Anda di halaman 1dari 5

Protobiont (2019) Vol.

4 (1): xx – xx
Copyright © 2019

Isolasi and identification of fungi dari Tempat


Pembuangan Akhir (TPA) Rasau Jaya, Kuburaya
Nurul Nur Aini1
1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak; email korespondensi aininurulmustafa@gmail.com

ABSTRACT

Tempat pembuangan akhir (TPA) Rasau Jaya merupakan tempat TPA terbesar di
Kabupaten Kuburaya. Penggunaan media tanah dalam menguraikan sampah dapat
terjadi diakibatkan oleh aktivitas mikroorganisme yang berada didalam tanah.
Mikroorganisme yang dapat ditemukan dalam tanah salah satunya adalah jamur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan karakterisasi jamur di tanah yang
berada di TPA Rasau Jaya yang berpotensi memiliki kemampuan biodegradasi. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini
yaitu genus bakteri tanah yang berhasil teridentifikasi dan terkarakterisasi adalah
Aspergillus sp.
keywords: TPA, tanah, sampah, Aspergillus

PENDAHULUAN beberapa permasalahan yang timbul


Tumbuh kekhawatiran publik diakibatkan oleh keberadaan sampah
atas kerusakan lingkungan terkait diantaranya masalah estetika/keindahan
dengan pembuangan plastiik. Plastik serta kenyamanan, tempat vektor
dibuang dengan sengaja tanpa penyakit, mencemari udara sekitar
pengolahan, membuat presentase limbah lingkungan,dan sampah yang dibuang
sampah meningkat pesat di tempat sembarangan dapat menyumbat saluran-
pembuangan sampah yang dapat saluran air. Permasalahan ini diiringi
menyebabkan polusi dan berbahaya bagi dengan penambahan jumlah penduduk
lingkungan alam. Sebagian besar limbah yang tinggi serta tidak diiringi dengan
organik mengalami degradasi mikroba SDM yang unggul dan peduli terhadap
dan berkontribusi terhadap produktivitas lingkungan. Proses penguraian sampah
biologis baik secara langsung maupun dapat terjadi diakibatkan oleh kerja
tidak langsung. Mikroorganisme mampu mikroorganisme yang berada di tanah.
menurunkan sebagian besar limbah Mikroorganisme yang mendominasi
bahan organik dan anorganik, tanah adalah bakteri dan jamur (Subandi,
mikroorganisme memiliki banyaka 2010). Jamur yang banyak di jumpai di
manfaat dalam degradasi plastik dan tempat pembuangan sampah salah
limbah lainnya Kambe dkk ( 1995) dalam satunya Aspergillus sp.
(Raaman,dkk,2012).
Jamur memiliki potensi besar sebagai
Masalah sampah dapat pendegradasi LDPE dikarenakan
ditemukan di negara maju ataupun kemampuannya untuk menghasilkan
berkembang. Menurut Damanhuri (2010) enzim ekstraseluler yang dapat

1
memotong polimer kompleks LDPE dalam plastik. Semua alat disterilisasi
sehingga memungkinkan terjadinya dalam autoklaf selama 15 menit pada
proses degradasi. Hal ini didukung pula suhu 121°C dan tekanan 2 atm.
dengan kemampuan jamur dalam
memproduksi protein hidrofobik Pembuatan Media Potato Dextrose
(hidrofobin) yang berperan sebagai Agar (PDA)
surfaktan sehingga membantu Pembuatan media PDA dilakukan dengan
menurunkan hidrofobisitas polimer dan menggunakan 39 gram serbuk PDA yang
meningkatkan efektivitas degradasi. dididihkan di dalam 1 liter akuades.
Pertumbuhan sel yang pesat dan Media yang telah mendidih ditambahkan
kemampuan menembus permukaan kloramfenikol 10% kemudian disterilisasi
polimer merupakan faktor yang membuat dalam autoklaf pada suhu 121ºC dan
jamur efektif dalam mendegradasi LDPE. tekanan 2 atm selama 15 menit.
Pertumbuhan miselium pada permukaan
LDPE dapat menyebabkan polimer Pengambilan Sampel
terpecah (cracked) menjadi fragmen- Sampel tanah yang diambil sedalam10-
fragmen dengan rantai yang lebih 15 cm . Sampel yang telah diperoleh
pendek. Proses cracking akibat perluasan dimasukkan ke dalam plastic bening
jaringan miselium akan menyebabkan kemudian dibawa ke laboratorium
kerapuhan pada struktur polimer dan mikrobiologi untuk dilakukan isolasi.
membuatnya mudah untuk didegradasi
lebih lanjut (Gajendiran dkk.., 2016). Isolasi Jamur Pada Tanah TPA Rasau
Jaya
BAHAN DAN METODE Jamur diisolasi menggunakan metode
Penelitian ini dilaksanakan selama satu pengenceran (pour plat). Tanah TPA
bulan yaitu pada Oktober sampai dengan yang diambil dan ditimbangkan sebanyak
November 2019 di Laboratorium 1 gram dan lalu dimasukan ke
Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas pengenceran, Selanjutnya hasil
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pengenceran 10-5 dan 10-6 dimasukan
Universitas Tanjungpura, Pontianak. kedalam petri dish dan dituangkan media
PDA, dan dibiarkan sampai hifa jamur
Bahan Penelitian tumbuh pada media biakan. Hifa jamur
Bahan yang digunakan dalam penelitian yang tumbuh diambil dengan
ini adalah media Potato Dextrose Agar menggunakan jarum ose. Hifa ini
(PDA), akuades, , kloramfenikol, KOH , selanjutnya dipindahkan pada media
dan spirtus. PDA yang baru untuk mendapatkan
biakan murni (Tatik et al., 2013).
Prosedur Kerja
Sterilisasi Alat Identifikasi Jamur Pada Tanah TPA
Alat-alat yang digunakan dalam Rasau Jaya
penelitian disterilisasi terlebih dahulu. Isolat jamur biakan murni diidentifikasi
Cawan petri dibungkus dengan kertas berdasarkan karakter makromorfologis
sampul dan dimasukkan ke dalam plastik dan mikromorfologis. Identifikasi jamur
serta alat-alat gelas lainnya dibungkus mengacu pada buku Barnett dan Hunter

2
(1972), Watanabe (1937) dan jurnal- Karakter TRJ 1 TRJ 2
jurnal penelitian identifikasi. Pengamatan Morfologi
karakteristik mikromorfologis jamur Konidia Berbentuk -
dilakukan dengan membuat preparat globose
jamur. Biakan murni jamur dioleskan Konidiofor Hialin, tidak -
secara aseptis menggunakan ose pada bersekat
dengan
gelas objek yang telah ditetesi asam bantalan
laktat sebanyak 1 tetes. Identifikasi jamur phialid di
bagian apex
secara makromorfologis meliputi warna
koloni, tekstur koloni, bentuk koloni dan Hifa - Bersekat
bentuk tepi koloni. Secara
mikromorfologis meliputi: struktur hifa,
organ reproduksi, bentuk spora dan
konidia.

Analisis Data
Data berupa karakteristik jamur dianalisis
secara deskriptif berdasarkan karakter
morfologis jamur. Pengamatan karakter
makromorfologis dan mikromorfologis
ditampilkan dalam bentuk visual (foto),
tabel dan deskripsi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil pada pengamatan ini dapat dilihat
ciri makroskopis jamur sebagai berikut Gambar 1. Mikroskopis jamur

Tabel 1. Makromorfologis Jamur Aspergillus sp.


Karakter Morfologi TRJ 1

Bentuk Bundar dengan dua lapisan


tepian

Warna Bagian Atas Hijau dengan tepian putih

Warna Bagian Putih Kehijauan


Bawah

Tepian Rata

Elavasi Konvex

Diamter Hari ke 7 57,25 mm

Tabel. 2. Mikromorfologis jamur Gambar 2. Pengamatan mikroskopis

jamur sp.1

3
Pembahasan menginfeksi tanaman (amteme dan
Jamur termasuk kelompok organime anna,2018).
heterotrof yang dapat memanfaatkan
senyawa organik dalam bentuk
setengah jadi (perform) sebagai DAFTAR PUSTAKA
sumber makanan. Mikroorganisme ini
memiliki kemampuan untuk hidup di Amteme Kresentia dan Anna Tefa, 2018,
lingkungan dengan kondisi nutrien, Identifikasi Cendawan Patogen pada
Beberapa Varietas Benih Padi Sawah
pH dan kelembaban yang rendah Berdasarkan Model Penyimpanan,
(Deacon, 2006). Savana Cendana 3 (1) 4-7
Aspergillus adalah jamur yang
Barnet AL & BB Hunter, 1972, Illustrated
membentuk filamen-filamen panjang Genera of Imperfect Fungi, Burgers
bercabang, dan dalam media biakan Publishing Company, Minnea Polls,
membentuk miselia dan Minesola
konidiospora. Aspergillus berkembang
Damanhuri, E., & Padmi, T. 2010.
biak dengan pembentukan hifa atau tunas Pengelolaan sampah. Diktat Kuliah TL, 3104,
dan menghasilkan konidiofora 5-10.
pembentuk spora(Tarigan, 1991). Ciri–
ciri Aspergillus adalah mempunyai hifa Deacon, J. W. (2006). Fungal Biology. Edisi
Keempat. UK: Blackwell Publishing
berseptat dan miselium bercabang,
sedangkan hifa yang muncul diatas Gajendiran, A., Krishnamoorthy, S., &
permukaan merupakan hifa fertil, Abraham, J. (2016). Microbial
koloninya berkelompok, konidiofora Degradation of Low-Density
Polyethylene ( LDPE ) by Aspergillus
berseptat atau nonseptat yang muncul
clavatus Strain JASK1 Isolated from
dari sel kaki, pada ujung hifa muncul Landfill Soil. 3 Biotechnology
sebuah gelembung, keluar dari
gelembung ini muncul sterigma, pada Raaman, N., Rajitha, N., Jayshree, A. &
Jegadesh, R. (2012). Biodegradation
sterigma muncul konidium–konidium of Plastic by Aspergillus sp. Isolated
yang tersusun berurutan mirip bentuk from Polyethylene Polluted Sites
untaian mutiara, konidium–konidium ini Around Chennai. Journal Academia
berwarna (hitam, coklat, kuning tua, Industrial Research, 1(6), 313-316
hijau) yang memberi warna tertentu pada Subandi, H. M. 2010. Mikrobiologi
jamur. (Schlegel, 1994) dapat terlihat perkembangan, kajian dan
jelas pada gambar 3 dan gambar 4 terlihat pengamatan dalam persfektif islam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
konidium yang tersusun seperti mutiara
dan hifa tidak memiliki septat. Jamur Watanabe T, 1937, Pictorial Atlas of Soil and
Aspergillus merupakan cendawan Seed Fungi Morphologies of Cultured
fakultatif atau jamur gudang. Jamur ini Fungi and Key to Spesies, Edisi ke-2,
Boca Raton London New York
dapat menginfeksi dengan kadar air 13-
Washington D.C
18 % serta suhu dan kelembaban berkisar
antara 20°-30°C, hal ini menjadi salah
satu peluang bagi jamur untuk

4
5

Anda mungkin juga menyukai