Anda di halaman 1dari 10

Wowor

JURNAL AGROEKOTEKNOLOGI TERAPAN


VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
Applied Agroecotechnology Journal

Agroteknologi Universitas Sam Ratulangi e_ISSN:2797-0647


Abstract
USE OF PLANT-BASED This study aims to determine the effect of using extracts of
Cymbopogon Nardus L. and Mimosa Pudica extracts as controlling
PESTICIDES pests of rice plants. The results of the study showed that the use of
CYMBOPOGON extracts of Cymbopogon Nardus and Mimosa pudica was able to cause
NARDUS AND MIMOSA mortality, especially for the pest Leptocorisa acuta on rice plants. The
chemical content of Cymbopogon Nardus is in the form of citronella
PUDICA TO CONTROL essential oil consisting of siral compounds, citronella, geraniol,
RICE PESTS mirsena, nerol, farnesol methyl heptanol, and dipentene. The largest
content is citronella, which is 35%, and geraniol, which is 34-40%.
Pemanfaatan Pestisida The chemical content of Mimosa pudica is in the form of a secondary
metabolite called mimosin, as well as pipecholinic acid, tannins,
Nabati Cymbopogon Nardus alkaloids, saponins, triterpenoids, sterols, polyphenols and flavonoids.
Dan Mimosa Pudica Sebagai The presence of this chemical content underlies the use of M. invisa
Pengendali Organisme weed as a vegetable pesticide.
Pengganggu Tanaman Padi Keywords: Cymbopogon Nardus, Mimosa invisa, pesticides, vegetable
extracts
Inri Irene Wowor, Christina L. Salaki, Abstrak
Jimmy Rimbing 2)
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan ekstrak
1)Program Studi Agroteknologi, ekstrak Cymbopogon Nardus L. dan Mimosa Pudica sebagai
Fakultas Pertanian, Universitas Sam pengendali organisme pengganggu tanaman padi. Hasil kajian
Ratulangi, Manado, 95115, Indonesia
menunjukkan bahwa pemanfaatan ekstrak Cymbopogon Nardus dan
2)Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Mimosa pudica mampu terjadi mortalitas, khususnya pada hama
Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Leptocorisa acuta pada tanaman padi. Kandungan bahan kimia
Manado, 95515 Telp (0431) 846539 Cymbopogon Nardus ini berupa minyak atsiri serai wangi terdiri dari
*Corresponding author: senyawa siral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farmesol methyl
inriwowor038@student.unsrat.ac.id heptenol, dan dipentena. Kandungan yang paling besar adalah sitronela
yaitu 35% dan geraniol sebesar 34-40%.
Kandungan bahan kimia Mimosa pudica berupa metabolit sekunder
yang disebut mimosin, serta asam pipekolinat, tannin, alkaloid,
saponin, triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid. Adanya
kandungan bahan kimia inilah yang mmendasari pemanfaatkan gulma
M. invisa sebagai pestisida nabati.
Kata kunci: Cymbopogon Nardus, Mimosa invisa, pestisida, ekstrak
nabati.

PENDAHULUAN dapat menurunkan hasil 27% (Balai Besar


Di Indonesia walang sangit Penelitian Tanaman Padi, 2009).
merupakan hama potensial yang pada waktu Dalam pengembangan produksi
tertentu menjadi hama penting dan dapat pangan khususnya padi, petani dihadapkan
menyebabkan kehilangan hasil mencapai kepada beberapa kendala baik yang bersifat
50%. Diduga bahwa populasi 100.000 ekor fisik. Salah satu kendala biologi adalah
perhektar dapat menurunkan hasil sampai gangguan spesies organisme yang
25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyebabkan penurunan baik kuantitas
populasi walang sangit 5 ekor per 9 rumpun maupun kualitas produk bahan sampai
padi akan menurunkan hasil 15%. menggagalkan panen (Fitria, 2015).
Hubungan antara kepadatan populasi Salah satu hama serangga penting
walang sangit dengan penurunan hasil adalah walang sangit, dimana hama ini
menunjukkan bahwa serangan satu ekor hampir menyerang pertanaman padi setelah
walang sangit per malai dalam satu minggu padi berbunga. Bulir padi ditusuk dengan

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
27
Wowor VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022

rostrumnya, kemudian cairan bulir tersebut bersifat membunuh, menarik (attractant),


diisap. Akibat serangan hama ini menolak (repellant), antimakan
pertumbuhan bulir padi kurang sempurna, (antifeedant), racun (toxicant) dan
biji bulir tidak terisi penuh ataupun hampa menghambat pertumbuhan (Santi, 2011).
sama sekali. Dengan demikian dapat Berdasarkan beberapa literatur,
mengakibatkan penurunan kualitas maupun penggunaan tumbuhan, bahan tumbuhan,
kuantitas hasil (Asikin dan Thamrin, 2009). atau ekstrak tumbuhan (insektisida botani)
Oleh karena itu perlu dilakukan untuk perlindungan tanaman dan cadangan
pengendalian terhadap hama walang sangit produk bagi pengendalian serangga hama
pada pertanaman padi sehingga tidak terjadi yang mampu dimanfaatkan oleh petani di
penurunan kualitas maupun kuantitas hasil masa kini yang cukup mampu diandalkan
produksi padi. Pengendalian walang sangit (Isman, 2008).
dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi Achmad Djuanedi (2009) dalam
lingkungan, kultur teknis, secara biologi penelitiannya mengemukakan bahwa
(menggunakan agens hayati), menggunakan biopestisida (ekstrak daun mimba,
perangkap, dan secara kimiawi (Azzamy, lengkuas dan serai) cukup efektif sebagai
2016). pestisida kimiawi. Sedangkan jenis pengendali hama ulat, belalang dan thrips
pestisida kimiawi tersebut mempunyai yang pembuatan dan aplikasinya di lapang
dampak negatif bagi lingkungan seperti cukup mudah dilakukan. Beberapa jenis
terbunuhnya musuh alami serta hama bukan gulma golongan rumput, teki dan gulma
sasaran. Untuk mengatasi atau mengurangi berdaun lebar berpotensi memiliki khasiat
penggunaan pestisida atau insektisida sebagai obat, namun ada pula yang
tersebut perlu dikaji alternatif pengendalian mengandung racun terutama terhadap
yang ramah lingkungan (Qomarodin, 2006). kulit dan sebagian lagi mempunyai bau
Dampak negatif tersebut yang yang menyengat dan digunakan untuk
mendorong peneliti untuk mengatasi mengendalikan hama dan penyakit
masalah hama walang sangit dengan (Thamrin, 2013). Dari beberapa hasil
mencari alternatif bahan pengganti pestisida penelitian ekstrak serai wangi dan putri
yang murah dan yang relatif bersifat malu ternyata mampu bekerja sebagai
spesifik dan pengaruhnya seandainya ada antimikroba yang dapat dimanfaatkan
jauh lebih kecil dari pada yang di timbulkan untuk menekan serangan hama dan atau
oleh bahan-bahan kimia terhadap penyakit tanaman (Tomare, 2014). Oleh
lingkungan atau organisme bukan sasaran. karena itu, keberadaannya yang kurang
Oleh karena itu, kebijakan pemanfaatan menguntungkan secara langsung namun
bahan nabati ramah lingkungan merupakan berlimpah dapat dimanfaatkan sebagai
pilihan yang tepat untuk membangun pengendali Organisme Pengganggu
pertanian masa depan (Syakir 2011). Tanaman.Tujuan dilakukannya kajian ini
Saat ini telah banyak dikembangkan adalah untuk mengetahui peran positif
pestisida yang lebih ramah lingkungan (manfaat) ekstrak tanaman serai wangi C.
yakni pestisida organik. Pestisida ini Nardus dan putri malu Mimosa pudica
dikembangkan untuk mengurangi dampak sebagai pengendali Organisme
negatif yang ditimbulkan oleh pemberian Pengganggu Tanaman (OPT) pada
pestisida sintetik. Eksplorasi pestisida nabati tanaman padi.
dapat bersumber dari tumbuhan yaitu METODOLOGI PENELITIAN
penggunaan atau pemanfaatan secara
tradisional bagian-bagian tumbuhan tertentu Tempat dan Waktu Penelitian.
untuk tujuan pengendalian hama. Beberapa Penelitian ini dilaksanakan di
dari pestisida nabati diantaranya adalah laboratorium Entomologi dan Green House

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
28
Wowor VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022

Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian 1. Pengambilan Hama


Universitas Sam Ratulangi Manado mulai Walang sangit dikumpulkan dari
dari bulan Juni sampai bulan juli 2018. pertanaman padi di berbagai sentra
produksi padi, seperti di Kelurahan
Rancangan Penelitian. Tompaso Baru Minahasa Selatan dan Tara-
Penelitian ini dilakukukan dengan Tara Kota Tomohon. Kemudian walang
menggunakan Rancangan Acak Lengkap sangit dibawa ke Green House dan
(RAL). Percobaan dalam penelitian ini dipelihara dalam kurungan dimasukkan
terdiri dari serai wangi dan putri malu. tanaman padi fase vegetative untuk pakan.
Masing -masing perlakuan serai wangi dan Tempat penangkaran yang digunakan
putri malu diulang sebanyak 2 kali. adalah kurungan berbentuk kotak
terbungkuskan jarring/kelambu dengan
S-1 S-2 S-3 S-4
ukuran panjang 70 cm, lebar 70cm, dan
tinggi 1 meter.
S-1 S-2 S-3 S-4
2. Pembuatan Ekstrak
Gambar 1. Denah percobaan ekstrak wangi pada hama Cara membuat ekstrak serai wangi
walang sangit di lapangan
dilakukan dengan mencabut serai wangi
langsung dari tanah, lalu dibersihkan
P-1 P -2 P-3 P-4 sampai bersih. Setelah itu digunting kecil-
kecil dan ditimbang sebanyak 100gr serai
P-1 P -2 P -3 P -4 wangi / 500 cc air. Setelah ditimbang, serai
wangi tersebut diblender. Serai wangi
Gambar 2. Denah percobaan ekstrak putri malu pada
hama walang sangit di lapangan yang telah diblender diambil dan disaring
untuk memperoleh ekstrak serai wangi.
Untuk setiap perlakuan serangga uji walang sangit Hasil saringan ekstrak serai wangi
sebanyak 10 ekor pada stadiaimago. kemudian diencerkan beberapa tingkat
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut : P1 : konsentrasi yaitu 200 cc / 500 cc, 400 cc /
Konsentrasi 200 cc ekstrak serai wangi, P2 :
500 cc, 600 cc / 500 cc, 800 cc / 500 cc.
Konsentrasi 400 cc ekstrak serai wangi, P3 :
Konsentrasi 600 cc ekstrak serai wangi , P4: Ekstrak serai wangi telah diencerkan dapat
Konsentrasi 800 cc ekstrak serai wangi langsung digunakan 3. Perlakuan Dengan
Ekstrak Serai Wangi.
Konsentrasi uji yang digunakan pada
percobaan (1,2,3,4) adalah larutan 4. Perlakuan Dengan Ekstrak Putri Malu
200cc/500cc air, larutan 400cc/500cc air, Setelah walang sangit dipelihara
larutan 600cc/500cc air, larutan selama 5 hari, pengujian ekstrak serai
800cc/500cc air. wangi dan ekstrak putri malu dapat
Pengamatan. dilakukan. Ekstrak serai wangi dan ekstrak
Parameter yang diamati persentase putri malu masing-masing disemprot pada
mortalitas hama walang sangit. Yang masing-masing pengulangan disetiap
dihitung menggunakan rumus sebagai perlakuan selama 3 hari. Aplikasi ekstrak
berikut: serai wangi dan ekstrak putri malu yang
dilakukan setiap hari memiliki efisiensi
P = a / (a+b) x 100 yang kurang baik bagi petani di lapangan.
Dimana: Namun pada kenyataannya aplikasi
P= Persentase mortalitas walang sangit pestisida nabati harus lebih sering
a = Jumlah walang sangit yang mati dilakukan karena efek yang ditimbulkan
b = Jumlah walang sangit yang hidup bekerja lebih lambat dibandingkan dengan
Prosedur kerja.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
29
Wowor VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022

pestisida sintetik. Penyemprotan dilakukan mortalitas imago hama walang sangit,


pada pagi hari jam 05.30am. disebabkan oleh adanya kandungan
metabolit sekunder. Anwar dkk., (2016)
Analisis Data.
melaporkan bahwa tanaman serai wangi
Data yang diperoleh merupakan data
mengandung minyak atsiri, dikenal dengan
mentah hasil pengamatan dan perhitungan
nama citronella oil dan mempunyai nilai
jumlah mortalitas walang sangit. Data
jual yang cukup tinggi. Jenis hama yang
yang diperoleh hasil penelitian dilakukan
dapat dikendalikan oleh minyak atsiri
analisis varians, kemudian dilanjutkan
sereh wangi adalah : penggerek buah
beda nyata terkecil BNT.
jeruk, kutu putih, kutu dompolan, Aphid,
HASIL DAN PEMBAHASAN Thrips, lalat buah, dan kutu sisik (Anonim.
Pemanfaatan Ekstrak Serai Wangi 2022).
Hasil penelitian penggunaan
(Cymbopogon nardus)
ekstrak serai wangi. Perbedaan persentase
Berdasarkan hasil pengamatan mortalitas hama walang sangit, disebabkan
pengaruh ekstrak serai wangi (C. nardus) oleh tingkat konsentrasi ekstrak serai
terhadap mortalitas imago hama wangi yang memiliki kandungan sitronela
Leptocorisa acuta pada tanaman padi berbeda. Akibat perbedaan tingkat
adalah : S1 dengan konsentrasi ekstrak 200 konsentrasi ekstrak serai wangi,
cc, sebesar 10,0 persen dan S4 (800 cc) menyebabkan daya bunuh berbeda.
21,7 persen. Hasil pengamatan pengaruh Semakin banyak kandungan sitronela,
ekstrak serai wangi terhadap mortalitas maka mortalitas hama walang sangit L.
imago hama L. acuta pada tanaman padi acuta pada tanaman padi semakin besar.
dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan nilai rata-rata mortalitas
Berdasarkan Tabel 1, penggunaan dibuat grafik pengaruh ekstrak serai wangi
ekstrak serai wangi pada perlakuan P1 terhadap persentase hama walang sangit L.
dengan konsentrasi 200 cc terhadap acuta, dapat dilihat pada Gambar 1 Berikut
mortalitas imago. hama L. acuta sebesar ini.
10 %, kemudian diikuti oleh P2 dan P3
memiliki mortalitas yang sama, yaitu 14,9 Berdasarkan hasil pengamatan yang
persen, dan P4 21,7 persen. dilakukan persentase mortalitas dari hama
Hasil analisis varians menunjukkan L. acuta menunjukkan adanya perbedaan
bahwa ekstrak serai wangi berpengaruh dari satu hari setelah perlakuan (HSP)
nyata terhadap mortalitas imago walang sampai dengan tiga HSP. Pada Tabel 4.1
sangit L. acuta pada tanaman padi dan Gambar 1 dapat dilihat rata- rata
(Lampiran 3). Hasil Uji Beda Nyata mortalitas dari leptocorisa sp yang
Terkecil pengaruh ekstrak serai wangi menunjukkan pada satu HSP perlakuan P1
terhadap mortalitas imago L. acuta pada dan P2 menunjukkan adanya peningkatan
tanaman padi adalah : perlakuan P1 mortalitas sebanyak 5-20%, sedangkan
dengan konsentrasi ekstrak wangi 200 cc, perlakuan P3 dan P4 tidak terjadi
berbeda dengan P2 (400cc), P3 (600cc), peningkatan mortalitas yaitu hanya 5-15%
dan P4 (800cc). . Kemudian pada dua HSP rata-rata
Pada tabel di atas, terlihat bahwa mortalitas hama L. acuta menunjukkan
mortalitas imago hama walang sangit L. adanya
acuta dengan penggunaan ekstrak serai peningkatan persentase, yang dimana
wangi, tertinggi pada P4, yaitu sebesar pada perlakuan P4 adanya peningkatan
21,7 persen dan terendah pada P1, yaitu mortalitas hingga mencapai 30%,
hanya 10 persen. Terdapatnya perbedaan Sedangkan pada perlakuan P1 dan P3 tidsk

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
30
Wowor VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022

terjadi peningkatan mortalitas yaitu hanya perlakuan yang hanya dapat mematikan
20%, dan pada perlakuan P2 tidak terjadi 30% hama L. acuta yaitu pada perlakuan
mortalitas yaitu 0%. pada tiga HSP dengan konsentrasi 800cc (P4) dengan
perlakuan dengan konsentrasi 400cc (P2) hanya membutuhkan waktu selama tiga
dan 800cc (P4) sudah dapat mematikan HSP, sedangkan perlakuan yang paling
serangga dengan persentase lebih dari rendah menyebabkan kematian pada
20%, sedangkan untuk perlakuan dengan serangga hama leptocorisa sp yaitu pada
konsentrasi 200cc (P1), 600cc (P3) hanya perlakuan dengan konsentrasi 200 cc (P1).
dapat mematikan serangga dengan Semakin tinggi konsentrasi ekstrak serai
persentase kurang dari 15%. Berdasarkan yang diberikan maka semakin besar pula
hasil yang ada dapat dilihat bahwa tingkat mortalitas serangga hama.
Tabel 1. Pengaruh ekstrak serai wangi (C. nardus) terhadap mortalitas imago (L. acuta) pada tanaman
padi
Ekstrak serai wangi (cc) Mortalitas imago L. acuta (%)
P1 10,0 a
P2 14,9 b
P3 14,9 b
P4 21,7 c
Keterangan :
P1 : Konsentrasi ekstrak serai wangi 200 cc
P2 : Konsentrasi ekstrak serai wangi 400 cc
P3 : Konsentrasi ekstrak serai wangi 600 cc
P4 : Konsentrasi ekstrak serai wangi 800 cc

35
200 cc
30 400 cc
600 cc
25 800 cc
20

15

10

2 4 7
4 8 2
Gambar 3. Pengaruh ekstrak serai wangi terhadap persentase mortalitas imago hama L. acuta pada
tanaman padi.
Berdasarkan Gambar 3, terlihat diduga terkandung zat aktif yang terdapat
bahwa konsentrasi ekstrak serai wangi didalam ekstrak serai wangi yaitu minyak
mempengaruhi tingkat mortalitas hama L. atsiri. Dimana terlihat ciri-ciri kematian
acuta. Semakin tinggi konsentrasi yang hama yang pada awalnya bergerak aktif
digunakan, maka tingkat mortalitas hama namun setelah diberikan perlakuan, terjadi
semakin besar. beberapa perubahan pada perilaku yaitu
Mortalitas hama setelah 24 jam berkurangnya gerakan dan terlihat lemas.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
31
Wowor VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022

Berdasarkan hasil penelitian Nurmansyah sesuai dengan pernyataan isnaini dkk.,


(2010) cara kerja dari senyawa serai (2015) bahwa minyak atsiri serai wangi
wangi, yaitu sebagai racun kontak dan terdiri dari senyawa siral, sitronela,
sistemik, senyawa aktif sitronela pada geraniol, mirsena, nerol, farmesol methyl
serai wangi memiliki aktivitas sebagai heptenol, dan dipentena. Kandungan yang
bahan insektisida yang bekerja sebagai paling besar adalah sitronela yaitu 35%
antifedan (penghambat makan). dan geraniol sebesar 34-40%. Hama
Mekanisme racun kontak yaitu adanya leptocorisa sp yang mati, warna tubuh
kandungan silica 45% yang memiliki sifat tidak berubah namun mongering dan kaku.
racun dehidrasi pada serangga yang 2. Pemanfaatan Ekstrak Putri Malu (
mangakibatkan kematian pada serangga Mimosa pudica)
karena mengalami kekurangan cairan di Berdasarkan hasil pengamatan
dalam tubuh serangga. Mekanisme system pengaruh ekstrak putri malu (M. pudica)
yaitu menghambat kerja enzim asetilkolin terhadap mortalitas imago hama L. acuta
esterase pada system peredaran darah dan pada tanaman padi adalah : P1 dengan
saraf yang masuk melalui lapisan kutikula konsentrasi ekstrak 200 cc, sebesar 14,9
dan perut, kemudian senyawa masuk ke persen dan P4 (800 cc) 24,9 persen. Hasil
organ pencernaan dan diserap uleh dinding pengamatan pengaruh ekstrak putri malu
usus. Selanjutnya ditranslokasikan ke saraf terhadap mortalitas imago hama L. acuta
pusat, sehingga mempengaruhi perilaku pada tanaman padi dapat dilihat pada
hidup serangga yang secara perlahan Tabel 2.
menyebabkan kematian (gambar ) . hal ini

Table 2. Pengaruh ekstrak putri malu terhadap mortalitas imago walang sangit L. acuta pada
tanaman padi
Ekstrak Mortalitas imago
putri malu (cc) L. acuta (%)
P1 14,9 a
P2 16,7 a
P3 21,7 a
P4 24,9 a

Keterangan :
P1 : Konsentrasi ekstrak putri malu 200 cc
P2 : Konsentrasi ekstrak putri malu 400 cc
P3 : Konsentrasi ekstrak putri malu 600 cc
P4 : Konsentrasi ekstrak putri malu 800 cc

Berdasarkan Tabel 2, penggunaan imago walang sangit L. acuta pada


ekstrak putri malu pada perlakuan P1 tanaman padi (Lampiran 4).
dengan konsentrasi 200 cc terhadap Hasil penelitian dalam Tabel 2,
mortalitas imago hama L. acuta sebesar dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pada
14,9%, kemudian diikuti oleh P2 16,7 %, tingkat mortalitas hama Leptocorisa sp
P3 21,7 %, dan P4 24,9 %. pada konsentrasi terendah P1 (200cc)
Hasil analisis varians menunjukkan hanya mampu membunuh 14,9 % dari 20
bahwa ekstrak putri malu tidak individu hama L. acuta yang diuji,
berpengaruh nyata terhadap mortalitas sedangkan pada P2 (400cc) ekstrak serai

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
32
Wowor VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022

wangi dapat membunuh 16,7 % dari mortalitas yaitu hanya 10%. Kemudian
jumlah hama L. acuta yang diuji. pada dua HSP rata-rata mortalitas hama L.
Selanjutnya pada perlakuan P3 (600cc) acuta menunjukkan adanya peningkatan
mortalitas hama leptocorisa sp sama persentase, yang dimana pada perlakuan
dengan sebelumnya yaitu 21,7 %. P5, P6, P7 dan P8 adanya peningkatan
Sedangkan pada perlakuan P4 (800cc) mortalitas hingga mencapai 15-30%. pada
mortalitas meningkat mencapai 24,9 %. tiga HSP perlakuan dengan konsentrasi
Berdasarkan nilai rata-rata mortalitas 800cc (P8) sudah dapat mematikan
dibuat grafik pengaruh ekstrak serai wangi serangga dengan persentase lebih dari
terhadap persentase hama L. acuta 25%, sedangkan untuk perlakuan dengan
(Gambar 4). konsentrasi 200cc (P5), 400cc (P6) dan
Berdasarkan hasil pengamatan yang 600cc (P7) hanya dapat mematikan
dilakukan persentase mortalitas dari hama serangga dengan persentase kurang dari
leptocorisa sp menunjukkan adanya 20%. Berdasarkan hasil yang ada dapat
perbedaan dari satu hari setelah perlakuan dilihat bahwa perlakuan yang hanya dapat
(HSP) sampai dengan tiga HSP. Pada mematikan 40% hama leptocorisa sp yaitu
Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 dapat dilihat pada perlakuan dengan konsentrasi 800cc
rata-rata mortalitas dari L. acuta yang (P8) dengan hanya membutuhkan waktu
menunjukkan pada satu HSP perlakuan P5 selama tiga HSP, sedangkan perlakuan
dan P6 menunjukkan adanya peningkatan yang paling rendah menyebabkan kematian
mortalitas sebanyak 5- 10%, sedangkan pada serangga hama L. acuta yaitu pada
pada perlakuan P7 pada satu HSP perlakuan dengan konsentrasi 200 cc (P5).
menunjukkan adanya peningkatan Semakin tinggi konsentrasi ekstrak serai
mortalitas sebanyak 20%, sedangkan yang diberikan maka semakin besar pula
perlakuan P8 tidak terjadi peningkatan tingkat mortalitas serangga hama.

Gambar 4 . Pengaruh ekstrak putri malu terhadap persentase mortalitas imago hama L. acuta
pada tanaman padi.
Berdasarkan Gambar 4 terlihat senyawa mimosin, asam pipekolinat,
bahwa konsentrasi ekstrak putri malu tannin, alkaloid, saponin, triterpenoid,
mempengaruhi tingkat mortalitas hama L. sterol, polifenol, flavonoid protein dan
acuta. Semakin tinggi konsentrasi yang steroid (Kalabharathi, 2015; Rajendran dan
digunakan maka tingkat mortalitas hama Krishnakumar, 2010; Ranjan, 2013).
L. acuta semakin besar. Mortalitas hama Mimosin mengandung senyawa
leptocorisa sp setelah 24 jam diduga polifenol yang tinggi termasuk tanin akan
terkandung zat aktif yang terdapat didalam mengikat protein, sehingga protein
ekstrak putri malu yaitu mengandung menjadi tidak tersedia untuk binatang yang

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
33
Wowor VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022

memakan tumbuhan tersebut dan semua stadia walang sangit agar dapat
menyebabkan efek negative terhadap membandingkan tingkat mortalitas yang
palatabilitas, kecernaan dan pertumbuhan. paling cepat terdapat pada stadia yang
Mimosin akan mempengaruhi sintesis dan mana antara telur, nimfa dan imago.
atau fungsi protein dalam mengatur DAFTAR PUSTAKA
translasi mRNA yang menghambat
replikasi DNA (Laconi dan Widiyastuti, [BBPTP] Balai Besar Peneltian Tanaman
2010). Senyawa inilah yang kemudian Padi. 2015.
dimanfaatkan untuk menekan serangan Info.@litbang.pertanian.go.id
hama atau penyakit tanaman (Tomar, [Kementan] Kementerian Pertanian. 2017.
2014). Dimana terlihat ciri-ciri kematian Statistik Konsumsi Pangan Tahun
hama L. acuta yang pada awalnya 2017. Pusat Penelitian dan
bergerak aktif namun setelah diberikan Pengembangan Tanaman Pangan.
perlakuan, terjadi beberapa perubahan Jakarta. 133 hlm
pada perilaku yaitu berkurangnya gerakan
Achmad Djunaedy. 2009. Biopestisida
dan terlihat lemas.
Sebagai Pengendali Organisme
Secara umum efek negatif mimosin
Pengganggu Tanaman (OPT) yang
adalah kehilangan nafsu makan,
Ramah Lingkungan. Jurnal Fakultas
pembesaran kelenjar gondok, performa
Pertanian UNIJOYO.pdf
reproduksi buruk, menekan pertumbuhan,
dan kematian post-natal. Mimosin dapat Anonim, 2022. Pemanfaatan minyak atsiri
menyebabkan defisiensi glisina, salah satu serai wangi untuk pengendalikan
asam amino essensial bagi unggas, untuk hama pada tanaman hortoikultura.
mensintesis asam empedu sehingga BLITBU TROPIKA. Balai
absorbsi lemak menurun yang pada Penelitian Tanaman Buah Tropika.
akhirnya akan menyebabkan defisiensi Balai Penelitian dan Pengembangan
vitamin dan pigmen larut lemak. Hal ini Pertanian Kementerian Pertanian.
diduga dapat menghambat perkembangan Andoko A. 2002. Budidaya Padi Secara
hama pada tanaman yang mampu Organik. Jakarta : Penebar Swadaya
menurunkan produksi dan mengganggu
pertumbuhan tanaman budidaya (Laconi Andoko, A, 2008. Budidaya padi secara
dan Widiyastuti, 2010). organik. Penebar swadayah Jakarta.
KESIMPULAN Arifin, M. N. 2014. Pengaruh Ekstrak n-
Penggunaan ekstrak serai wangi (C. Heksan Serai Wangi Cymbopogon
Nardus) terhadap mortalitas imago hama nardur (L.) Randle Pada Berbagai
walang sangit L. acuta pada tanaman padi, Konsentrasi Terhadap Periode
tertinggi pada P4 dengan konsentrasi Menghisap Darah dari Nyamuk
800cc/500cc air, sebesar 21,7 Aedes aegypti. Skripsi. Jurusan
Penggunaan ekstrak putri malu Biologi Fakultas Matematika dan
(Mimosa pudica) terhadap mortalitas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
imago hama walang sangit L. acuta pada Hasanudin Makasar.
tanaman padi, tertinggi pada P4 dengan Anwar A, Nugraha, Nasution A dan
konsentrasi 800cc/500cc air, sebesar 24,9 Amaranti R. 2016. Teknologi
SARAN Penyulingan Minyak Sereh Wangi
Uji efektifitas ekstrak serai wangi (C. Skala Kecil dan Menengah di Jawa
Nardus) dan ekstrak putri malu (M. Barat. Teknoin. 22(9): 664-672.
Pudica) sebaiknya diaplikasikan pada Balai Penelitian dan Pengembangan

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
34
Wowor VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022

Pertanian. 2015. Hama Walang Tanaman Rempah dan Obat. 28 (2)


Sangit pada Pertanaman Padi. 2017 :163-170.
Bota, W., Martosupono, M., dan Isman, M. B. 2008. Perspective Botanical
Rononuwu, F. 2015. Potensi Insecticides: for Richer, for Poorer.
Senyawa Minyak Sereh Wangi PestManagement Science. 64:8-11.
(Citronella oil) Dari Tumbuhan Kalabharathi, H.L., Shruthi S. L.,
Cymbopogon nardus L. Sebagai Vaibhavi P. S., Pushpa V. H., Satish
Agen Antibakteri. Seminar Nasional A. M. and
Sains dan Teknologi 2015.
M. Sibgatullah. 2015. Diuretic Activity of
Dalimartha S. 2008. 1001 Resep Herbal. Ethanolic Root Extract of Mimosa
Penebar Swadaya : Jakarta. Hal 56- pudica in Albino Rats. Journal of
57 Clinical and Diagnostic Research.
Djunaedy, A. (2009). Biopestisida sebagai 9(12):5-7.
pengendali organisme pengganggu Kalshoven, L.G.E. 1981. The pest of crop
tanaman (OPT) yang ramah in Indonesia. Ressived and
lingkungan. Embryo, 6(1), 88-95. Translated by vender laan. Ichtiar
Dono, D., Natawigena, W. D., & Majid, baru, Jakarta.
M. G. (2012). Bioactivity of Kartoharjono, A., Denan, K., Tatang, S.,
methanolic seed extract of 2009, Hama Padi Potensial dan
Barringtonia asiatica L. (Kurz) Pengendaliannya, Balai Besar
(Lecythidaceae) on biological Penelitian Padi, (416-422).
characters of Spodoptera litura
(Fabricius) (Lepidoptera: Noctuidae). KTNA Jombang. 2013. Pengendalian
Int Res J Agric Sci Soil Sci, 2, 469- Walang Sangit. KTNA Jombang.
475. Jombang.
Effendi T.A.,R. Septiadi, A. Salim dan A, Makarim, A. Karim., dan E. Suhartatik.
Mazid. 2010. Entomopathogenic 2009. Morfologi dan Fisiologi
Fungsi From The Lowland Soil Of Tanaman Padi. Balai Besarr
South Sumatera Selatan And Their Penelitian Tanaman Padi.
Potential As Biocontrol Agenis Of Sukabumi.Subang.Pertanaman Padi.
Stink Bugs (Leptocorisa Oratorius Purwono dan Purnamawati. 2007.
(F). J HPT Tropica. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan
Glio, M. T. 2017. Membuat Pestisida Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nabati untuk Hidroponik, 139 hal.
Akuaponik, Vertikultur dan Sayuran Rahmawati, R., 2012, Cepat dan Tepat
Organik. Agromedia Pustaka. Berantas Hama dan Penyakit
Jakarta Selatan. Tanaman, Pustaka Baru Press,
Harahap, I.S. dan Tjahjono, B. 2003. Yogyakarta.
Pengendalian Hama dan Penyakit Santi, S., 2011, Senyawa anti makan
Padi. Penebar Swadaya, Bogor. Triterpenoid Aldehid dalam Biji
Idris H, Nurmansyah. 2017. Pestisida Sirsak (Annona muricata L.) Jurnal
Nabati Minyak Kayu Manis dan Kimia, 5 (2)
Serai Wangi untuk Pengendalian Setyaningrum, Y. 2007. Serai wangi
Hama Penggulung Daun Nilam (Andropogon nardus) sebagai
Pachystultalis. Buletin Penelitian

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
35
Wowor VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022

Insektisida Pembasmi Aedes aegypti Kaushik. 2014. In Vitro Efficacy of


Semua Stadium. Methanolic Extract of Mimosa
UniversitasMuhammadiyah Malang: pudica Against Selected Micro-
Malang. organisms for Its Broad Spectrum
Antimicrobial Activity. International
Susanto, U., A. A. Daradjat, dan B,
Journal of Current Microbiology and
Suprihatno, 2003. Perkembangan
Applied Sciences. 3(4):780-784.
Pemuliaan Padi Sawah Di Indonesia.
Jurnal Litbang Pertanian. Wiratno, Siswanto dan IM Trisawa.
(2014). Pestisida Nabati:
Syakir, M. 2011. Status Penelitian
Perkembangan, Formulasi, dan
Pestisida Nabati. Pusat Penelitian
Percepatan Pemanfaatannya. Jurnal
dan Pengembangan Tanaman
badan Penelitian dan Pengambangan
Perkebunan. Badan Litbang
pertanian.
Pertanian. Dalam Seminar Nasional
Pestisida Nabati IV pada 15 Oktober Yunus, B. 2015. Populasi Hama Utama
2011. Jakarta. 9-18hal. Pada Tanaman Padi. [Skripsi].
Makasar.
Thamrin, M., S. Asikin dan M. Wilis.
2013. Tumbuhan Kirinyu Fakultas Pertanian. Universitas
Chromolaena odorata (L) Hasanuddin.
(Asteraceae: Asterales) sebagai Yusniwati., Anwar. A., dan Karmaita. Y.
Insektisida Nabati untuk 2016. Pengujian Beberapa Varietas
Mengendalikan Ulat Grayak Sereh Wangi Di Lahan Kritis Akibat
Spodoptera litura. Balai Penelitian Pertumbuhan Iklim. Proceeding
Pertanian Lahan Rawa. Banjarbaru. Seminar Nasional Peragi 2016.
Tomar, R. S., V. Shrivastava and S.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
36

Anda mungkin juga menyukai