Kelas : PPB 7A
NIRM : 04.01.19.269
b. Sertifikasi HACCP
HACCP merupakan singkatan dari Hazard Analysis and Critical Control Point, yaitu sebuah metode yang telah diakui secara
internasional untuk memastikan keamanan produk makanan. HACCP adalah sistem manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis,
sekaligus mengelola faktor bahaya, baik dalam proses maupun sistem produksi. Mulai dari pilihan bahan baku, hingga penanganan
distribusi sampai ke tangan konsumen. Perusahaan pangan dapat memanfaatkan standar HACCP untuk mengurangi hingga
menghilangkan risiko bahaya tersebut dalam produk mereka. Jadi, sertifikasi HACCP juga berperan sebagai pengakuan atau jaminan
bahwa produk pangan benar-benar aman dikonsumsi, tidak menimbulkan kerugian, atau membahayakan keselamatan konsumen.
Saat ini, telah banyak perusahaan besar dunia menerapkan standar HACCP. Tentunya karena sertifikasi HACCP dapat memberikan
sejumlah manfaat. Termasuk dalam hal meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan produknya, sehingga dapat
memperluas ruang lingkup pemasaran.
Kemudian perusahaan melaporkan perbaikan tersebut kepada tim audit. Tim audit akan mengagendakan pemeriksaan ulang untuk
menemukan bukti-bukti perbaikan dan memastikan sistem HACCP diterapkan dengan baik. Sertifikat HACCP dapat diterbitkan jika semua
perbaikan telah dinilai sesuai standar oleh tim auditor.
Keseluruhan proses sertifikasi HACCP dapat berjalan dalam kurun waktu satu bulan hingga setahun lamanya. Sementara sertifikat HACCP
pada umumnya berlaku untuk satu tahun atau lebih, tergantung kualitas hasil audit dan kebijakan lembaga sertifikasi di tiap daerah. Sertifikat
HACCP pun bisa sewaktu-waktu dicabut apabila perusahaan didapati melakukan pelanggaran terhadap implementasi sistem.
Meski sebuah perusahaan sudah memperoleh sertifikat HACCP, bukan berarti proses akan berhenti di sini. Seiring berjalannya waktu,
perusahaan wajib terus menerus melakukan monitor, penilaian, hingga pengembangan dan pembaruan sistem. Lembaga sertifikasi pun akan
tetap mengaudit sistem tersebut secara rutin dan berkala. Kebijakan dan kondisi bisnis pangan selalu berubah, sehingga sistem HACCP perlu
terus diperbarui.
Dalam proses panen, pascapanen, dan pengolahan, yang harus dipastikan adalah:
Alat/mesin/ruang/lokasi pengolahan tidak terkontaminasi antara bahan organik dan non-organik. Maka, harus ada proses pembersihan
sesuai panduan.
Tidak ada pemakaian bahan aditif seperti pemutih, pewarna, pengawet, penstabil, serta perisa sintetik yang tidak diperbolehkan standar
organik.
Kemasan memenuhi standar food grade dan tidak ada kontaminasi bahan kimia.
Pelabelan memenuhi standar organik yang berlaku.
Penjualan/transaksi ekspor produk organik mengikuti aturan yang berlaku di negara impor, dibuktikan dengan dokumen persyaratan impor.
Dokumen tersebut di antaranya adalah Transaction Certificate (TC) untuk negara Amerika dan Jepang serta Export Approval dan Certificate
of Inspection (COI) untuk negara Eropa selain UK.
Setiap proses harus memiliki keseimbangan antara input hingga output process serta dapat ditelusuri (traceable).
Proses pengontrolan dilakukan oleh Grading Manager yang memiliki kualifikasi khusus. Hal ini guna memastikan integritas proses
pascapanen hingga penjualan secara konsisten dilaksanakan sesuai dengan standar organik.