2, Desember 2017
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium STPP Manokwari untuk kajian materi penyuluhan dan kajian
penyuluhan di Kampung Wamesa. Waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan April – Juni 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1).Untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang
pembuatan pestisida nabati dari daun sirih, 2). Untuk meningkatkan ketrampilan petani tentang
pembuatan pestisida nabati dari daun sirih, 3). Agar dapat menilai efektivitas penyuluhan tentang
pembuatan pestisida nabati dari daun sirih, ditinjau dari aspek pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh : 1). Penyuluhan Pemanfaatan Daun Sirih Sebagai Pestisida
Nabati Dalam Mengendalikan Hama Ulat Tritip (Plutella xylostella) Pada Tanaman Sawi memberikan
peningkatan pengetahuan petani sebesar 1,9 dari rata – rata tes awal 17,9 (kategori mengetahui) menjadi
nilai rata – rata tes akhir sebesar 19,8 (kategori sangat mengetahui). 2). Aspek keterampilan responden
dalam pembuatan pestisida nabati dari daun sirih sebesar 87,33 (efektif). 3). Efektifitas penyuluhan
ditinjau dari aspek pengetahuan sebesar 90,47% (efektif).
Kata kunci : daun sirih, pestisida nabati, ulat tritip
ABSTRACT
This research was conducted in the laboratory of STPP Manokwari for the study of extension material
and extension study in Kampung Wamesa. The timing of the research is from April to June 2017. This
study aims to determine : 1). Improve the knowledge of farmers about the manufacture of vegetable
pesticides from betel leaves, 2). Improve farmer's skill about making vegetable pesticide from betel leaf,
3). In order to assess the effectiveness of counseling about the manufacture of vegetable pesticides from
betel leaves, in terms of knowledge and skills. Based on the results of this study obtained: 1). Counseling
the Use of Betel Leaf as a Vegetable Pesticide in Controlling Tritip Caterpillars (Plutella xylostella) In
Plant Sawi provides farmers knowledge improvement of 1.9 from the average of the initial test of 17.9
(know category) to the average value of the final test of 19, 8 (category is very knowing). 2). Aspects of
skills of respondents in the manufacture of vegetable pesticides from betel leaves of 87.33 (effective).
3). Effectiveness counseling in terms of knowledge of 90.47% (effective).
46
PENDAHULUAN pengendalian hama dan penyakit, karena
hama dan penyakit tanaman dapat
Komoditi sayuran yang lagi diminati
mengurangi jumlah produksi. Hama dapat
saat ini adalah tanaman sawi. Tanaman sawi
berkembang biak dengan cepat, bila
termasuk sayuran yang memiliki arti
lingkungannya memberikan kesempatan
penting, karena disamping dapat memenuhi
bagi mereka (Rismunandar, 1989).
kebutuhan gizi bagi masyarakat, dapat juga
Ulat Tritip (Plutella xylostella) adalah
menambah pendapatan petani. Sawi
hama penting pada tanaman sayuran
sebenarnya dapat ditanam pada semua
musim, baik di musim penghujan maupun khususnya tanaman sawi. Hama ini dapat
menyerang pada daun muda sehingga
di musim kemarau dan umumnya dapat
menimbulkan lubang-lubang pada daun dan
tumbuh dengan baik pada daerah dataran
rendah maupun dataran tinggi. Di negara tanaman dapat rusak dan mati.
Pengendaliannya dapat dilakukan secara
Indonesia tanaman sawi banyak
mekanis, biologis, kimia dan sanitasi.
dibudidayakan petani karena sawi memilki
prospek pasar yang baik dan sangat Selama ini petani menggunakan obat-obat
kimia dalam pengendaliannya. Mengingat
mendukung terhadap pertumbuhan dan
residu kimia yang berbahaya dan semakin
perkembangan tanaman sawi.
Berdasarkan data Badan Pusat sadarnya akan kebutuhan sayuran organik,
maka perlu dicari alternatif pengendalian
Statistik dan Direktorat Jendaral
Hortikultura tahun (2012) luas panen ulat tersebut dengan bahan-bahan alami
(pestisida nabati). Pembuatan bahan alami
tanaman petsai/sawi adalah 61.059 ha
untuk pestisida cukup mudah dilakukan dan
dengan produksi 594.911 ton sehingga
produktivitasnya adalah 9.74 ton/ha. hanya memerlukan ketelatenan, selain itu
biayanya juga sangat murah.
Menurut data BPS Manokwari Dalam
Pestisida nabati adalah pestisida yang
Angka Tahun 2013 adalah luas panen 91 ha,
produksi 309 ton, produksi rata-rata 3,39 bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau
bagian
ton/ha. Data ini menunjukkan bahwa
produksi tanaman petsai/sawi di Provinsi tumbuhan seperti akar, daun, batang atau b
Papua Barat tergolong rendah, bila uah. Pada umumnya pestisida nabati
bersifat sebagai racun perut yang tidak
dibandingkan dengan produktivitas
nasional. Penyebab rendahnya produksi membahayakan terhadap musuh alami atau
sawi Provinsi Papua Barat antara lain belum serangga bukan sasaran sehingga
penggunaan pestisida nabati dapat
adanya penerapan teknologi budidaya,
penggunaan varietas unggul, pemupukan, dikombinasikan dengan musuh alami. Daun
serangan OPT. Walaupun demikian petani Sirih dapat digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan pestisida nabati. Minyak
terus mengusahakan sehingga perlu adanya
upaya dalam meningkatkan pertanian yang atsiri dari daun sirih mengandung minyak
ada di Provinsi Papua Barat khususnya betIephenol, seskuiterpen, pati, diatase,
gula dan zat samak dan kavikol yang
tanaman sawi.
memiliki daya mematikan kuman,
Salah satu upaya dalam
antioksidasi dan fungisida, anti jamur yang
mempertahankan atau mengurangi masalah
mengandung triterpen dan tanin. Daun
kehilangan produksi pertanian adalah
yang diekstrak dengan air atau aseton dapat
47
ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No. 2, Desember 2017
bersifat sebagai racun perut pada serangga petani serta efektivitas penyuluhan ditinjau
(Kardinan, 2004). dari aspek pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan hasil observasi dan Kajian ini bertujuan untuk
survey awal di Kampung Wamesa Distrik meningkatkan pengetahuan dan
Manokwari Selatan, sistem usahatani keterampilan petani tentang pembuatan
tanaman sawi masih dalam skala kecil, pestisida nabati dari daun sirih, serta
dikarenakan adanya serangan hama ulat mengetahui tingkat efektivitas penyuluhan
tritip dan selama ini petani mengandalkan tentang pembuatan pestisida nabati dari
pestisida kimia, sehingga menambah biaya daun sirih, di tinjau dari aspek pengetahuan
produksi. Padahal minat petani dalam dan ketrampilan.
budidaya tanaman sayuran sawi cukup
tinggi, didukung dengan sarana transportasi METODE PELAKSANAAN
yang baik dalam memasarkan hasil panen.
Kegiatan kajian materi penyuluhan
Oleh karena itu, dalam rangka membantu
dan kegiatan penyuluhan dilaksanakan
petani untuk meningkatkan produksi dan
selama 3 bulan, mulai dari bulan
pendapatan, salah satunya adalah sosialisasi
April sampai dengan bulan Juni 2017.
tentang penggunaan daun sirih sebagai
Kajian materi penyuluhan dilaksanakan di
pestisida nabati dalam
laboratorium STPP Manokwari, sedangkan
mengendalikan serangan hama ulat Tritip (
pelaksanaan penyuluhan di Kampung
Plutella xylostella) pada tanaman sawi y
Wamesa Distrik Manokwari Selatan
ang menjadi faktor penghambat peningkatk
Kabupaten Manokwari.
an produksi. Adapun khasiat daun sirih,
Alat dan Bahan
salah satunya dapat mencegah serangan Alat yang dipergunakan adalah
hama ulat Tritip (Plutella xylostella),
blender, penumbuk, panci, ember, kain
karena kandungan bioaktifnya mirip dengan
halus, hand sprayer, folder dan alat tulis
Serai, yaitu saponin, flavonoida, dan menulis, sedangkan bahan yang digunakan
polifenol serta minyak atsiri. Khasiat
adalah daun tanaman sirih, batang serai,
kandungan daun sirih ini dimanfaatkan
bawang merah, air bersih, detergen, kertas,
untuk mengusir wereng, dan belalang. dan kertas manila.
Ekstrak methanol dari daunnya juga dapat
Rancangan pelaksanaan Kegiatan
mematikan beberapa jenis larva serangga, 1. Survei awal di Kampung Wamesa.
sedangkan Kandungan senyawa kimia aktif,
Survei awal yang dilakukan meliputi :
juga ampuh untuk pengusir kutu-kutuan dan
1) Melihat secara langsung budidaya
serangga hama lainnya. Ekstrak sari daun tanaman sawi di Kampung Wamesa; 2)
sirih pun ternyata ampuh membunuh ulat S.
Melakukan wawancara dengan
litura instar (Yulia, Esti. 2010).
tokoh kunci dan petugas lapangan.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti 2. Kajian materi di laboratorium STPP
bermaksud akan memperkenalkan tentang
Manokwari.
pembuatan pestisida nabati daun sirih bagi Langkah Kerja pembuatan pestisida
masyarakat petani di Kampung Wamesa nabati daun sirih:
Distrik Manokwari Selatan. Kemudian
mengkaji pengetahuan dan ketrampilan
48
Blender/Tumbuk hingga halus 1 kg tentang pemanfaatan, pembuatan
daun sirih segar + 3 umbi dan pengaplikasian serta
bawang merah + 5 batang serai. efektivitas pestisida nabati daun
Tambahkan 1 liter air + 50 gr sirih terhadap serangan hama
detergen, aduk sampai tercampur rata ulat tritip pada tanaman sawi.
dan menjadi larutan. d. Metode Penyuluhan
Kemudian rendamlah campuran Adapun metode penyuluhan
bahan-bahan tersebutdi dalam kepada kelompok tani/KWT
panci dan di tutup rapat agar tidak dengan menggunakan teknik
terkontaminasi dengan udara luar ceramah, diskusi dan
selama 24 jam. demonstrasi cara. Sedangkan
Letakan panci tersebut di tempat untuk pendekatan individu
yang teduh. melalui wawancara secara
Setelah itu saring dengan langsung dengan petani.
menggunakan kain halus. e. Media Penyuluhan
Hasil perendaman tersebut siap Media yang digunakan dalam
digunakan sebagai pestisida nabati. penyuluhan adalah folder dan
Dosis pengunaan dengan benda asli/bahan kontak dengan
perbandingan 1 liter ekstrak pestisida pertimbangan:
nabati daun sirih dengan 5 liter air. (1 a. Tingkat pendidikan petani
: 5) yang bervariasi.
Hasil dari campuran ekstrak pestisida b. Jumlah sasaran/petani yang
nabati daun sirih dengan air siap di mengikuti kegiatan penyuluhan.
gunakan pada tanaman sawi yang c. Media folder tidak banyak
terserang hama ulat tritip. menggunakan biaya.
3. Pelaksanaan penyuluhan f. Evaluasi Penyuluhan
a. Sasaran Penyuluhan Evaluasi dilakukan untuk
Sasaran penyuluhan dalam kajian mengukur pengetahuan dan
ini adalah petani sayuran di ketrampilan petani dalam
Kampung Wamesa Distrik pembuatan pestisida nabati.
Manokwari Selatan. Tingkat pengetahuan petani
dilakukan dengan 10
b. Tujuan Penyuluhan
Tujuan dari penyuluhan adalah pertanyaan, berbentuk
agar petani dapat mengetahui benar/salah dan jawaban benar
manfaat dan cara pembuatan bernilai 2 dan jawaban salah
pestisida nabati daun sirih untuk bernilai 1. Proses pengukuran
mengendalikan hama ulat tritip dilakukan sebelum ( tes awal )
(Plutella xylostella) pada dan sesudah penyampaian
tanaman sawi. materi penyuluhan ( tes akhir )
c. Materi Penyuluhan sehingga nilai tertinggi (10 x 2 =
Materi penyuluhan yang akan 20) dan nilai terendah (1 x 10 =
disampaikan adalah penjelasan 10). Pengetahuan masing-
masing responden
49
ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No. 2, Desember 2017
20 − 10
interval =
3
interval = 3,3
50
Sehingga skore untuk nilai ketrampilan 4. Untuk mengetahui efektivitas
adalah : peningkatan ketrampilan menggunakan
Trampil = > 11 – 15 kriteria persentase efektivitas dengan
Cukup Trampil = > 8 – 11 rumus :
Tidak trampil = 5–8
51
ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No. 2, Desember 2017
data yang akurat dan data disajikan yang hadir sebanyak 20 orang, yang
dalam bentuk tabel (tabulasi) diambil sebagai responden sebanyak 10
orang untuk mewakili petani yang hadir
HASIL DAN PEMBAHASAN pada saat itu. Maksud dari pemilihan
responden yakni untuk lebih mudah dalam
Kegiatan Penyuluhan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan mengukur tingkat pengetahuan dan
tentang pemanfaatan daun sirih sebagai keterampilan dari masyarakat setempat.
pestisida nabati dalam mengendalikan hama
ulat tritip (Plutella xylostella) pada tanaman Evaluasi Penyuluhan
sawi, dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 1. Aspek Pengetahuan Responden
a) Penilaian tingkat pengetahuan
2017 bertempat di balai pertemuan
Kampung Wamesa. Adapun sasaran/peserta responden
dalam kegiatan ini yakni masyarakat yang Penilaian tingkat pengetahuan
berdasarkan hasil pre test dan post test
tergabung dalam kelompok tani maupun
diluar dari kelompok tani. Jumlah peserta disajikan pada Tabel 1.
Dari Tabel 1 dapat dilihat tes awal 7 dan secara nyata bagi petani responden,
orang responden yang termasuk dalam sehingga terlihat ada peningkatan
kategori sangat mengetahui sebesar pengetahuan dari responden atau dengan
70%,sedangkan 3 orang responden di kata lain terjadinya adopsi inovasi. Hal ini
kategorikan mengetahui sebesar 30 %, terlihat dari hasil test akhir 10 orang
faktor yang menyebabkan terjadinya hal responden sebesar 100 % (kategori baik),
tersebut adalah mereka pernah melakukan sebab petani sudah mengerti, memahami
pembuatan pestisida nabati, namun secara dan melihat secara langsung inovasi
teknik belum optimal dalam mengendalikan tersebut mempunyai manfaat yang
hama pada tanaman yang diusahakan menguntungkan bagi mereka dilapangan.
tersebut. Setelah dilakukan penyuluhan dan Inovasi pestisida nabati sesuai
demonstrasi cara pembuatan pestisida serta dengan kebutuhan, menguntungkan, tidak
melakukan uji efektivitas terhadap hama membutuhkan banyak biaya, bahan
yang dilakukan secara langsung kepada tersedia, mengurangi biaya produksi,
petani merupakan suatu tindakan yang perlu mudah membuat / sederhana. Hal ini
52
berkaitan dengan pendidikan, umur fisik dalam merespon terhadap hal-hal yang
responden lampiran 6 hal 60. Artinya jika baru dalam menjalankan usaha taninya.
pendidikan yang dimiliki cukup, biasanya
bersedia melakukan perubahan apabila ada Peningkatan pengetahuan responden
jaminan bahwa perubahan tersebut akan setelah penyuluhan
membawa hasil yang lebih baik. Umur Hasil pre test dan post test dapat
petani sangat mempengaruhi pengetahuan dilihat pada Tabel 19 sebagai berikut:
53
ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No. 2, Desember 2017
54
Tabel 4. Dosis yang efektif pada ekstak pestisida nabati daun sirih
Jumlah Hama yang Mati (ekor)
Jumlah Dosis
Waktu (menit)
Perlakuan hama Ekstrak/ Jumlah
1- 16- 31- 46- 61- 75-
air
15 30 45 60 75 90
Po 20 - - - - - - -
P1 20 1:5 - - 20 - - - 20
P2 20 1 : 10 - - - - - - -
P3 20 1 : 15 - - - - - - -
55
ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 8, No. 2, Desember 2017
56
Skripsi . Balai penelitian pertanian Yulia, Esti. 2010. Hama Penting Tanaman
lahan rawa, Kalimantan. Kubis. (http://blog.ub.ac.id/estiyulia,
diakses 26 Februari 2011).
Van den Ban, A. W. & Hawkins (1999).
Penyuluhan Pertanian. PT.
Kanisius, Yogyakarta.
57