Oleh :
KHALISA AYU KOMANG PUTRI SALSABILLA
NIRM. 04.01.19.269
1. Latar Belakang
Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari
sektor pertanian menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian dalam
menopang perekonomian dan memiliki implikasi penting dalam pembangunan
ekonomi ke depan. Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM yang
berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya SDM yang berkualitas merupakan modal
utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan di
daerah.
Karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun sumber daya
manusianya, agar kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat
meningkat, karena merekalah yang langsung melaksanakan segala kegiatan usaha
pertanian di lahan usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar
dan mengajar dengan mengembangkan sistem pendidikan non formal di luar
sekolah secara efektif dan efisien di antaranya adalah melalui Penyuluhan
Pertanian.
Melalui Penyuluhan Pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu,
pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di
bidang pertanian dengan sapta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip
agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin,
kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Penyuluh Pertanian dapat dan harus
menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran mau
menerapkan pengetahuan barunya itu. Melalui komunikasi yang efektif dapat
menunujang keberhasilan Penyuluhan Pertanian.
Yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat
pertanian agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa
dan disampaikan oleh Penyuluh Pertanian, namun kenyataannya masih banyak
dijumpai di dalam masyarakat bahwa kegiatam Penyuluhan Pertanian masih
dianggap kurang berhasil bahkan di beberapa tempat malah tidak berjalan. Oleh
karena itu pada kesempatan kali ini penulis sengaja memilih judul makalah
Penerima Manfaat dan Penyuluh/Fasilitator Penyuluhan Pertanian karena menarik
perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak
yang peduli terhadap dunia pertanian.
2. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud Penyuluhan Pertanian?
Siapa Pelaku/Fasilitator dalam kegiatan Penyuluhan Pertanian?
Siapa penerima manfaat kegiatan Penyuluhan Pertanian?
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Van den Ban dan Hawkins, (2011: 28) penyuluhan secara sistematis
dapat didefinisikan sebagai proses yang:
a. membantu menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan
perkiraan ke depan;
b. membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah
dari analisis tersebut;
c. meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu
masalah, serta membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki petani;
d. membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan
cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya
sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan;
e. membantu petani memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat
mereka sudah optimal;
f. meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya; dan
g. membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan
mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil keputusan.
Dengan melihat rangkaian proses ini, untuk keberhasilannya tidak menjadi
tanggung jawab Penyuluh Pertanian sepenuhnya, tapi juga peran aktif dari petani.
Agar semua proses berjalan dengan lancar tanpa hambatan, komunikasi amat
berperan dalam menghubungkan penyuluh dengan petani.
Menurut UU RI No. 16 tahun 2006, Sistem Penyuluhan Pertanian merupakan
seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta
sikap pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) dan pelaku usaha melalui
penyuluhan. Disebutkan pula bahwa Penyuluhan Pertanian adalah suatu proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumber daya lainnnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Menurut Depatemen Pertanian (2009), Penyuluhan Pertanian adalah suatu
pandangan hidup atau landasan pemikiran yang bersumber pada kebijakan moral
tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan dalam perilaku atau
praktek kehidupan sehari-hari. Penyuluhan Pertanian harus berpijak kepada
pengembangan individu bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu
“Penyuluhan Pertanian sebagai “upaya membantu masyarakat agar mereka dapat
membantu dirinya sendiri dan meningkatkan harkatnya sebagai manusia”.
Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang
kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi
dinamis serta mampu untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan
kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri ( Soeharto,
N.P.2005). Selanjutkan dikatakan oleh Salim,F. (2005), “Bahwa Penyuluhan
Pertanian adalah upaya pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat
pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal dibidang pertanian ,agar
mampu menolong dirinya sendiri baik dibidang ekonomi, social maupun politik,
sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.”
Menurut Valera, et.al. (1987), prinsip Penyuluhan Pertanian adalah bekerja
bersama sasaran (klien) bukan bekerja untuk sasaran. Sasaran penyuluhan adalah
kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda dan dimulai dari apa yang
diketahui dan dimiliki oleh sasaran. Dalam melaksanakan pekerjaan harus
berkoordinasi dengan organisasi pembangunan lainnya. Selanjutnya, informasi
yang disampaikan harus dua arah dan masyarakat harus ikut dalam semua aspek
kegiatan pendidikan dan penyuluhan tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Penyuluhan Pertanian
DAFTAR PUSTAKA