan perlakuan terlebih dahulu Perlunya pupuk termanfaatkan
dengan baik organik yang bukan dengan baik
buatan pabrik

3. Irigasi untuk Lahan kelompok terlalu jauh Semangat petani Mengajukan


Kelompok Tani dari pengairan tersier. tinggi dan adanya bantuan sumur
Makarti Tani 3, penyuluh pertanian dalam
dan 4 kurang
memadai.
4. Mayoritas Kurangnya minat petani  Adanya Penyuluhan
petani belum untuk budidaya hortikultura penyuluh tentang ekonomi
mau pertanian dan budidaya
mengusahakan  Harga jual hortikultura
komoditas komoditas
hortikultura hortikultura
tinggi

Sumber : data primer mahasiswa PKL 1 2018

b. Bagan Transek

Bagan transek Kelurahan Tegalgede dapat dilihat dalam

lampiran 5. Bagan transek dibuat dengan menelusuri jalan yang

mampu mewakili semua sumberdaya di Kelurahan Tegalgede. Jalan

yang ditelusuri mulai dari ujung barat Dukuh Manggeh kemudian

melewati Jalan raya Karanganyar Matesih, kemudian lingkungan


42

sawah Titang dan Tanjungsari melewati balai desa hingga ke pusat

pasar dan terminal Kelurahan Tegalgede.

Identifikasi masalah dan potensi dari peta transek dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 5. Identifikasi Potensi dan Masalah Berdasarkan Bagan


Transek Kelurahan Tegalgede
UPAYA
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI PEMECAHAN
MASALAH

1. Kotoran ternak Hanya dibuang ke lahan


PPL Memanfaatkan
belum sawah langsung tanpa
Perlunya pupuk kotoran ternak
termanfaatkan ada perlakuan terlebih
organik yang untuk pembuatan
dengan baik dahulu bukan buatan pupuk bokashi
pabrik
2. Mayoritas petani Petani meyakini Adanya PPL Penyuluhan
tidak mau semakin banyak dalm tentang
menggunakan penggunaan pupuk akan pentingnya 6T
pupuk sesuai berdampak baik bagi Pemupukan
dosis tanaman

3. Sedikitnya petani Kurangnya pengetahuan Adanya Penyuluhan


yang untuk budidaya penyuluh tentang budidaya
mengusahakan hortikultura pertanian dan hortikultura
komoditas harga jual
hortikultura. komoditas
hortikultura
tinggi

4. Petani belum mau Petani menganggap Lahan pertanian Penyuluhan


menerapkan tanam sistem jarwo yang subur, dan tentang
sistem tanam dianggap tidak efektif motivasi keuntungan jajar
jajar legowo dalam segi biaya, waktu penyuluh legowo
maupun tenaga pertanian

5. Irigasi yang sulit Jalur irigasi yang jauh Tanah yang Pengajuan
di wilayah dan sempit dari Saluran subur, bantuan bantuan
Kelompok Tani Kali Siwaluh dari pemerintah, pembuatan sumur
Makarti Tani 3, dan swadaya dalam.
dan 4. petani

Sumber: data primer mahasiswa PKL 1 2018


43

c. Kalender Musim

Kalender musim Kelurahan Tegalgede diambil dari kalender

musim Kelompok Tani Makarti Tani III. Tabel kalender musim

Kelurahan Tegalgede dapat dilihat pada lampiran 6.

Masalah dan potensi berdasarkan kalender musim Kelurahan

Tegalgede dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Identifikasi Masalah dan Potensi Berdasarkan Kalender


Musim Kelurahan Tegalgede

UPAYA
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI PEMECAHAN
MASALAH

1. Penyakit busuk - Pemupukan Penyuluh pertanian, Penyuluhan


leher saat musim belum berimbang Teknologi PHT, pemupukan berimbang
hujan intensitas - Kurangnya POPT
tinggi (MT 1) pengamatan Penyuluhan
hama pentingnya
pengamatan hama

2. Harga padi di MT I Panen bersamaan Gudang lumbung Pengaturan masa


anjlok dengan panen raya. pangan, Penyuluh pengeringan dan
pertanian penyimpanan hasil
panen.

3. Sebagian besar Pengairan yang Lahan yang subur, Pemanfaatan lahan


petani mendiamkan kurang memadai penyuluh pertanian bero untuk komoditas
lahan saat MT 3 palawija

Sumber: data primer mahasiswa PKL 1 2018

d. Bagan Kecenderungan dan Perubahan

Bagan kecenderungan dan perubahan Kelurahan Tegalgede

kami ambil dari tahun 2008 hingga tahun 2018. Tabel bagan

kecenderungan dan perubahan dapat dilihat dalam lampiran 36.

Identifikasi potensi dan masalah berdasarkan bagan

kecenderungan dan perubahan dilihat pada tabel berikut ini :


44

Tabel 7. Identifikasi Potensi dan Masalah Berdasarkan Bagan


Kecenderungan dan Perubahan
PEMECAHAN
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI
MASALAH
1. SDM dan tenaga - Bertani dianggap Banyaknya Pelatihan generasi
kerja pertanian sebagai pekerjaan penduduk muda di muda dan
berkurang yang kurang Kelurahan pengembangan rasa
bergengsi Tegalgede cinta terhadap
- Pekerjaan tidak pertanian
tetap
2. Produksi padi Kurangnya Lahan pertanian Penyuluhan tentang
belum maksimal penerapan subur, adanya pentingnya 6T
pemupukan penyuluh pertanian Pemupukan
berimbang
3. Lahan pertanian Pertumbuhan Kesuburan tanah, Intensifikasi lahan
semakin tahun jumlah penduduk, dan motivasi
semakin perkembangan penyuluh pertanian
berkurang ekonomi di
Kelurahan
Tegalgede.
Sumber: data primer mahasiswa PKL 1 2018

e. Diagram Venn

Diagram venn Kelurahan Tegalgede dibuat berdasarkan

dengan kelembagaan-kelembagaan yang berhubungan dengan

masyarakat tani di Kelurahan Tegalgede. Diagram venn dapat dilihat

dalam lampiran 4.

Identifikasi potensi dan masalah berdasarkan diagram venn

dilihat pada tabel berikut ini :


45

Tabel 8. Identifikasi Potensi dan Masalah Berdasarkan Bagan


Kecenderungan dan Perubahan

PEMECAHAN
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI
MASALAH

1. Satu dari empat  Ketua sebelumnya  Dukungan  Memaksimalkan


kelompok tani meninggal dan tidak ada pemdes hubungan penyuluh
kurang aktif yang mau  Penyuluh pertanian dengan
menggantikan pertanian poktan
 Mengandalkan bantuan  Penyegaran
dari pemerintah kepengurusan poktan
Kurangnya minat Kartu tani dianggap rumit  Penyuluh Penyuluhan pertanian
2.
petani untuk dan merugikan petani. pertanian tentang pentingnya
membuat kartu tani kartu tani

3. Gapoktan kurang  Kurangnya koordinasi  SDM  Memaksimalkan


aktif antar pengurus gapoktan hubungan penyuluh
 Pengurus kelompok  Penyuluh pertanian dengan
sebagai anggota pertanian poktan
gapoktan berusia lanjut  Penyegaran
dan sibuk kepengurusan
gapoktan
4. Unit Pelayanan  Pengurus kurang aktif  SDM Poktan  Perekrutan pengurus
Jasa Alsintan  Administrasi yang  PPL muda
(UPJA) belum belum baik  Penyuluhan tentang
berjalan secara administrasi UPJA
maksimal yang baik dan benar
PUAP kurang  Kepengurusan hanya  Tersedianya
5.  Perekrutan pengurus
berjalan secara berpusat pada beberapa modal
muda
maksimal orang  Adanya PPL
 Pembuatan tata tertib
 Adanya kemacetan dana  Peran dan serta sanksi dalam
di petani dukungan kepengurusan dana
Pemdes PUAP
Pengurus lumbung Terbatasnya modal Pengajuan bantuan
6.  Adanya PPL
padi Desa belum dana lumbung padi
mampu  Semangat Desa
menampung Poktan
seluruh hasil panen  Adanya
padi petani Pemdes

Sumber: data primer mahasiswa PKL 1 2018


46

f. Profil Keluarga

Rekapitulasi data profil keluarga bisa dilihat dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 9. Rekapitulasi Profil Keluarga


Kedu-
No Nama Tanggungan Umur L/P Pendidikan Pekerjaan Kelompok
dukan

Makarti Tani
1. Sawaldo 4 orang KK 48 L SLTA PNS
III

Sukadi Makarti Tani


2. 1 orang KK 69 L SD Tani
Martorejo III

Makarti Tani
3. Sunarman 3 orang KK 51 L S1 THL
III

Makarti Tani
4. Sutarno 4 orang KK 51 L SLTA Swasta
III

Buruh Makarti Tani


5. Widodo 2 orang KK 60 L SLTA
Tani III

Sumber: data primer mahasiswa PKL 1 2018


g. Rencana Agribisnis Keluarga

Rencana Agribisnis Keluarga (RAK) bisa dilihat dalam rekapitulasi

data penggunaan lahan pada Tabel 10 dan rekapitulasi data cita-cita

keluarga, masalah dalam kegiatan usahatani, dan kegiatan yang

diinginkan pada Tabel 11.

Tabel 10. Rekapitulasi Data Penggunaan Lahan


No Nama Luas Lahan Status Lahan Penggunaan Lahan

1. Sawaldo 10.000 m2 Milik Sendiri Padi

2 Sukadi Martorejo 7.000 m2 Milik Sendiri Padi

Padi dan Kacang


3 Sunarman 4.000 m2 Milik Sendiri
Tanah

4 Sutarno 3.000 m2 Milik Sendiri Padi

5 Widodo 3.500 m2 Milik Sendiri Padi

Sumber: data primer mahasiswa PKL 1 2018


47

Tabel 11. Rekapitulasi Data Cita-Cita Keluarga, Masalah, dan Kegiatan yang Diinginkan
No Nama Cita-Cita Keluarga Masalah Kegiatan Yang Diinginkan
1. Sawaldo - Harga padi saat panen raya - Irigasi kurang memadai - Adanya kegiatan SL-PHT
baik - Pupuk sulit dicari - Adanya pelatihan alsintan
- Menambah luas lahan - Sulit mencari tenaga tanam - Adanya bantuan dari pemerintah
2. Sukadi - Bisa memperluas lahan - Irigasi kurang memadai - Adanya bantuan dari pemerintah
Martorejo - Pupuk sulit dicari
- Banyaknya hama dan penyakit
- Produktivitas padi masih rendah
3. Sunarman - Bisa menanam terus - Tenaga pengolah lahan susah - Pemberian bantuan varietas padi
- Dapat menambah kesejahteraan - Pupuk subsidi yang selalu kurang yang kualitasnya baik
keluarga - Banyaknya hama dan penyakit - Adanya bantuan dari pemerintah
- Bantuan benih sering asal-asalan
4. Sutarno - Mengembangkan usaha - Harga gabah anjlok pada MT I - Adanya bantuan obat untuk hama
catering - Penyakit busuk leher batang dan penyakit dari pemerintah
- Dapat menambah kesejahteraan
keluarga
- Produktivitas dan harga jual
padi tinggi
5. Widodo - Bisa memiliki lahan sawah - Irigasi yang kurang memadai - Adanya kegiatan pelatihan alsintan
sendiri - Banyaknya hama dan penyakit - Adanya bantuan dari pemerintah
- Dapat menambah kesejahteraan
keluarga
Sumber: data primer mahasiswa PKL 1 2018

47
48

h. Akumulasi Potensi Dan Permasalahan Kegiatan Usaha

Akumulasi potensi dan permasalahan kegiatan usaha diambil dari

potensi dan permasalahan sketsa sumber daya, peta transek, kalender

musim, bagan kecenderungan dan perubahan, diagram venn hubungan

kelembagaan, dan RAK.

Akumulasi potensi dan permasalahan usaha dapat dilihat dalam tabel

di bawah ini:
49

Tabel 11. Akumulasi Potensi dan Masalah Berdasarkan Kegiatan Usaha Kelurahan Tegalgede, Kecamatan
Karanganyar
N MASALAH PENYEBAB POTENSI PEMECAHAN MASALAH
O
Tanaman pangan
1. Hama dan penyakit pada Kurang pengamatan hama dan  PHT Penyuluhan tentang PHT dan
tanaman padi penyakit.  Adanya PPL melakukan POPT
 POPT
2. Harga padi di MT I anjlok Panen bersamaan dengan panen raya  Gudang lumbung pangan Penyimpanan hasil panen, dan
 Penyuluh pertanian pengaturan masa tanam
3. Mayoritas petani tidak Petani meyakini semakin banyak dalm  Adanya PPL Penyuluhan tentang pentingnya 6T
mau menggunakan pupuk penggunaan pupuk akan berdampak Pemupukan
sesuai dosis baik bagi tanaman
4. Produksi padi belum Kurangnya penerapan pemupukan  Lahan pertanian subur, Penyuluhan pemupukan berimbang
maksimal berimbang, kurang dalam penggunaan  Adanya penyuluh pertanian
pupuk organik
5. Petani belum mau Petani menganggap tanam sistem  Lahan pertanian yang subur, Penyuluhan tentang keuntungan jajar
menerapkan sistem jajar jarwo dianggap tidak efektif dalam dan legowo
legowo segi biaya, waktu maupun tenaga.  Motivasi penyuluh pertanian
Tanaman Hortikultura
6. Mayoritas petani belum Kurangnya minat petani untuk  Adanya penyuluh pertanian Penyuluhan tentang ekonomi budidaya
mau mengusahakan budidaya hortikultura dan hortikultura
komoditas hortikultura  Harga jual komoditas
hortikultura tinggi
Perkebunan, Perikanan, dan Peternakan
Kotoran ternak belum Hanya dibuang ke lahan sawah PPL Memanfaatkan kotoran ternak untuk
termanfaatkan dengan langsung tanpa ada perlakuan terlebih Perlunya pupuk organik yang pembuatan pupuk bokashi
baik dahulu bukan buatan pabrik

49
50

Sosial dan Kelembagaan


7. Satu dari empat kelompok  Ketua sebelumnya meninggal dan  Dukungan pemdes,  Memaksimalkan hubungan penyuluh
tani kurang aktif tidak ada yang mau menggantikan  Adanya Penyuluh pertanian pertanian dengan poktan
 Mengandalkan bantuan dari  Penyegaran kepengurusan poktan
pemerintah

8. Kurangnya minat petani Kartu tani dianggap rumit dan  Penyuluh pertanian Penyuluhan pertanian tentang
untuk membuat kartu tani merugikan petani. pentingnya kartu tani

9. Gapoktan kurang aktif  Kurangnya koordinasi antar  Semangat poktan,  Memaksimalkan hubungan penyuluh
pengurus  Adanya penyuluh pertanian pertanian dengan poktan
 Pengurus kelompok sebagai anggota  Penyegaran kepengurusan gapoktan
gapoktan berusia lanjut dan sibuk
10. Unit Pelayanan Jasa  Pengurus kurang aktif  SDM Poktan  Perekrutan pengurus muda
Alsintan (UPJA) belum  Administrasi belum baik  Penyuluh pertanian  Penyuluhan tentang administrasi
berjalan secara maksimal UPJA yang baik dan benar

11. PUAP kurang berjalan  Kepengurusan hanya berpusat  Tersedianya modal  Perekrutan pengurus muda
secara maksimal pada beberapa orang  Adanya PPL  Pembuatan tata tertib serta sanksi
 Adanya kemacetan dana di petani  Peran dan dukungan Pemdes dalam kepengurusan dana PUAP.

12. Lahan pertanian semakin  Pertumbuhan jumlah penduduk,  Kesuburan tanah, dan Intensifikasi lahan
tahun semakin berkurang  Perkembangan ekonomi di  Motivasi penyuluh pertanian
Kelurahan Tegalgede.

13. SDM dan tenaga kerja - Bertani dianggap sebagai - Banyaknya penduduk muda Pelatihan generasi muda dan
pertanian berkurang pekerjaan yang kurang bergengsi di Kelurahan Tegalgede/ pengembangan rasa cinta terhadap
- Pekerjaan tidak tetap pertanian

50
51

Ketahanan Pangan dan Lain-lain


14. Irigasi yang sulit di Saluran tersier yang jauh dan sempit  Tanah yang subur, Pengajuan bantuan pembuatan sumur
wilayah Kelompok Tani dari Saluran sekunder  Bantuan dari pemerintah, dan dalam.
Makarti Tani 3, dan 4.  Swadaya petani

15. Sebagian besar petani Pengairan yang kurang memadai  Lahan yang subur, Pemanfaatan lahan bero untuk
mendiamkan lahan saat  Penyuluh pertanian komoditas palawija
MT 3
16. Pengurus lumbung padi Terbatasnya modal  Adanya PPL Pengajuan bantuan dana lumbung padi
Desa belum mampu  Semangat Poktan Desa
menampung seluruh hasil  Adanya Pemdes
panen padi petani
Sumber: data primer mahasiswa PKL 1 2018

51
52

2. Mampu Membuat Peta Usaha Tani Desa

a. Peta Desa

Untuk membuat peta atau sketsa usahatani harus terlebih

dahulu membuat peta atau sketsa desa. Sementara itu, sketsa desa

adalah gambaran desa secara kasar/ umum mengenai keadaan sumber

daya fisik (alam maupun buatan). Peta desa Kelurahan Tegalgede

diperoleh dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Karanganyar.

Peta desa Kelurahan Tegalgede dapat dilihat pada lampiran 37.

b. Peta Usaha Tani

Peta usaha tani merupakan potret keadaan usahatani yang

diusahakan oleh keluarga tani di Kelurahan Tegalgede, Kecamatan

Karanganyar. Gambaran mengenai Peta usahatani secara umum di

Kelurahan Tegalgede terlihat dalam lampiran 38.

3. Mampu Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa

Programa penyuluhan tingkat desa merupakan rencana kegiatan

masyarakat desa yang akan dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan

usahatani keluarga dan kegiatan kelompok yang memiliki jangka waktu

setahun. Penetapan potensi dan permasalahan agribisnis wilayah desa

dibagi dalam dua tahap, yaitu menyusun rencana tingkat kelompok,

menyusun rencana tingkat desa dan matrik kegiatan rencana kegiatan

penyuluhan desa.
53

a. Rencana Kegiatan Kelompok

Kelompok yang ada di Kelurahan Tegalgede berjumlah 3

kelompok tani, sedangkan untuk pengambilan responden hanya

menggunakan sampel satu kelompok tani, yaitu Kelompok Tani

Makarti Tani III yang dapat mewakili kelompok tani-kelompok tani

yang ada di Kelurahan Tegalgede. Matriks rencana kegiatan kelompok

dapat dilihat pada lampiran 39.

b. Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa

Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat  Desa  merupakan

salah satu wujud perencanaan partisipasi masyarakat. Hal ini tercermin

dari definisi programa penyuluhan pertanian tingkat desa  yaitu rencana

tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan

pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.

Matriks rencana kegiatan penyuluhan desa dapat dilihat pada lampiran

40.

c. Daftar Alat Bantu

Penyuluhan pertanian yang baik dibutuhkan alat bantu untuk

mempermudah penyampaian informasi atau memudahkan petani dalam

memahami suatu materi penyuluhan. Daftar alat bantu penyuluhan

dapat dilihat pada lampiran 41.

d. Foto Kegiatan

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I,

dokumentasi kegiatan merupakan bukti bahwa kegiatan-kegiatan dalam


54

tagihan PKL I benar-benar telah dilaksanakan. Foto kegiatan PKL I di

Kelurahan Tegalgede dapat dilihat pada lampiran 42.

4. Mampu Menetapkan Materi Penyuluhan Pertanian berdasarkan

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) yang ada

a. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)

Penetapan rencana kerja tahunan penyuluh dilakukan dengan

merumuskan cara mencapai tujuan yang menggambarkan bagaimana

tujuan bisa dicapai. Rencana kegiatan ini disajikan dalam matriks

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh. Matriks Rencana Kerja Tahunan

Penyuluh Kelurahan Tegalgede dapat dilihat pada lampiran 35.

b. Materi Penyuluhan Pertanian

Penetapan materi dibuat berdasarkan Uji Prioritas ‘USG” masalah

bersama para petani berdasarkan masalah RKTP yang telah ada dengan

memperhatikan hasil identifikasi potensi dan penggalian permasalahan

serta materi yang dibutuhkan. Materi yang dibuat akan dikonsultasikan

dengan pembimbing eksternal dengan mempertimbangkan karakteristik

wilayah dan sasaran yang akan disuluh agar informasi yang sampaikan

dapat diterima dengan baik oleh petani. Penetapan materi penyuluhan

dapat dilihat pada tabel berikut ini :


55

Tabel 12. Penetapan Materi Penyuluhan


No Jml Prioritas
Masalah Gawat Mendesak Sebaran Nilai Masalah
1 2 3 1 2 3 1 2 3
A. TEKNIS
Tanaman Pangan
1 30% pelaku utama masih
menggunakan benih yang rentan √ √ √ 4
terserang hama dan penyakit
2 60% pelaku utama dan pelaku
usaha belum melakukan
√ √ √ 7 I
pemupukan sesuai anjuran
prinsip 6T Pemupukan
3 80% pelaku utama dan pelaku
usaha belum menerapkan sistem √ √ √ 3
tanam jajar legowo sesuai SOP
4 60% pelaku utama dan pelaku
usaha tidak memanfaatkan √ √ √ 4
lahannya pada MT III
5 15% pelaku utama belum mau
melakukan pendaftaran kartu √ √ √ 5
tani sesuai anjuran pemerintah.
6 50% pelaku utama dan pelaku
usaha belum menggunakan √ √ √ 6 II
pupuk organik sesuai anjuran
Tanaman Hortikultura
7 70% pelaku utama dan pelaku
usaha belum mau
membudidayakan komoditas √ √ √ 4
hortikultura di lahan dan sekitar
pekarangan rumahnya.
Peternakan
8 60% pelaku utama dan pelaku
usaha belum memanfaatkan √ √ √ 6 III
limbah ternak dengan baik
B. SOSIAL DAN
KELEMBAGAAN
9 Satu dari empat kelompok tani
kurang berperan aktif dalam √ √ √ 5
memajukan pertanian di Desa
10 70% sdm gapoktan kurang bisa
memberikan kinerja yang baik
√ √ √ 5
sesuai dengan aturan yang
berlaku
56

11 80% SDM UPJA belum mampu


mengadministrasikan UPJA
√ √ √ 4
dengan baik sesuai aturan yang
berlaku
12 70% sdm pengurus PUAP
kurang bisa memberikan kinerja
√ √ √ 6
yang baik sesuai dengan aturan
yang berlaku
13 Belum adanya regenerasi petani
√ √ √ 6
yang maksimal
C. EKONOMI
14 60% hasil panen petani belum
mampu ditampung oleh √ √ √ 4
lumbung desa
Sumber : data primer mahasiswa PKL 1 2018

5. Mampu Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian Dalam Bentuk

Sinopsis dan Media Penyuluhan Pertanian

a. Sinopsis

Sinopsis materi penyuluhan akan dibuat menyesuaikan dengan

materi yang akan disampaikan, sinopsis tersebut merupakan ringkasan

dari materi penyuluhan yang akan disampaikan dalam pelaksanaan

penyuluhan. Sinopsis sangat membantu penyuluh dalam penyampaian

materi agar apa yang disampaikan runtut dan tidak mengambang.

Siopsis materi pemupukan berimbang dapat dilihat pada lampiran 43.

b. Media Penyuluhan Pertanian

Media digunakan penyuluh sebagai wadah dalam

menyampaikan materi penyuluhan pertanian. Pemilihan media

penyuluhan pertanian sangat penting dilakukan.

Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai

efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian,


57

yakni perubahan perilaku petani. Media yang digunakan dalam

penyampaian materi “Pemupukan Berimbang (6T)” adalah Slide Power

Point dan pemutaran Video.

C. Pembahasan Hasil Kegiatan

1. Menetapkan Potensi Dan Permasalahan Agribisnis

a. Sketsa Sumberdaya

Dari gambar sketsa sumber daya pada lampiran 2 dapat dilihat

bahwa komoditas utama yang paling banyak dibudidayakan di

Kelurahan Tegalgede adalah padi. Hampir seluruh lahan pertanian di

Kelurahan Tegalgede digunakan sebagai persawahan. Ada beberapa

lahan yang ditanami tanaman hortikultura seperti cabai, namun

jumlahnya sangat sedikit.

Di bidang peternakan hanya ada beberapa petani yang

mengusahakannya, sehingga dapat dikatakan di Kelurahan Tegalgede

usaha peternakan secara umum belum begitu berkembang. Hal ini

dikarenakan lahan yang semakin sempit karena dekat dengan pusat

Kota Kabupaten. Komoditas peternakan yang diusahakan dan cukup

berkembang yakni usaha sapi perah, dan penangkaran burung perkutut

milik perseorangan.

Sedangkan untuk budidaya sapi potong dan ayam dibudidayakan

di perumahan masyarakat pribadi karena hanya berskala kecil dan


58

hanya diusakan disela kegiatan bertani. Untuk komoditas perikanan di

Kelurahan Tegalgede sama sekali tidak ada.

Terdapat beberapa sarana sosial di Kelurahan Tegalgede, seperti

Kantor Kelurahan, Masjid, Sekolah Dasar, Pasar, Terminal, dan

Pemakaman Umum.

b. Bagan Transek

Dari bagan transek pada lampiran 5 dapat disimpulkan bahwa

penggunaan lahan di Kelurahan Tegalgede sebagian besar adalah untuk

persawahan dan sisanya untuk pemukiman dan fasilitas umum lainnya.

Padi merupakan komoditas yang paling banyak dibudidayakan

di Kelurahan Tegalgede. Komoditas pertanian lainnya antara lain cabai,

dan ubi jalar. Selain itu untuk usaha peternakan terdapat budidaya sapi

perah dan penangkaran burung perkutut.

Status lahan Kelurahan Tegalgede sebagian besar adalah milik

sendiri. Jenis tanah di Kelurahan Tegalgede merupakan mediterian

coklat dengan kesuburan tanah rata-rata sedang dan tingkat erosi

rendah.

c. Kalender Musim

Pembuatan kalender musim dilakukan dengan bertanya kepada

beberapa orang petani yang juga merupakan pengurus kelompok tani

dan pembimbing eksternal.

Dari kalender musim pada lampiran 6 dapat dilihat bahwa

secara umum pola tanam di Kelurahan Tegalgede adalah padi-padi-


59

bero. Penanaman padi hanya mampu dilakukan dua kali dalam setahun.

Hal ini dikarenakan Kelurahan Tegalgede pada umumnya bermasalah

pada saluran irigasi yang kurang memadai di bebeearapa kelompok

yakni Makarti Tani III dan IV sehingga lahan sawah pada MT III

menjadi tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.

d. Bagan Kecenderungam dam Perubahan

Berdasarkan bagan kecenderungan dan perubahan pada

lampiran 36 dapat dilihat bahwa indikator yang mengalami penurunan/

semakin berkurang dalam periode tahun 2008 hingga 2018 adalah

buruh tani dan luas lahan pertanian. Sedangkan indikator yang

mengalami peningkatan/ semakin bertambah antara lain jumlah

pedagang, serta hama dan penyakit pada padi.

Kecenderungan luas lahan untuk pertanian di Kelurahan

Tegalgede mengalami penurunan karena alih fungsi lahan ke

pemukiman dan pertokoan, terutama yang berada paling dekat dengan

Kota Karanganyar dan pinggir Jl. Solo-Lawu. Masyarakat yang bekerja

di bidang pertanian juga menurun, salah satunya adalah buruh tani. Hal

ini disebabkan karena tidak adanya regenerasi petani, minat pemuda di

bidang pertanian sangat rendah bahkan sebagian pemuda di Kelurahan

Tegalgede lebih memilih untuk menjadi pegawai swasta, dan

berdagang.

e. Diagram Venn
60

Diagram Venn hubungan kelembagaan menggambarkan

hubungan masyarakat Kelurahan Tegalgede dengan kelembagaan yang

terdapat di dalam Kelurahan. Besar kecilnya lingkaran menggambarkan

besar kecilnya kebermanfaatan lembaga tersebut kepada masyarakat

desa. Semakin besar besar manfaatnya maka semakin besar ukuran

lingkarannya. Hubungan atau keterkaitan sosial digambarkan dengan

jarak antara lingkaran masyarakat dengan lingkaran lembaga yang

dimaksud.

Kelompok tani di Kelurahan Tegalgede berjumlah 3 kelompok

yang sangat berhubungan dekat dengan BP3K (PPL) sebagai pusat

penyuluhan tingkat kecamatan di Kecamatan Karanganyar. Ketiga

kelompok tani tergabung dalam gapoktan Makarti Tani, akan tetapi

akhir-akhir ini fungsi gapoktan kurang begitu aktif dikarenakan

pengurus yang sibuk dengan urusan masing-masing. Akibat peran

gapoktan yang mulai menurun. Begitupun dengan UPJA, managemen

UPJA masih belum berjalan dengan baik karena kurangnya

pengetahuan dan sibuknya pengurus.

Dalam perkembangannya, Kelompok Tani di Kelurahan

Tegalgede didukung oleh banyak lembaga antara lain LKMA sebagai

lembaga permodalan dan simpan pinjam bagi petani melalui dana

PUAP akan tetapi bantuan ini kurang ter-manage dengan baik karena

pengurus yang sibuk dan pinjaman macet di petani.


61

kemudian didukung oleh BRI, serta kios saprodi sebagai

penyedia sarana produksi pertanian di Kelurahan Tegalgede.

Dinas Pertanian memiliki hubungan yang tidak terlalu dekat

dengan Kelompok Tani. Dinas Pertanian biasanya memberikan bantuan

seperti alsintan melalui Pemerintah Desa (Pemdes) dan BPP Kecamatan

Karanganyar.

f. Profil Keluarga

Profil keluarga merupakan informasi tentang keadaan sosial

ekonomi keluarga mencakup nama anggota keluarga, tingkat

pendidikan, umur, jenis kelamin, keadaan sumber daya alam keluarga,

kegiatan/ jadwal agribisnis keluarga, kalender kegiatan usaha tani,

masalah yang dihadapi, dan keinginan keluarga dalam upaya

memperbaiki usaha keluarga untuk meningkatkan pendapatan.

Profil keluarga diambil dari 5 responden dengan 5 KK dari 1 Kelompok

tani yaitu Kelompok Tani Makarti Tani III.

g. Rencana Agribisnis Keluarga (RAK)

Dari rekapitulasi peruntukan lahan pada, dapat dirata-rata bahwa

luas lahan dari kelima responden di Kelompok Tani Makarti Tan

Kelurahan Tegalgede adalah ± 0,5 Ha atau 5.500 m2. Dari status lahan,

5 responden (KK) mempunyai lahan milik sendiri.

Dalam rekapitulasi cita-cita, menginginkan hasil produksi yang

masksimal dan harga padi baik pada saat panen raya merupakan

keinginan paling banyak dari responden.


62

Urutan cita-cita dari responden dari yang terbanyak selain

keinginan untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal adalah

ingin mensejahterakan keluarganya dan dapat menambah luas lahan.

Tingginya serangan hama dan penyakit merupakan masalah

yang paling banyak dikeluhkan oleh responden dalam kegiatan

usahataninya. Tingginya serangan hama dan penyakit dipengaruhi oleh

musim. Biasanya serangan tinggi saat musim penghujan. Masalah lain

yang dihadapi adalah keterbatasan irigasi yang kurang memadai, pupuk

yang sulit dicari dan tenaga kerja.

Untuk kegiatan yang diinginkan, mayoritas responden

menginginkan adanya bantuan sarana produksi pertanian seperti pupuk

dan alsintan, serta adanya subsidi harga jual dari pemerintah.

h. Akumulasi Potensi dan Permasalahan Kegiatan Usaha

Akumulasi potensi dan permasalahan kegiatan usaha diambil

dari potensi dan permasalahan sketsa sumber daya, peta transek,

kalender musim, bagan kecenderungan dan perubahan, diagram venn

hubungan kelembagaan, dan RAK. Permasalahan yang ada di

Kelurahan Tegalgede sebenarnya bisa diatasi dengan banyaknya potensi

yang ada, baik itu potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan

sumber daya ekonomi. Pemanfaatan potensi yang ada membutuhkan

dukungan dan kerjasama dari semua pihak seperti petani,

pemerintahan desa, BP3K, serta kelembagaan lainnya agar petani

memiliki pengetahuan yang cukup dan mampu memanfaatkan semua


63

potensi yang ada sehingga kesejahteraan masyarakat Kelurahan

Tegalgede meningkat.

Dalam pencarian dan penyusunan data potensi dan

permasalahan agribisnis Kelurahan Tegalgede tidak luput dari berbagai

hambatan seperti data monografi kelurahan yang kurang lengkap, PPL

yang cukup sibuk sehingga harus bekerja secara mandiri di lapangan.

Hambatan-hambatan tersebut menyebabkan kegiatan tidak bisa

terlaksana seperti apa yang telah direncanakan dalam jadwal kegiatan.

2. Mampu Membuat Peta Usahatani Desa

a. Peta Desa

Peta desa Kelurahan Tegalgede diperoleh dari Balai Penyuluhan

Pertanian Kecamatan Karanganyar. Peta desa sudah dilengkapi dengan

skala, legenda, arah mata angin, dan batas-batas Kelurahan.

b. Peta Usahatani

Teknik pembuatan sketsa usaha tani merupakan Teknik

Participatory Rural Appraisal (PRA) yang memfasilitasi pengkajian

berbagai aspek pengelolaan lahan di wilayah desa tersebut. Hasil kajian

digambarkan dalam bentuk sketsa atau peta usaha yang memperlihatkan

berbagai sumber hayati.

Berdasarkan peta usaha tani pada lampiran 38 tersebut dapat

diketahui bahwa penyebaran komoditas padi berada di bagian selatan

wilayah Kelurahan Tegalgede, karena wilayah utara berupa lahan

perkantoran karena lebih dekat dengan pusat Kota Kabupaten.


64

Komodtas cabai dan ubi jalar tersebar di lahan sawah dan sebagian di

lahan tegalan.

Di bidang peternakan hanya ada beberapa petani yang

mengusahakannya, sehingga dapat dikatakan di Kelurahan Tegalgede

usaha peternakan secara umum belum begitu berkembang. Hal ini

dikarenakan lahan yang semakin sempit karena dekat dengan pusat

Kota Kabupaten. Komoditas peternakan yang diusahakan dan cukup

berkembang yakni usaha sapi perah dan burung perkutut milik

perseorangan. Sedangkan untuk budidaya sapi potong dan ayam

dibudidayakan di perumahan masyarakat karena hanya berskala kecil

dan hanya diusakan disela kegiatan bertani. Untuk komoditas perikanan

di Kelurahan Tegalgede sama sekali tidak ada.

3. Mampu Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa

a. Rencana Kegiatan Kelompok (RKK)

Rencana kegiatan kelompok Makarti Tani III tersaji lengkap

pada lampiran 39. Jumlah kelompok keseluruhan adalah 86 anggota

dengan luas lahan 32,7 Ha. Sebagian petani mempunyai lahan sendiri

dan sebagian lainnya menggunakan lahan sewa. Komoditas yang

diusahakan anggota kelompok di bidang pertanian adalah padi dan

peternakan. Pertemuan dilaksanakan setiap dua bulan sekali. Pada tahun

2015 Kelompok Makarti Tani III mendapatkan bantuan dari pemerintah

berupa Traktor R2, Mini Combain Harvester, dan Hand Sprayer untuk

kegiatan usaha tani kelompok.


65

b. Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa

Pada umumnya rencana kegiatan penyuluhan desa diambil

dengan cara mengumpulkan RKK kelompok tani yang ada di Desa

tersebut. Tetapi, dari lampiran 40 dapat kita lihat bahwa rencana

kegiatan penyuluhan desa sama dengan rencana kegiatan kelompok

karena rencana kegiatan kelompok yang diambil hanya satu poktan

sehingga antara RKPD dan RKK sama.

c. Daftar Alat Bantu

Alat bantu yang dibutuhkan dalam penyuluhan disesuaikan

dengan kebutuhan dalam menyuluh. Pertimbangan lain dalam

pemilihan alat bantu penyuluhan adalah alat bantu yang murah dan

mudah ditemukan.

d. Foto Kegiatan

Foto kegiatan yang ditanpilkan merupakan perwakilan dalam

setiap kegiatan. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya foto kegiatan

sehingga tidak mampu ditampilkan seluruhnya dalam laporan

4. Mampu Menetapkan Materi Penyuluhan Pertanian berdasarkan

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) yang ada

a. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)

Pada lampiran 35 dapat dilihat matriks utuh Rencana Kegiatan

Tahunan Penyuluh di Kelurahan Tegalgede. Matriks ini dibuat

berdasarkan akumulasi potensi dan masalah yang ditemukan di

Kelurahan Tegalgede dan mengacu pada RKTP penyuluh setempat.


66

b. Materi Penyuluhan Pertanian

Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh baik data

primer maupun data sekunder, kemudian terkumpul berbagai macam

masalah yang selanjutnya masalah tersebut digunakan praktikan guna

menyusun RKTP. Dari matriks RKTP ini dilakukan penilaian atau

scoring masalah menggunakan tabel GMP atau USG seperti pada Tabel

12. Sekian banyak masalah dinilai berdasarkan tingkat kegawatan,

mendesak atau tidak, dan seberapa luas penyebarannya. Setelah

dilakukan scoring masalah, akan terpilih satu masalah yang paling

dominan dan mendesak untuk segera diatasi. Masalah paling mendesak

yang ditetapkan adalah tentang sikap petani yang belum mau

menggunakan pupuk secara berimbang dan judul materi penyuluhan

yang disampaikan dalam bentuk sinopsis adalah “Pemupukan

Berimbang (6T).”

5. Mampu Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian dalam Bentuk

Sinopsis dan Media Penyuluhan Pertanian

a. Sinopsis

Sinopsis materi penyuluhan “Pemupukan Berimbang (6T)”

berisi tentang latar belakang diangkatnya materi tersebut, pengertian

pemupukan berimbang, penjelasan prinsip 6T, keuntungan

menggunakan pemupukan berimbang prinsip 6T

.
67

b. Media Penyuluhan Pertanian

Setelah terpilihnya materi dan tersusunnya sinopsis, langkah

berikutnya adalah penetapan media penyuluhan. Penetapan media

penyuluhan dilakukan dengan scoring berdasarkan dasar pertimbangan

yakni keadaan dan tingkat adopsi sasaran seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 13. Penetapan Media Penyuluhan Pertanian


N
Dasar Pertimbangan Indikator Hasil
o
1 Keadaan Sasaran 1. Pendidikan  SD
2. Pekerjaan  Petani
3. Pengalaman Bertani  >20tahun
4. Umur 35-50
5. Penyuluhan yang  Pertemuan, SL-
pernah diikuti PTT/PHT
6. Media yang pernah  Poster, Power
diterima Point, Video
7. Luas Usaha Tani 1.000-5.000 m2
2 Tingkatan Adopsi 1. Tahap Kesadaran  Sudah sadar
Sasaran 2. Tahapan Minat Belum
3. Tahap Evaluasi  Belum
4. Tahap Mencoba  Belum
5. Tahap Adopsi  Belum
Sumber: data primer mahasiswa PKL 1 2018
Dari tabel penetapan media diatas menyatakan bahwa petani

pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai petani murni, pengalaman

bertani sudah >20th, umur 35-50 th, sudah pernah mengikuti beberapa

macam penyuluhan, sudah menerima media poster power point dan

video serta sudah berada pada tahap sadar. Keadaan sasaran dapat

disimpulkan bahwa sasaran mampu menerima segala jenis media,

sedangkan pada tingkat adopsi sasaran media yang cocok untuk

digunakan adalah media video dan power point.


68

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Bogor. 2013. “Rencana


Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) Tahun 2013”. Bogor. Diakses dari .
http://bp3kciawibogor.blogspot.com pada 10 Juni 2018 .

Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Lenteng Sumenep. 2011.”Tinjauan Pustaka


PKL”. Diakses dari http://pavat234.blogspot.com pada tanggal 8 Juni
2018.
BPP Paiton. 2015. “Rencana Definitif Kelompok.” Diakses dari
http://bpppaiton.blogspot.co.id pada tanggal 10 Juni 2018.

Budi Anang. 2017. “Pengertian RDK dan RDKK.” Diakses dari


http://bpptiris.blogspot.co.id pada tanggal 10 Juni 2018.

Cekza. 2011. “Penyuluh Pertanian.” Diakses dari http://cekzaislami.blogspot.com


10 Juni 2018.

Djohani. 1996. Kebijakan dan strategi menerpakan PRA dalam Pengembangan


Program. Driya Media. Bandung

Kartono. 2008. “Pengertian Penyuluhan Pertanian” Diakses dari


http://rongolawe2013.blogspot.com pada 10 Juni 2018.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta : Sebelas


Maret University Press.
Mardikanto. T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta : Sebelas Maret
University Press.

Mikkelsen, B. 2001. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya


Pemberdayaan. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Padmowihardjo, S. 2001. Metode Penyuluhan Pertanian. Jakarta : Universitas
Terbuka.
69

Pemerintah Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 237 Tahun


2007 Tentang Kelompok Tani. Sekretariat Negara. Jakarta

Pemerintah Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25 Tahun 2009


Tentang Pedoman Penyusunan Programa Pertanian. Sekretariat Negara.
Jakarta

Pemerintah Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47 Tahun 2016


Tentang Pedoman Penyusunan Programa Pertanian. Sekreatriat Negara.
Jakarta
Samsudin, Asep. 2015. “Metode Pengumpulan Data” Diakses dari
http://asepmusa.blog.undip.ac.id pada tanggal 8 Juni 2018.
Supriatna, Aan. 2014. “Falsafah, Prinsip dan Etika Penyuluhan.” Diakses dari
http://lalaukan.blogspot.com pada 10 Juni 2018

Supriono, Eddi. 2013. “Peran, Fungsi dan Tujuan Penyuluhan.” Diakses dari
http://eddzh.blogspot.com pada 10 Juni 2018.

Sujono, Munanto T, dan Arifin M. 2018. Modul Praktik Kerja Lapangan 1.


Yogyakarta : STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai