Setiap penyuluh harus memahami dan mampu memilih metode penyuluhan yang
paling baik sebagai suatu cara yang terpilih untuk tercapainya tujuan penyuluhan yang
dilaksanakannya. Sebagai landasan untuk memilih metode yang tepat dapat
menggunakan prinsip-prinsip metode penyuluhan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Pengembangan untuk berpikir kreatif
2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat
3. Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaat
4. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan
(Mardikanto, 2009).
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha beserta
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung. Diharapkan mereka lebih
mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan suatu inovasi. Dalam
penggunaan metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan
berdasarkan: teknik komunikasi, jumlah sasaran dan indera penerima dari sasaran
(Herbenu, 2007).
Teknik komunikasi yang bisa dilakukan pada umumnya ada tiga yaitu teknik
komunikasi informasi adalah proses penyampaian pesan yang sifatnya “memberi tahu”
atau memberikan penjelasan kepada orang lain. Komunikasi ini dapat dilakukan secara
lisan maupun tertulis, misalnya melalui papan pengumuman, pertemuan-pertemuan
kelompok juga media massa, kedua yaitu teknik komunikasi persuasi, istilah “persuasi”
atau dalam bahasa Inggris “persuation” berasal dari kata latin persuasion, yang secara
harfiah berarti hal membujuk atau meyakinkan, dan yang ketiga adalah teknik
komunikasi coersive (koersif) adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang lain dengan cara yang mengandung paksaan agar melakukan suatu tindakan atau
kegiatan tertentu (Suprapto et all, 2004)
Berdasarkan cara penyajian inovasi dalam rangka lebih menjamin efektivitas
hasil komunikasi (khususnya dalam pertemuan kelompok), maka digunakan pendekatan
gabungan berikut :
1. Ceramah, diskusi dan tanya jawab;
2. Demonstrasi cara dan demonstrasi hasil; dan
3. Penggunaan alat bantu flipchart dan folder.
Penggunaan metode gabungan ini cukup efektif, baik dalam mewujudkan
komunikasi dua arah (two-way traffic communication) maupun peningkatan
pemahaman serta kemampuan menerapkan inovasi yang diberikan. Dengan demikian,
para petani akan lebih memahami dan mengerti tentang cara-cara menerapkan inovasi
dalam praktek usahatani mereka (Padmowihardjo, 2000).
Pemilihan metode dan teknik penyuluhan didasari tingkat kemampuan
penerimaan penca indera dan tahapan adopsi yang meliputi kesadaran, minat, menilai,
mencoba dan menerapkan. Dasar pertimbangan pemilihan metode dan teknik
penyuluhan pertanian meliputi keadaan sasaran, sumber daya penyuluhan, keadaan
wilayah dan kebijakan pembangunan pertanian. Ragam metode dan teknik penyuluhan
dapat didasari dari pendekatan jenis komunikasi, psikologis, dan panca indera.
B. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam penyuluhan
pertanian. Dalam bahasa teknis penyuluhan, materi penyuluhan seringkali disebut
sebagai informasi pertanian (suatu data/bahan yang diperlukan penyuluh, petani-
nelayan, dan masyarakat tani). Materi yang akan disampaikan harus disesuaikan
dengan kebutuhan petani (Wastutiningsih dan Sri, 2009).
Materi yang disajikan seyogyanya dapat menjawab, mencairkan atau
menyelesaikan apa yang dibutuhkan petani sesuai kondisi dan kesempatan saat itu,
tentunya dapat berupa materi yang bisa langsung dipraktikkan dan mengemukakan
kaitannya dengan teori yang mendasari sesuai idealnya anjuran yang diharapkan,
dimana kondisi di lapangan terjadi, sebut saja pembudidayaan rumput laut yang
menguntungkan, pemeliharaan ayam buras semi intensif, teknis pemangkasan jambu
mete, dan lain-lain, uraikan sesuai tahapannya misalnya rincian kebutuhan modal awal,
teknik memilih bibit yang baik, manajemen pemeliharaan, pasca panen, pemasaran dan
sebagainya (Mardikanto, 2000).
Materi peyuluhan tergantung pada kebutuhan sasaran. Sehingga materi ajaran
tidak harus bersumber dari textbook, tetapi dapat dari media-massa seperti koran,
tabloid, majalah, laporan-laporan, radio, televisi, pertunjukan kesenian,
perjalanan, cerita rakyat, pesan-pesan generasi tua (para pendahulu), pengalaman kerja
dan pengalaman sehari-hari. Sumber materi ajar tidak harus berasal dari orang-orang
pintar, tokoh masyarakat, atau pejabat, melainkan dari siapa saja (Mardiningsih, 2009).
Tingkat pengetahuan, meliputi pengetahuan penyuluh mengenai materi atau isi
komunikasi, ciri-ciri penerima, cara-cara berkomunikasi. Pengetahuan tentang materi
menentukan ketepatan komunikasi. Mosher dalam Machmud (2006) menyatakan
penyuluh pertanian harus menguasai lima pengertian yang dapat meningkatkan efisiensi
dan efektifitas penyuluhan. Kelima pengertian tersebut adalah pengertian tentang
produksi tanaman dan ternak, pengertian usaha tani sebagai perusahaan, pengertina
tentang pembangunan pertanian, pengertian tentang petani dan bagaimana mereka
belajar, dan pengertian tentang masyarakat pedesaan. Dengan menguasai kelima
kemampuan ini diharapkan penyuluh telah memiliki tingkat pengetahuan yang baik
dalam pelaksanaan penyuluhan.
Teknologi budidaya padi sawah yang digunakan petani selama ini masih relatif
sederhana. Masih banyak menggunakan varietas lokal dan varietas unggul tidak
berlabel. Cara tanam tidak beraturan, baik dengan caplak satu arah atau caplak dua
arah, sehingga populasi rendah. Penggunaan pupuk sangat tergantung dengan dana
yang ada (Miswarti et al., 2004).
Tidak berbeda dengan pendidikan formal, penyuluhan pertanian sebagai
pendidikan non formal pun harus sejalan dengan kemajuan cara manusia
berkomunikasi. Karena itu, penyuluh berkewajiban untuk mengerahkan segala cara dan
daya untuk menggunakan semua alat yang ada untuk membuat penyuluhan menjadi
efektif.
Alat-alat audio-visual yang digunakan dalam penyuluhan pertanian berguna untuk
membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Di antara alat alat audio-visual itu
termasuk gambar, foto, slide, model, pita kaset, tape recorder, film bersuara, televisi,
dan komputer.
Menurut Hamzah (1981), di waktu perang terbukti bahwa selain gambar, peta,
dan bola dunia, alat-alat audio-visual seperti slide, rekaman suara, dan berbagai
proyektor sanggup meningkatkan efisiensi pengajaran antara 25 % sampai 50%.
Banyak ahli berpendapat bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya
melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera yang lain.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian media yang dijelaskan sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa pengertian media penyuluhan adalah alat bantu penyuluh
dalam melaksanakan penyuluhan yang dapat merangsang sasaran suluh untuk dapat
menerima pesan-pesan penyuluhan, dapat berupa media tercetak, terproyeksi, visual
ataupun audio-visual dan komputer.
Tanpa alat-alat audio-visual/media maka penyuluhan tidak akan mempunyai
efektivitas yang dituntut oleh jaman elektronik sekarang ini, serta penggunaannya
memerlukan kemahiran dan keterampilan. Surat kabar, majalah, radio, dan televisi
merupakan media yang paling murah untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat.
Walaupun demikian perlu diamati pengaruhnya sebelum diputuskan penggunaannya
dalam penyuluhan.
Studi terbaru menunjukkan bahwa media massa dapat berperan lebih besar dalam
proses perubahan daripada sebelumnya. Media massa memenuhi beberapa fungsi di
dalam masyarakat dan turut berperan mengubah masyarakat tersebut dalam:
1. menentukan jadwal diskusi yang penting
2. mengalihkan pengetahuan
3. membentuk dan mengubah pendapat
4. mengubah perilaku
Sebagai contoh, majalah pertanian dan program siaran radio pedesaan dapat
memainkan peran penting dalam mendorong petani, penyuluh, dan pemuka desa untuk
membicarakan masalah.
Beberapa pengetahuan dapat dialihkan melalui media, sedangkan pengetahuan
dan keterampilan yang lain tidaklah demikian. Sebagai contoh, bahan-bahan kimia
dapat merusak keseimbangan ekologi dengan terbunuhnya musuh alami, sebagai
gagasan pokok Pengendalian Hama Terpadu dapat diajarkan melalui TV, tetapi
keterampilan lain yang diperlukan untuk mengenali dan menghitung berbagai jenis
serangga hanya mungkin dipelajari di lapangan. Media massa dapat mengembangkan
pendapat bila masyarakat belum memiliki pandangan yang kuat mengenai isu tertentu.
Media juga akan memperoleh pengaruh penting dalam perubahan pendapat bila posisi
yang diajukan hanya berbeda sedikit dengan pendapat baru.
Media massa dapat juga digunakan untuk mengubah perilaku, terutama yang
kecil dan relatif kurang penting, atau perubahan untuk memenuhi keinginan yang ada.