Anda di halaman 1dari 12

ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No.

2, Desember 2017

EVALUASI PENYULUHAN PEMANFAATAN DAUN SIRIH


SEBAGAI PESTISIDA NABATI DALAM MENGENDALIKAN HAMA ULAT
TRITIP (Plutella xylostella) PADA TANAMAN SAWI
DI KAMPUNG WAMESA DISTRIK MANOKWARI SELATAN KABUPATEN
MANOKWARI

(EVALUATION OF SUSPICIOUS LEVEL OF UTILIZATIONS A PESTICIDES


OF VEGETABLE IN CONTROLLED TRITIP (Plutella xylostella) ON SAWI IN
KAMPUNG WAMESA DISTRICT MANOKWARI SELATAN KABUPATEN
MANOKWARI)

Suryanti I. Tumonglo1, Benang Purwanto2, Carolina Diana Mual2


1
Dinas Kehutanan, Perkebunan, Pertanian dan Perikanan Kab.Kaimana
2
Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Manokwari
Email : benang.purwan15@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium STPP Manokwari untuk kajian materi penyuluhan dan kajian
penyuluhan di Kampung Wamesa. Waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan April – Juni 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1).Untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang
pembuatan pestisida nabati dari daun sirih, 2). Untuk meningkatkan ketrampilan petani tentang
pembuatan pestisida nabati dari daun sirih, 3). Agar dapat menilai efektivitas penyuluhan tentang
pembuatan pestisida nabati dari daun sirih, ditinjau dari aspek pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh : 1). Penyuluhan Pemanfaatan Daun Sirih Sebagai Pestisida
Nabati Dalam Mengendalikan Hama Ulat Tritip (Plutella xylostella) Pada Tanaman Sawi memberikan
peningkatan pengetahuan petani sebesar 1,9 dari rata – rata tes awal 17,9 (kategori mengetahui) menjadi
nilai rata – rata tes akhir sebesar 19,8 (kategori sangat mengetahui). 2). Aspek keterampilan responden
dalam pembuatan pestisida nabati dari daun sirih sebesar 87,33 (efektif). 3). Efektifitas penyuluhan
ditinjau dari aspek pengetahuan sebesar 90,47% (efektif).
Kata kunci : daun sirih, pestisida nabati, ulat tritip

ABSTRACT
This research was conducted in the laboratory of STPP Manokwari for the study of extension material
and extension study in Kampung Wamesa. The timing of the research is from April to June 2017. This
study aims to determine : 1). Improve the knowledge of farmers about the manufacture of vegetable
pesticides from betel leaves, 2). Improve farmer's skill about making vegetable pesticide from betel leaf,
3). In order to assess the effectiveness of counseling about the manufacture of vegetable pesticides from
betel leaves, in terms of knowledge and skills. Based on the results of this study obtained: 1). Counseling
the Use of Betel Leaf as a Vegetable Pesticide in Controlling Tritip Caterpillars (Plutella xylostella) In
Plant Sawi provides farmers knowledge improvement of 1.9 from the average of the initial test of 17.9
(know category) to the average value of the final test of 19, 8 (category is very knowing). 2). Aspects of
skills of respondents in the manufacture of vegetable pesticides from betel leaves of 87.33 (effective).
3). Effectiveness counseling in terms of knowledge of 90.47% (effective).

Key word : vegetable pesticide, tritip caterpillars

46
PENDAHULUAN pengendalian hama dan penyakit, karena
hama dan penyakit tanaman dapat
Komoditi sayuran yang lagi diminati
mengurangi jumlah produksi. Hama dapat
saat ini adalah tanaman sawi. Tanaman sawi
berkembang biak dengan cepat, bila
termasuk sayuran yang memiliki arti
lingkungannya memberikan kesempatan
penting, karena disamping dapat memenuhi
bagi mereka (Rismunandar, 1989).
kebutuhan gizi bagi masyarakat, dapat juga
Ulat Tritip (Plutella xylostella) adalah
menambah pendapatan petani. Sawi
hama penting pada tanaman sayuran
sebenarnya dapat ditanam pada semua
musim, baik di musim penghujan maupun khususnya tanaman sawi. Hama ini dapat
menyerang pada daun muda sehingga
di musim kemarau dan umumnya dapat
menimbulkan lubang-lubang pada daun dan
tumbuh dengan baik pada daerah dataran
rendah maupun dataran tinggi. Di negara tanaman dapat rusak dan mati.
Pengendaliannya dapat dilakukan secara
Indonesia tanaman sawi banyak
mekanis, biologis, kimia dan sanitasi.
dibudidayakan petani karena sawi memilki
prospek pasar yang baik dan sangat Selama ini petani menggunakan obat-obat
kimia dalam pengendaliannya. Mengingat
mendukung terhadap pertumbuhan dan
residu kimia yang berbahaya dan semakin
perkembangan tanaman sawi.
Berdasarkan data Badan Pusat sadarnya akan kebutuhan sayuran organik,
maka perlu dicari alternatif pengendalian
Statistik dan Direktorat Jendaral
Hortikultura tahun (2012) luas panen ulat tersebut dengan bahan-bahan alami
(pestisida nabati). Pembuatan bahan alami
tanaman petsai/sawi adalah 61.059 ha
untuk pestisida cukup mudah dilakukan dan
dengan produksi 594.911 ton sehingga
produktivitasnya adalah 9.74 ton/ha. hanya memerlukan ketelatenan, selain itu
biayanya juga sangat murah.
Menurut data BPS Manokwari Dalam
Pestisida nabati adalah pestisida yang
Angka Tahun 2013 adalah luas panen 91 ha,
produksi 309 ton, produksi rata-rata 3,39 bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau
bagian
ton/ha. Data ini menunjukkan bahwa
produksi tanaman petsai/sawi di Provinsi tumbuhan seperti akar, daun, batang atau b
Papua Barat tergolong rendah, bila uah. Pada umumnya pestisida nabati
bersifat sebagai racun perut yang tidak
dibandingkan dengan produktivitas
nasional. Penyebab rendahnya produksi membahayakan terhadap musuh alami atau
sawi Provinsi Papua Barat antara lain belum serangga bukan sasaran sehingga
penggunaan pestisida nabati dapat
adanya penerapan teknologi budidaya,
penggunaan varietas unggul, pemupukan, dikombinasikan dengan musuh alami. Daun
serangan OPT. Walaupun demikian petani Sirih dapat digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan pestisida nabati. Minyak
terus mengusahakan sehingga perlu adanya
upaya dalam meningkatkan pertanian yang atsiri dari daun sirih mengandung minyak
ada di Provinsi Papua Barat khususnya betIephenol, seskuiterpen, pati, diatase,
gula dan zat samak dan kavikol yang
tanaman sawi.
memiliki daya mematikan kuman,
Salah satu upaya dalam
antioksidasi dan fungisida, anti jamur yang
mempertahankan atau mengurangi masalah
mengandung triterpen dan tanin. Daun
kehilangan produksi pertanian adalah
yang diekstrak dengan air atau aseton dapat

47
ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No. 2, Desember 2017

bersifat sebagai racun perut pada serangga petani serta efektivitas penyuluhan ditinjau
(Kardinan, 2004). dari aspek pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan hasil observasi dan Kajian ini bertujuan untuk
survey awal di Kampung Wamesa Distrik meningkatkan pengetahuan dan
Manokwari Selatan, sistem usahatani keterampilan petani tentang pembuatan
tanaman sawi masih dalam skala kecil, pestisida nabati dari daun sirih, serta
dikarenakan adanya serangan hama ulat mengetahui tingkat efektivitas penyuluhan
tritip dan selama ini petani mengandalkan tentang pembuatan pestisida nabati dari
pestisida kimia, sehingga menambah biaya daun sirih, di tinjau dari aspek pengetahuan
produksi. Padahal minat petani dalam dan ketrampilan.
budidaya tanaman sayuran sawi cukup
tinggi, didukung dengan sarana transportasi METODE PELAKSANAAN
yang baik dalam memasarkan hasil panen.
Kegiatan kajian materi penyuluhan
Oleh karena itu, dalam rangka membantu
dan kegiatan penyuluhan dilaksanakan
petani untuk meningkatkan produksi dan
selama 3 bulan, mulai dari bulan
pendapatan, salah satunya adalah sosialisasi
April sampai dengan bulan Juni 2017.
tentang penggunaan daun sirih sebagai
Kajian materi penyuluhan dilaksanakan di
pestisida nabati dalam
laboratorium STPP Manokwari, sedangkan
mengendalikan serangan hama ulat Tritip (
pelaksanaan penyuluhan di Kampung
Plutella xylostella) pada tanaman sawi y
Wamesa Distrik Manokwari Selatan
ang menjadi faktor penghambat peningkatk
Kabupaten Manokwari.
an produksi. Adapun khasiat daun sirih,
Alat dan Bahan
salah satunya dapat mencegah serangan Alat yang dipergunakan adalah
hama ulat Tritip (Plutella xylostella),
blender, penumbuk, panci, ember, kain
karena kandungan bioaktifnya mirip dengan
halus, hand sprayer, folder dan alat tulis
Serai, yaitu saponin, flavonoida, dan menulis, sedangkan bahan yang digunakan
polifenol serta minyak atsiri. Khasiat
adalah daun tanaman sirih, batang serai,
kandungan daun sirih ini dimanfaatkan
bawang merah, air bersih, detergen, kertas,
untuk mengusir wereng, dan belalang. dan kertas manila.
Ekstrak methanol dari daunnya juga dapat
Rancangan pelaksanaan Kegiatan
mematikan beberapa jenis larva serangga, 1. Survei awal di Kampung Wamesa.
sedangkan Kandungan senyawa kimia aktif,
Survei awal yang dilakukan meliputi :
juga ampuh untuk pengusir kutu-kutuan dan
1) Melihat secara langsung budidaya
serangga hama lainnya. Ekstrak sari daun tanaman sawi di Kampung Wamesa; 2)
sirih pun ternyata ampuh membunuh ulat S.
Melakukan wawancara dengan
litura instar (Yulia, Esti. 2010).
tokoh kunci dan petugas lapangan.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti 2. Kajian materi di laboratorium STPP
bermaksud akan memperkenalkan tentang
Manokwari.
pembuatan pestisida nabati daun sirih bagi Langkah Kerja pembuatan pestisida
masyarakat petani di Kampung Wamesa nabati daun sirih:
Distrik Manokwari Selatan. Kemudian
mengkaji pengetahuan dan ketrampilan

48
 Blender/Tumbuk hingga halus 1 kg tentang pemanfaatan, pembuatan
daun sirih segar + 3 umbi dan pengaplikasian serta
bawang merah + 5 batang serai. efektivitas pestisida nabati daun
 Tambahkan 1 liter air + 50 gr sirih terhadap serangan hama
detergen, aduk sampai tercampur rata ulat tritip pada tanaman sawi.
dan menjadi larutan. d. Metode Penyuluhan
 Kemudian rendamlah campuran Adapun metode penyuluhan
bahan-bahan tersebutdi dalam kepada kelompok tani/KWT
panci dan di tutup rapat agar tidak dengan menggunakan teknik
terkontaminasi dengan udara luar ceramah, diskusi dan
selama 24 jam. demonstrasi cara. Sedangkan
 Letakan panci tersebut di tempat untuk pendekatan individu
yang teduh. melalui wawancara secara
 Setelah itu saring dengan langsung dengan petani.
menggunakan kain halus. e. Media Penyuluhan
 Hasil perendaman tersebut siap Media yang digunakan dalam
digunakan sebagai pestisida nabati. penyuluhan adalah folder dan
 Dosis pengunaan dengan benda asli/bahan kontak dengan
perbandingan 1 liter ekstrak pestisida pertimbangan:
nabati daun sirih dengan 5 liter air. (1 a. Tingkat pendidikan petani
: 5) yang bervariasi.
 Hasil dari campuran ekstrak pestisida b. Jumlah sasaran/petani yang
nabati daun sirih dengan air siap di mengikuti kegiatan penyuluhan.
gunakan pada tanaman sawi yang c. Media folder tidak banyak
terserang hama ulat tritip. menggunakan biaya.
3. Pelaksanaan penyuluhan f. Evaluasi Penyuluhan
a. Sasaran Penyuluhan Evaluasi dilakukan untuk
Sasaran penyuluhan dalam kajian mengukur pengetahuan dan
ini adalah petani sayuran di ketrampilan petani dalam
Kampung Wamesa Distrik pembuatan pestisida nabati.
Manokwari Selatan. Tingkat pengetahuan petani
dilakukan dengan 10
b. Tujuan Penyuluhan
Tujuan dari penyuluhan adalah pertanyaan, berbentuk
agar petani dapat mengetahui benar/salah dan jawaban benar
manfaat dan cara pembuatan bernilai 2 dan jawaban salah
pestisida nabati daun sirih untuk bernilai 1. Proses pengukuran
mengendalikan hama ulat tritip dilakukan sebelum ( tes awal )
(Plutella xylostella) pada dan sesudah penyampaian
tanaman sawi. materi penyuluhan ( tes akhir )
c. Materi Penyuluhan sehingga nilai tertinggi (10 x 2 =
Materi penyuluhan yang akan 20) dan nilai terendah (1 x 10 =
disampaikan adalah penjelasan 10). Pengetahuan masing-
masing responden

49
ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No. 2, Desember 2017

diinterpretasikan sebagai terampil, terampil, tidak


berikut : terampil ).
1. Tingkat pengetahuan petani 2. Interval tiap kriteria dihitung
dibagi dalam 3 kriteria sebagai berikut :
sebagai berikut: ( sangat

Nilai maximal − Nilai Minimal


interval =
Jumlah kriteria

20 − 10
interval =
3
interval = 3,3

Selanjut skore untuk menghitung Presentase efektivitas tingkat


kriteria adalah : pengetahuan
- Sangat mengetahui = 18 – 21 Efektif = ˃ 66,66%
- Mengetahui = 14 – 17 Cukup Efekti = ˃ 33,33 – 66,66%
- Tidak mengetahui = 10 – 13 f Kurang = ˂ 33,33%
3. Untuk mengetahui efektivitas Efektif
peningkatan pengetahuan Tingkat ketrampilan masing-masing
menggunakan rumus : (Ginting 1991) responden dinilai dengan melakukan
EPp=Σ ��−�� � 100% observasi terhadap sikap dan pengetahuan
���−��
petani saat kegiatan pembuatan pestisida
Keterangan:
nabati daun sirih oleh kelompok yang
EPp = Efektifitas Peningkatan
menjadi sasaran penyuluhan (cheeklist
Pr = Pre Test
terlampir). Ada 5 tahapan pembuatan
Ps = Post Test
pestisida nabati yang dinilai, diberi nilai 3
N = Jumlah Responden
jika dilakukan dengan benar (trampil) dan
t = Nilai Tertinggi
nilai 1 bila tidak benar (belum trampil).
Q = Jumlah Pertanyaan
Nilai maksimal : 5 x 3 = 15
100% = Pengetahuan yang ingin
Nilai minimal : 5x1=5
dicapai
Selanjutnya nilai-nilai skoring
Dimana:
evaluasi digunakan rumus interval
Ps – Pr = Peningkatan pengetahuan
sebagai berikut :
NtQ- pr = Nilai kesenjangan

Nilai maximal − Nilai Minimal


interval =
Jumlah kriteria
20 − 10
interval =
3
interval = 3,3

50
Sehingga skore untuk nilai ketrampilan 4. Untuk mengetahui efektivitas
adalah : peningkatan ketrampilan menggunakan
 Trampil = > 11 – 15 kriteria persentase efektivitas dengan
 Cukup Trampil = > 8 – 11 rumus :
 Tidak trampil = 5–8

����� ������������ ���� − ����


EPK = � 100%
����� ������������ �������

Maka efektivitas kriteria ketrampilan adalah


a. Efektif= > 66,66 %
b. Cukup Efektif = >33,33 – 66,66 %
c. Kurang Efektif = <33,33 %

Metode Kajian usaha budidaya tanaman sawi, yang


1. Jenis data dan metode pengumpulan terdiri dari 5 orang sebagai
data responden dari masing-masing
Ada dua jenis data yang diambil yaitu kelompok tani yang terdiri dari
data primer dan data sekunder. pengurus dan anggota sehingga
a. Data primer diperoleh dari diperoleh 10 orang petani
petani responden secara responden.
langsung melalui wawancara 3. Variabel dan Pengukuran
berdasarkan topik kajian. a. Variabel yang diukur pada aplikasi
b. Data sekunder yaitu data yang pestisida nabati adalah waktu yang
diambil di Kantor Balai diperlukan sampai hama mati dari
Kampung, Kantor Distrik setiap dosis ekstrak pestisida
maupun Instansi lainnya yang nabati daun sirih dengan
berkaitan dengan judul survei menggunakan perbandingan
tersebut, meliputi : Data tentang ekstrak dan air adalah 1: 5; 1 : 10;
letak geografi wilayah, dan 1 : 15.
penggunaan tanah, keadaan b. Tingkat pengetahuan petani
pertanian. tentang cara pembuatan pestisida
2. Prosedur Penarikan Sampel nabati daun sirih.
Petani responden dipilih c. Tingkat keterampilan petani
secara purposive sampling, yaitu tentang cara pembuatan pestisida
suatu teknik pengambilan atau nabati daun sirih.
penentuan sampel dengan tujuan 4. Metode Analisis dan interpretasi
tertentu dengan syarat ciri dan sifat Data
populasi telah diketahui Data yang diperoleh dianalisis
sebelumnya. secara kuantitatif dan kualitatif
Ada 2 kelompok yang dipilih dengan maksud untuk memperoleh
yaitu kelompok yang aktif dalam

51
ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No. 2, Desember 2017

data yang akurat dan data disajikan yang hadir sebanyak 20 orang, yang
dalam bentuk tabel (tabulasi) diambil sebagai responden sebanyak 10
orang untuk mewakili petani yang hadir
HASIL DAN PEMBAHASAN pada saat itu. Maksud dari pemilihan
responden yakni untuk lebih mudah dalam
Kegiatan Penyuluhan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan mengukur tingkat pengetahuan dan
tentang pemanfaatan daun sirih sebagai keterampilan dari masyarakat setempat.
pestisida nabati dalam mengendalikan hama
ulat tritip (Plutella xylostella) pada tanaman Evaluasi Penyuluhan
sawi, dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 1. Aspek Pengetahuan Responden
a) Penilaian tingkat pengetahuan
2017 bertempat di balai pertemuan
Kampung Wamesa. Adapun sasaran/peserta responden
dalam kegiatan ini yakni masyarakat yang Penilaian tingkat pengetahuan
berdasarkan hasil pre test dan post test
tergabung dalam kelompok tani maupun
diluar dari kelompok tani. Jumlah peserta disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Penilaian Tingkat Pengetahuan Responden


Pre Test Post Test
No Skor Kategori Responde
Persentase % Responden Persentase %
n
1 10 – 13 TM - - -
2 > 14 – 17 M 3 30 - -
3 > 18 - 20 SM 7 70 10 100
Jumlah 10 100 10 100
TM : Tidak mengetahui
M : Mengetahui
SM : Sangat Mengetahui

Dari Tabel 1 dapat dilihat tes awal 7 dan secara nyata bagi petani responden,
orang responden yang termasuk dalam sehingga terlihat ada peningkatan
kategori sangat mengetahui sebesar pengetahuan dari responden atau dengan
70%,sedangkan 3 orang responden di kata lain terjadinya adopsi inovasi. Hal ini
kategorikan mengetahui sebesar 30 %, terlihat dari hasil test akhir 10 orang
faktor yang menyebabkan terjadinya hal responden sebesar 100 % (kategori baik),
tersebut adalah mereka pernah melakukan sebab petani sudah mengerti, memahami
pembuatan pestisida nabati, namun secara dan melihat secara langsung inovasi
teknik belum optimal dalam mengendalikan tersebut mempunyai manfaat yang
hama pada tanaman yang diusahakan menguntungkan bagi mereka dilapangan.
tersebut. Setelah dilakukan penyuluhan dan Inovasi pestisida nabati sesuai
demonstrasi cara pembuatan pestisida serta dengan kebutuhan, menguntungkan, tidak
melakukan uji efektivitas terhadap hama membutuhkan banyak biaya, bahan
yang dilakukan secara langsung kepada tersedia, mengurangi biaya produksi,
petani merupakan suatu tindakan yang perlu mudah membuat / sederhana. Hal ini

52
berkaitan dengan pendidikan, umur fisik dalam merespon terhadap hal-hal yang
responden lampiran 6 hal 60. Artinya jika baru dalam menjalankan usaha taninya.
pendidikan yang dimiliki cukup, biasanya
bersedia melakukan perubahan apabila ada Peningkatan pengetahuan responden
jaminan bahwa perubahan tersebut akan setelah penyuluhan
membawa hasil yang lebih baik. Umur Hasil pre test dan post test dapat
petani sangat mempengaruhi pengetahuan dilihat pada Tabel 19 sebagai berikut:

Tabel 2. Peningkatan Pengetahuan Petani Responden


Jumlah Total Perolehan Nilai Kategori Tingkat
Jenis Test
Responden Nilai Rata-Rata Pengetahuan
Test Awal 10 179 17,9 Mengetahui
Sangat
Test Akhir 10 198 19,8
Mengetahui
Peningkatan 19 1,9

Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai Wamesa membutuhkan inovasi -


rata-rata test awal 17,9 termasuk inovasi baru yang berkaitan dengan
kategori mengetahui dan test akhir 19,8 pengunaan pestisida nabati dalam
termasuk kategori sangat mengetahui. mengendalikan hama tanaman dengan
Sehingga diperoleh peningkatan sistem ramah lingkungan.
sebesar 1,9. Hal ini tidak terlepas dari Hal ini terlihat dari data responden
penggunaan metode yang sesuai seperti yang ikut pada pelaksanaan kegiatan
pendekatan kelompok, teknik penyuluhan dengan umur antara 34 - 50
komunikasi langsung, media folder dan tahun sebanyak 8 orang responden, dan
demonstrasi cara. Hal ini dapat umur 51 tahun keatas sebanyak 2 orang
terlaksana dengan baik apabila petani responden. Sedang semakin tinggi
merespon inovasi yang disuluhkan, pendidikan sesorang maka semakin
selanjutnya mengambil keputusan banyak pengetahuan yang dimiliki,
untuk menerima inovasi tersebut. demikian juga berdasarkan umur dan
a. Efektivitas peningkatan lama berusahatani dapat
penyuluhan petani responden mempengaruhi pola pikir mereka dalam
Efektivitas Penyuluhan pada mengadopsi inovasi dengan baik.
aspek pengetahuan responden sebesar Semua faktor ini yang membuat tingkat
90,47% termasuk kategori efektif, hal adopsi dari responden terhadap inovasi
ini berarti bahwa rancangan penyuluhan pada penyuluhan tersebut terbilang
yang di gunakan efektif sehingga dapat baik. (Baktiar dan Maning1984, dalam
di adopsi oleh petani dengan baik di Nurkolis, 2006).
karenakan penggunaan metode, teknik, 2. Aspek Ketrampilan Responden
media dan materi yang di suluhkan a) Penilaian tingkat ketrampilan
sesuai dengan kebutuhan petani di responden
lapangan. Pada saat ini petani Kampung

53
ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No. 2, Desember 2017

Penilaian tingkat ketrampilan demonstrasi cara pembuatan pestisida


petani responden dalam kegiatan nabati dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penilaian Tingkat Ketrampilan Responden


No Skor Responden Kategori Persentase %
1 5-8 - Tidak trampil -
2 > 8 – 11 1 Cukup trampil 10
3 >11 – 15 9 Trampil 90
Jumlah 10 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa belum dapat diterima sepenuhnya


tingkat ketrampilan petani bervariasi, dalam menjalankan usahataninya,
yang terdiri dari 9 orang termasuk demi meningkatkan pendapatan
trampil (90%). Hal ini berarti ekonomi keluarga.
responden sudah mampu dalam b) Efektivitas tingkat ketrampilan
menerima inovasi dan dapat petani responden
melakukan pembuatan pestisida nabati Efektivitas tingkat ketrampilan
daun sirih dengan benar oleh karena dalam membuat dan mengaplikasikan
responden dan kelompok tani pestisida nabati daun sirih terhadap
Kampung Wamesa sudah pernah hama ulat tritip sebesar 87,33%
mengikuti Penyuluhan tentang termasuk kategori (efektif).
Pestisida Nabati dan bagaimana cara Pelaksanaan demonstrasi tersebut
pembuatannya walaupun dengan efektif sebab dapat diterima oleh
bahan pestisida yang berbeda dengan masyarakat setempat. Meskipun dalam
yang disuluhkan saat ini. Hal inilah pelaksanaan demonstrasi masih ada
yang membuat terjadinya peningkatan petani yang termasuk kategori cukup
pengetahuan dalam demonstrasi cara trampil.
pembuatan pestisida nabati dari Daun Evaluasi Hasil Kajian Lapangan
Sirih oleh setiap responden. 1. Dalam kajian penyuluhan pestisida
Berdasarkan hasil penilaian nabati daun sirih di Kampung
tingkat ketrampilan terdapat 1 orang Wamesa Distrik Manokwari
responden termasuk cukup trampil (10 Selatan, kegiatan kajian tentang
%), hal ini disebabkan karena dosis yang efektif untuk
kurangnya motivasi dari petani dalam pengendalian hama ulat tritip seperti
mengadopsikan teknologi tersebut. pada Tabel 4.
Faktor kurang motivasi tersebut
diakibatkan adanya pekerjaan selain
berusahatani seperti pembantu rumah
tangga yang menghasilkan uang lebih
dari kegiatan usahatani. kegiatan
usahatani hanya sebagai kegiatan
sampingan dalam mengisi waktu
kosong, sehingga inovasi tersebut

54
Tabel 4. Dosis yang efektif pada ekstak pestisida nabati daun sirih
Jumlah Hama yang Mati (ekor)
Jumlah Dosis
Waktu (menit)
Perlakuan hama Ekstrak/ Jumlah
1- 16- 31- 46- 61- 75-
air
15 30 45 60 75 90
Po 20 - - - - - - -
P1 20 1:5 - - 20 - - - 20
P2 20 1 : 10 - - - - - - -
P3 20 1 : 15 - - - - - - -

Tabel 4 menunjukan dengan dosis (1 pengetahuan petani sebesar 1,9 dari


: 5) ekstrak pestisida nabati daun sirih nilai rata-rata tes awal 17,9 (kategori
memiliki konsentrad lebih tinggi atau pekat mengetahui) menjadi nilai rata-rata tes
sehingga mengakibatkan ganguan saraf akhir sebesar 19,8 (kategori sangat
pada hama ulat tritip mengakibatkan hilang mengetahui).
napsu makan, ganguan pernapasan dan 2. Efektifitas penyuluhan ditinjau dari
dapat mematikan hama ulat tritip dalam aspek pengetahuan sebesar 90,47%
jangkauan (31 sampai dengan 45 menit). (efektif) dan aspek ketrampilan sebesar
Sedangkan dengan mengunakan dosis (1 87,33 (efektif).
:10) ekstrak pestisida nabati, hama yang
terkontaminasi mengalami menurunnya Saran
daya makan dan hama tersebut Berdasarkan kesimpulan yang
mengeluarkan cairan hijau dan berlendir. dijabarkan diatas, maka penulis
Kemudian aplikasi dengan dosis ( 1 : 15 ) menyarankan perlu adanya penyuluhan
hama ulat tritip lebih cenderung memakan rutin dari petugas kepada masyarakat di
pucuk daun mudah tanaman sawi, hal ini Kampung Wamesa mengenai pemanfaatan
disebabkan karena daya tahan hidup daun sirih dalam mengedalikan Organisme
semakin berkurang. Penggangu Tanaman (OPT), sehingga akan
membangkitkan motivasi petani dalam
menggunakan pestisida alami yang ramah
SIMPULAN DAN SARAN
lingkungan, serta mengurangi pencemaran
Simpulan lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan hasil kajian dan
pelaksanaan penyuluhan di Kampung
DAFTAR PUSTAKA
Wamesa , maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut: Anang Hermawan.2007.Pengaruh Ekstrak
1. Penyuluhan Pemanfaatan Daun Sirih Daun Sirih (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri.
Sebagai Pestisida Nabati Dalam
Mengendalikan Hama Ulat Tritip Anonim. Budidaya Caisin, 2012
http://www.alamtani.com/budidaya
(Plutella xylostella) Pada Tanaman
-caisim-organik.htmldiunduh
Sawi memberikan peningkatan tanggal 14 Oktber 2013

55
ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No. 2, Desember 2017

Anonim (2009). Pedoman Penyusunan Padmowihardjo,S. 2000. Metode


Programa Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian. Universitas
Peraturan Menteri Pertanian Nomor Terbuka. Jakarta
: 25/Permentan/OT.140/5/2009 Pracaya, 2007. Hama dan Penyakit
tanggal : 13 Mei 2009 Tanaman. PT. Penebar Swadaya.
Anonim. 2002. Pedoman Monitoring dan Jakarta
Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Prijono, 1997.
Departemen Pertanian Pusat Pestisida nabati daun sirih. efektif
Penyuluhan Pertanian. Jakarta untuk mengendalikan hama
Anonimus. 2009.Pengertian kelompok tani. pengisap.
Dikutip dari : http : Rismunandar 1989. Lapoaran organisme
// azisturindra.wordpress.com/2009/ pengganggu tanaman diakses pada
12/02/pengertian-kelompok-tani htpp :
Cahyono, B., 2003. Teknik dan Strategi //optpadatanamansawi.blogspot.sg/
Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). pada tanggal 15 maret 2017 pukul
Yayasan Pustaka Nusatama. 08.00 Wit.
Yogyakarta.Hal : 12-62 Setiawati, W. 2007. Petunjuk Teknis
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Budidaya Tanaman Sayuran. Tim
Indonesia Jilid 4. Puspa Swara, Prima Tani Balitsa. Pusat Penelitian
Jakarta. dan Pengembangan Hortikultura.
Diakses pada http://www.slideshare Badan Penelitian dan
.net/FachroeziAddam/tumbuhan- Pengembangan Pertanian. Lemban,
bahan-pestisida-nabati 15Maret Bandung.
2017 Pukul 10.15 wit.
Setiawati, W. 2008. Tumbuhan Bahan
Joko Samudro. 2015. Fungsi pestisida organik untuk Pestisida Nabati dan Cara
pertanian diakses pada Pembuatannya Untuk Pengendalian
http://organikilo.Co/2015/03/fungsi OPT. Tim Prima Tani Balitsa. Pusat
-pestisida -organik-usaha pertanian pada
tanggal 27 maret 2017 pukul 08.30 Wit.
Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura. Badan Penelitian dan
Kardinan, A. 2004.Pestisida Pengembangan Pertanian. Lemban,
Nabati.Penebar Swadaya, Jakarta. Bandung.
Mardikanto. 2007. Dasar-Dasar Setiawati,R.Murtiningsih,N.Gunaeni, dan
Penyuluhan Pertanian. Surakarta: T. Rubiati: Tumbuhan Bahan
Pusat Pengembangan Agrobisnis Pestisida Nabati dan Cara
dan Perhutani Sosial. Pembuatannya untuk
Mardikanto, Totok, 2009. Sistem POPT.2008.BALAI Penelitian
Penyuluhan Pertanian. Sebelas Tanaman Sayuran.
Maret University Press, Solo. Syafri E,Yulisti B. 2010. Budidaya
Muthoharoh, Layin, 2011. Analisis Tanaman Sayuran. BPTP (Balai
Berbagai Pigmen Daun Sirih Hijau Penelitian
(Piper Betle L.) dan Sirih Merah Teknologi Pertanian) Jambi. Diund
(Piper Crocatum Ruiz dan Pav.) uh dari http://jambi.litbang.deptan.
berdasarkan umur fisiologis daun. go.id(26 Oktober 2013)
Universitas Negeri Malang. Thamrin M. 2011. Potensi ekstrak Flora
lahan rawa sebagai pestisida nabati.

56
Skripsi . Balai penelitian pertanian Yulia, Esti. 2010. Hama Penting Tanaman
lahan rawa, Kalimantan. Kubis. (http://blog.ub.ac.id/estiyulia,
diakses 26 Februari 2011).
Van den Ban, A. W. & Hawkins (1999).
Penyuluhan Pertanian. PT.
Kanisius, Yogyakarta.

57

Anda mungkin juga menyukai