Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT TERHADAP KANDUNGAN

METABOLIT SEKUNDER PADA GULMA BABADOTAN (Ageratum conyzoides L.)

THE EFFECT OF DIFFERENCES IN SITE HEIGHT ON THE CONTENT OF


SECONDARY METABOLITES OF BABADOTAN WEEDS (Ageratum conyzoides L.)

Rino H.H. Katuuk1, Sesilia A. Wanget2, Pemmy Tumewu2


1)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado
2)
Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado
Jl. KampusUnsrat Manado, 95515 Telp (0431) 846539

Abstract

This study aims to look for the effect of site height on the phytochemical content of
weed babadotan Ageratum Conyzoides L. This research was carried out at the
Samratulangi University Integrated Laboratory in Manado, on September to October 2018.
The study used extraction metode and the results of the study were presented in table form.
The results showed that there was a difference in the content of secondary metabolites in
babadotan (Ageratum Conyzoides L.) in different of height. The secondary metabolite
namely saponin found in the middle plain (700 m asl) but not found in the lowlands (320 m
asl) using extraction tests with ethanol solvents.

Key words : secondary metabolite; site height; saponin

PENDAHULUAN

Latar Belakang tersebut bersifat subyektif (Sukman dan


Yakup, 2002). Adapun manfaat gulma
Tumbuhan liar yang disebut gulma adalah sebagai berikut : 1). Menambah
dianggap selalu merugikan manusia karena kesuburan tanah terutama dalam bahan
mengganggu kegiatan pertanian. Definisi organik. 2). Mencegah atau mengurangi
gulma adalah tumbuhan yang merugikan timbulnya erosi. 3). Sebagai bahan pakan
manusia (Sembodo, 2010). Berbagai ternak.4). Bahan penutup tanah dalam
kerugian yang disebabkan oleh adanya bentuk mulsa atau serasah. 5). Sebagai
gulma diantaranya menurunkan hasil bahan makanan atau sayuran. 6). Sebagai
pertanian akibat persaingan (kompetisi) tanaman pagar atau hias. 7). Sebagai bahan
dalam hal pengambilan unsur hara, air, obat tradisional dan sebagai bahan pestisida
udara dan persaingan tempat. Disamping nabati. Keadaan suhu yang relative tinggi,
merugikan, gulma dapat memberikan cahaya matahari yang melimpah dan curah
manfaat bagi manusia, terutama bila hujan yang cukup untuk daerah tropik juga
kepentingan manusia terhadap tumbuhan mendorong gulma untuk tumbuh subur.

1
Akibatnya gulma menjadi masalah dalam Tujuan Penelitian :
budidaya tanaman pangan, perkebunan, Penelitian ini bertujuan untuk :
hortikultura, perairan dan lahan non 1. Mengetahui pengaruh ketinggian
pertanian lainnya (Sukman, 1991). tempat terhadap kandungan senyawa
Beberapa jenis gulma merupakan tumbuhan metabolit sekunder pada tanaman
yang berkhasiat sebagai tanaman obat. babadotan (Ageratum conyzoides L).
Adapula yang dapat dimanfaatkan sebagai
pestisida alami maupun sebagai bahan Manfaat Penelitian
pupuk organik yang ramah lingkungan. 1. Mendapatkan informasi dan
Rumput babadotan (Ageratum conyzoides menyebarluaskan informasi tentang
L.) adalah gulma, namun ternyata rumput kandungan metabolit sekunder Ageratum
gulma ini bisa dijadikan bahan untuk conyzoides L. pada ketinggian tempat
membuat pestisida nabati dan sebagai yang berbeda.
tumbuhan obat. Metabolit sekunder yang 2. Mendapatkan informasi untuk
terkandung dalam babadotan adalah Pemanfaatan Gulma sebagai bahan dasar
saponin, flavoid, polifenol, kumarine, pestisida organik.
eugenol, hydrogen, sianida dan minyak
atsiri. Kandungan fitokimia pada suatu
tanaman dipengaruhi beberapa faktor baik
internal maupun eksternal. Faktor internal METODOLOGI PENELITIAN
seperti Gen dan faktor eksternal
diantaranya seperti cahaya, suhu, Tempat dan Waktu Penelitian
kelembaban, Ph, kandungan unsur hara Penelitian ini dilaksanakan di.
didalam tanah dan ketinggian tempat. Laboratorium Terpadu Universitas Sam
Menurut Laily (2012), ketinggian tempat Ratulangi Manado. Penelitian dimulai
merupakan salah satu faktor yang bulan September hingga bulan Oktober
berpengaruh terhadap pertumbuhan suatu 2018.
tanaman. Sehingga diduga bahwa
perbedaan ketinggian tempat akan Bahan dan Alat Penelitian
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan Bahan yang digunakan yaitu daun
perkembangan tanaman. Akibatnya babadotan (Ageratum conyzoides L.)
serangkaian proses metabolisme pada diambil dari desa Tatelu Kecamatan
tanaman tersebut juga akan terganggu Dimembe Kabupaten Minahasa Utara pada
sehingga senyawa yang dihasilkan dari ketinggian 320 meter diatas permukaan
proses tersebut akan berbeda-pada setiap laut. dan desa Tember Kecamatan
ketinggian tempat. Pengendalian hama, Tompaso Kabupaten Minahasa pada
penyakit dan gulma menggunakan bahan ketinggian 700 meter diatas permukaan
kimia sangat berdampak pada lingkungan laut. Bahan pelarut Etanol, cairan (fecl3),
dan kesehatan manusia, apalagi petani larutan libermen buchard dan aquades.
seringkali melakukan penyemprotan tidak Alat yang digunakan yaitu gunting, blender
sesuai rekomendasi. penghalus, ayakan, gelas ukur, beaker
glass, alat saring, alat kocok atau vortex,
Perumusan Masalah timbangan digital, pipet, alat destilasi,
Berdasarkan latar belakang yang telah kuplat pemanas, oven pengering, alat tulis
disampaikan, maka rumusan masalah
kantor dan lain-lain.
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah pengaruh ketinggian tempat
terhadap kandungan metabolit sekunder
gulma Ageratum conyzoidesL. ?

2
Metode Penelitian : dengan suhu 60°C selama kurang
Menggunakan metode Ekstraksi : Sampel lebih 24 jam.
daun babadotan (Ageratum conyzoides L.) 12) Ekstrak sampel daun Babadotan
di keringanginkan, di haluskan kemudian (Ageratum Conyzoides L.) siap di
direndam menggunakan pelarut metanol, uji.
hasil residu dari rendaman di destilasi 13) Uji Alkaloid, dilakukan dengan
untuk pemisahan dari pelarut etanol hingga pencampuran reagen, diantaranya
mendapatkan ekstrak kemudian reagen dragen droff, wegner dan
dikeringkan menggunakan oven pengering mayer. Diuji dengan cara. 0,1 gr
dan ekstrak siap di uji untuk mendapatkan sampel ekstrak di timbang di dalam
hasil. tabung reaksi dan di teteskan reagen
tersebut sebanyak 2 ml, kemudian
Variabel yang diamati : dikocok menggunakan vortex dan
1) Kandungan Metabolit sekunder daun amati perubahan yang terjadi. Bila
Babadotan (Ageratum conyzoides L.) dengan pencampuran pereaksi
pada dataran reagen mayer terjadi perubahan
2) rendah (320 meter di atas warna menjadi kuning hingga coklat
permukaan laut) dan terbentuk endapan putih dan
3) Kandungan Metabolit sekunder daun pencampuran pereaksi reagen
Babadotan (Ageratum conyzoides L.) wegner terbentuk endapan putih
pada dataran menengah (700 meter hingga putih kabut serta
di atas permukaan laut) pencampuran pereaksi reagen
Prosedur Kerja dragen droff menjadi warna merah
1) Survey lokasi tempat tumbuh dan jingga dan terbentuk endapan
keberadaan Babadotan (Ageratum kuning kecoklatan maka sampel
conyzoidesL.) untuk dataran rendah tersebut positif mengandung
dan menengah. alkaloid.
2) Pengambilan gulma Babadotan 14) Uji Tanin, dilakukan dengan cara
(Ageratum conyzoides L.) 0,1 gr sampel di timbang di dalam
3) Pemisahan daun dari batang gulma tabung reaksi kemudian tambahkan
babadotan etanol 95% sebanyak 2,5 ml, di
4) Keringanginkan daun gulma kocok menggunakan vortex,
Babadotan diamkan lima detik kemudian pipet
5) Penghalusan dgn menggunakan alat lapisan atas (filtrat) dan pindahkan
blender penghalus. dalam tabung reaksi, ambil satu
6) Proses pengayakan menggunakan (ml) filtrate, tambahkan dua tetes
ayakan 40 mes cairan (FeCl3) 1 % kemudian di
7) Pengukuran sampel sebanyak 50 g. kocok menggunakan vortex, amati
8) Perendaman sampel (serbuk) warna yang terjadi. Apabila terjadi
sebanyak 50g dalam 250 ml pelarut warna hitam kehijauan, berarti
etanol 75% selama 24 jam sampel tersebut positif mengandung
9) Penyaringan sampel untuk tanin
mengambil cairan (supernatan) 15) Uji Flavonoid, dilakukan dengan
10) Pemisahan sampel dgn pelarut cara 0,05 gr sampel ditimbang
etanol menggunakan alat destilasi dalam tabung reaksi kemudian
sederhana untuk mendapatkan tambahkan etanol 95% sebanyak
ekstrak sampel. 2,5 ml L, bakerglass yang berisi air
11) Ekstrak sampel dikeringkan diletakkan/dipanaskan sampai
menggunakan oven pengering mendidih diatas kuplat kemudian

3
masukan tabung reaksi yang berisi tersebut positif mengandung
sampel dan diamkan selama 10 saponin.
menit, setelah itu di dinginkan, 17) Uji Steroid, 0,1 gr sampel
ambil satu ml filtrat (cairan lapisan ditimbang kemudian ditambahkan 1
atas), kemudian tambahkan dua ml larutan libermen buchard
tetes (Hcl pekat), tambahkan bubuk kemudian di vortex, bila terjadi
(mg) 0,2 gr dan dikocok perubahan warna biru kehijau-
menggunakan vortex, diamkan tiga hijauan, itu menunjukan sampel
detik, amati warna yang terjadi. positif mengandung steroid.
Apabila terjadi warna merah (Simbala, Herly E.I.2009)
kekuningan, berarti sampel tersebut
positif mengandung flavonoid
16) Uji Saponin, dilakukan dengan cara HASIL DAN PEMBAHASAN
0,05 gr sampel ditimbang dalam
tabung reaksi kemudian tambahkan Hasil uji kandungan metabolit
etanol 95% sebanyak tiga ml, sekunder dalam daun babadotan
bakerglass yang berisi air Agertum conyzoides L. pada dataran
diletakkan/dipanaskan sampai rendah dan dataran menengah
mendidih diatas kuplat kemudian menunjukan bahwa dataran
masukan tabung reaksi yang berisi menengah memliki kandungan
sampel dan diamkan selama 15 metabolit sekunder yang berbeda
detik (jangan ditutup), diangkat dan dibandingkkan dengan di dataran
di dinginkan, disaring, residu rendah. Hasil penelitian disajikan
(endapan) tambahkan aquades dalam tabel 1.
sebanyak tiga ml, dikocok kuat
kuat. Kalau ada busa setinggi
kurang lebih satu cm, dan bertahan
selama 15 detik, berarti sampel

4
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kandungan Metabolit Sekunder Pada Daun Babadotan Dataran rendah (320
meter di atas permukaan laut) dan menengah (700 meter di atas permukaan laut).

Uji Pereaksi Sampel Babadotan Keterangan

Dataran Dataran
rendah menengah

Meyer Menjadi warna kuning hingga coklat


dan Terbentuk endapan putih hingga
putih kabut
Dragendroff Menjadi warna merah jingga dan
Alkaloid + + terbentuk endapan berwarna kuning
kecoklatan
Wegner Terbentuk endapan putih hingga
putih kabut
Tanin Etanol + + Terjadi perubahan warna menjadi
hitam kehijauan
FeCl3

Etanol

Flavonoid Hcl pekat - - Tidak terjadi perubahan warna

Bubuk Mg

Etanol Pada sampel dari dataran


menengah terbentuk busa saat di
Saponin aquades - + vortex

Steroid Libermen buchard - - Tidak terjadi perubahan warna

Sumber: Analisis data, 2019

Pembahasan dingin suatu daerah. setiap daerah yang


Senyawa metabolit sekunder ketinggian tempatnya berbeda akan
adalah senyawa hasil metabolisme menghasilkan suhu yang berbeda.
sekunder yang tidak terdapat secara Ketinggian tempat merupakan salah satu
merata pada dalam makhluk hidup dan faktor yang berpengaruh terhadap
ditemukan dalam jumlah sedikit. pertumbuhan suatu tanaman.
Kandungan metabolit sekunder pada Serangkaian proses metabolisme pada
suatu tanaman dipengaruhi oleh beberapa tanaman akan terganggu sehingga
faktor baik internal maupun eksternal. senyawa yang dihasilkan dari proses
Faktor internal seperti gen dan faktor tersebut akan berbeda pada setiap
eksternal diantaranya seperti cahaya, ketinggian tempat.
suhu, kelembaban, pH, kandungan unsur Hasil analisis menunjukan bahwa
hara didalam tanah dan ketinggian ketinggian tempat dapat mempengaruhi
tempat. Suhu udara dipermukaan bumi kandungan metabolit sekunder pada
adalah relative, suhu merupakan besaran babadotan (Ageratum conyzoides L)
yang menyatakan derajat panas dan Kandungan saponin terdapat pada dataran
5
menengah 700 mdpl tetapi tidak terdapat Dalimartha, S. 2002. Ramuan Tradisional
pada dataran rendah 320 mdpl Uuntuk Pengobatan Kanker. PT
dikarenakan adanya perbedaan dalam Penebar Swadaya. Jakarta. 98
faktor fisik berupa suhu dan kelembaban hlm.
antara dataran rendah dan dataran Haslem, E. 1989. Plant poliyphenol:
menengah. Semakin tinggi dataran, maka Vegetal tannin relisted-chemistry
suhu semakin rendah. and pharmacology of natural
products. Cambridge University
Press, pp: 169.
KESIMPULAN DAN SARAN Laily AN, Suranto, Sugiyarto. 2012.
Characteristices of Carica
Kesimpulan pubescens of Dieng Plateau
Berdasarkan hasil penelitian dapat Central Java according to its
disimpulkan bahwa : morphology, antioxidant and
protein pattern. Nusantara
1) Perbedaan ketinggian tempat Bioscience 4 No. 1, halaman 16-
mempengaruhi kandungan 21.
metabolit sekunder yaitu saponin Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan
pada tumbuhan babadotan Pengeloaannya. Graha Ilmu.
Ageratum conyzoides L. yang Yokyakarta. 163 hlm.
hanya ditemukan pada dataran Sovia Lenny, S. M. 2016. Senyawa
menengah sedangkan metabolit Flavonoida, Fenilpropanoida, dan
sekunder alkaloid, tannin terdapat Alkaloida. MedanUSU
pada kedua ketinggian tempat Repository.
pengambilan sampel. Sukman Y, Yakup.1991. Gulma dan
Tekhnik Pengendaliannya.
Saran Jakarta: Rajawali Pers.
Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk Sukman, Y dan Yakup. 2002.Gulma Dan
mengetahui kandungan metabolit Teknik Pengendaliannya. PT Raja
sekunder pada tumbuhan babadotan Grafindo Persada, Jakarta.
dataran tinggi (1000 mdpl). Sudarmadji, S. 2003 Mikrobiologi
Pangan. Yogyakarta: PAU
Pangan dan Gizi UGM.
Simbala, Herly E. I. 2009. Analisis
Senyawa Alkaloid beberapa jenis
DAFTAR PUSTAKA tumbuhan obat sebagai bahan
aktif fitofarmaka
BB Biogen, 2019. Metabolit Sekunder: Van Steenis, C.G.G.j. 2005. Flora.
Jalur pembentukan dan Jakarta. PT Pradnya Pramita.
kegunaannya. BB Biogen. Badan
Litbang Bioteknologi &
Sumberdaya Genetik Pertanian,
Kampus Penelitian Pertanian,
Cimanggu, Kota Bogor.
http://biogen.litbang.pertanian.go
.id/2013/08/metabolit-sekunder-
jalur pembentukan-dan-
kegunaannya/. Diakkses 1April
2019.

Anda mungkin juga menyukai