Anda di halaman 1dari 8

Efektivitas Beberapa Media Untuk…Dewi Novianti…Sainmatika…Volume 14…No 2…Desember 2017…81-88

EFEKTIVITAS BEBERAPA MEDIA UNTUK PERBANYAKAN


JAMUR Metarhizium anisopliae

Dewi Novianti
e-mail: dewinovianti1980@gmail.com

Dosen Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang

ABSTRACT

Research of the effectiveness of several media for the fungus propagation of


Metarhizium anisopliae was conducted in August 2017 at the Laboratory of
Microbiology and Biotechnology of PGRI University of Palembang. The purpose
this study are determine the effectiveness of some media for the growth of
Metarhizium anisopliae fungi done in vitro. Research using RAL with treatment of
seven propagation media that is synthetic PDA media, corn, rice, husk, bran, bran
and sawdust. The result showed that the highest growth percentage of Metarhizium
anisopliae was found in 100% bran media with conidia density of 120.4 x 108
conidia / mg. Bran media is more effective and efficient to be used as Metarhizium
anisopliae propagation media than other media.

Keywords: effectiveness, media propagation, Metarhizium anisopliae.

ABSTRAK

Penelitian tentang efektivitas beberapa media untuk perbanyakan jamur


Metarhizium anisopliae dilakukan pada bulan Agustus 2017 di Laboratorium
Mikrobiologi dan Bioteknologi Universitas PGRI Palembang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas beberapa media untuk perbanyakan jamur
Metarhizium anisopliae yang dilakukan secara in vitro. Penelitian menggunakan
RAL dengan perlakuan tujuh media perbanyakan yaitu media PDA sintetik,
jagung, beras, sekam, bekatul, dedak dan serbuk gergaji. Hasil penelitian
didapatkan persentase pertumbuhan Metarhizium anisopliae tertinggi terdapat
pada media dedak yaitu 100% dengan kerapatan konidia 120,4 x 108 konidia/mg.
Media dedak lebih efektif dan efisien untuk digunakan sebagai media perbanyakan
Metarhizium anisopliae dibandingkan media lainnya.

Kata Kunci: efektivitas, media perbanyakan, Metarhizium anisopliae.

PENDAHULUAN

Serangan hama merupakan salah satu senyawa kimia berbahaya dapat


faktor pembatas untuk peningkatkan menimbulkan dampak negatif terhadap
produksi pertanian di Indonesia. kelestarian lingkungan dan kesehatan
Kerusakan tanaman akibat serangan manusia. Pengendalikan hama
hama tidak pernah berkurang, malahan seringkali digunakan pestisida kimia
semakin meningkat. Kerugian karena dengan dosis yang berlebih.
hama di Indonesia per tahun Penggunaan pestisida kimia secara
diperkirakan 15-20% dari produksi terus-menerus dalam pengendalian
pertanian total. Akumulasi senyawa- hama dikhawatirkan dapat

p-ISSN 1829 586X 81


e-ISSN 2581 0170
Efektivitas Beberapa Media Untuk…Dewi Novianti…Sainmatika…Volume 14…No 2…Desember 2017…81-88

menimbulkan resiko yang besar karena mempunyai 2 sampai 3 cabang pada


dapat menyebabkan resistensi hama, tiap konidiofornya. Pertumbuhan paling
pencemaran lingkungan, musnahnya baik pada suhu 350C (Teja dan Rahman,
musuh alami, timbulnya residu pestisida 2016). Pemanfaatan entomopatogen M.
dalam tanaman dan sebagainya. Untuk anisopliae dalam pengendalian hama
menghindari dampak negatif dalam mempunyai kelebihan yaitu kapasitas
pengendalian hama tersebut perlu reproduksi yang tinggi, siklus hidupnya
menerapkan pengendalian hama pendek, dapat membentuk spora yang
penyakit terpadu yang ramah tahan lama di alam maupun dalam
lingkungan. Salah satu komponen yang kondisi yang tidak menguntungkan,
dapat menggantikan komponen relatif aman, bersifat selektif, relatif
penggunaan pestisida kimia yaitu mudah diproduksi, dan sangat kecil
penggunaan biopestisida atau pestisida kemungkinan terjadi resistensi
hayati. Pengendalian secara hayati (Rustama et al.., 2008).
diharapkan dapat memberikan efek M. anisopliae sudah digunakan sebagai
positif serta mengurangi efek samping agen hayati dan dapat menginfeksi
dari penggunaan pestisida dalam beberapa jenis serangga, antara lain dari
mengendalikan serangga organisme ordo Coleoptera, Lepidoptera,
pengganggu tanaman (Utami et al., Homoptera, Hemiptera, dan Isoptera. M.
2014). anisopliae mempengaruhi morfologi
Adanya pengaruh buruk terhadap nimfa yang mati. Tubuh serangga yang
lingkungan dan fenomena resistensi mati akan berwarna pucat, ukurannya
pada serangga hama akibat penggunaan mengecil dan mengeras seperti mumi.
insektisida telah meningkatkan Sepuluh hari setelah serangga uji itu
perhatian para ahli terhadap penelitian mati pada permukaan tubuhnya terdapat
tentang pemanfaatan patogen-patogen massa spora jamur, pada permukaan
untuk mengendalikan hama tanaman tubuh yang terinfeksi akan berwarna
pertanian. Patogen serangga relatif hijau. Hasil penelitian Rosmayuningsih
bersifat spesifik dan efek sampingnya et al (2014), M. anisopliae
jauh lebih kecil daripada yang menyebabkan kematian 18,25%
ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia kepinding tanah (Stibaropus molginus)
terhadap lingkungan (Salaki dan pada granuler beras jagung setelah
Pelealu, 2015). aplikasi 5 hari. LC50 24 jam sebesar
Informasi pemanfaatan Metarhizium 8,317x109 spora/mL terhadap Larva
anisopliae untuk pengendalian hama Lalat Musca domestica (Amiruddin et
telah banyak dilaporkan. M. anisopliae al., 2012). M. anisopliae dengan
merupakan jamur class Deuteromycetes kerapatan spora 2,50 x 108 spora/g
yang mempunyai hifa bersekat.Bentuk efektif membunuh rayap (Coptotermes
koloni pada media PDA 14 hari curvignathus) sebanyak 100% dalam
mempunyai miselium yang berwarna waktu 6 hari setelah aplikasi
putih pada bagian tepi koloni dengan (Khairunnisa et al., 2014). Penggunaan
sekelompok konidiofor yang berwarna M. anisopliae juga telah dicoba
kuning kehijauan. Konidiofor akan terhadap Aedes aegypti dengan
berubah warnanya ketika akan konsentrasi spora 8,86x102 spora/mL,
membentuk spora menjadi hijau menyebabkan tingkat kematian larva
kekuningan atau hijau tua. Konidiofor mencapai 90% (Rustama et al., 2008).
muncul dari hifa vegetatif membentuk Perbanyakan M. anisopliae dapat
percabangan yang tidak teratur, dilakukan dengan menggunakan

p-ISSN 1829 586X 82


e-ISSN 2581 0170
Efektivitas Beberapa Media Untuk…Dewi Novianti…Sainmatika…Volume 14…No 2…Desember 2017…81-88

berbagai asal isolat dan media tumbuh. BAHAN DAN METODE


Isolat dapat diambil dari tanah sekitar
perakaran tanaman kubis, bawang Alat yang digunakan dalam penelitian
merah, bawang daun dan cabai. ini diantaranya adalah: autoklaf,
Menurut Liu et al (2012), media sintetik kantong plastik, cawan petri,
media PDA (Potato Dextrosa Agar), hemasitometer, mikroskop, Paper dish
OMA (Oatmeal Agar), dan media dan jarum ose, sedangkan bahan yang
selektif DOA (The Dodine Oatmeal digunakan diantaranya: isolat
Agar) merupakan media yang umumnya Metarhizium anisopliae, aquades,
digunakan untuk isolasi, pemurnian dan alkohol, media PDA sintetik, sekam,
identifikasi M. anisopliae yang beras, jagung, bekatul, dedak dan
dilakukan di laboratorium. Media serbuk gergaji. Penelitian ini telah
sintetik tersebut harganya relatif mahal dilaksanakan pada bulan Agustus 2017
sehingga untuk perbanyakan dan di Laboratorium Mikrobiologi dan
penggunaan di lapangan memerlukan Bioteknologi Universitas PGRI
media alternatif dengan biaya Palembang.
terjangkau. Dua jenis bahan pengganti Jenis penelitian ini adalah penelitian
yang telah digunakan sebagai media eksperimental dengan kondisi
untuk perbanyakan M. anisopliae yaitu terkontrol, homogen dan steril.
beras dan jagung. Penelitian Herlinda et Penelitian menggunakan Rancangan
al (2008), media jagung giling Acak Lengkap (RAL) dengan
merupakan media yang baik untuk menggunakan 7 perlakuan dengan 4
pertumbuhan jamur. Menurut kali ulangan. Masing-masing perlakuan
Gusnawaty et al (2013), pemilihan sebagai berikut :
media yang digunakan sangat P0 = Kontrol (media PDA Sintetik)
menentukan keberhasilan perbanyakan P1 = Media Beras
dan pengendalian hama di lapangan. P2 = Media Jagung
Potensi M. anisopliae sebagai agens P3 = Media Bekatul
hayati sangat menjanjikan khususnya di P4 = Media Serbuk Gergaji
tingkat petani masih sangat terbatas. P5 = Media Sekam
Hal ini dimungkinkan oleh ketersediaan P6 = Media Dedak
yang masih sulit untuk diperoleh akibat
keterbatasan pengetahuan dan biaya Setiap unit percobaan dilakukan
untuk aplikasi di lapangan. Kebutuhan pengacakan. Variabel bebas yaitu
yang besar maka diperlukan cara yang berbagai macam media, sebagai kontrol
lebih mudah dan murah untuk digunakan media PDA sintetik.
memperbanyak M. anisopliae agar Pelaksanaan penelitian terdiri dari:
penggunaannya lebih efektif, efisien Pembuatan Media PDA sintetik,
dan terjangkau diantaranya dengan peremajaan M. anisopliae, pembuatan
memanfaatkan limbah pertanian. media perlakuan, inokulasi, dan terakhir
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengamatan. Pembuatan media beras
efektifitas beberapa media untuk dengan cara: dicuci beras sebanyak 100
perbanyakan jamur Metarhizium gr lalu direndam dalam baskom berisi
anisopliae yang dilakukan secara in air panas selama 15 menit, setelah itu
vitro. dikukus selama 30 menit lalu
didinginkan, dimasukkan 25 gr media
ke dalam cawan petri lalu dibungkus
dengan plastic wrap, lalu disterilkan ke

p-ISSN 1829 586X 83


e-ISSN 2581 0170
Efektivitas Beberapa Media Untuk…Dewi Novianti…Sainmatika…Volume 14…No 2…Desember 2017…81-88

dalam autoklaf. Untuk pembuatan (Sumber: Surtikanti dan Juniarsih,


media jagung, bekatul, serbuk gergaji, 2010)
sekam, dan dedak caranya sama dengan
cara pembuatan media beras tersebut di Data dianalisis menggunakan analisis
atas. Jamur yang telah diremajakan sidik ragam. Jika perlakuan
diambil sebanyak 1 mg kemudian berpengaruh nyata maka dilakukan uji
dimasukkan ke dalam tabung reaksi lanjut.
yang berisi 9 ml aquadest steril, lalu
dihitung kerapatan konidia. Konidia HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digunakan sebanyak 106
konidia/ml, kemudian dicelupkan paper Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
dish ke dalamnya. Paper dish tersebut diperoleh bahwa perbedaan berberapa
diletakkan di bagian tengah pada media perlakuan tidak berpengaruh
masing-masing media perlakuan, lalu nyata terhadap periode inkubasi
diinkubasi dan siap untuk diamati. Metarhizium anisopliae tetapi
berpengaruh nyata terhadap persentase
Variabel Pengamatan. Pengamatan pertumbuhan dan kerapatan konidia.
dilakukan setiap hari setelah inokulasi Rata-rata periode inkubasi pada setiap
M.anisopliae pada setiap media perlakuan media disajikan pada Tabel 1
perlakuan. Adapun variabel di bawah ini.
pengamatan meliputi:
1. Periode inkubasi, yaitu waktu yang Tabel 1. Rata-rata periode inkubasi
diperlukan M. anisopliae untuk Metarhizium anisopliae pada berbagai
memperbanyak diri pada setiap media, media perlakuan
yaitu waktu sejak inokulasi pada media Media Periode inkubasi
sampai mulai memperbanyak diri Perlakuan (hari)
(Gusnawaty et al.,2013). PDA sintetik 3
2. Persentase pertumbuhan yaitu Beras 3
pertumbuhan M. anisopliae pada media Jagung 3
perbanyakan berdasarkan pada diameter Bekatul 3
pertumbuhan yang dilihat secara visual. Serbuk gergaji 3
3. Kerapatan konidia, yaitu jumlah Sekam 3
spora atau konidia yang dihasilkan M. Dedak 3
anisopliae pada masing-masing media
perlakuan, berdasarkan rumus: Dari Tabel 1 di atas diketahui bahwa
rata-rata periode inkubasi M. anisopliae
𝑡𝑥𝑝 adalah 3 hari setelah inkubasi. Pada
K= x 106
0,25 𝑥 𝑛 pengamatan hari ke-3 M. anisopliae
telah tumbuh dengan warna putih
Keterangan: kehijauan dan akhirnya menjadi
K = Kerapatan konidia (konidia/mg) berwarna hijau tua.
p = Faktor pengenceran
t = Jumlah konidia
n = Jumlah kotak yang di amati
0,25 = Konstanta
106 = Konstanta kerapatan konidia

p-ISSN 1829 586X 84


e-ISSN 2581 0170
Efektivitas Beberapa Media Untuk…Dewi Novianti…Sainmatika…Volume 14…No 2…Desember 2017…81-88

Tabel 2. Rata-rata persentase pertumbuhan M. anisopliae pada berbagai media


perlakuan

Media Rata-rata persentase pertumbuhan setelah hari inkubasi (%)


Perlakuan 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
PDA sintetik 39,1 84,8 100 100 100 c
Beras 12,8 49,4 80 92,3 100 c
Jagung 10 37,7 77,5 90,8 100 c
Bekatul 39,5 85,7 100 100 100 c
Serbuk gergaji 6,4 25 49,2 73,4 92 a
Sekam 8,3 33,2 54,8 81,5 97 c
Dedak 40,3 88,1 100 100 100 c
Keterangan : Rata-rata angka dalam tabel yang diikuti dengan huruf yang sama artinya tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%

Tabel 2, pertumbuhan M. anisopliae dedak, kemudian media bekatul, PDA


hari ketiga memperlihatkan perbedaan sintetik, beras, jagung dan terakhir
persentase pertumbuhan pada masing- serbuk gergaji. Pada hari ketujuh
masing media perlakuan. Pada pengamatan didapatkan persentase
pengamatan hari ketiga setelah inkubasi pertumbuhan berbagai media perlakuan
terlihat bahwa yang paling banyak tidak berbeda nyata kecuali pada
ditumbuhi M. anisopliae adalah media perlakuan media serbuk gergaji.

Tabel 3. Kerapatan konidia Metarhizium anisopliae pada Hari Ke-7

Media Perlakuan Kerapatan Media Perlakuan Kerapatan Konidia


Konidia (konidia/mg)
(konidia/mg)
PDA sintetik Serbuk gergaji 20,7 x 108 a

85,7 x 108 e

Beras Sekam 31,8 x 108 b

46,8 x 108 d

Dedak 120,4 x 108 g


Jagung

39,8 x 108 c

Bekatul 100,4 x 108 f

p-ISSN 1829 586X 85


e-ISSN 2581 0170
Efektivitas Beberapa Media Untuk…Dewi Novianti…Sainmatika…Volume 14…No 2…Desember 2017…81-88

Keterangan : Rata-rata angka dalam tabel yang diikuti dengan huruf yang sama artinya tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%

Dari Tabel 3 dapat dilihat kerapatan sedikit. Serbuk gergaji mengandung


konidia M. anisopliae berbeda nyata sedikit C, dan dalam penggunaannya
antar perlakuan. Kerapatan konidia sebaiknya serbuk gergaji dicampur
tertinggi terdapat pada media dedak dengan bahan lain yang kaya
yaitu 120,4 x 108 konidia/mg, karbohidrat seperti beras. Pada
sedangkan yang terendah pada media perlakuan media PDA sintetik, beras,
serbuk gergaji yaitu 20,7 x 108 jagung, bekatul, dan dedak
konidia/mg. Berdasarkan pengamatan menghasilkan perentase pertumbuhan
secara visual pertumbuhan miselia M. yang sama yaitu 100%, tetapi jika
anisopliae pada media sebuk gergaji dilihat secara kasat mata terlihat
terlihat lebih sedikit dibandingkan kepadatan miselianya berbeda tiap
media lainnya. Jika dilihat, permukaan media, begitu pula setelah dihitung
media serbuk gergaji lebih kering dan kerapatan konidianya ternyata juga
kasar dibandingkan media lainnya. berbeda. Urutan kepadatan miselia
Serbuk gergaji yang digunakan terendah sampai tertinggi yaitu dimulai
merupakan serbuk gergaji kayu sengon. media serbuk gergaji, media sekam,
Semua unsur yang terkandung dalam media jagung, media beras, media PDA
media serbuk gergaji ini mengandung sintetik, media bekatul, dan yang
unsur nutrisi untuk pertumbuhan jamur, tertinggi adalah media dedak.
namun belum optimal untuk Selama ini media yang digunakan untuk
pertumbuhan jamur. Jamur perbanyakan M.anisopliae adalah media
entomopatogen memerlukan media PDA. Hasil penelitian menunjukkan
dengan kandungan glukosa dan protein bahwa penggunaan media dedak untuk
yang tinggi. Selain unsur logam, air, perbanyakan M. anisopliae memberikan
karbon, dan nitrogen untuk hasil terbaik terhadap persentase
pertumbuhannya, jamur juga pertumbuhan dan kerapatan konidia.
memerlukan faktor tumbuh yaitu Kerapatan konidia pada media PDA
komponen esensial yang tidak dapat sintetik yaitu 85,7 x 108 konidia/mg
disintesis sendiri dari sumber karbon lebih rendah dibandingkan kerapatan
dan nitrogen. Faktor tumbuh diperlukan pada media bekatul yaitu 100,4 x 108
dalam jumlah sedikit yaitu berupa konidia/mg dan media dedak 120,4 x
asam-asam amino dan vitamin. M. 108 konidia/mg. Penggunaan media
anisopliae dapat tumbuh dan PDA dapat digantikan dengan media
berkembang dengan baik pada media bekatul dan media dedak yang nilai
perbanyakan yang mengandung ekonominya lebih murah dan
karbohidrat dengan konsentrasi tinggi. terjangkau. Bila dilihat secara visual,
Pertumbuhan yang tinggi akan media PDA memiliki struktur
menghasilkan jumlah konidia yang permukaan yang lebih padat, tetapi
lebih banyak, sedangkan proses miselia M. anisopliae tidak menembus
pertumbuhan yang rendah akan sampai ke dasar media, berbeda dengan
menghasilkan jumlah konidia lebih bekatul dan dedak dengan struktur

p-ISSN 1829 586X 86


e-ISSN 2581 0170
Efektivitas Beberapa Media Untuk…Dewi Novianti…Sainmatika…Volume 14…No 2…Desember 2017…81-88

media yang halus dimana koloni M. Pengendali Hayati Terhadap Larva


anisopliae tumbuh sampai ke dasar Lalat Musca domestica L. Jurnal
media perlakuan. Hasil Penelitian Biocelebes. Juni 2012. Vol. 6 (1).
Urailal et al (2012), bahwa media yang ISSN: 1978-6417: 48-55 Hlm.
mengandung bekatul memberikan
pengaruh lebih baik yaitu 7,94 x 1010 Gusnawaty, HS., M, Taufik., dan E,
konidia/mg dibandingkan media beras Wahyudin. 2013. Uji Efektivitas
dan jagung. Hasil penelitian Santiaji Beberapa Media untuk
dan Gusnawaty (2007), bahwa Perbanyakan Agens Hayati
kandungan nutrisi dedak sangat cocok Gliocladium sp. Jurnal
untuk proses sporulasi jamur Agroteknos. Vol. 3 No. 2. 73-78
Gliocladium sp. Proses sporulasi yang Hlm. ISSN: 2087-7706.
tinggi akan menghasilkan jumlah
konidia yang lebih banyak, sedangkan Herlinda, S., Hartono., dan I, Chandra.
sporulasi rendah akan menghasilkan 2008. Efikasi Bioinsektisida
jumlah konidia lebih sedikit. Secara Formulasi Cair Berbahan Aktif
umum, hasil penelitian menunjukkan Beauveria bassiana (Ballls.) Vuill.
bahwa media dedak adalah media yang dan Metarhizium sp pada Wereng
paling efektif untuk digunakan sebagai Punggung Putih (Sogatella
media perbanyakan M. anisopliae furcifera Horv.). Seminar Nasional
karena pada setiap variabel pengamatan dan Kongres PATPI 2008.
menunjukkan kemampuan M. Palembang 14-16 Oktober 2008. 1-
anisopliae untuk tumbuh dan 15 Hlm.
berkembang yang lebih baik
dibandingkan pada media tumbuh Khairunnisa., A, Martina., dan
lainnya. Titrawani. 2014. Uji Efektivitas
Jamur Metarhizium anisopliae
KESIMPULAN Cps.T.A Isolat Lokal Terhadap
Hama Rayap (Coptotermes
Persentase pertumbuhan Metarhizium curvignathus). JOM FMIPA.
anisopliae tertinggi terdapat pada Volume 1 No. 2. 430-438 Hlm.
media dedak yaitu 100% dengan
kerapatan konidia 120,4 x 108 Liu, L., Z, Rulin., Y, Laying., L,
konidia/mg. Media dedak lebih efektif Changcong., Z, Di., dan H,
dan efisien untuk digunakan sebagai Junshen. 2012. Isolation and
media perbanyakan Metarhizium Identification of Metarhizium
anisopliae dibandingkan media PDA anisopliae from Chilo Venosatus
sintetik, jagung, beras, sekam, bekatul (Lepidoptera: Pyralidae) cadaver.
dan serbuk gergaji. Berdasarkan hasil African Journal of Biotechnology.
penelitian disarankan menggunakan Volume 11(30).
media dedak untuk perbanyakan http://www.academicjournals.org/A
Metarhizium anisopliae secara massal. JB. Diakses 2 November 2017.

DAFTAR PUSTAKA Rosmayuningsih, A., BT, Rahardjo.,


dan R, Rachmawati. 2014.
Amiruddin, M., Umrah., dan M, Alwi. Patogenitas Jamur Metarhizium
2012. Keefektivan Metarhizium anisopliae Terhadap Hama
anisopliae Sebagai Agen Kepinding Tanah (Stibaropus

p-ISSN 1829 586X 87


e-ISSN 2581 0170
Efektivitas Beberapa Media Untuk…Dewi Novianti…Sainmatika…Volume 14…No 2…Desember 2017…81-88

molginus) (Hemiptera:Cydnidae) Urailal, C., AM, Kalay., E, Kaya., dan


dari Beberapa Formulasi. Jurnal A, Siregar. 2012. Pemafaatan
HPT. Volume 2 (2) April 2014 Kompos Ela Sagu, Sekam, dan
ISSN : 2338 – 4336. 28-37 Hlm. Dedak sebagai Media Perbanyakan
Agens Hayati Trichoderma
Rustama, MM. 2008. Patogenisitas harzianum Rifai. Jurnal
Jamur Entomopatogen Agrologia. Vol. 1(1). 21-30 Hlm.
Metarhizium anisopliae terhadap
Crocidolomia favonana Fab. Utami, R.S., Isnawati., dan R,
Dalam Kegiatan Studi Ambarwati. 2014. Eksplorasi dan
Pengendalian Hama Terpadu Karakterisasi Cendawan
Tanaman Kubis Dengan Entomopatogen Beauveria
Menggunakan Agensia Hayati. bassiana dari Kabupaten Malang
Lembaga Penelitian Universitas dan Magetan di Universitas Negeri
Padjadjaran. Bandung. Surabaya. Jurnal LenteraBio. Vol.
3, No. 1. 59-66 Hlm.

Salaki, CL dan J, Pelealu. 2015.


Pemanfaatan Biopestisida Ramah
Lingkungan Terhadap Hama
HAMA Leptocorisa acuta
Tanaman Padi Sawah. Jurnal
Eugonia. Volume 21 No. 3. 127-
134 Hlm.

Santiaji, B dan HS, Gusnawaty. 2007.


Potensi Ampas Sagu sebagai Media
Perbanyakan Jamur Agensia
Biokontrol untuk Pengendalian
Patogen Tular Tanah. Jurnal
Agriplus 17:20-25 Hlm.

Surtikanti dan Juniarsih. 2010.


Pembuatan Formula Pestisida
Hayati Beauveria bassiana Vuill
dan Kemasannya. Balai Penelitian
Tanaman Serelalia. Jakarta.

Teja, KNPC dan Rahman, SJ. 2016.


Characterisation and evaluation of
Metarhizium anisopliae (Metsch.)
Sorokin Strains for Their
Temperature Tolerance. Journal
Mycology An International Journal
on Fungal Biology. Volume 7.Issue
4. 171-179 Hlm.

p-ISSN 1829 586X 88


e-ISSN 2581 0170

Anda mungkin juga menyukai